Jenis perkerasan jalan raya ini menggunakan aspal sebagai bahan pengikatnya.
Aspal merupakan material semen yang berwarna hitam, memiliki tekstur padat
atau setengah padat. Unsur pokok yang menonjol di dalam aspal disebut
bitumen. Bitumen bisa terjadi secara alami atau bisa juga dihasilkan dari
penyulingan minyak.
Pada jenis perkerasan jalan raya ini, bahan pengikat yang digunakan adalah
semen portland atau PC. Di Indonesia, jalan raya dengan jenis konstruksi
perkerasan kaku ini lebih populer dengan sebutan jalan beton. Pada konstruksi
ini, lapisan atas adalah pelat beton yang diposisikan di atas tanah dasar atau
pondasi. Adapun sifat lapisan utama yang berupa plat beton adalah memikul
sebagian besar beban lalu lintas di atasnya. Jika terjadi pengulangan beban,
maka akibatnya akan timbul retak-retak di permukaan jalan.
Jenis konstruksi perkerasan jalan raya ini memadukan antara jenis konstruksi
perkerasan kaku dan jenis konstruksi perkerasan lentur. Konstruksi perkerasan
lentur diposisikan di atas konstruksi perkerasan kaku atau bisa juga sebaliknya.
Nah, itulah jenis-jenis perkerasan jalan raya yang digunakan pada jalan-jalan
raya. Penentuan jenis perkerasan jalan raya yang akan digunakan dalam proses
pembuatan jalan tentunya disesuaikan dengan beban yang akan ditanggung oleh
jalan tersebut. Pemilihan jenis perkerasan jalan raya yang sesuai dengan
bebannya tentu akan membuat jalan raya menjadi lebih awet dan tahan lama
2. Tiga jenis bahan lapisan perkerasan Lentur
3. Jika ada pekerjaan perkerasan lentur pada tanah dengan daya dukung renda maka yang
harus dilakukan adalah
Membuat lapisan fondasi bawah yang dapat mengurangi dan mencegah rusaknya
tanah denga daya dukung rendah.
Bermacam-macam tipe tanah setempat (CBR > 20%, PI < 10%) yang relatif lebih
baik dari tanah dasar dapat digunakan sebagai bahan pondasi bawah. Campuran-
campuran tanah setempat dengan kapur atau semen portland dalam beberapa hal
sangat dianjurkan, agar dapat bantuan yang efektif terhadap kestabilan konstruksi
perkerasan.
Bahan lapis perekat terdiri dari aspal emulsi yang cepat menyerap atau
asapal keras pen 80/100 atau pen 60/70 yang dicairkan dengan 25 sampai
30 bagian minyak tanah per 100 bagian aspal. Pemakaiannya berkisar
antar 0,15 liter/m2 sampai 0,50 liter /m2. Lebih tipis dibandingkan dengan
pemakaian lapis resap pengikat.
- Prime cout
Lapis resap pengikat atau yang disebut juga dengan prime coat
merupakan lapisan ikat aspal cair yang diletakkan di atas lapis pondasi
agregat Klas A. Lapis resap pengikat biasanya dibuat dari aspal dengan
penetrasi 80/100 atau penetrasi 60/70 yang dicairkan dengan minyak
tanah. Volume yang digunakan berkisar antara 0,4 sampai dengan 1,3
liter/ m2 untuk lapis pondasi agregat kelas A dan 0,2 sampai 1 liter/m2
untuk pondasi tanah semen. Setelah pengeringan selama 4 sampai 6
jam, bahan pengikat harus telah meresap kedalam lapis pondasi. lapis
resap pengikat yang berlebih dapat mengakibatkan pelelehan
(bleeding) dan dapat menyebabkan timbulnya bidang geser. Oleh
karena itu, untuk daerah yang berlebih ditabur dengan pasir halus dan
dibiarkan agar pasir tersebut diselimuti aspal.
5. Jenis teknologi pada proses pencampuran aspal
Peralatan produksi campuran beraspal panas (AMP) ada 2 (dua) tipe yaitu
Tipe takaran atau tipe Batch dan Tipe drum/menerus atau tipe continues
Pada tipe Batch, pencampuran bahan-bahannya terjadi tiap kali membuat
Batch atau campuran dan dilaksanakan didalam komponen mixer atau
pugmill. Sedang pada tipe drum (menerus), maka proses pencampurannya
terjadi terus menerus dan dilaksanakan didalam drum dryer atau didalam
pugmill. Pada proses pencampuran didalam drum dryer biasa di sebut tipe
drum mix.
Kandungan semen
Semakin banyak bahan material semen yang akan Anda gunakan, maka akan
dihasilkan konstruksi beton bertulang yang kuat dan baik.
Penggunaan semen berbanding lurus dengan kekuatan konstruksi beton.
Kandungan Air
Semakin banyak air yang Anda gunakan, maka konstruksi beton yang dihasilkan
semakin jelek. Walaupun di dalam pengerjaan konstruksi beton ringan, jika air
yang digunakan banyak, konstruksi beton semakin mudah dikerjakan dan
pekerjaan menjadi lebih ringan. Kuncinya gunakan air sesedikit mungkin, hanya
agar campuran konstruksi beton bisa
dikerjakan (bisa diangkut, dicor, dipadatkan dan di-finishing).
Campuran Air dan Bahan Material Semen atau Fakor Air Semen
(FAS)
Perkerasan Kaku
Lapisan perkerasan kaku umumnya terdiri dari dua lapisan utama, yaitu :
Lapisan permukaan (surface course)
Lapisan pondasi (base course)
Kelebihan Perkerasan Kaku
Aspal yang digunakan dalam keadaan panas dan cair, pada suhu ruang berbentuk
padat
*) Aspal keras pada suhu ruang (250 – 300 C) berbentuk padat
*) Aspal keras dibedakan berdasarkan nilai penetrasi (tingkat kekerasannya)
*) Aspal keras yang biasa digunakan :
- AC Pen 40/50, yaitu aspal keras dgn penetrasi antara 40 – 50
- AC pen 60/70, yaitu aspal keras dgn penetrasi antara 60 – 79
- AC pen 80/100, yaitu aspal keras dengan penetrasi antara 80 – 100
- AC pen 200/300, yaitu aspal keras dengan penetrasi antara 200-300
*) Aspal dengan penetrasi rendah digunakan di daerah bercuaca panas, volume
lalu lintas tinggi.
*) Aspal dengan penetrasi tinggi digunakan untuk daerah bercuaca dingin, lalu
lintas rendah.
*) Di Indonesia umumnya digunakan aspal penetrasi 60/70 dan 80/100.
Aspal dingin
Aspal yang digunakan dalam keadaan dingin dan cair, pada suhu ruang berbentuk
cair
*) Aspal cair merupakan campuran aspal keras dengan bahan pencair dari hasil
penyulingan minyak bumi
*) Pada suhu ruang berbentuk cair
9. Bentuk agregat yang bagaimana yang memberikan interlocking besar