Anda di halaman 1dari 13

BAB 8

PAVING BLOCK /BATA BETON

A. Pengertian
Paving block adalah suatu komposisi bahan bangunan yang dibuat
dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis sejenisnya, air dan
agregat dengan atau bahan tambah lainnya yang tidak mengurangi mutu bata
beton itu. (SNI 03-0691-1996)
Paving block dapat digunakan di sekitar lingkungan rumah dan kantor.
Fungsi utama bahan ini adalah untuk menutup lantai dalam jangka waktu
yang lama. Paving block dapat dipasang tanpa menggunakan semen. Hal ini
membuat sebagai alternatif yang murah dan mudah untuk penyerapan air di
tempat yang bebas lumpur. Di pasaran dapat ditemukan berbagai bentuk,
motif dan pola sesuai dengan selera konsumen.

B. Bentuk Dan Ukuran


Bentuk paving block sangat bervariasi, berikut beberapa bentuk paving
block yang sering digunakan:

Gambar 8.1. Tipe S Gambar 8.2. Tipe T

6
Gambar 8.3. Tipe trihex Gambar 8.4. Tipe grass Block

Gambar 8.5. Tipe Segi empat Gambar 8.6. Tipe Segi enam

Berdasarkan SNI bata beton harus mempunyai ukuran tebal nominal


minimum 60 mm dengan toleransi 8 %.
Adapun variasi ketebalan mulai dari 6 cm, 8 cm dan 10 cm. Paving
block dengan tebal 6 cm pada umumnya dipergunakan untuk perkerasan jalan
dan trotoar, Jalan yang dimaksud adalah untuk beban ringan, dimana yang
lewat diatasnya hanya kendaraan pribadi, manusia. Paving block dengan tebal
8 cm dapat dipergunakan untuk perkerasan jalan/lahan dengan beban lebih
besar, seperti jalan utama di dalam perumahan, lahan pabrik, lahan
perparkiran dengan kuat tekan yang umum dipergunakan 400 kg/cm²
sedangkan paving block dengan kuat tekan 500 kg/cm² dipergunakan untuk
perkerasan jalan dengan beban cukup besar seperti untuk pabrik,
pergudangan. Tebal Paving block yang terakhir adalah 10 cm, dengan kuat
tekan yang dimiliki adalah 500 kg/cm² banyak dipergunakan untuk container
yard, pelabuhan, coal storage yard dan pabrik.

7
Warna umum paving block yaitu abu-abu tapi banyak juga variasi
warna yang dapat disesuaikan dengan pesanan konsumen.

C. Mutu dan Kualitas


Paving block haruslah berkualitas baik dan tanpa ada retak yang
terlihat. Suara nyaring terdengar ketika dua paving diadu bersama-sama
menunjukkan bahwa kekuatan paving sudah cukup
baik. Biasanya, paving harus sesuai dengan ukuran dan bentuknya, dengan
pinggiran yang lurus demikian juga permukaannya. Paving yang kurang baik
biasanya karena proses curing yang kurang sempurna dan sebagai
akibatnya paving mudah patah. Paving yang kurang baik biasanya dibuat
dengan mutu semen yang jelek, pasir yang kotor, sehingga paving tidak
mempunyai daya tahan dan tidak mampu menahan beban yang berat.
Paving block memiliki beragam kekuatan dan klasifikasi penggunaan
bila diukur dengan Standar SNI. Harga Paving block yang murah tidak selalu
dapat diartikan bahwa kualitas & kekuatan paving block tersebut tidak bagus.
Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat dari tabel 8.1
Tabel 8.1 Klasifikasi Mutu Beton Paving block Berdasarkan SNI

Bata Beton mutu A disyaratkan kuat tekan minimal 35 MPa dan


rerata 40 MPa hal ini setara dengan K430 hingga K490. Bata Beton mutu B
disyaratkan kuat tekan minimal 20 MPa da rerata 20 MPa hal ini setara
dengan K208 hingga K245. Bata Beton mutu C disyaratkan kuat tekan
minimal 12,5 MPa dan rerata 15 MPa hal ini setara dengan K153 hingga

7
K184. Bata Beton mutu D disyaratkan kuat tekan minimal 8,5 MPa dan rerata
10 MPa hal ini setara dengan K104 hingga K122.
Berdasarkan SNI 03-0691-1996 klasifikasi Paving block dibedakan
menurut kelas penggunaannya sebagai berikut:
Paving block Mutu A : digunakan untuk jalan
Paving block Mutu B : digunakan untuk pelataran parkir
Paving block Mutu C : digunakan untuk pejalan kaki
Paving block Mutu D : digunakan untuk taman dan pengguna lain
Paving block yang diproduksi secara manual biasanya termasuk dalam
mutu beton kelas D atau C yaitu untuk tujuan pemakaian non struktural,
seperti untuk taman dan penggunaan lain yang tidak diperlukan untuk
menahan beban berat di atasnya. Mutu paving block yang pengerjaannya
dengan menggunakan mesin pres dapat dikategorikan ke dalam mutu beton
2
kelas C sampai A dengan kuat tekan di atas 125 kg/cm bergantung pada
perbandingan campuran bahan yang digunakan.
Penampakan antara paving block yang diproduksi dengan cara manual
dan paving block pres mesin secara kasat mata relatif hampir sama, namun
permukaan paving yang diproduksi dengan mesin pres terlihat lebih rapat
dibanding yang dibuat secara manual.
Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi mutu beton dari
produk Paving block :
1) Semen
Mutu semen merupakan faktor penting yang mempengaruhi
kebutuhan dasar paving. Semen haruslah baru dan tidak bergumpal.
2) Perbandingan Air – Semen
Perbandingan jumlah minimum air dan berat semen, perlu diketahui
konsistensi dan kemampuan kerja adukan paving yang diinginkan
yang disebut perbandingan air–semen. Kekuatan paving menurun
dengan menurunnya perbandingan air–semen. Hal ini disebabkan
penambahan air setelah penguapan akan meninggalkan kekosongan

7
yang sangat kecil. Semakin banyak kekosongan pada paving, maka
akan semakin tidak kuat.
3) Bahan Baku
Pasir dan kerikil harus bebas dari dedaunan, rumput dan benda-benda
asing.
4) Kehalusan Kerikil halus
Kekuatan paving akan menurun dengan semakin halusnya kerikil
halus. Hal ini disebabkan kerikil halus membutuhkan lebih banyak
semen yang digunakan yang mempengaruhi keseluruhan adukan.
5) Mesin Cetak produksi
khusus untuk produk Paving block, peralatan mesin cetak produksi
juga dapat menentukan kekuatan paving yang dihasilkan. Semua
bergantung pada kemampuan mesin tersebut memberikan tekanan
pada proses pencetakan paving block.
Adapun kandungan natrium pada paving block, ketahanan terhadap
natrium sulfat tidak boleh cacat dan kehilangan berat yang diperkenankan
maksimum 1,1.

D. Bahan Baku
Bahan baku paving block yang utama adalah pasir dengan gradasi baik
dan semen sebagai bahan pengikat. Komposisi dari adukan yang umum
dipakai antara semen dan pasir adalah 1 : 3 , 1 : 4 dan 1 : 5, dan lain-lain.
Dalam hasil penelitian Harun Malissa tentang pengaruh batu pecah
terhadap kuat tekan paving block, menyatakan penambahan batu pecah akan
berpengaruh terhadap kuat tekan paving block. Hal ini jika ditinjau dari
perbandingan yang sama antara semen dengan pasir yaitu 1 : 8 tanpa
tambahan batu pecah (seperti paving block yang ada di pasaran) didapatkan
kuat tekan maksimum sebesar 5,25 Mpa, sedangkan yang ditambah batu
pecah didapatkan kuat tekan maksimum sebesar 9,70 Mpa.
Selain penambahan batu pecah, dalam pembuatan paving block dapat
ditambahkan bahan substitusi lainnya seperti abu batu, abu terbang, kapur dan

7
bahan lainnya yang dapat memperbaiki mutu dari paving block tersebut.
(dwikusuma)

E. Proses Pembuatan
Secara umum proses pembuatan paving blok adalah seperti pada diagram
berikut :

7
Gambar 8.7. Proses Pembuatan Paving
Proses Pembuatan Paving block ada 2 cara yaitu
1. Pembuatan Paving block cara manual/Tangan

7
Paving block press manual/tangan diproduksi menggunakan
cetakan paving dengan tenaga press tangan manusia. Pembuatan paving
block dimulai dengan mencampur semen, air, pasir, penambahan batu
pecah (kericak) dan penambahan abu batu (sebagai filler) dengan
komposisi tertentu. Setelah adukan homogen, kemudian dimasukkan ke
dalam cetakan dan dipress dengan kekuatan tekan tenaga manusia.
Pembuatan cara manual ini umumnya menghasilkan mutu paving
block yang rendah karena tekanan yang diberikan pada saat mengempa
tidak maksimal. Mutu beton dari paving block jenis ini tergolong dalam
mutu beton kelas D (K 50-100). Harga paving block jenis ini relatif lebih
murah daripada harga paving jenis yang lainnya.
Pada umumnya paving block press manual hanya digunakan untuk
pemakaian non structural, seperti taman, trotoar, halaman rumah dan
penggunaan lainnya yang tidak diperlukan untuk menahan beban yang
berat diatasnya. Di bawah ini cetakan atau casing untuk penbuatan paving
block.

Gambar 8.8. Alat Cetak Paving Block Press Tangan/ Manual

2. Pembuatan Paving block dengan mesin


Proses pembuatan paving block dengan mesin dimulai dengan
mencampurkan bahan material penyusun ke dalam mesin molen, kemudian di
masukkan ke dalam mesin press paving block. Pada mesin ini dapat diatur
tekanan yang akan diterima untuk menghasilkan paving dengan mutu
tertentu. Umumnya pembuatan paving block dengan menggunakan mesin
akan menghasilkan mutu beton yang tinggi, keseragaman dan kestabilan
tekanan pada saat pengempaan memberikan kontribusi peningkatan mutu
paving block, Meskipun demikian, komposisi material penyusun bata beton

7
(paving block) sangat menentukan mutu produk tersebut. Pembuatan paving
block dengan mesin ada 2 cara yaitu:
a. Paving block Press Mesin Vibrasi/ Getar
Pada umumnya Paving block Press Mesin Vibrasi tergolong
sebagai Paving block dengan mutu beton kelas C-B (K 150-250). Paving
block jenis ini diproduksi dengan mesin press sistem getar. Paving
block Press Mesin Vibrasi dapat digunakan sebagai alternatif perkerasan
lahan pelataran parkir. Akan tetapi, karena pertimbangan selisih harga
yang tidak terlalu jauh berbeda dengan paving block jenis press mesin
hidrolik (K 300-450) mengakibatkan banyak konsumen lebih tertarik
memilih paving jenis hidrolik daripada paving jenis press vibrasi.
b. Paving block Press Mesin Hidrolik
Jenis paving block lainnya yang dipasarkan di Indonesia
adalah paving block press mesin hidrolik. Paving jenis ini diproduksi
dengan cara dipress menggunakan mesin press hidrolik dengan kuat tekan
di atas 300 kg/cm². Paving block press hidrolik dapat dikategorikan
sebagai paving block dengan mutu beton kelas B-A (K 300-450).
Pemakaian paving jenis ini dapat digunakan untuk keperluan non
structural maupun untuk keperluan structural yang berfungsi untuk
menahan beban yang berat yang dilalui diatasnya, seperti: areal jalan
lingkungan hingga sebagai perkerasan lahan pelataran terminal peti kemas
di pelabuhan. Selain karena kekuatan betonnya yang mampu menahan
beban yang berat diatasnya, paving block jenis inipun harganya cukup
murah dan terjangkau untuk khalayak masyarakat Indonesia. Faktor
kekuatan dan ketahanan paving block press hidrolik untuk jangka panjang
turut menjadi bahan pertimbangan bagi sebagian konsumen hingga
akhirnya memilih paving jenis ini ketimbang paving block jenis yang
lainnya.

7
Gambar 8.9. Mesin Press Hidrolik Paving Block

(jenis-jenis paving block standar SNI. http://pavingblockindonesia.com/ akses


4 Desember 2013)

F. Metode Pengujian
Berbagai metode pengujian untuk paving sebagai berikut:
1. Metode struktur, yaitu dengan cara paving dipotong berbentuk kubus
dengan ukuran yang disesuaikan dengan benda uji, kemudian ditekan
dengan tekanan, durasi waktu dan kecepatan tertentu hingga hancur.
Nilai kuat tekan diperoleh dari Beban tekan dibagi dengan luas bidang
tekan.

Keterangan :
 = Kuat tekan
P = Beban tekan (N)
2
L = Luas bidang tekan (mm )
2. Metode Ukuran, diukur dengan kaliper dengan ketelitian 0,1 mm,
pengukuran ketebalan dilakukan di tiga tempat yang berbeda diambil
rata-rata.

7
3. Metode Visual, permukaan paving block harus rata, tidak terdapat cacat,
bagian sudut dan tepi tidak mudah hancur, jika paving satu dengan yang
lainnya dibenturkan tidak mudah hancur.
4. Pengujian jatuh, jika paving dijatuhkan bebas dengan ketinggian 1 meter
maka paving block yang bagus tidak akan mudah patah.
5. Pengujian serapan air, paving block direndam ke dalam air selama 24
o
jam, kemudian dikeringkan dengan suhu 105 C dan ditimbang 2 kali
hingga selisih hasil penimbangan tidak lebih dari 0,2%, kemudian nilai
penyerapan dihitung dengan rumus

Rumus penyerapan air = x100%

Dimana :
A = berat paving dalam keadaan basah (g)
B = berat paving dalam keadaan kering (g)
6. Metode interlock, pada bentuk bata beton (paving block) yang
mempunyai sisi tidak rata (mulus) tetapi mempunyai sisi yang sengaja
dibuat dengan tonjolan untuk membuat ikatan antar bata beton (paving
block) akan membuat struktur pasangan paving block semakin kuat. Pada
pemasangan paving block jenis interlok ini juga mempunyai keunggulan,
yaitu jarak antar paving (nat) berbentuk rapi dan seragam. Sisi panjang
dan lebar paving block terdapat tonjolan yang akan membentuk ruang
kecil untuk isian pasir di sela-sela pasangan paving tersebut.
(Paving block . http://dwikusumadpu.wordpress.com akses 4 Desember
2013)

G. Proses Pemasangan Paving Block


Proses pemasangan paving block :
1. Sebelum paving block dipasang pastikan struktur dari lahan yang hendak
di paving dalam keadaan benar-benar padat. Apabila belum padat dapat
dipadatkan dengan menggunakan mesin Roller (Wales) atau Stamper
kuda. Hal ini agar lahan yang telah dipasang paving block tidak amblas.

7
2. Sesuaikan spesifikasi beban yang akan melewati lahan yang akan dipasang
paving dengan material pendukung untuk landasan area paving. Material
tersebut dapat berupa : Limestone, Base Course, Sirdam, Makadam dsb.
3. Pastikan permukaan lahan yang akan di paving dalam kondisi rata/ sudah
level.
4. Pasang Kanstin beton sebagai pengunci paving block, agar paving block
yang sudah terpasang tidak bergeser.

Gambar 8.10. kanstin beton


5. Gelar abu batu mengikuti kemiringan yang telah ditentukan kemudian
diratakan dengan menggunakan jidar kayu.
6. Lakukan pemasangan paving block dengan cara maju ke depan, sementara
pekerja pemasang paving berada di atas paving yang telah terpasang.
7. Untuk tepian lahan/ sudut-sudut yang belum terpasang paving block (las-
lasan), potong paving block dengan menggunakan alat pemotong paving
block / paving block cutter.
8. Setelah lahan 100% sudah terpasang paving block, selanjutnya dilakukan
pengisian antar naat paving block tersebut (pengisian joint filler) dengan
menggunakan abu batu.
9. Padatkan paving block yang telah terpasang dengan menggunakan baby
roller atau stamper kodok 1 sampai 2 kali putaran agar timbul gaya saling
mengunci antar paving block satu sama lainnya.
10. Bersihkan area lahan yang telah terpasang paving block dari sisa-sisa abu
batu.

H. Keuntungan dan kelemahan

8
Keuntungan dari Paving block :
1. Proses pelaksanaan pekerjaan yang relatif lebih cepat dan mudah jika
dibanding dengan jenis perkerasan yang lain, serta tidak membutuhkan
alat berat dalam proses pelaksanaannya.
2. Tahan terhadap beban statis, dinamik dan kejut
3. Tahan terhadap tumpahan bahan pelumas dan pemanasan oleh mesin
kendaraan.
4. Perkerasan paving block masih dapat menyerap air (memiliki daya serap
air yang baik)
5. Harga relatif lebih murah jika dibandingkan dengan jenis perkerasan
aspal dan perkerasan beton.
6. Tidak monoton, tidak menyilaukan mata, dan mempunyai nilai estetika,
karena terdapat beberapa macam bentuk paving block, dapat dipasang
dengan pola tertentu serta tersedia dalam beberapa macam warna.
7. Paving block dapat dibongkar dan dipasang lagi di lokasi lain (dapat
dibongkar pasang) jika ingin memindahkan lokasi perkerasan paving
block tersebut.
8. Perkerasan paving block tidak licin, dan mempunyai skid resistance yang
baik, sehingga kendaraan tidak mudah tergelincir.
9. Perawatan yang mudah dan murah.
(mengenal perkerasan paving block .http://material-rumah.blogspot.com/
akses 4 Desember 2013)
Kelemahan Paving block :
1. Mudah bergelombang bila pondasinya tidak kuat dan kurang nyaman
untuk kendaraan dengan kecepatan tinggi.
2. Perkerasan paving block sangat cocok untuk mengendalikan kecepatan
kendaraan di lingkungan permukiman dan perkotaan yang padat.
(Paving block . http://dwikusumadpu.wordpress.com akses 4 Desember
2013)

Anda mungkin juga menyukai