Anda di halaman 1dari 20

4 BAB IV

PELAKSANAAN PEKERJAAN RIGID PAVEMENT

4.1 Tinjauan Umum


Tahapan yang paling penting dalam pembangunan suatu proyek adalah tahap pelaksanaan.
Pelaksanaan pekerjaan akan kurang baik jika tidak direncanakan dengan matang. Supaya
pelaksanaan berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana yang telah dibuat, maka harus ada
kerjasama dan koordinasi yang baik antar pihak yang terkait. Dalam hal ini penulis akan
menguraikan pelaksanaan pekerjaan sasuai dengan apa yang penulis lihat dan amati selama
waktu kerja praktek. Tujuan dari tahap pelaksanaan adalah untuk mewujudkan bangunan yang
dibutuhkan oleh pemilik proyek dan sudah dirancang oleh konsultan perencana dalam batasan
waktu dan biaya yang telah disepakati serta dengan kualitas yang telah disyaratkan.
Dalam penyusunan laporan kerja praktek yang dilakukan selama dua bulan, penulis akan
menjelaskan keseluruhan proses pelaksanaan proyek pembangunan jalan tol trans Sumatera
ruas Pekanbaru - Padang seksi Padang-Lubuk Alung-Sicincin secara umum, namun penyusun
berkonsentrasi pada bagian yang diamati yaitu pada pelaksanaan pekerjaan rigid pavement
yang meliputi pekerjaan pendatangan material, penghamparan, pemadatan dan perataan
material, pekerjaan dowel dan tiebar, serta pada proses pengujian dilapangan.

4.2 Perkerasan Beton (Rigid Pavement)


Rigid pavement merupakan salah satu pekerjaan utama pada jalan tol. Proses pengecoran rigid
pavement ini menggunakan slipform paver (Wirtgen Paver SP 64) yang mempunyai fungsi
menghampar, meratakan, memadatkan dan membentuk perkerasan sekaligus memberi arah
dan mengatur elevasi sesuai kebutuhan dalam sekali gerak maju, dengan tebal perkerasan
adalah 30 cm dan menggunakan mutu beton fs = 45 Kg/cm3.

92
Pemilihan jenis perkerasan ini didasarkan pada tingginya volume lalu lintas, disamping
perawatannya yang mudah, perkerasan jenis ini juga mampu untuk menahan beban yang lebih
berat dibandingkan dengan perkerasan lentur.

4.3 Spesifikasi Material


Material utama yang digunakan pada pekerjaan rigid pavement ini adalah beton mutu dengan
fs = 45 Kg/cm3. Berikut spesifikasi material campuran mutu beton untuk pekerjaan rigid
pavement pada proyek pembangunan jalan tol ruas Pekanbaru - Padang seksi Padang-Lubuk
Alung-Sicincin dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4.1 Spesifikasi campuran material


Material Jenis Material Asal Material Specific
Grafity
Semen OPC Type 1 Semen Padang SSD 3.15
Pasir Sungai Ex. Padang Sawah SSD 2.50
Split 05-10 05-10 mm Ex. Solok SSD 2.72
Split 10-20 10-20 mm Ex. Indarung SSD 2.72
Split 20-30 20-30 mm Ex. Indarung SSD 2.72
Air Air Nindya Beton SSD 1.00
Ex. Kimia
Consol SG Konstruksi SSD 1.17
Indonesia
Admixture
Ex. Kimia
Consol P 200 – R1-S Konstruksi SSD 1.08
Indonesia
(Sumber : Data proyek hki 2020)

93
4.4 Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan

MULAI

PERSIAPAN

Setting alat wirgent dan string line

Pemasangan plastik sheet

Pendatangan
beton

Pengecoran dan Slump 20-50 mm,


Pengambilan benda uji
pemadatan dumpt truck,
excavator

Pekerjaan dowel dan tie bar

Pekerjaan grooving
concrete pavement

Perawatan beton

Pembuatan celah dengan sow

Pemasangan joint sealent

Selesai 94
a) . Penjelasan Metode Kerja
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor mengajukan ijin untuk melakukan
pekerjaan rigid pavement kepada pengguna jasa disertai dengan metode kerja,
kebutuhan alat, kebutuhan tenaga kerja, spesifikasi dan rencana mutu sesuai
dengan dokumen kontrak.
2. Melakukan pemasangan string line yang bertujuan untuk penentuan tebal
pengecoran sesuai gambar rencana, serta memastikan bahwa alat slipform dapat
berjalan dengan lancar diatas permukaan yang rata, kokoh dan stabil sepanjang
rencana produksi untuk menopang alat. Alat ini baru boleh beroprasi bila
campuran beton segar yang dipasok kelokasi penghamparan sudah cukup untuk
menjamin alat ini tidak berhenti karena kekurangan atau keterlambatan pasokan.
3. Melakukan pemasangan plastik sheet yang bertujuan untuk menghindari hilangnya
air semen diatas lean concrete sebagai alas beton dengan ukuran plastik lebih lebar
dari lebar beton yang akan dihampar.
4. Pemasangan formwork pada rigid sekaligus penyetingan sesuai dengan gambar
kerja, pemasangan harus lurus dan rata sehingga hasil pekerjaan rigid pavement
bisa lebih maksimal. Pada sambungan segmen yang direncanakan dilakukan
dengan cara dipaku kebeton lean concrete agar saat beton akan dihamparkan tidak
bergeser, dan posisinya ditandai pada bagian luar jalur slipform paver untuk
memudahkan penentuan posisi cutting.
5. Kemudian pendatangan beton ready mix yang pengadaannya dari batching plant
menggunakan dump truck.
6. Setelah beton sampai kelokasi pekerjaan maka dilakukan kontrol dengan benda uji
yang diambil pada setiap pengecoran untuk dilakukan tes kuat lentur pada umur 14
hari dan 28 hari, dan juga dilakukan uji slump sebelum melakukan pengecoran
yang bertujuan untuk mengetahui konsistensi atau kekakuan pada campuran beton
segar tersebut dengan syarat nilai slump 4±1 cm.
7. Kemudian pengecoran dilakukan dengan menghamparkan beton ready mix dari
dump truck ke lokasi pekerjaan dan dibantu oleh excavator untuk meratakan. Agar
beton terhampar secara merata dan padat serta membentuk rigid pavement
maka
95
pekerjaan ini dibantu oleh slipform paver (wirtgen SP 64) dengan batasan Standar
Nasional Indonesia (SNI) untuk rigid pavement maksimal adalah 5m x 5m.
Pada tahap pekerjaan dowel dan tie bar dilakukan secara mekanis oleh slipform
paver sehingga pada saat pekerjaan perataan, pemadatan secara langsung pekerjaan
dowel dan tie bar juga dilakukan. Dowel adalah tulangan baja polos yang berfungsi
sebagai penyambung atau pengikat antar segmen pada rigid pavement, dengan
ukuran diameter dowel 32 mm dan panjang dowel 60 cm serta jarak antar dowel 30
cm. Sedangkan tie bar berfungsi sebagai batang pengikat agar tidak bergerak
horizontal, dengan ukuran diameter tie bar 16 mm dan panjang 80 cm serta jarak
antar tie bar 60 cm.
8. Pekerjaan akhir (Finishing dengan Grooving) setelah pekerjaan sambungan pada
dowel dan tie bar selesai dirapikan, maka pekerjaan selanjutnya adalah pemberian
tekstur pada permukaan beton dengan cara di grooving manual, yang mempunyai
batang-batang penggaruk setebal 3 mm dengan hasil grooving harus lurus dan
kedalaman minimal 0,75 mm sampai dengan maksimal 3 mm dan masing-masing
berjarak 15-20 mm.
9. Kemudian dilakukan pekerjaan perawatan beton, ada dua cara yang dapat
dilakukan yang pertama dengan Curing Compound bertujuan untuk melindungi
beton dari retak rambut akibat cepatnya susut beton (hal ini harus lebih
diperhatikan bila pelaksanaan dilakukan siang hari), dengan bahan yang digunakan
cairan Antisol’E 125, penyemprotan dilakukan setelah grooving saat beton belum
mengeras. Yang kedua dengan menutup seluruh permukaan beton yang terbuka
dengan getextile non woven yang dibasahi menggunakan air dengan water tank
sekurang-kurangnya selama 7 hari.
10. Pekerjaan tenda lindung berguna untuk mengurangi terlalu cepatnya penguapan
pada permukaan beton, melindungi dari benda-benda jatuh atau binatang dan
melindungi bila tiba-tiba terjadi hujan.
11. Pekerjaan Cutting pada beton dilakukan persegmen dengan menggunakan mesin
pemotong khusus (CutterBeton). Pemotongan beton dilakukan saat beton masih

96
cukup lunak kira-kira pada 12-18 jam setelah pengecoran dengan kedalaman 7,5
cm.
12. Pekerjaan Joint Sealent dilakukan dengan cara lubang hasil cutiing diisi dengan
penutup sambungan (jointsealent), yang merupakan campuran karet dan aspal yang
sudah dipanaskan dengan suhu tertentu. Pengisian sealent dilakukan sedemikian
rupa sehingga seluruh lubang yang dipotong tertutupi.

Gambar 4.1 Penghamparan beton ready mix


(Sumber : Data Proyek HKI 2

Gambar 4.2 Pemadatan dengan menggunakan alat wirgen sp 64


(Sumber : Data Proyek HKI 2020

97
)

Gambar 4.3 Pembesian tulangan dowel dan tiebar


(Sumber : Data Proyek HKI 2020)

Gambar 4.4 Perawatan beton


(Sumber : Data Proyek HKI 2020)

98
Gambar 4.5 Pekerjaan cutting
(Sumber : Data Proyek HKI 2020)

Gambar 4.6 Pekerjaan join sealent


(Sumber : Data Proyek HKI 2020)

99
4.5 Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu dilakukan untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang maksimal dan efisien
agar menghasilka produk yang berkualitas, memenuhi spesifikasi dan kriteria yang
direncanakan. Pada pekerjaan rigid pavemen pengendalian mutu yang dilakukan berupa
pengujian nilai slump dan kuat tekan lentur.

4.6 Uji Kekentalan (Slump test)


Uji Slump adalah suatu metode yang digunakan untuk menentukan konsistensi/kekakuan dari
campuran beton segar (fresh concrete) untuk menentukan tingkat workability nya. Kekakuan
dalam suatu campuran beton menunjukkan berapa banyak air yang digunakan. Untuk itu uji
slump menunjukkan apakah campuran beton kekurangan, kelebihan, atau cukup air. Selain itu,
yang dipakai tidak terlalu kental dan tidak terlalu encer, maka adukan beton dianjurkan untuk
memiliki nilai slump yang terletak dalam klasifikasi yang telah ditetapkan. Pengujian slump ini
dilakukan ketika adukan beton datang di lokasi proyek dan langsung diambil dari mixer truck
dengan disaksikan oleh konsultan pengawas. Uji slump ini agar beton yang diproduksi dapat
mencapai kekuatan mutu beton dan mendapatkan nilai slump yang direncanakan.

Pada dasarnya terdapat tiga jenis slump yang terjadi yaitu :


1. Slump Sejati (True Slump)
Pada keadaan ini, nilai faktor air semen (f.a.s) beton rendah yang mengakibatkan
beton menjadi kaku. Sifat pengerjaan pengecoran akan menjadi lebih sulit karena
adukan beton akan sulit untuk mengisi rongga dan ruang.
2. Slump Plastis (Shear)
Ini adalah kondisi yang diharapkan, dimana nilai faktor air semen (f.a.s) optimal
sehingga adukan beton tidak terlalu kental dan tidak terlalu encer.
3. Slump Runtuh (Collpase)
Pada kondisi slump jenis ini, beton memiliki nilai faktor air semen (f.a.s) yang
terlalu besar sehingga beton menjadi encer dan mengurangi mutu beton.

100
Slump Sejati Slump Plastis Slump Runtuh

Gambar 4.7 Jenis-jenis Slump


(Sumber : Data Proyek HKI 2020)

Adapun tahapan dalam melaksankan uji slump test yaitu :


Alat-alat yang digunakan :
1. Kerucut abram
2. Tongkat pemadat
3. Pelat atas yang terbuat dari pelat baja atau bahan-bahan lain yang kedap air sebagai
alas kerucut
4. Mistar yang rata dan meteran
5. Ember dan sendok.

Tahapan pelaksanaan pekerjaannya :


1. Letakkan kerucut abram pada pelat logam.
2. Kemudian masukkan beton segar kedalam cetakan sampai penuh dalam 3 lapis
yang berisi 1/3 isi dari cetakan, setiap lapis ditusuk dengan tongkat pemadat
sebanyak 25 tusukan.
3. Setelah selesai penusukan, ratakan permukaan cetakan kemudian angkat cetakan
perlahan-lahan tegak lurus keatas.
4. Balik cetakan dan letakkan disamping benda uji, ukurlah slump yang terjadi dengan
menentukan perbedaan tinggi cetakan dengan tinggi rata-rata benda uji.
101
Berarti dapat dikatakan bahwa nilai slumpnya memenuhi ketentuan SNI apabila
adukan beton ini dipengaruhi oleh :
1. Jumlah dan jenis semen
2. Nilai Faktor Air Semen (FAS), yaitu perbandingan antara berat air dengan semen
3. Jenis dan susunan butiran agregat
4. Penggunaan bahan pembantu untuk campuran beton

Pada royek pembangunan jalan tol trans Sumatera ruas Pekanbaru - Padang seksi
Padang-Lubuk Alung-Sicincin menggunakan slump sesuai dengan yang tertera pada
spesifikasi teknis pekerjaan struktur proyeknya, nilai slump yang dipakai untuk
pekerjaan rigid pavement adalah 4±1 cm.

Gambar 4.8 Uji slump test


(Sumber : Data Proyek HKI 2020)

102
4.7 Uji Kuat Lentur Beton
Uji kuat lentur beton bertujuan memperoleh kuat lentur beton untuk keperluan perencanaan
struktur. Pada proyek ini benda uji yang digunakan berbentuk balok dengan ukuran 15 x 15 x
60 cm. Pelaksanaan pengujian dilaksanakan dengan pengambilan sampel yang akan diuji pada
umur 7 hari dan 28 hari.
Tahapan pelaksanaan pengujian dari uji kuat lentur ini adalah :
1. Siapkan benda uji dan lakukan beberapa hal berikut :
2. Ukur dan catat dimensi penampang benda uji
3. Timbang dan catat masing-masing benda uji
4. Buat garis melintang sebagai tanda petunjuk untuk titik-titik perletakan.

Siapkan mesin kuat tekan beton dan lakukan tahapan berikit ini :
1. Pasang dua buah perletakan dengan lebar bentang 3 jarak titik-titik pembebanan
dan pasang alat pembebanan sehingga mesin tekan beton berfungsi sebagai alat
uji lentur.
2. Atur pembebanannya dan skala pembacaannya
3. Tempatkan benda uji yang sudah diberi tanda di atas perletakan sehingga tanda
tumpuan yang dibuat pada benda uji tepat pada tumpuan alat
4. Dan lakukan pembebanan.
Untuk perhitungan mencari kuat lentur beton adalah :
1. Untuk pengujian dimana bidang patah terletak di daerah pusat (daerah 1/3 jarak
titik perletakan bagian tengah) maka kuat lentur beton dihitung menurut
persamaan sebagai berikut :
P.L
σ1 =
b.h2
2. Untuk pengujian dimana patahnya benda uji ada diluar pusat (daerah 1/3 jarak titik
perletakan bagian tengah) maka :
P.a
σ1 =
b.h2

103
Gambar 4.9 Uji kuat lentur
(Sumber : Data Proyek HKI 2020)

1) Sampel beton diambil untuk diuji kekuatan lentur, pada hari ke-28 diharapkan mutu
beton mencapai fs 45
2) Kerataan Permukaan : Panjang dan lintang toleransi 3mm/3mm
3) Kelurusan Tepi : Panjang toleransi 5mm/10mm, vertical 2mm/tebal beton
4) Kelurusan Grooving : Panjang toleransi 3mm/3mm, dalam min 0,75mm max 3mm
5) Sudut Tepi gumpil maks 10 mm per 100 cm.
6) Kelurusan cutting dan Joint Sealant : Toleransi 3 mm/10 mm, Pengisian Joint sealant
maks 1 mm.
Jika mutu material tidak memenuhi syarat yaitu :
a) Kekuatan lentur (flexural strenght) rendah, maka regangan tarik yang terjadi besar
sehingga umur berkurang.
b) Agregat agak lunak atau kotor,maka permukaan akan lepas-lepas sehingga umur menjadi
berkurang.
Jika mutu pelaksanaan tidak memenuhi syarat yaitu :
a) Kerataan tidak memenuhi toleransi,maka kenyamanan pengendara berkurang dan umur
akan menurun.
b) Pemandangan yang kurang sempurna akan menimbulkan keropos dalam beton sehingga
mudah retak dan umur akan berkurang.
c) Air yang digunakan terlalu banyak,maka mutu beton menurun sehingga umur akan
berkurang

104
Gambar 4.10 Hasil Kuat Lentur
(sumber: Data Proyek HKI 2020)

4.8 Quality control


Untuk memastikan kualitas dari pekerasan beton perlu diperhatikan hal-hal berikut :

1) Uji mutu material


Tabel 4.2 Spesifikasi Agregat

(Sumber : Data Proyek 2020)

105
Tabel 4.3 Standar Gradasi Agregat

(Sumber : Data Proyek 2020)

a) Semen Portland
Harus memenuhi ketentuan SNI 15-2049-1994. Terdapat 8 jenis Semen Portland berikut ini
1) Tipe I : Jika sifat-sifat khusus yang disebutkan tipe lainnya tidak diperlukan.
2. Tipe IA : Sama dengan tipe I, jika air entraining diperlukan .
2) Tipe II : Jika ketahanan sedang terhadap sulfat dan hidrasi panas diperlukan.
3) Tipe IIA : Sama seperti tipe II, jika air entraining diperlukan.
4) Tipe III : Jika kekuatan yang tinggi diperlukan.
5) Tipe IIIA : Sama seperti tipe III, jika air entraining diperlukan.
6) Tipe IV : Jika hidrasi panas rendah diperlukan.
7) Tipe V : Jika ketahanan tinggi terhadap sulfat diperlukan.
Tipe semen yang di gunakan pada proyek jalan tol Padang-Pekanbaru yaitu Tipe I

b) Air
Ph yang diuji dengan elektrometer (SNI 06-1140-1989) 4,5-8,5 jika mengandung benda padat
dan inorganik maka kuat tekan kubus mortar (SK SNI M-111-1990-03) dengan air tersebut >
90% kuat tekan kubus mortal dengan air suling.

106
c) Rasio / Air Semen (W/C)
Tabel 4.4 Standar Rasio Air Semen (W/C)

(Sumber : Data Proyek 2020)

4.9 Alat dan Tenaga Kerja


Alat yang digunakan dalam melakukan pekerjaan rigid pavement adalah dump truck,
excavataror, slipform paver (wirtgen sp 64), grooving, semprot, tenda pelindung, ember, water
tank, cutiing betton, compressor. Sedangkan untuk tenaga kerjanya yaitu operator alat berat,
pekerja, pengawas lapangan, surveyor, qualiti, k3 dan pelaksana.

4.10 Program K3L


Untuk mengantisipasi terjadinya resiko kecelakaan kerja (zero accident), maka akan diterapkan
disiplin yang tinggi terhadap pelaksanaan K3L (Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan)
pada saat pekerjaan lean concrete seperti :
1. Pekerja menggunakan alat pelindung diri (APD)
2. Memasang rambu peringatan kerja
3. Pembersihan dengan peralatan yang ada. (operational control)

107
4.11 Faktor Keterlambatan Pekerjaan
Beberapa kendala yang terjadi dilapangan selama penulis melaksanakan kerja praktek, yaitu :
1. Cuaca seperti hujan membuat akses untuk menuju ke lokasi menjadi susah untuk
dilalui dan pekerjaan perkerasaan kaku pun sulit untuk dilaksanakan.
2. Terjadinya over slump pada campuran beton lantai kerja dikarenakan saat akan
melakukan pekerjaan turun hujan, sehingga membuat slump menjadi sedikit encer.
3. Permukaan rigid seringkali digunakan langsung sebagai jalan akses lalu lintas, namun
belum dilaksanakannya pekerjaan joint sealentnya, sehingga debu-debu masuk dan
mengotori segmen rigid yang telah di cutting.
4. Pembungkus dowel seringkali terlepas pada dowelnya, sehingga fungsi yang
direncakan tidak tercapai.

4.12 Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rigid Pavement


4.12.1 Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Rencana anggaran biaya (RAB) adalah perhitungn perkiraan biaya yang di butuhkan untuk
mendirikan sebuah kontruksi bangunan.perhitungan ini meliputi perhitungan biaya upah
tenaga,biaya pembelian bahan bangunan, dan biaya untuk sewa maupun pembelian perelatan
yang di perlukan untuk mendirikan bangunan.(Anik Rahmawati Wahyuningsih)
Dalam sebuah proyek kontruksi ,Rencana Anggaran Biya (RAB) sangat berguna sebagai
pedoman pelaksanaan dari segi pembiayaan. Bagi pemilik (owner),RAB bertujuan untuk
menentukan biaya yang harus disediakan.Untuk investor ,dapat bermanfaat untuk menentukan
biaya investasi, modal yang dibutuhkan, pengaturan perputaran modal ,dan untuk menganalisa
kelayakan ekonomi dari suatu proyek kontruksi.Dalam hal ini penulis mencoba menganalisis
tentang rencana anggaran biaya proyek kontruksi pembangunan jalan Tol Taba Penanjung –
Bengkulu Seksi 1.
1. Analisa Biaya
Penulis mencoba menganalisis rancangan anggaran biaya dari pekerjaan Lean Concrete
Rigid dan Pavement pada proyek pembangunan jalan tol Taba Pekanbaru-Padang seksi 1

108
Tabel 4.5 Daftar Harga Sewa Alat Berat

NO PERALATAN SATUAN HARGA


1 BATCHING PLANT Jam Rp 429.290
2 DUMP TRUCK Jam Rp 187.200
3 CONCRETE VIBRATOR Jam Rp 48.515
4 EXCAVATOR Jam Rp 399.995
5 CONCERETE PAVER FINISHER Jam Rp 431.725
6 TRUCK MIXER Jam Rp 517.185
7 WATER TANK Jam Rp 240.630

Tabel 4.6 Daftar Harga Upah

NO URAIAN SATUAN HARGA (RP )


1 MANDOR OH / 8 JAM Rp 120.008
2 PEKERJA OH / 8 JAM Rp 70.593
3 TUKANG OH / 8 JAM Rp 105.890
4 OPERATOR OH / 8 JAM Rp 112.949
5 SURVEYOUR OH / 8 JAM Rp 114.523
6 PEMBANTU SURVEYOUR OH / 8 JAM Rp 84.712

Tabel 4.7 Daftar Harga Bahan

NO URAIAN SATUAN HARGA


1 SEMEN KG Rp 1.300
2 AIR LTR Rp 758
3 PASIR BETON M³ Rp 289.255
4 AGREGAT KASAR M³ Rp 348.752
5 DOWEL D32 BTG Rp 228.158
6 BEKESTING KG Rp 21.000
7 JOINT SEALENT KG Rp 197.000
8 CAT ANTI KARAT KG Rp 35.750
9 POLITILIN 125 MIKRON KG Rp 19.250
10 CURING COUMPOUND LTR Rp 38.500
11 KAYU ACUAN M³ Rp 1.250.000
12 PAKU KG Rp 21.870
13 ADDITIVE LTR Rp 5.000

109
Tabel 4.8 Daftar Harga Analisa Rigid Pavement per 1M³

NO KOMPONEN SATUAN KOEF HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


A PEKERJAAN RIGID PAVEMENT
1 I.TENAGA
MANDOR Jam 0,150602 Rp 120.008 Rp 18.073
PEKERJA Jam 1,405622 Rp 70.593 Rp 99.227
TUKANG Jam 0,702811 Rp 105.890 Rp 74.421
OPERATOR Jam 1 Rp 112.949 Rp 112.949
TOTAL HARGA Rp 304.670
2 II.BAHAN
SEMEN KG 2,50 Rp 1.300 Rp 3.250
AIR LTR 1,00 Rp 758 Rp 758
PASIR BETON M³ 0,312 Rp 289.255 Rp 90.248
AGREGAT KASAR M³ 0,789 Rp 348.752 Rp 275.165
DOWEL D32 BTG 15,775 Rp 228.158 Rp 3.599.192
JOINT SEALENT KG 0,965257 Rp 197.000 Rp 190.156
CAT ANTI KARAT KG 0,02 Rp 35.750 Rp 715
POLITILIN 125 MIKRON KG 0,4374 Rp 19.250 Rp 8.420
CURING COUMPOUND LTR 0,87 Rp 38.500 Rp 33.495
KAYU ACUAN M³ 0,096 Rp 1.250.000 Rp 120.000
PAKU KG 0,080 Rp 21.870 Rp 1.750
ADDITIVE LTR 1,2 Rp 5.000 Rp 6.000
TOTAL HARGA Rp 4.329.149
3 III.PERALATAN
BATCHING PALNT Jam 0,0502 Rp 429.290 Rp 21.550
DUMP TRUCK Jam 0,14889 Rp 187.200 Rp 27.872
CONCRETE VIBRATOR Jam 0,025 Rp 48.515 Rp 1.213
WATER TANK Jam 0,0078 Rp 240.630 Rp 1.877
EXCAVATOR Jam 0,1 Rp 399.995 Rp 40.000
CONCERETE PAVER FINISHER Jam 0,0037 Rp 431.725 Rp 1.597
TOTAL HARGA Rp 94.109
JUMLAH,HARGA,TENAGA DAN
PERALATAN Rp 4.727.928
OVERHEAD DAN PROFIT Rp 709.189
HARGA SATUAN PEKERJAAN Rp 5.437.117
NO URAIAN
B
Rp
1 RIGID PAVEMENT 5.437.117 M³ 42.120 Rp 229.011.368.040
TOTAL HARGA Rp 245.587.665.960
(Koefisien , Permen PUPR NO 28 Tahun 2016)

110
Dari hasil perhitungan Rigid Pavement untuk per 1 M³ diatas maka di dapat RAB

NO URAIAN HARGA SATUAN PEKERJAAN SATUAN VOLUME TOTAL HARGA


1 RIGID PAVEMENT Rp 5.437.117 M³ 42.120 Rp 229.011.368.040

Keterangan volumenya adalah :


1. Panjang = 6000 m ( karena pekerjaan Rigid Pavement dilakukan sepanjang 6
km
2. Lebar jalan = 12,1 m x 2 = 24,2 ( karena memiliki 2 jalur )
3. Tinggi = 0,30 m ( tebal perkerasan yaitu 30 cm )
Maka diperoleh :
V=PxLxT
= 6000 m x 23,4 m x 0,30 m
= 42.120 m³
RAB untuk pekerjaan Rigid Pavement ini adalah Rp 229.011.368.040 (Dua ratus dua
puluh sembilan milyar sebelas juta tiga ratus enam puluh delapan ribu empat puluh
rupiah)
Jadi total keseluruhan biaya rencana anggaran biaya ( RAB ) untuk pengerjan lean concre dan
rigid pavement adalah sebesar RP . 245.587.665.960 (Dua Ratus Empat Puluh Lima Milyar Lima
Ratus Delapan Puluh Tujuh Juta Enam Ratus Enam Puluh Lima Ribu Sembilan Ratus Enam
Puluh Rupiah )

111

Anda mungkin juga menyukai