Anda di halaman 1dari 22

Materi Minggu XII

Teknologi Beton

Pengertian
Mortar

atau spesi adalah campuran antara bahan


perekat, agregat halus dan air yang diaduk sampai homogen.
Mortar dipakai untuk :
a. Perekat antar bata merah, perekat antar beton pada
pembuatan dinding tembok, perekat antar batu pada
pasangan batu
b. Pembuatan bata beton, genteng beton, buis beton, dan
sebagainya.
Adukan mortar dibuat kelecakannya cukup baik sehingga
mudah dikerjakan.
Ukuran kelecakan dilakukan dengan uji sebar dengan alat
berupa meja sebar.

Proses pembuatan mortar

Proses pembuatan acian

Macam-Macam Mortar
Ada beberapa macam mortar sesuai dengan bahan ikatnya:
1. Mortar lumpur, dibuat dari campuran air, tanah liat/lumpur, dan
agregat halus.
Mortar lumpur dipakai untuk bahan dinding tembok atau bahan
tungku api di pedesaan
2. Mortar kapur, dibuat dari campuran air, kapur, dan agregat
halus.
Mortar ini biasanya dipakai untuk perekat bata merah pada
dinding tembok bata, atau perekat antar batu pada pasangan
batu.
3. Mortar semen, dibuat dari campuran air, semen portland, dan
agregat halus.
Mortar semen biasanya digunakan sebagai bahan untuk
membuat tegel, batako, paving block, buis beton, dan sebagainya

4. Mortar khusus, dibuat dengan menambahkan bahan khusus


pada mortar 2) dan 3) di atas dengan tujuan :
a. Mortar ringan, diperoleh dengan menambahkan asbestos
fibers, jute fibres (serat rami), butir-butir kayu, serbuk gergaji
kayu, dan sebagainya.
Mortar ini baik untuk bahan isolasi panas atau peredam suara
b. Mortar tahan api, diperoleh dengan menambahkan bubuk
bata-api dengan aluminous cement.
Mortar ini biasa dipakai untuk tungku api dan sebaginya.
Mortar disebut juga plesteran digunakan melapisi pasangan batu

bata, batu kali maupun batu cetak ( batako ) agar permukaannya


tidak mudah rusak dan kelihatan rapi dan bersih.
Pekerjaan

memplester juga dilakukan pada pasangan


pondasi, pasangan tembok dinding rumah, lantai batu
bata, lisplang beton, dan sebagainya.

MORTAR :
1. Perbandingan volume campuran
1 Semen : 4 Pasir bersih
2. Diaduk secara merata dan pulen (air
secukupnya)

Sifat-Sifat Mortar
Mortar yang baik harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
a. Murah
b. Tahan lama (awet)
c. Mudah dikerjakan (diaduk, diangkut, dipasang, diratakan)
d. Merekat dengan baik dengan bata merah, bata-beton, dan
sebagainya
e. Cepat kering/keras
f. Tahan terhadap rembesan air
g. Tidak timbul retak-retak setelah mengeras.

Pada umumnya kuat tekan mortar semen berkisar antara 3 17

MPa sedangkan mortar kapur antara 0,4 1,7 MPa.


Mortar semen mempunyai berat jenis antara 1,80 2,20
sedangkan mortar kapur 1,80 1,90.

Pengujian Mortar
Pengujian yang dilakukan terhadap adukan mortar adalah uji

kelecakan, sedangkan terhadap mortar yang sudah keras adalah


uji kuat tekan, uji kuat tarik, dan uji kuat lekat.

1. Uji kelecakan adukan mortar, dengan alat meja sebar (flow table)
Caranya : adukan mortar dimasukkan ke dalam bejana (kerucut
dengan diameter bawah 100mm, diameter atas 70 mm, tinggi 50
mm) yang ditaruh diatas meja sebar (diameter 300 mm, tebal 20
mm), kemudian bejana diangkat lurus ke atas. Periksa apakah
adukan mortar berbentuk seperti kerucut (bentuk bejana).
Bila adukan berguguran maka perlu diulang, namun bila
bentuknya baik maka langkah berikutnya yaitu penggetaran
meja sebar siap dilakukan.

Penggetaran meja sebar dilakukan dengan cara menaikan meja


setinggi 12,5 mm (1/2 inci) lalu menjatuhkannya berulangulang, sebanyak 25 kali dalam waktu 15 detik. Selanjutnya diukur
lagi diameter dasar kerucut.
d1

d0

(a) Mortar sebelum diuji

(a) Mortar sesudah diuji

Gambar 1. Alat uji meja sebar

Penyebaran diameter dasar kerucut dihitung dengan rumus :

Nilai sebar = d1 d0 x 100%


d0
Semakin besar nilai sebar berarti semakin encer adukan
mortarnya.
2. Uji Kuat Tekan
Dilakukan dengan membuat kubus mortar ukuran sisi antara 50
sampai 100 mm yang setelah keras (umur 3, 7, 14 atau 28 hari)
ditekan dengan mesin uji tekan. Nilai kuat tekan diperoleh
dengan membagi besar beban tekan maksimum (N) dengan luas
penampang benda uji (mm2).

3. Uji Kuat Tarik


Dilakukan dengan membuat mortar dalam bentuk benda uji
seperti angka delapan. Benda uji mortar ini setelah keras
kemudian ditarik dengan alat uji cement briquettes. Nilai kuat
tarik yang diperoleh dihitung dari besar beban tarik maksimum
(N) dibagi dengan luas penampang yang terkecil (mm2).
4. Uji Kuat Rekat
Dilakukan dengan bantuan dua buah bata merah. Bata merah
pertama ditaruh di bawah bata merah kedua, dengan arah
sumbu saling tegak lurus sedemikian rupa sehingga luas bidang
lekat sebesar b x b mm2 ( b ialah lebar bata merah). Kedua bata
tersebut direkatkan dengan mortar . Setelah mortar keras
kemudian kedua bata merah dibelah dengan gaya tarik yang
secara pelan-pelan dinaikkan sampai kedua bata merah terpisah.
Kuat rekat diperoleh dengan membagi beban tarik maksimum
(N) dengan luas bidang lekat (mm2).

Pemasangan Mortar
Hal-hal yang harus diperhatikan pada waktu pemasangan mortar :
1. Bata merah atau batu yang direkatkan dengan mortar harus di
rendam dahulu dalam air sampai jenuh sebelum dikerjakan.
2. Mortar harus segera dipasang di tempat yang diinginkan setelah
diaduk.
3. Adukan mortar harus diusahakan yang sekental-kentalnya,
tetapi yang masih plastis dan dapat dikerjakan
4. Bangunan yang dibuat dengan mortar harus selalu dibasahi atau
dilembabkan selama kurang lebih satu minggu.
5. Bangunan yang dibuat dari mortar tidak boleh dibebani sebelum
mortarnya keras.

Mesin Cetak Batako dan pemasangan batako

Proses Pembuatan Batako

Cetak bentuk batako

Cetakan batako dapat


dilepas setelah satu hari

Cetakan kayu untuk membuat tujuh bata sekaligus

Cara pemasangan batu bata

Mortar Instan

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai