Anda di halaman 1dari 16

TUGAS KONSTRUSI BATU TENTANG

PAVING BLOCK

OLEH :

- I PUTU ADI SEPTIANA PUTRA (03)


- I WAYAN DONI ASTRAWAN (16)
- I PUTU ERICK SUDANA (17)
- I GEDE OKTA WINANGUN (24)
- I MADE TEGUH DWIPAYANA (31)

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


(SMK) NEGERI 1 DENPASAR
2016 – 2017

1|Page
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami
juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah tentang keramik ini dapat


menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke
depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami


yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu
kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

2|Page
DAFTAR ISI
Halaman

JUDUL i
PENGESAHAN PEMBIMBING ii
KATA PENGANTAR iii

BAB I PENDAHULUAN 4
1.1 Pengertian Paving Block 4
2.2 Tujuan Pemasangan 5
3.3 Syarat – Syarat Pemasangan Paving 5

BAB II TEKNIK PEMBUATAN PAVING BLOCK 6


2.1 Teknik Manual 6
2.2 Teknik Konvensional 8

BAB III Jenis – Jenis Paving 9


3.1 Paving Batu Bata 9
3.2 Paving Cacing 10
3.3 Paving Segitiga 10
3.4 Paving Hexagon 10
3.5 Paving Topi Uskup 11
3.6 Paving Grass Block 11
3.7 Paving Classic 11

BAB IV CARA PEMASANGAN PAVING 12


4.1 Pengertian Umum 12
4.2 Alat dan Bahan 12
4.3 Langkah Pemasangan 13

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 16


5.1 Kesimpulan 16
5.2 Saran 16

3|Page
PAVING BLOCK

A. Pengertian Paving Block


Paving block atau blok beton terkunci menurut SII.0819-88 adalah suatu
komposisi bahan bangunan yang terbuat dari campuran semen portland atau
bahan perekat hidrolis lainnya, air dan agregat dengan atau tanpa bahan
tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu beton tersebut.

Sedangkan menurut SK SNI T-04-1990-F, paving block adalah segmen-segmen


kecil yang terbuat dari beton dengan bentuk segi empat atau segi banyak yang
dipasang sedemikian rupa sehingga saling mengunci (Dudung Kumara, 1992;
Akmaluddin dkk. 1998).
1.1 Pengertian Umum

Paving blok adalah batu cetak yang berasal dari campuran bahan bangunan
berupa pasir dan semen PC dengan perbandingan campuran tertentu, yang
mempunyai beberapa variasi bentuk untuk memenuhi selera pemakai.
Penggunaan pavin blog ini disesuaikan dengan tingkat kebutuhan, misalnya saja

4|Page
untuk halaman rumah tentu berbeda dengan jalan maupun halaman parkir,
karena mutu paving yang digunakan berbeda. Untuk jalan atau halaman parkir
mutu paving yang digunakan lebih baik dibanding dengan halaman rumah
karena muatan yang bekerja tidak sama.

Bagaimana teknik pembuatan paving block secara manual? Paving block adalah
bahan bangunan yang biasa digunakan untuk lapisan perkerasan permukaan
tanah. Paving block berbentuk balok yang memiliki ukuran tertentu dan cara
pemasangannya dilakukan dengan menyusunnya sesuai pola yang diinginkan.
Paving block banyak dipilih karena mudah dipasang, harganya cukup murah,
dan memiliki daya resap air yang bagus.

Bahan baku paving terdiri atas pasir yang mempunyai tingkat kekerasan yang
baik dan semen portland sebagai material pengikat. Beberapa produsen ada pula
yang kerap menambahkan abu batu (fly ash), kerikil, dan admixture ke dalam
komposisi campuran paving block untuk menghasilkan material dengan
spesifikasi yang berbeda.

Menurut SNI 03-6861.1-2002 tentang Spesifikasi Bahan Bangunan bagian A


mengenai bahan bangunan bukan logam menyebutkan bahwa agregat-agregat
yang dipakai dalam pembuatan beton (termasuk paving block) harus memenuhi
persyaratan di antaranya :

1. Butirannya keras dan tajam


2. Kekal terhadap pengaruh cuaca yang ekstrim
3. Tidak mengandung lumpur
4. Modulus halus butir sesuai ketetapan gradasi
5. Khusus beton yang sangat awet, agregat halus tidak boleh reaktif pada
alkali
6. Pemakaian agregat halus dari rantai harus seizin lembaga pemeriksa yang
diakui

5|Page
B. TEKNIK PEMBUATAN PAVING

Ada tiga teknik pembuatan paving block yaitu teknik konvensional, teknik
semi-mekanis, dan teknik mekanis. Pada pembuatan paving block dengan
teknik konvensional, seluruh pekerjaanya masih dilakukan secara manual
dengan tangan. Berbeda halnya dengan teknik semi-mekanis dan teknik
mekanis yang memungkinkan pencetakan paving block dikerjakan memakai
bantuan mesin mixer serta mesin press.

Pada prinsipnya, proses pembuatan paving block secara manual dilakukan


dengan memasukkan adukan ke dalam cetakan. Kemudian adukan tersebut
dipadatkakn menggunakan alat pemukul yang berbentuk seperti tameng. Proses
selanjutnya adalah mengeluarkan paving block mentah lalu menjemurnya
sampai benar-benar kering.

2.1 PEMBUATAN PAVING SECARA MANUAL :

- Alat dan Bahan :

 Cetakan (segi empat, segi enam, cacing, dan sebagainya)


 Tongkat pemukul
 Pasir kualitas baik yang telah diayak dan dicuci
 Semen portland
 Abu batu
 Air

6|Page
Cara Membuat :

1. Buat adukan pertama sebagai bahan baku paving block terlebih dahulu.
Caranya dengan mencampurkan semen dan pasir memakai perbandingan
1:3, 1:4, 1:5, atau 1:6. Perlu diketahui, komposisi bahan-bahan penyusun
ini berpengaruh besar terhadap kuat tekan paving block yang dihasilkan.
2. Tambahkan air secukupnya ke dalam adukan beton tadi. Pastikan hasil
adukannya tidak terlalu basah. Periksa kelayakan adukan tersebut dengan
menggenggamnya memakai tangan, lalu rasakan apakah sudah cukup
kuat.
3. Bikin lagi adukan kedua dengan mencampurkan pasir dan semen
secukupnya lalu percikkan air sedikit saja agar semen bisa mengikat
pasir. Aduk campuran ini hingga benar-benar merata dan kondisinya agak
basah. Adukan kedua ini berguna untuk membungkus adukan pertama
sehingga tidak lengket pada cetakan.
4. Masukkan adukan kedua ke dalam cetakan sedemikian rupa. Setelah itu,
hamparkan adukan pertama di atasnya. Jika mau, Anda bisa
menambahkan bahan campuran di tengah-tengah lapisan kedua adukan
tersebut untuk menghasilkan paving block yang berkarakteristik tertentu.
5. Jangan lupa atur terlebih dahulu posisi bagian-bagian cetakan dan
pastikan semuanya beres. Gunakan tongkat untuk memadatkan adukan
paving block di dalam cetakan dengan memukulnya berkali-kali sampai
diperoleh tingkat kepadatan yang diinginkan.
6. Proses selanjutnya adalah mengeluarkan hasil cetakan yang telah jadi,
lalu menempatkannya di ruang pengeringan. Sebaiknya paving block
mentah ini diletakkan di bidang yang mempunyai permukaan rata.
7. Pengujian kualitas bisa dilakukan dengan mengubah posisi paving block
yang baru saja dicetak menjadi berdiri. Paving block yang bermutu bagus
ditandai dari bentuknya yang tetap dan tidak mengalami
perubahan/kerusakan.

7|Page
2.2 PEMBUATAN PAVING DENGAN MESIN

A. ALAT DAN BAHAN :

 Cetakan (segi empat, segi enam, cacing, dan sebagainya)


 Tongkat pemukul
 Pasir kualitas baik yang telah diayak dan dicuci
 Semen portland
 Abu batu
 Air
 Mesin Press

Adapun untuk proses produksi paving block dengan menggunakan mesin press
hidrolik adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan pasir yang halus atau pasir yang sudah di saring terlebih dahulu
2. Sisa pasir yang sudah difilter dicampur dengan semen dan diaduk hingga
merata lalu ditambahkan air
3. Campuran sisa pasir, air dan semen tersebut diaduk kembali hingga merata
untuk selanjutnya siap digunakan sebagai bahan pembuat paving block
4. Adukan yang sudah siap untuk digunakan lalu ditempatkan di mesin pencetak
paving block dengan menggunakan sekop dan dengan waktu yang bersamaan
boleh ditambahkan pasir hasil hasil filter tadi
5. Dengan menggunakan lempengan besi khusus tersebut dipress atau ditekan
hingga padat dan merata
6. Paving block yang mentah atau baru dicetak tersebut untuk selanjutnya
dikeluarkan dari mesin cetak dengan cara menempatkan potongan papan di atas
seluruh permukaan mesin pencetak
7. Lalu papan tersebut dikeluarkan secara otomatis menggunakan conveyor
pallet transfer, sehingga paving block yang baru cetak tersebut keluar dari alat
cetaknya
8. Proses berikutnya yaitu proses curing dan pengeringan, dimana paving block
mentah atau baru cetak tersebut dijemur dibawah terik matahari selama 28 hari
sehingga didapat paving block yan sudah matang dan siap untuk dipasarkan.

8|Page
C.JENIS – JENIS PAVING BLOCK

Menurut bentuk dan ukurannya, apa sajakah jenis-jenis paving block itu?
Paving block bisa menjadi salah satu alternatif terbaik sebagai material
perkerasan jalan. Ini dikarenakan bahan bangunan yang terbuat dari campuran
abu, semen, dan batu ini mempunyai struktur yang sangat kuat dan kokoh.
Tampilan jalan yang ditutupi oleh paving block juga tampak menarik. Di
samping itu, jalan paving block pun masih memungkinkan air untuk terserap ke
pori-pori tanah sehingga dapat menjaga persediaan air tanah serta
meminimalisir terjadinya banjir.

Seiring dengan perkembangannya, para produsen paving block terus melakukan


inovasi terhadap bahan bangunan buatannya. Inovasi tersebut juga mencakup
bentuk dan ukuran paving block yang kini semakin beraneka ragam. Jika dulu
kita hanya mengenal paving block yang berbentuk bata atau segi enam, berbeda
dengan pilihan model paving block yang ada banyak sekali. Di antaranya yaitu
trihex, hexagon, hexantik, unipave, classic, truepave, kapak, grassblock, topi
uskup, segi tiga, segi empat, segi lima, dan lain-lain.

1. Paving Block Batubata

Ini dia paving block yang paling banyak digunakan. Bentuknya balok
menyerupai batubata. Ukuran penampang yang umum dari paving block ini
adalah 10,5 x 21 cm. Sedangkan ukuran ketebalannya yaitu 6 cm, 8 cm, dan 10
cm. Setiap 1 m bidang membutuhkan setidaknya 44 buah paving block
batubata. Selain berwarna abu-abu, saat ini juga sudah ada paving yang
warnanya merah dan hitam.

9|Page
2. Paving Block Unipave (Cacing)

Salah satu jenis paving block yang memiliki bentuk unik ialah unipave (cacing).
Paving ini biasanya mempunyai dimensi 11,5 x 22,5 cm dan ketebalannya 6 cm,
8 cm, atau 10 cm. Kebutuhan paving block ini sekitar 39 buah/m2. Model
paving ini juga tersedia dalam pilihan warna abu-abu, merah, dan hitam.

3. Paving Block Trihex (Segi Tiga)

Paving block yang berbentuk segi tiga juga cukup digemari oleh masyarakat di
Indonesia. Biasanya, ukuran paving block trihex ini yaitu 19,7 x 9,6 cm. Untuk
ketebalannya berkisar antara 6-10 cm. Ada tiga pilihan warna dari paving ini
seperti abu-abu, hitam, dan merah. Dibutuhkan 39 buah paving block trihex
untuk membentuk bidang seluas 1 m2.

4. Paving Block Hexagon (Segi Enam)

Paving block dengan model ini juga mempunyai penggemar yang cukup
banyak. Ini dikarenakan tampilan susunannya yang unik menyerupai sarang
lebah. Paving dengan tipe hexagon biasanya memiliki dimensi 20 x 20 cm.
Ketebalannya meliputi 6 cm, 8 cm, dan 10 cm. Anda memerlukan paving ini
kurang lebih sebanyak 27 buah untuk membuat jalan seluas 1 m2.

10 | P a g e
5. Paving Block Topi Uskup

Dinamakan topi uskup karena susunan paving-paving block ini membentuk pola
yang tampak seperti topi uskup. Penampangnya rata-rata mempunyai ukuran
panjang 30 cm, lebar 21 cm, dan tebal sekitar 6 cm, 8 cm, atau 10 cm. Di dalam
setiap 1 m2 berisi paving block ini sejumlah 25 buah. Warna yang tersedia
meliputi abu-abu, hitam, dan merah.

6. Paving Block Grassblock

Jika Anda menginginkan paving block yang bentuknya lain daripada yang lain,
Anda bisa memilih paving block yang berjenis grassblock. Ada dua tipe dari
paving ini antara lain grassblock L5 dan grassblock L8. Grassblock L5
berukuran 40 x 40 x 8 cm yang berisi sekitar 6,25 buah/m2. Sedangkan
grassblock L8 berukuran 30 x 45 x 6 cm atau 30 x 45 x 8 cm yang berisi 7,5
buah/m2.

7. Paving Block Classic

Paving block classic tentu saja sangat bagus apabila digunakan untuk
menciptakan desain klasik pada suatu area. Karena bentuknya menyerupai
bunga, beberapa orang juga menyebutnya dengan paving block bunga. Jenis
paving block yang satu ini paling pas dipakai untuk mendukung keperluan
estetika. Anda membutuhkan paving block classic sejumlah 32 buah per meter
persegi.
11 | P a g e
D.PEMASANGAN PAVING BLOCK

Dalam memasang paving block, kita harus benar-benar memperhatikan tingkat


ketepatannya dan ksesuaiannya dengan prosedur. Tujuannya ialah agar struktur
pasangan yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik, rapi, dan awet. Menurut
SNI 03-2403-1991 tentang Tata Cara Pemasangan Blok Beton Terkunci untuk
Permukaan Jalan, pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan paving block
antara lain pemasangan paving block baru, pembongkaran pasangan paving
block lama, perataan (leveling) tanah dasar di bawah lapisan pasir, pengadaan
alat bantu kerja, dan uji laboratorium untuk mengetahui mutu kuat tekan jalan
paving tersebut.

Bahan-bahan yang diperlukan :

 Paving block yang memiliki spesifikasi sesuai dengan kebutuhan. Apakah


paving block yang berbentuk persegi atau segi banyak? Apakah paving
block yang mempunyai ketebalan 60 mm, 80 mm, atau 100 mm? Apakah
paving block yang bermutu fc’ 37,35 Mpa atau fc’ 27,00 Mpa? Apakah
paving block yang berwarna abu-abu, hitam, atau merah?
 Pasir yang memiliki ukuran butir yang tajam sekitar 2,4 mm dan telah
diayak. Kandungan air di dalam pasir tersebut juga sebaiknya tidak boleh
lebih dari 5 persen dengan kandungan lumpur maksimal 10 persen.
Spesifikasi pasir seperti ini memungkinkan air yang mengalir di atasnya
dapat meresap ke dalam pori-pori tanah dengan lancar.

Ala-alat yang digunakan :

 Benang
 Jidar
 Sapu lidi
 Potongan besi
12 | P a g e
 Sikat ijuk
 Pemadat penggetar (vibro compactor)
 Songkro
 Palu kayu
 Lori
 Alat potong paving block
 Waterpass

Langkah-langkah kerja pemasangan :

Langkah 1 : Persiapan Awal

Pemeriksaan pondasi bertujuan untuk memastikan pondasi dibangun dengan


tepat. Usahakan kondisi permukaan pondasi yang berhubungan dengan pasir
alas sudah rata, tidak bergelombang, dan rapat. Perhatikan pasir alas tidak boleh
dipakai untuk memperbaiki kekurangan pondasi karena spesifikasinya berbeda.
Cek tingkat kemiringan pondasi untuk jalan kendaraan adalah 2,5 persen dan
untuk trotoar adalah 2 persen. Ukuran lebar pondasi juga harus cukup sampai di
bawah beton penahan dan beton pembatas.

Setelah itu, dilakukan penentuan lokasi titik awal pemasangan khususnya pada
tanah miring sehingga paving block yang telah terpasang tidak tergeser. Jadi
proses pemasangannya nanti dilakukan dengan berurut-urutan yang dimulai dari
satu sisi tadi. Hindari pemasangan paving block secara acak karena akan
mengacaukan jalannya pekerjaan.

Supaya proses pemasangan paving block dapat terlaksana dengan baik, Anda
perlu memasang benang pembantu sebagai pembatas area kerja. Pemasangan
benang pembantu ini dilakukan setiap jarak 4-5 meter. Apabila di area kerja
terdapat fitur-fitur seperti lubang drainase, bak tanaman, dan konstruksi lainnya,
maka diperlukan benang pembantu tambahan untuk mempertahankan pola
ikatan paving block.

13 | P a g e
Langkah 2 : Pemasangan Beton

Beton pembatas (kanstin) adalah bagian perkerasan paving block yang berfungsi
untuk menghimpit dan menahan lapisannya sehingga saling mengunci dan tidak
tergeser sewaktu menerima beban. Pemasangan beton pembatas ini harus
dikerjakan sebelum proses penebaran pasir alas. Ada bermacam-macam bentuk
beton pembatas dengan proses pembuatan yang beraneka ragam pula seperti
beton pracetak, beton cor di tempat, dan sebagainya.

Untuk membuat beton pembatas, mulailah dengan membangun lapisan beton


penahan secara rata dengan ketebalan minimal 7 cm. Kemudian segera pasang
beton pembatas di atas lapisan tersebut selagi kondisinya masih basah agar
kelurusan dan ketinggian beton pembatas dapat disesuaikan dengan mudah.
Lalu tuangkan adukan beton pada bagian belakang beton pembatas. Setelah
beton penahan agak mengering, timbun tanah di atasnya. Beberapa orang kerap
memadukan beton pembatas dengan tali air dan mulut air sebagai saluran
drainase air.

Langkah 3 : Penebaran Pasir Alas

Pasir alas yang digunakan untuk menutupi susunan paving block harus
memenuhi kriteria-kriteria tertentu. Di antaranya yaitu butiran kasar, tajam,
berurutan maksimal 9.5 mm, bersih dari lumpur dan kotoran, kadar airnya
kurang dari 10%, serta bersifat gembur.

Pasir ini lantas dihamparkan sedemikian rupa di atas paving block


menggunakan jidar untuk menghasilkan ketebalan yang seragam yakni 5 cm.
Oleh sebab itu, pengerjaan penghamparan pasir ini idealnya dilakukan dengan
gundukan-gundukan kecil supaya ringan dalam menarik jidar. Pasir alas yang
sudah ditebarkan dengan rata kemudian dijaga agar tidak terinjak atau
ditumpuki material.

Langkah 4 : Pemasangan Paving Block

Pelaksanaan pemasangan paving block biasanya dilakukan dengan


menyusunnya menurut pola-pola tertentu. Beberapa pola pasangan yang umum
diterapkan antara lain pola susunan bata, pola anyaman tikar, dan pola tulang
ikan. Perlu kehati-hatian yang tinggi saat memasang paving block sesuai pola,
khususnya pada barisan pertama. Pastikan proses pemasangan ini selalu
memperhatikan benang pembantu supaya susunannya membentuk pola yang
baik.

14 | P a g e
Selama proses pemasangan berlangsung, pekerja harus selalu berada di atas
paving yang telah terpasang dengan arah kerja ke depan supaya tidak
menimbulkan lendutan ke bawah. Setelah paving block terpasang sempurna,
celah-celah yang ada di antaranya lalu diisi memakai nat berupa abu batu.
Terakhir padatkan paving block menggunakan roller atau stamper sebanyak 1-2
kali putaran sehingga timbul daya saling mencengkeram antar-paving block.

15 | P a g e
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Paving blok adalah batu cetak yang berasal dari campuran bahan bangunan
berupa pasir dan semen PC dengan perbandingan campuran tertentu, yang
mempunyai beberapa variasi bentuk untuk memenuhi selera pemakai.
Penggunaan pavin blog ini disesuaikan dengan tingkat kebutuhan, misalnya saja
untuk halaman rumah tentu berbeda dengan jalan maupun halaman parkir,
karena mutu paving yang digunakan berbeda. Untuk jalan atau halaman parkir
mutu paving yang digunakan lebih baik dibanding dengan halaman rumah
karena muatan yang bekerja tidak sama.

5.2 Saran

Perlu adanya penelitian lebih lanjut terhadap penggunaan material tanah


sebagai bahan paving block guna mendapatkan kualitas paving block yang lebih
baik, salah satunya dengan penggunaan variasi perbandingan jumlah semen
terhadap tanah dan penggunaan bahan tambahan lain.

16 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai