Anda di halaman 1dari 14

PAVING BLOCK

Teori Tentang Paving Block

 Paving block mulai dikenal dan dipakai di


Indonesia terhitung sejak tahun 1977/1978,
dimulai dengan pemasangan trotoar di Jalan
Thamrin dan untuk terminal bis Pulogadung,
keduanya di Jakarta.
 Sekarang pemakaiannya sudah tersebar di
seluruh kota di Indonesia, baik digunakan
sebagai;
 tempat parkir, terminal, jalan setapak dan juga
perkerasan jalan di kompleks-kompleks
perumahan serta untuk keperluan lainnya.
Cara pembuatan paving block yang biasanya digunakan
dalam masyarakat dapat diklasifikasikan menjadi dua
metode, yaitu :
 Metode Konvensional: Pembuatan paving blok cara
konvensional dilakukan dengan menggunakan alat
gablokan dengan beban pemadatan yang berpengaruh
terhadap tenaga orang yang mengerjakan.
 Metode Mekanis: metode ini biasa disebut metode press.
Metode ini masih jarang digunakan karena untuk
pembuatan paving blok dengan metode mekanis
membutuhkan alat yang harganya relatif mahal.
Data Teknis
Membuat paving blok dengan menggunakan jenis bahan semen
PC dan pasir pasang yang disaring dengan ayakan 1 cm dengan
perbandingan campuran yang telah disesuaikan dengan
kebutuhan. Sedangkan mutu paving blok dapat disesuaikan
dengan penggunaan dan kebutuhan dengan cara mengolah
perbandingan campuran bahan.

Contoh:
Paving blok untuk halaman rumah biasanya dibuat dengan
perbandingan campuran 1 PC : 5 pasir.
Paving blok untuk jalan biasanya dibuat dengan perbandingan
campuran 1 PC : 3 pasir.
Prosedur Atau Langkah-Langkah
Pembuatan Paving Blok
 Tentukan perbandingan campuran yang akan dipergunakan
(misal: 1 PC : 5 pasir atau 1 PC : 3 pasir).
 Setelah bahan ditakar sesuai dengan perbandingan campuran,
campur dan aduk sampai rata dalam keadaan lembab.
 Masukkan bahan yang telah dicampur kedalam cetakan dan
padatkan dengan cara ditumbuk-tumbuk dalam cetakan,
kemudian cetakan dibalik dan diangkat secara perlahan-lahan.
 Setelah tercetak, simpan paving ditempat yang teduh dan
lembab.
 Setelah 24 jam, paving dilepas dari plat alasnya dan direndam
dalam air selama 3 hari.
 Selanjutnya paving diangin-anginkan dan diangkat selama 14
hari, setelah kering paving siap dipakai setelah umur 28 hari.
Keuntungan Paving Block
 Dapat diproduksi secara massal.
 Dapat diaplikasikan pada pembangunan jalan dengan tanpa
memerlukan keahlian khusus.
 Pada kondisi pembebanan yang normal paving block dapat digunakan
selama masa-masa pelayanan dan paving block tidak mudah rusak.
 Paving block lebih mudah dihamparkan dan langsung bisa digunakan
tanpa harus menunggu pengerasan seperti pada beton
 Paving block memiliki nilai estetika yang unik terutama jika didesain
dengan pola dan warna yang indah (www.paving.org.uk).
 Perbandingan harganya lebih rendah dibanding dengan jenis
perkerasan konvensional yang lain.
 Pemasangannya cukup mudah dan biaya perawatannya pun murah
Lanjutan...Keuntungan Paving
Block
 Tidak menimbulkan kebisingan dan gangguan debu
pada saat pengerjaannya.
 Paving block menghasilkan sampah konstruksi lebih
sedikit dibandingkan penggunaan pelat beton.
 Adanya pori-pori pada paving block meminimalisasi
aliran permukaan dan memperbanyak infiltrasi dalam
tanah.
 Perkerasan dengan paving block mampu menurunkan
hidrokarbon dan menahan logam berat.
Paving block untuk lantai harus mempunyai kekuatan fisik
sebagai berikut:
Mutu Kegunaan Kuat tekan Ketahanan Aus Penyerapan
air rata-
rata maks
(%)
A Perkerasan jalan 400 350 0,0090 0.103 3
B Tempat parkir mobil 200 170 0,1300 1,149 6
C Pejalan kaki 150 125 0.1600 1,184 8
D Taman Kota 100 85 0,2190 0,251 10
CONCRETE BLOCK

CON BLOCK adalah: Bata berlubang yang dibuat dengan cara memadatkan pasir dan
semen. Con Block masuk kategori ‘BATU BUATAN YANG TIDAK DIBAKAR’
BAHAN DASAR CONBLOCK
1. semen
2. air
3. agregat (umumnya berukuran maks. 10mm)
Bahan tambahan (additives) dan atau zat kimia tambahan (admixtures) kadang digunakan untuk
menghasilkan produk yang lebih bervariasi.
 contoh bahan tambahan : pigment pewarna
 contoh zat kimia tambahan : accelerators, water reducing agents

TIPE CONBLOCK
1. Conblock Agregat
2. Conblock Berongga
PENCETAKAN
I. Conblock Agregat (Aggregate Concrete Block)
1. Semua bahan diaduk hingga tercampur rata
2. Bahan dipadatkan dalam cetakan
3. Segera lepaskan dari cetakan sehingga cetakan bisa digunakan berulangkali.
4. Pengeringan dengan suhu atmosfer ± 12 jam, kemudian boleh diletakkan di luar sampai umur 28 hari.

II. Conblock Berongga (Aerated Concrete Block)


1. Bahan-bahan seperti semen/lime, air yang dipanaskan, bahan yang mengandung silika diaduk
bersama tepung alumunium hingga tercampur rata.
2. Menjelang adukan mulai mengeras, adukan dituang dan dipotong sesuai ukuran yang dikehendaki dg
mesin pemotong.
3. Potongan block ditempatkan pada autoclave (ruang uap bertekanan tinggi) selama ± 24 jam.
BENTUK DAN UKURAN
Bentuk dan ukuran conblock lebih besar dari bata.

Panjang (mm) Lebar (mm) Tebal (mm)


390 190
440 140
440 190
440 215 60, 75, 90, 100, 140,
440 290 150, 190, 200, 215
590 140
590 190
590 215

SIFAT-SIFAT (PROPERTIES)
 Tergantung pada tingkat variasi dan proporsi bahan penyusun, proses pembuatan, metode,
lamanya perawatan, dan bentuk serta ukuran.

KEPADATAN (DENSITY)
 Tergantung pada kepadatan, ukuran dan gradasi agregat, bentuk, tingkat pemadatan atau
peronggaan.
KEKUATAN (STRENGTH)
 Kuat tekan conblock tergantung pada proporsi campuran, tingkat pemadatan, tipe agregat dan
perawatan.
 Kuat tekan diartikan sebagai nilai rata-rata minimum dari sepuluh block. Nilai satu conblock
terkecil tidak kurang dari 80% nilai rata-ratanya. Bentuk dan ukuran benda uji harus seragam.
 Kekuatan conblock 2.8 – 35 MPa, tapi dengan pertimbangan ekonomis dalam praktek digunakan
20 Mpa, dan yang paling umum digunakan adalah 3.5 – 10 MPa

MODULUS ELASTISITAS (E)


 Modulus Elastisitas berkaitan dengan kekuatan.
 Peningkatan nilai E maka kekuatan juga meningkat
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai