Anda di halaman 1dari 17

KAYU

1. DEFENISI KAYU
Kayu merupakan hasil hutan dari kekayaan alam, merupakan bahan mentah yang
mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai kemajuan teknologi. Kayu memiliki
beberapa sifat sekaligus, yang tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan lain. Pengertian kayu
disini ialah sesuatu bahan, yang diperoleh dari hasil pemungutan pohon-pohon di hutan,
yang merupakan bagian dari pohon tersebut, setelah diperhitungkan bagian-bagian mana
yang lebih banyak dimanfaatkan untuk sesuatu tujuan penggunaan.Baik berbentuk kayu
pertukangan, kayu industri maupun kayu bakar. (Dumanauw.J.F, 1990)

Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras karena
mengalami lignifikasi (pengayuan).Kayu merupakan bahan yang dapat menyerap air
disekitarnya (hygroscopic), dan dapat mengembang dan menyusut sesuai kandungan air
tersebut. Karenanya, kadar air kayu merupakan salah satu syarat kualitas produk kayu
gergajian. Jika dimaksudkan menerima beban, kayu memiliki karakter kekuatan yang
berbeda dari bahan baja maupun beton terkait dengan arah beban dan pengaruh
kimiawi.Karena struktur serat kayu memiliki nilai kekuatan yang berbeda saat menerima
beban. Kayu memiliki kekuatan lebih besar saat menerima gaya sejajar dengan serat kayu
dan lemah saat menerima beban tegak lurus arah serat kayu.

2. BAGIAN-BAGIAN KAYU

1. Hati kayu (Pith)


2. Kayu teras
(Heartwood)
3. Kayu gubal
(Sapwood)
4. Lapisan kambium
(Cambium layer)
5. Pengirim
makanan (Bast)
6. Kulit pohon (Bark)

3. JENIS – JENIS KAYU


 
Kayu Jati (tectonaGrandis), Jatos, Deleg, Jawa Teak
Tumbuh di: Jawa, Selawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Maluku, Lampung, Madura
 
Kayu Kamfer (Dryobalanops spp), Kapur, sintak, Kuras
Tumbuh di: Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau dan Kalimantan


Kayu Keruing (Dipterocarpus spp), Ariung, 
Kayu

kawan Tumbuh di: Sumatra, Jawa, Kalimantan


 
Kayu meranti: merah (Shorea spp), Tengkawang, Lanau, kayu
bapa Tumbuh di: Sumatra, Jawa, Maluku
 
Kayu Mahoni: Sweitenia
Tumbuh di: jawa


Kayu Kelapa (cocos nucifera), 
Glugu Tumbuh di: seluruh Indonesia

kayu Jati

 Kayu Ebony

 Kayu Berdaru

 Kayu Merbau

 
Kayu Kranji

 Kayu Balau 
 
Kayu Bangkirai

4. KELEBIHAN KAYU

1. Bobotnya ringan (BJ dibawah 1).


2. Memiliki daya tahan yang cukup tinggi terhadap pengaruh kimia dan listrik.
3. Kayu merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang lain.
4. Mudah didapat , murah , dan mudah dikerjakan.
5. Cukup awet/ tahan lama
6. Kayu merupakan sumber kekayaan alam yang tidak akan habis, apabila dikelola
dengan baik.
7. Kayu mempunyai sifat-sifat spesifik yang tidak bias ditiru oleh bahan lain yang
dibuat oleh tangan manusia
8. Pada umumnya kayu yang berat jenisnya tinggi mempunyai modulus elastisitas dan
kekuatan yang tinggi pula(sesuai dengan kelas kuatnya)
9. Cukup tahan terhadap beban tekan dan beban tarik.
10.

5. KEKURANGAN KAYU
2
1. Kurang homogen dengan cacat-cacat alam seperti arah serat yang membentuk
penampang, spiral dan diagonal, mata kayu, dll
2. Daya muai dan susut yang besar ( bersifat higroskopis)
3. Kurang awet.
4. Pada pembebanan dalam jangka panjang, lendutan cukup besar.
5. Mudah terbakar.
6. Apabila proses pengeringan kurang baik akan menimbulkan serangan
cendawan/jamur.
7. Disenangi serangga/kumbang kayu.
8. Cacat pada kayu mengakibatkan kekurangan atau kesulitan pada penggunaan dan
pengerjaa kayu.
9. Cacat diawal pertumbuhan, akan menjadi cacat pada kayu setelah pohon ditebang.

6. SIFAT KAYU

a) Sifat fisik kayu


Berat jenis merupakan petunjuk penting bagi aneka sifat kayu.Makin berat kayu itu,
umumnya makin kuat pula kayunya. Semakin ringan suatu jenis kayu, akan berkurang
pula kekuatannya. Berat jenis ditentukan antara lain oleh tebal dinding sel, dan kecilnya
rongga sel yang membentuk pori-pori.

a. Keawetan alami kayu

Yang dimaksud dengan keawetan alami, ialah ketahanan kayu terhadap serangan dari
unsur-unsur perusak kayu dari luar seperti : jamur, rayap, bubuk, cacing laut dan makhluk
lainnya yang diukur dengan jangka waktu tahunan. Keawetan kayu tersebut disebabkan
oleh adanya suatu zat di dalam kayu (zat ekstraktif) yangmerupakan sebagian unsur racun
bagi perusak-perusak kayu, sehingga perusak tersebut tidak sampai masuk dan tinggal di
dalamnya serta merusak kayu.
b. Warna kayu

Ada beraneka macam, antara lain warna kuning, keputih-putihan, coklat muda, coklat
tua, kehitam-hitaman, kemerah-merahan dan lain sebagainya. Hal ini disebabkan oleh zat-
zat pengisi warna dalam kayu yang berbeda-beda. Warna suatu jenis kayu dapat
dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut : umur pohon dan kelembaban udara. Kayu pohon
yang lebih tua dapat lebih gelap dari kayu pohon yang lebih muda dari jenis yang sama.
Kayu yang kering berbeda pula warnanya dari kayu yang basah. Kayu yang lama berada
diluar dapat lebih gelap, dapat juga lebih pucat daripada kayu yang segar.

c. Higroskopik

Kayu mempunyai sifat higroskopik, yaitu dapat menyerap atau melepaskan air atau
kelembaban.Suatu petunjuk, bahwa kelembaban kayu sangat dipengaruhi oleh
kelembaban dan suhu udara pada suatu saat. Makin lembab udara disekitarnya akan makin
tinggi pula kelembaban kayu sampai tercapai keseimbangan dengan lingkungannya.
Masuk dan keluarnya air dari kayu menyebabkan kayu itu basah atau kering. Akibatnya
kayu itu akan mengembang atau menyusut.

3
Tekstur ialah ukuran relatif sel-sel kayu.Yang dimaksud dengan sel kayu ialah serat-
serat kayu.Jadi dapat dikatakan tekstur ialah ukuran relatif serat-serat kayu. Berdasarkan
teksturnya, jenis kayu digolongkan kedalam :
− Kayu bertekstur halus, contoh : giam, lara, kulim dan lain-lain.
− Kayu bertekstur sedang, contoh : jati, senokeling dan lain-lain.

− Kayu bertekstur kasar, contoh : kempas, meranti ddan lain-


lain. e. Serat
Bagian ini terutama menyangkut sifat kayu, yang menunjukkan arah umum sel-sel
kayu didalam kayu terhadap sumbu batang pohon asal potongan tadi.Arah serat dapat
ditentukan oleh arah alur-alur yang terdapat pada permukaan kayu.Kayu dikatakan
berserat lurus, jika arah sel-sel kayunya sejajar dengan sumbu batang.Jika arah sel-sel itu
menyimpanag atau membentuk sudut terhadap sumbu batang, dikatakan kayu itu berserat
mencong.

f. Kekerasan

Pada umunya terdapat hubungan langsung antara kekerasan kayu dan berat kayu.Kayu-
kayu yang keras juga termasuk kayu-kayu yang berat.Sebaliknya kayu ringan adalah kayu
yang lunak.Cara menetapkan kekerasan kayu ialah dengan memotong kayu tersebut
dengan arah melintang. Kayu yang sangat keras akan sulit dipotong melintang dengan
pisau. Pisau tersebut akan meleset dan hasil potongannya akan memberi tanda kilau pada
kayu. Kayu yang lunak akan mudah rusak, dan hasil potongan melintangnya akan
memberikan hasil yang kasar dan suram.

g. Kesan raba

Kesan raba suatu jenis kayu adalah kesan yang diperoleh pada saat kita meraba
permukaan kayu tersebut.Ada kayu yang bila diraba memberi kesan kasar, halus, licin,
dingin dan sebagainya. Kesan raba yang berbeda-beda itu untuk tiap-tiap jenis kayu
tergantung dari : tekstur kayu, besar kecilnya air yang dikandung, dan kadar zat ekstraktif
di dalam kayu.

b) Sifat mekanik kayu


Sifat-sifat mekanik atau kekuatan kayu ialah kemampuan kayu untuk menahan muatan
dari luar.Yang dimaksud dengan muatan dari luar ialah gaya-gaya di luar benda yang
mempunyai kecenderungan untuk mengubah bentuk dan besarnya benda. Dalam hal ini
dibedakan menjadi beberapa macam kekuatan sebagai berikut :

a. Keteguhan tarik

4
Kekuatan atau keteguhan tarik suatu jenis kayu ialah kekuatan kayu untuk menahan
gaya-gaya yang berusaha menarik kayu itu.Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah sejajar
arah serat.
b. Keteguhan tekan/kompresi

Keteguhan tekan suatu jenis kayu ialah kekuatan kayu untuk menahan muatan jika
kayu itu dipergunakan untuk penggunaan tertentu.
c. Keteguhan lengkung (lentur)

Ialah kekuatan untuk menahan gaya-gaya yang berusaha melengkungkan kayu atau
untuk menahan beban-beban mati maupun hidup selain beban pukulan yang harus dipukul
oleh kayu tersebut.
d. Keuletan

Kayu yang sukar dibelah, dikatakan ulet.Dalam keuletan ini, keuletan kayu diartikan
sebagai kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga yang relatif besar atau tahan
terhadap kejutan-kejutan atau tegangan-tegangan yang berulang-ulang yang melampaui
batas proporsional serta mengakibatkan perubahan bentuk yang permanen dan kerusakan
sebagian.
e. Kekerasan

Kekerasan kayu dapat diartikan sebagai kemampuan kayu untuk Manahan kikisan
(abrasi).

c) Sifat kimia kayu


Susunan kimia kayu digunakan sebagai pengenal ketahanan kayu terhadap serangan
makhluk perusak kayu.Selain itu dapat pula menentukan pengerjaan dan pengolahan
kayu, sehingga didapat hasil yang maksimal. Pada umumnya komponen kimia kayu daun
lebar dan kayu daun jarum terdiri dari 3 unsur :

− Unsur karbohidrat terdiri dari selulosa dan hemiselulosa


− Unsur non-karbohidrat terdiri dari lignin
− Unsur yang diendapkan dalam kayu selama proses pertumbuhan dinamakan zat
ekstraktif.Tabel 2.1 Komposisi unsur kayu
Unsur % berat kering
Karbon 49
Hidrogen 6
Oksigen 44
Nitrogen Sedikit
Abu 0,1

7. PENGAWETAN KAYU

5
- Agar kayu tahan terhadap serangan-serangan serangga dan
cendikiawan
- Agar bangunan/strukturdan barang dari kayu dapat tahan lama.
- Agar tidak mudah lapuk.

Cara Pengawetan Kayu


- Cara peleburan : tir, plingkut, oli bekas, dll.
- Diarangkan : bagian luar kayu/ bagian tertentu dibakar hingga
gosong.
- Pengecatan/pelapisan
- Direndam dengan air (zat pengawet )
- Dimasuki zat pengawet ( dengan gravitasi atau tekanan/boucherie).
-

8. PENGERINGAN KAYU

Pengeringan kayu bertujuan untuk menurunkan kadar air, agar


memperoleh keuntungan :
  
Mengurangi berat
  
Menambah kekuatan kayu
  
Menambah stabilitas ukuran (agar tidak susut lagi)
  
Memperbesar lekatan lem, jika dipakai sambungan lem.
 
 Memudahkan pemasukan obat pengawet.

9. CACAT KAYU

Pada sebuah batang kayu, terdapat ketidak teraturan struktur serat yang disebabkan
karakter tumbuh kayu atau kesalahan proses produksi. Ketidak teraturan atau cacat yang
umum adalah mata kayu, yang merupakan sambungan cabang pada batang utama kayu.
Mata kayu ini kadang berbentuk lubang karena cabang tersambung busuk atau lapuk
atau diserang hama atau serangga. Cacat ini sudah tentu mengurangi kekuatan kayu
dalam menerima beban konstruksi.

6
Cacat akibat proses produksi umumnya disebabkan oleh kesalahan penggergajian dan
proses pengeringan penyusutan. Cacat ini dapat berupa retak, crooking, bowing, twisting
(baling), cupping dan wane (tepian batang bulat) karena penggergajian yang terlalu dekat
dengan lingkaran luar kayu.

11. KELAS KUAT KAYU

Sebagaimana di kemukakan pada sifat umum kayu, kayu akan lebih kuat jika menerima
beban sejajar dengan arah serat dari pada menerima beban tegak lurus serat. Ini karena struktur
serat kayu yang berlubang. Semakin rapat serat, kayu umumnya memiliki kekuatan yang lebih
dari kayu dengan serat tidak rapat. Kerapatan ini umumnya ditandai dengan berat kayu
persatuan volume / berat jenis kayu. Ilustrasi arah kekuatan kayu dapat ditunjukkan pada
Gambar 8.7. dan Gambar 8.8.

12.

7
Angka kekuatan kayu dinyatakan dapan besaran tegangan, gaya yang dapat diterima per satuan luas.
Terhadap arah serat, terdapat kekuatan kayu sejajar (//) serat dan kekuatan kayu tegak lurus (⊥) serat yang
masing - masing memilki besaran yang berbeda. Terdapat pula dua macam besaran tegangan kayu, tegangan
absolute / uji lab dan tegangan ijin untuk perancangan konstruksi. Tegangan ijin tersebut telah
memperhitungkan angka keamanan sebesar 5 - 10. Dalam buku Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI
- NI - 5) tahun 1961, kayu di Indonesia diklasifikasikan ke dalam kelas kuat I (yang paling kuat), II, III, IV (paling
lemah). Tabel 8.1, menunjukkan kelas berat jenis kayu dan besaran kuat kayu.

13. BAHAN BAKU / UNSUR KAYU

1. Zat – zat makromolekul


Sel kayu terutama terdiri atas selulosa, hemiselulosa, dan lignin.Dimana selulosa membentuk
kerangka yang dikelilingi oleh senyawa-senyawa lain yang berfungsi sebagai matriks
(hemiselulosa) dan bahan-bahan yang melapisi (lignin).Sepanjang menyangkut komponen kimia
kayu, maka perlu dibedakan antara komponen-komponen makromolekul utama dinding sel
selulosa, poliosa (hemiselulosa) dan lignin, yang terdapat pada semua kayu, dan komponen-
komponen minor dengan berat molekul kecil (ekstraktif dan zat-zat mineral).Perbandingan dan
komposisi kimia lignin dan poliosa berbeda pada kayu lunak dan kayu keras, sedangkan selulosa
merupakan komponen yang seragam pada semua kayu. (Sjostrom.E, 1993)

Unsur-unsur penyusun kayu tergabung dalam sejumlah senyawa organik: selulosa, hemiselulosa
dan lignin. Proporsi lignin dan hemiselulosa sangat bervariasi di antara spesies-spesies kayu, dan
juga antara kayu keras dan kayu lunak.
Tabel 2.2 Komponen kimia menurut golongan kayu

% Berat Kering
TIPE
Selulosa Hemiselulosa Lignin
Kayu keras 40-44 15-35 18-25
Kayu lunak 40-44 20-32 25-35

a. Selulosa

Jelas bahwa pemanfaatan selulosa secara tradisional yang terpenting, yang merupakan
setengah dari zat penyusun kayu, adalah sebagai bahan baku untuk produksi kertas. Dalam
berbagai bentuk pulp, selulosa mewakili bahan baku untuk produksi berbagai tipe kertas dan
karton, dan juga menghasilkan produk-produk selulosa yang dimodifikasi. (Hohnholz.J.H,
1988)

Selulosa merupakan komponen kayu yang terbesar, yang dalam kayu lunak dan kayu keras
jumlahnya mencapai hampir setengahnya.Selulosa merupakan polimer linear dengan berat
molekul tinggi yang tersusun seluruhnya atas β-D-glukosa. Karena sifat-sifat kimia dan
fisiknya maupun struktur supramolekulnya maka ia dapat memnuhi fungsinya sebagai
komponen struktur utama dinding sel tumbuhan.

Bahan dasar selulosa ialah glukosa, dengan rumus C6H12O6.Molekul-molekul glukosa


disambung menjadi molekul-molekul besar, panjang dan berbetuk rantai dalam susunan
menjadi selulosa. Selulosa merupakan bahan dasar yang penting bagi industri-industr yang

8
memakai selulosa sebagai bahan baku, misalnya : pabrik kertas, pabrik sutera tiruan dan lain
sebagainya. (Dumanauw.J.F, 1993)
b. Poliosa (Hemiselulosa)

Persentase dalam kayu lembek lunak (softwood) rata-rata lebih rendah (15-25%).Di samping
itu, strukturnya dibedakan dalam dua tipe kayu.Dalam kayu keras dan tanaman tahunan yang
dominan adalah jenis pentose (terutama xilan), sedangkan dalam hemiselulosa kayu lunak yang
dominan adalah jenis hexosa mudah diisolasi dari kayu dan lebih mudah dihidrolisis
dibandingkan tanaman yang kadang-kadang terikat rapat oleh selulosa. Dalam pulp kertas atau
dalam kertas, hemiselulosa berperanan sebagai perekat alam dan memperkuat ikatan antara
serat ke serat.

(Hohnholz.J.H, 1988)

Beberapa polisakarida kayu secara ekstensif dapat larut di dalam air. Jenis pohon tropis
tertentu membentuk suatu getah secara spontan, yang dikeluarkan berupa cairan kental pada
bagian yang diberi luka/goresan dan setelah pengeringan getah tersebut akan mengeras, getah-
getah yang mengeras tersebut yang berbentuk kecil-kecil kaya akan polisakarida. Sebagai
contoh dari getah ini adalah getah arabic, yang terdiri dari polisakarida yang dapat larut dalam
air. (Sjostrom.E, 1993)

Jumlah hemiselulosa dari berat kering kayu biasanya antara 20 dan 30%.Komposisi dan
struktur hemiselulosa dalam kayu lunak secara khas berdeda dari kayu keras. Perbedaan-
perbedaan yang besar juga terdapat dalam kandungan dan komposisi Universitas Sumatera
Utara

hemiselulosa antara batang, cabang, akar, dan kulit kayu. Seperti halnya selulosa kebanyakan
hemiselulosa berfungsi sebagai bahan pendukung dalam dinding sel.
(Sjostrom.E, 1995)
c. Lignin

Lignin adalah komponen makromolekuler dinding sel ketiga. Lignin tersusun dari satuan-
satuan fenilpropan yang satu sama lain dikelilingi berbagai jenis zat pengikat. Persentase rata-
ratanya dalam kayu lunak adalah antara 25-35% dan dalam kayu keras antara 20-30%.
Perbedaan struktural yang terpenting dari lignin kayu lunak dan lignin kayu keras, adalah
bahwa lignin kayu keras mempunyai kandungan metoxil (-OCH3) yang lebih tinggi.
(Hohnholz.J.H, 1988)

Lignin adalah suatu polimer yang kompleks dengan berat molekul tinggi, tersusun atas unit-
unit fenilpropan.Meskipun tersusun atas karbon, hydrogen dan oksigen, lignin bukanlah suatu
karbohidrat dan bahkan tidak ada hubungannya dengan golongan senyawa tersebut.Sebaliknya,
lignin pada dasarnya adalah suatu fenol.Lignin sangat stabil dan sukar dipisahkan dan
mempunyai bentuk yang bermacam-macam karenanya susunan lignin yang pasti didalam kayu
tetap tidak menentu.

Lignin terdapat di antara sel-sel dan di dalam dinding sel. Di antara sel-sel, lignin berfungsi
sebagai perekat untuk mengikat sel-sel bersama-sama.Dalam dinding sel, lignin sangat erat
hubungannya dengan selulosa dan berfungsi untuk memberikan ketegaran pada sel. Lignin
juga berpengaruh dalam mempertinggi sifat racun kayu yang membuat kayu tahan terhadap
serangan cendawan dan serangga.

9
2. Zat – zat berat molekul rendah
Di samping komponen-komponen dinding sel, terdapat juga sejumlah zat-zat yang disebut
bahan tambahan atau ekstraktif kayu. Meskipun komponen-komponen tersebut hanya
memberikan saham beberapa persen pada massa kayu, komponen tersebut dapat memberikan
pengaruh yang besar pada sifat-sifat dan kualitas pengolahan kayu. Beberapa komponen,
seperti ion-ion logam tertentu, bahkan sangat penting untuk kehidupan pohon.

Zat-zat berat molekul rendah berasal dari golongan senyawa kimia yang sangat berbeda
hingga sukar untuk membuat sistem klasifikasi yang jelas tetapi komprehensif. Klasifikasi
yang mudah dapat dibuat dengan membaginya ke dalam zat Universitas Sumatera Utara

organik dan anorganik. Bahan organik lazim disebut dengan ekstraktif, sedangkan bahan
anorganik disebut dengan abu. (Fengel.D, 1995)
a. Zat Ekstraktif

Zat ekstraktif umumnya adalah zat yang mudah larut dalam pelarut seperti : eter, alkohol,
bensin dan air. Banyaknya rata-rata 3 – 8% dari berat kayu kering tanur.Termasuk di dalamnya
minyak-minyakan, resin, lilin, lemak, tannin, gula, pati, dan zat warna. Zat ekstraktif memiliki
arti yang penting dalam kayu karena :
− dapat mempengaruhi sifat keawetan, warna, bau, dan rasa suatu jenis kayu
− dapat digunakan untuk mengenal suatu jenis kayu. (Dumanauw.J.F, 1993)

Kandungan dan komposisi ekstraktif berubah-ubah di antara spesies kayu.Tetapi juga


terdapat variasi yang tergantung pada tapak geografi dan musim. Pada sisi lain, komposisi
ekstraktif dapat digunakan untuk determinasi kayu-kayu tertentu yang sukar dibedakan secara
anatomi. Komposisi ekstraktif dapat berubah selama pengeringan kayu, terutama senyawa-
senyawa tak jenuh, lemak dan asam lemak terdegradasi. Fakta ini penting untuk produksi pulp
karena ekstraktif tertentu dalam kayu segar mungkin menyebabkan noda kuning (gangguan
getah) atau penguningan pulp. Ekstraktif dapat juga mempengaruhi kekuatan pulp, perekatan
dan pengerjaan akhir kayu maupun sifat-sifat pengeringan. (Fengel.D, 1995)

b. Abu

Di samping persenyawaan-persenyawaan organik, di dalam kayu masih ada beberapa zat


organik, yang disebut bagian-bagian abu (mineral pembentuk abu yang tertinggal setelah lignin
dan selulosa habis terbakar). Kadar zat ini bervariasi antara 0,2 – 1% dari berat kayu.
(Dumanauw.J.F, 1993)
Kayu hanya mengandung komponen-komponen anorganik dengan jumlah yang agak rendah,
diukur sebagai abu yang jarang melebihi 1% dari berat kayu kering.Namun kandungan abu dalam
tugi, daun, dan kulit dapat jauh lebih tinggi.Abu ini asalnya terutama dari berbagai garam yang
diendapkan dalam dinding-dinding sel dan lumen.Endapan yang khas adalah berbagai garam-
garam logam, seperti karbonat, silikat, oksalat, dan fosfat. Komponen logam yang paling banyak
jumlahnya adalah kalsium diikuti kalium dan magnesium

10
14. Sistem Struktur dan Sambungan dalam Konstruksi Kayu

Hampir semua sistem struktur yang menggunakan kayu sebagai material dasar dapat
dikelompokkan ke dalam elemen linear yang membentang dua arah.Susunan hirarki sistem
struktur ini adalah khusus.

I. RANGKA RINGAN.

Sistem rangka ringan adalah konstruksi kayu yang paling banyak digunakan pada saat ini.
Sistem rangka ringan terutama sangat berguna untuk beban hidup ringan yang terdistribusi
merata dan untuk bentang yang tidak besar. Kondisi demikian umumnya dijumpai pada
konstruksi rumah.umumnya menggunakan tumpuan sederhana karena untuk membuat
tumpuan vang dapat menahan momen diperlukan konstruksi khusus. Pada umumnya, lantai
dianggap tidak monolit dengan joists kecuali apabila digunakan konstruksi khusus yang
menyatukannya.
Sistem tumpuan vertikal yang umum digunakan adalah dinding pemikul beban yang dapat
terbuat dari bata atau dari susunan elemen kayu (plywood). Dalam hal yang terakhir ini,
tahanan lateral pada susunan struktur secara keseluruhan terhadap beban horizontal diperoleh
dengan menyusun dinding berlapisan plywood yang berfungsi sebagai bidangbidang geser.
Struktur demikian pada umumnya dibatasi hanya sampai tiga atau empat lantai.
Pembatasan ini tidak hanya karena alasan kapasitas pikul bebannya, tetapi juga karena
persyaratan keamanan terhadap kebakaran yang umum diberikan pada peraturan-peraturan
mengenai gedung. Karena setiap elemen pada sistem struktur ini diletakkan di tempatnya
secara individual, maka banvak fleksibilitas dalam penggunaan sistem tersebut, termasuk juga
dalam merencanakan hubungan di antara elemen-elemennya.

II. ELEMEN KULIT BERTEGANGAN (STRESSED SKIN ELEMENTS).

Elemen kulit bertegangan tentu saja berkaitan dengan system rangka standar Pada elemen-
elemen ini, kayu lapis disatukan dengan balok memanjang sehingga sistem ini
dapat.berlakusecara integral dalam molekul lentur. Dengan demikian, sistem yang diperoleh
akan bersifat sebagai plat.
Kekakuan sistem ini juga meningkat karena adanya penyatuan tersebut. Dengan demikian,
tinggi struktural akan lebih kecil dibandingkan dengan sistem rangka standar. Elemen kulit
bertegangan ini pada umumnya dibuat tidak di lokasi, dan dibawa ke lokasi sebagai modul-
modul. Kegunaannya akan semakin meningkat apabila modul-modul ini dapat dipakai secara
berulang. Elemen demikian dapat digunakan pada berbagai struktur, termasuk juga sistem plat
lipat berbentang besar.

III. BALOK BOKS.

Perilaku yang diberikan oleh kotak balok dari kayu lapis memungkinkan
penggunaannya untuk berbagai ukuran bentang dan kondisi pembebanan.Sistem yang
demikian sangat berguna pada situasi bentang besar atau apabila ada kondisi beban yang
khusus. Balok boks dapat secara efisien mempunyai bentang lebih besar daripada balok
homogen maupun balok berlapis.

IV. KONSTRUKSI KAYU BERAT

11
Sebelum sistem rangka ringan banyak digunakan, sistem balok kayu berat dengan papan
transversal telah banyak digunakan .Balok kayu berlapisan sekarang banyak digunakan sebagai
alternatif dari balok homogen.Sistem demikian dapat mempunyai kapasitas pikul beban dan
bentang lebih besar daripada sistem rangka.Sebagai contoh, dengan balok berlapisan, bentang
yang relatif besar adalah mungkin karena tinggi elemen struktur dapat dengan mudah kita
peroleh dengan menambah lapisan.Elemen demikian umumnya bertumpuan sederhana, tetapi
kita dapat juga memperoleh, tumpuan yang mampu memikul momen dengan menggunakan
konstruksi khusus.

V. RANGKA BATANG

Rangka batang kayu merupakan sistem berbentang satu arah yang paling banyak digunakan
karena dapat dengan mudah menggunakan banyak variasi dalam konfigurasi dan ukuran
batang.Rangka batang dapat dibuat tidak secara besar-besaran, tetapi dapat dibuat secara
khusus untuk kondisi beban dan bentang tertentu.Sekalipun demikian, kita juga.membuat
rangka batang secara besar-besaran (mass production). Rangka batang demikian umumnya
digunakan pada situasi bentang tidak besar dan beban ringan.

PLAT LIPAT DAN PANEL PELENGKUNG


Banyak struktur plat lengkung atau plat datar yang umumnya berupa elemen berbentang satu,
yang dapat dibuat dari kayu. Kebanyakan struktur tersebut menggunakan kayu lapis.

PELENGKUNG
Bentuk pelengkung standar dapat dibuat dari kayu.Elemen berlapisan paling sering
digunakan.Hampir semua bentuk pelengkung dapat dibuat dengan menggunakan kayu.Bentang
yang relatif panjang dapat saja diperoleh.Struktur-struktur ini umumnya berguna sebagai atap
saja.Kebanyakan bersendi dua atau tiga, dan tidak dijepit.

LAMELLA
Konstruksi lamella merupakan suatu cara untuk membuat permukaan lengkung tunggal atau
ganda dari potongan-potongan kecil kayu. Konstruksi yang menarik ini dapat digunakan untuk
membuat permukaan silindris berbentang besar, juga untuk struktur kubah. Sistem ini sangat
banyak digunakan, terutama pada struktur atap.

Konstruksi pondasi, dan kaki kolom dan kolom

Bangunan kayu umumnya merupakan bangunan relatif ringan dibanding dengan baja maupun
beton. Pondasi untuk bangunan kayu umumnya merupakan pondasi sederhana berbentuk
umpak/pondasi.
setempat atau pondasi dinding menerus dari bahan pasangan batu atau beton. Pemasangan
kolom kayu selain memerlukan jangkar (anchor) ke pondasidiperlukan penyekat resapan dari
tanah, baik berupa beton kedap atau pelat baja agar kayu terhindar dari penyebab lapuk/busuk.
Jika dipasang plat kaki keliling, harus terdapat lubang pengering, untuk menjaga adanya air
tertangkap pada kaki kolom tersebut. Terlebih jika kolom tersebut berada diluar bangunan yang
dapat terekspose dengan hujan dan/atau kelembaban yang berlebihan.Kaki kolom sederhana
dengan penahan hanya di dua sisi seperti pada Gambar 8.23 sangat disarankan untuk
memungkinkan adanya drainase pada kaki kolom.

12
Kolom kayu dapat berupa kolom tunggal, kolom gabungan dan kolom dari produk kayu
laminasi seperti ditunjukkan pada Gambar 8.24.Kolom gabungan dapat disusun dari dua batang
kayu atau berupa papan yang membentuk bangun persegi. Bentuk lain adalah berupa kolom
dari kayu laminasi. Kayu Laminasi merupakan kayu buatan yang tersusun dan direkatkan dari
kayu tipis.
Batang struktur kolom dapat menerima beban dari balok, balok loteng, maupun beban rangka
atap.Untuk dapat menahan beban di atasnya dan terhindar dari tekuk sangat disarankan dan
sebisa mungkin menghindari pengurangan tampang efektif kolom. Sambungan gigi umumnya
mengurangi tampang efektif kolom yang relatif besar sehingga tidak disarankan
penggunaannya. Penggunaan klos sambung mungkin akan cukup baik, namun akan menjadi
mahal karenamenambah volume kayu yang tidak sedikit. Penyelenggaraan sambungan yang
mendekati ideal dapat menggunakan pelat sambung seperti yang ditunjukkan pada Gambar
8.25.Dengan penggunaaan alat sambung kolom dengan balok tersebut, pengurangan tampang
kolom yang terjadi hanya akibat lubang baut.

Konstruksi Balok
Pada bangunan gedung, struktur balok dapat berupa balok loteng balok atap, maupun
gording.Struktur balok kayu dapat berupa kayu solid gergajian, kayu laminasi, atau bentuk
kayu buatan lainnya.Untuk penyambungan, batang balok dengan balok perlu menghindari
sambungan yang menerima momen yang relatif besar.Karenanya sambungan balok umumnya
dilakukan tepat di atas struktur dudukan atau mendekati titik dudukan.Dengan begitu momen
yang terjadi pada sambungan relatif kecil.

13
Balok sering dibebani penggantung plafon atau komponen konstruksi lain di bawahnya. Agar
pembebanan tersebut tidak merusak struktur, pengantung dipasang di atas separoh tinggi balok
untuk menghindari sobek batang balok akibat pembebanan tersebut.Penyelenggaraan beugel
untuk penggantung sangat disarankan untuk maksud tersebut.
Kayu merupakan bahan yang higroskopis, mudah mengembang atau menyusut oleh kadar air.
Pada pembuatan sambungan dengan bahan lain, misal plat baja, hindarkan sobek batang
struktur akibat sifat kembang dan susut kayu. Hal ini karena angka muai baja dan kayu saling
berkebalikan. Salah satu cara menghindari sobek akibat kembang dan susut kayu adalah dengan
cara memisah/memecah plat baja seperti yang ditunjukkan Gambar 8.31. Cara lain adalah
dengan membiarkan tampang bagian atas tidak terkekang, yakni dengan menggunakan plat
sadel seperti Gambar 8.32.

Konstruksi rangka batang kayu


Struktur rangka batang kayu umum digunakan pada bangunan rumah tinggal, perkantoran,
bangunan pertokoan, hingga jembatan.Rangka batang merupakan struktur rangka yang disusun
batang membentuk bangun segitiga dengan simpul / titik sambung, dapat menerima beban struktur.
Dengan susunan tersebut diperolehlah struktur yang relatif ringan dan kuat pada

14
bentangan yang lebih panjang. Pemakaian rangka batang untuk struktur kayu memungkinkan
terbentuknya ruang terbuka yang luas dan partisi/penyekat ruang dapat dirubah tanpa harus
mempertimbangkan integritas struktural dari bangunan. Alasan penyelenggaaran rangka
batang antara lain:
(1) Sangat bervariasibentuknya,
(2) Dapat menampilkan keindahan khusus,
(3) dapat melayani bentang relatif panjang,
(4) memungkinkan kemudahan penyelenggaraan sistem instalasi layanan bangunan, misal
listrik, plumbing, maupun langitlangit,
(5) kompatibel terhadap elemen struktur lain, misal beton, pasangan maupun baja.

Produk penyambung struktur rangka batang


Disamping digunakan penyambung tradisional, sambungan gigi, paku maupun baut,
penyambung plat fabrikasi telah banyak pula digunakan, lebih-lebih untuk rangka batang
fabrikasi.Produk alat sambung terakhir merupakan alat sambung yang dapat memberikan
konsistensi hasil sambungan baik kekuatan dan kemudahan penyelenggaraan secara masal.
Penyambung plat ini mengandalkan gigi dan tonjolan pada plat untuk memindahkan gaya dari
dan ke batang kayu yang disambung.
Rangka batang kayu lemah secara lateral, sehingga sangat mungkin mengalami deformasi
secara lateral yang merusak sambungan pada saat mobilisasi dan atau saat ereksi konstruksi.
Karenanya tata cara penyimpanan, mobilisasi hingga ereksi sangat memegang peranan penting
agar plat sambung tersebut berfungsi baik sebagai elemen penyambung struktur rangka batang
kayu. Untuk penyimpanan maupun penempatan, rangka batang kayu seharusnya diletakkan
secara rata dengan ganjal atau dengan cara berdiri dan dilengkapi dengan penyokong (Gambar
8.36).

Di negara maju, rangka batang kayu yang dibuat di pabrik telah dilengkapi dengan fasilitas
penggantung dilengkapi dengan petunjuk untuk mengangkat baik saat mobilisasi maupun saat

15
ereksi konstruksi. Terdapat beberapa cara, antara lain: sudut tali pengangkat < 60 derajat,
gunakan batang pembentang, pengaku rangka untuk panjang rangka lebih dari 18 meter. Cara
pengangkatan struktur rangka ditunjukkan pada Gambar 8.37 berikut:

Struktur pelengkung kayu


Struktur pelengkung kayu telah banyak diselenggarakan untuk mendapatkan ruang cukup lapang
pada bangunan tempat ibadah, bangunan rekreasi hingga hanggar terlebih saat teknologi kayu
laminasi/glulam ditemukan. Struktur ini disusun dari struktur tarikan di bagian bawah dan struktur
tekan di bagian pelengkung atas.Struktur bagian bawah bisa berbentuk lengkung atau lurus. Jika
lurus maka atap bangunan akan membentuk seperti payung. Sedangkan jika bagian bawah
lengkung simetris dan berpusat pada satu pusat, maka atap dome akan menyerupai bola.

H. PENGGUNAAN KAYU

- Bangunan (Konstruksi)

Konstruksi bangunan kayu kita bagi atas dua golongan menurut pembangunannya yaitu :

1. Konstruksi rangka-rangka tersusun dengan pembangunan konstruksi dinding


setingkat demi setingkat berkonstruksi biasanya dengan balok -balok.
2. Konstruksi rangka-rangka terusan dengan pembangunan konstruksi dinding dengan
tiang-tiang yang menembus melalui semua ingkat bagngunan berkonstruksi
biasanya dengan papan.

Konstruksi rangka rangka tersusun yang tradisional.

kasau , tambahan kasau miring, peran dinding ,balok loteng, tiang , palang,
bantalan, tiang sudut ,kuda-kuda penopang , ambang jendela ,balok loteng ekor

Struktur yang menggunakan kayu adalah kuda-kuda kayu

Anda mungkin juga menyukai