Anda di halaman 1dari 45

KOMPETENSI DASAR :

3.4 Memahamispesifikasibahanperkerasanjalan
4.4 Menyajikan spesifikasi bahan perkerasan
jalan

MATERI POKOK :

• Spesifikasi bahan-bahan perkerasan jalan


MENYAJIKAN SPESIFIKASI BAHAN
PERKERASAN JALAN

Dalam perkembangannya terdapat tiga jenis perkerasan jalan


yang dipakai :
1. Perkerasan jalan lentur (aspal), yang paling banyak
digunakan di dunia
2. Perkerasan jalan kaku (beton)
3. Perkerasan kombinasi keduanya (beton-aspal)
Lapisan permukaan jalan baik beton ataupun aspal
harus mampu menahan tekanan roda kendaraan
terberat dan tahan terhadap perubahan kondisi
lingkungan sekitarnya, oleh karena itu lapisan
permukaan jalan harus terdiri dari bahan-bahan
yang terbaik kualitasnya walaupun relatif mahal.
Lapis permukaan jalan harus merupakan campuran
agregat yang menyatu kuat, disatukan atau diikat
dengan bahan pengikat yang memiliki kerapatan
dan kepadatan yang tinggi untuk mencegah masuk
atau meresapnya air ke dalam lapisan di bawahnya,
sehingga konstruksi jalan dapat berfungsi
sebagaimana mestinya.
A. MENGENALI PERKERASAN JALAN
1. Pengertian Perkerasan Jalan
Perkerasan Jalan Raya adalah bagian jalan raya
yang diperkeras dengan lapis konstruksi tertentu, yang
memiliki ketebalan, kekuatan, kekakuan, serta
kestabilan tertentu agar mampu menyalurkan beban
lalu lintas diatasnya ke tanah dasar secara aman.
Fungsi perkerasan jalan ini yaitu untuk
• memikul beban lalu lintas supaya aman dan
nyaman, serta menjaga agar tidak terjadi kerusakan
yang berarti sebelum umur rencananya selesai
• Memberi pelayanan dan kenyamanan saat dipakai
untuk sarana transportasi
2. Jenis Perkerasan Jalan
Berdasarkan bahan pengikatnya, konstruksi perkerasan
dapat dibedakan :
a. Konstruksi perkerasan lentur (flexible
pavament)
Adalah perkerasan yang menggunakan aspal sebagai
bahan pengikat. Lapisan-lapisan perkerasannya
bersifat memikul dan menyebarkan beban lalu lintas
ke tanah dasar.
Struktur perkerasan jalan aspal bersifat relatif lentur
karena aspal dapat melunak bila suhu meningkat
atau dibebani secara terus menerus.
b. Konstruksi perkerasan kaku (rigid pavement)
Adalah perkerasan yang menggunakan semen (portland cement) sebagai
bahan pengikatnya.
Perkerasan kaku menggunakan campuran agregat-semen yang dbentuk
menjadi pelat-pelat. Pelat beton dengan atau tanpa tulangan diletakkan
diatas tanah dasar dengan atau tanpa lapisan fondasi bawah. Struktur
perkerasan jalan beton bersifat relatif kaku karena ikatan kimia antara
agregat dan semen menghasilkan struktur komposit yang keras dan kuat.
Konstruksi perkerasan kaku (rigid pavement)
c. Konstruksi Perkerasan Komposit ( Composite
Pavement)
Adalah perkerasan kaku yang dikombinasikan
dengan perkerasan lentur dapat berupa perkerasan
lentur diatas perkerasan kaku, atau sebaliknya.
Perkerasan kaku berupa pelat beton lebih sering
digunakan dibawah yang berfungsi struktural,
sedangkan perkerasan lentur berlapis tipis campuran
beraspal yang berfungsi non struktural.
Dengan demikian, dalam perkerasan komposit , pelat
beton yang mendukung beban lalu lintas sedangkan
lapis tipis campuran beraspal menyediakan
kekesatan dan kerataan permukaan jaan.
Jenis perkerasan komposit ini biasanya diterapkan
pada perkerasan bandara atau jalan raya yang lalu
lintasnya tinggi dan tuntutan persyaratan kinerja
tinggi.
Konstruksi Perkersan Komposit (Composite Pavement)
Konstruksi
Perkersan
Komposit
(Composite
Pavement)
untuk
bandara
3. KONSEP DASAR PERKERASAN JALAN
Pemilihan konstruksi perkerasan jalan dipengaruhi faktor
antara lain faktor teknis, pendanaan, kenyamanan dan keamanan
berkendaraan bahkan aspek politis.
Jika rencana perkerasan jalan melewati permukaan tanah dasar
yang sudah keras, maka secara teknis cukup digunakan struktur
perkerasan lentur. Jika rencana jalan melewati tanah dasar berdaya
dukung buruk, maka jenis perkerasan kaku lebih stabil dalam
mendukung beban. Dilihat dari pembiayaan perkerasan lentur
membutuhkan perawatan yang rutin atau berkala untuk
mempertahankan kinerjanya agar tetap baik, dibandingkan
perkerasan kaku. Namun biaya perkerasan kaku lebih tinggi dari
biaya pembangunan konstruksi perkerasan lentur. Berikut konsep
dasar dalam perkerasan jalan :
a. Mempunyai tebal total yang cukup
b. Mampu mencegah masuknya air, baik dari luar maupun dari
dalam
c. Mempunyai permukaan yang rata, tidak licin, awet terhadap
distorsi oleh laulintas dan cuaca
4. LAPISAN PERKERASAN JALAN

Perkerasan jalan raya dibuat berlapis-lapis bertujuan untuk


menerima beban kendaraan yang melaluinya dan meneruskan
ke lapisan bawahnya.
Biasanya matrial yang digunakan pada lapisan-lapisan
perkerasan jalan semakin kebawah akan semakin berkurang
kualitasnya, hal ini dikarenakan lapisan di bawah lebih
sedikit menerima beban atau menahan beban lebih ringan.
Berikut lapisan-lapisan pembentuk perkerasan jalan beserta
fungsinya
a. Lapisan Permukaan (Surface Course)
Lapisan permukaan terletak paling atas pada suatu jalan raya,
lapisan yang bersentuhan langsung dengan kendaraan. Lapisan ini
terdiri dari 2 lapisan yaitu lapis non struktural atau aus (wearing
course) dan lapisan struktural atau antara (binder course). Lapisan
ini berfungsi sebagai penahan roda, memiliki stabilitas yang tinggi,
kedap air untuk melindungi lapisan di bawahnya sehingga air
mengalir ke saluran di samping jalan, tahan terhadap keausan
akibat gesekan rem kendaraan, dan diperuntukan untuk
meneruskan beban kendaraan ke lapisan di bawahnya.
b. Lapisan Fondasi
Lapis fondasi terdiri dari 2 bagian :
1. Lapis fondasi atas (Base ourse)
Lapisan ini terletak pada lapisan di bawah lapisan
permukaan, yang berfungsi untuk menahan gaya lintang akibat
beban roda dan meneruskan beban ke lapisan di bawahnya,
sebagai bantalan untuk lapisan permukaan dan lapisan peresapan
untuk lapisan fondasi bawah. Material yang digunakan untuk
lapisan ini harus berkualitas tinggi sehingga kuat menahan beban
yang direncanakan.
2. Lapisan pondasi bawah (subbase course)
Lapisan ini berada dibawah lapisan pondasi atas dan diatas
lapisan tanah dasar. Lapisan ini berfungsi untuk menyebarkan
beban dari lapisan pondasi bawah ke tanah dasar, untuk
menghemat penggunaan material yang digunakan pada lapisan
pondasi atas, karena biasanya menggunakan material yang
lebih murah. Selain itu pondasi bawah berfungsi untuk
mencegah partikel halus masuk ke dalam material perkerasan
jalan dan melindungi air agar tidak masuk ke lapisan di
bawahnya.
c. Lapisan Tanah Dasar (subgrade)
Lapisan tanah dasar adalah bagian terbawah dari
perkerasan jalan.
Apabila kondisi tanah pada lokasi pembangunan jalan mempunyai
spesifikasi yang direncanakan maka tanah tersebut akan
langsung dipadatkan dan digunakan. Tebalnya berkisar antara
50 – 100 cm.
B. MENELAAH ASPAL SEBAGAI BAHAN PERKERASAN JALAN
LENTUR

1. Aspal sebagai Bahan Perkerasan Jalan


Jika dibuat satu lapis saja maka seluruh lapisan tersebut
berfungsi struktural artinya harus mampu mendukung beban roda
kendaraan. Namun jika dibuat menjadi dua lapis maka lapis
permukaan terdiri dari lapis aus (wearing course) dan lapis
struktural (binder course).
Lapis aus dirancang untuk membentuk permukaan yang rata dan
kesat (tidak licin) sehingga tidak memiliki kekuatan struktural.
Sedangkan lapisan struktural dirancang untuk mendukung beban
lalu lintas yang membebani jalan. Semuanya tersusun dari agregat
dan aspal.
Lapis pondasi juga dapat dibuat dengan menambahkan aspal pada
campuran bahan untuk pondasi jalan, sehingga dapat memperbaiki
kekuatan struktural lapis pondasi, karena munculnya kekuatan tarik
bahan aspal.
Persyaratan aspal sebagai bahan perkerasan
yaitu :
a. Kekakuan / kekerasan (stiffnes)
b. Sifat mudah dikerjakan (workability)
c. Kuat tarik (tensile strength) dan adhesi
d. Tahan terhadap cuaca
Pada saat turun hujan pekerjaan
penghamparan dan pemadatan aspal harus
dihentikan, karena dapat mendinginkan suhu
campuran beraspal dan akan masuknya air
hujan diantara campuran aspal agregat yang
belum padat dan dapat merusak kekuatan
ikatan antara aspal agregat.
Pelaksanaan pekerjaan konstruksi jalan aspal
2. Jenis Aspal
Aspal adalah sejenis mineral yang umumnya digunakan
untuk konstruksi jalan, khususnya perkerasan lentur.
Aspal merupakan material organik (hydrocarbon) yang komplek,
diperoleh dari alam atau dengan proses tertentu. Aspal
dibedakan menjadi lima macam :
a. Aspal alam
Terbentuk dari minyak mentah bumi yang naik ke
permukaan, akibat sinar matahari atau angin maka minyak
ringan dan gas menguap serta meninggalkan residu yang
berupa bentuk plastis dab hitam disebut aspal.
Aspal alam dibagi dua : rock asphalt dan lake asphalt.
Kebanyakan aspal alam bercampur dengan mineral seperti
lempung tanah, pasir sampai kerikil, aspal alam terdapat di
Trinidad, Venezuela dan Pulau Buton.
Danau aspal alam Danau
Pitch, Trinidad
b. Aspal Buatan atau aspal keras (aspalt cement)
Dibuat dari minyak bumi yang mengandung parafin, sehingga
dikenal sebagai aspal minyak. Aspal ini harus dipanaskan dulu
sebelum digunakan, sehingga sering disebut aspal panas atau aspal
keras. Aspal ini sering disingkat dengan AC (Aspalt Cement)
diperoleh dari proses pengolahan residu/ sisa hasil penyulingan
minyak bumi jenis asphaltic base crude oil atau mixed base crude oil.
Aspal keras bersifat termoplastik artinya pada suhu kamar
aspal akan berwujud padat dan semakin melunak/mencair bila suhu
meningkat. Penggunaan AC sebagai bahan ikat pada campuran
beraspal panas (hot mixed asphalt), yaitu campuran agregat panas
dan aspal keras yang dipanaskan sehingga cair, AC dinilai paling
baik memberikan daya ikat terhadap agregat, sehingga hampir
selalu digunakan untuk lapis struktural.
Namun karena harus dipanaskan sebelum digunakan maka selain
berbahaya bagi pekerja konstruksi, juga membutuhkan energi yang
banyak, selain itu aspal yang akan digunakan pada konstruksi jalan
harus diuji dahulu di laboratorium yaiatu untuk mengetahui bahwa
aspal yang digunakan telah memenuhi persyaratan teknik yang
ditentukan.
Aspal keras (Aspalt Cement)
c. Aspal Cair
Adalah AC yang telah dilarutkan dalam bahan pelarut
minyak (petroleum solvent). Berdasarkan bahan pelarut dan
kecepatan penguapan bahan pelarut, aspal cair dikelompokan
menjadi 3 yaitu:
• AC + gasoline/naphta : rapid curing liquid asphalt (RC), paling
cepat menguap
• AC + kerosene : medium curing liquid asphalt (MC)
• AC + solar : slow curing liquid asphalt (SC)
Jenis aspal cair dinilai dari kekentalannya pengujian dilakukan
dengan viskosimeter pada suhu 140℉ atau 60℃.
Penggunaan aspal cair sebagai bahan ikat pada campuran dingin-
hangat (pemanasan minimum) dengan agregat dingin. Aspal cair
tipe RC dan MC digunakan untuk pekerjaan jalan, airport, industri
berupa pekerjaan coating (prime coat dan tack coat) dan pembuatan
beton aspal campuran dingin (cold mix).
Aspal cair
d. Aspal Emulsi
Asal aspal emulsi adalah Aspalt Cement (AC) yang
dilarutkan kedalam air dan diberi bahan pengemulsi/agent. Aspal
emulsi merupakan aspal yang lebih cair daripada aspal cair dan
mempunyai sifat dapat menembus pori-pori halus dalam batuan
yang tidak dapat dilalui oleh aspal cair biasa karena sifat pelarut
yang membawa aspal dalam emulsi mempunyai daya tarik
terhadap batuan yang lebih baik daripada pelarut dalam aspal
cair, terutama apabila batuan tersebut agak lembap.
Aspal emulsi lebih menguntungkan dari aspal cair karena dapat
beradaptasi untuk agregat basah dan dapat mengurangi bahaya
kebakaran maupun bahaya keracunan.
Berdasarkan kecepatan pengerasannya, aspal emulsi dibedakan
menjadi 3 kelompok, yaitu :
• Rapid Setting (RS), mengandung sedikit bahan emulsi sehingga
pengikatnya paling cepat
• Medium Setting (MS)
• Slow Setting (SS), paling lambat menguap
Aspal emulsi
e. Tar
Tar adalah sejenis cairan yang diperoleh dari material organis
seperti kayu atau batu bara melalui proses destilasi dengan suhu tinggi
tanpa zat asam.
3. Agregat dan Gradasi pada Perkerasan Jalan lentur
Agregat adalah bahan keras dan kaku yang digunakan sebagai
bahan campuran baik pada jalan beton maupun aspal. Agregat terdiri
dari butiran-butiran dan dapat berupa pasir, kerikil, agregat pecah, dan
abu batu. Butiran agregat dalam berbagai ukuran dinyatakan sebagai
gradasi agregat.
a. Gradasi Menerus (Continous Graded) atau Gradasi Rapat
(dense graded)
Adalah gradasi agregat dimana terdapatbutiran dari agregat kasar
samapai halus, sehingga sering disebut juga gradasi menerus atau
gradasi baik (well graded) . Campuran beraspal dengan gradasi ini
memiliki stabilitas yang tinggi, agak kedap terhadap air dan memiliki
berat isi yang besar.
b. Gradasi Tunggal (Single Graded) atau Gradasi Seragam
(Uniform Graded)
Adalah agregat dengan ukuran butir yang hampir sama. Gradasi
seragam disebut juga gradasi terbuka (open graded) karena hanya
mengandung sedikit agregat halus sehingga terdapat banyak
rongga/ruang kosong antar agregat. Campuran beraspal dengan
agregat ini memiliki stabilitas yang tinggi, agak kedap tehadap air dan
memiliki berat isi yang besar. Gradasi ini tidak rawan terhadap segresi
dan umumnya merupakan produk crusher yang dapat dengan mudah
diatur proporsinya untuk mencapai gradasi yang diinginkan.
c. Gradasi Senjang (Gap Graded)
Adalah gradsi agregat dimana ukuran agregat yang ada tiak
lengkap atau ada fraksi agregat yang tidak ada atau jumlahnya sedikit
sekali. Campuran beraspal dengan gradasi ini memiliki kualitas
peralihan dari keadaan campuran denga gadasi menerus dan gradasi
tunggal.
4. Bahan Pengisi (Filler)
a. Loess
Adalah deposit material halus dan porous akibat angin.
Butirannya lebih kecil dari pasir tetapi lebih besar dari tanah, kerena
butirannya bersudut dan dapat dipadatkan maka loess mempunyai
karakteristik tersendiri dimana loess dapat digali vertikal.
b. Debu Berbutir
Adalah debu dari batuan(misanya dari batu marmer), Portland
Cement, atau debu buatan/alami lainnya. Debu berbutir ditambahkan
kedalam campuran aspal untuk mengisi rongga dalam campuran dan
meningkatkan stabilitas campuran. Kapur sohor termasuk jenis debu
berbutir, namun pemakaian filler ini dibatasi maksimum 1% karena
efek ekspansif nya. Pemakaian debu marmer lebih aman karena tidak
ekspansif.
c. Abu Terbang (Fly Ash)
Adalah filler buatan yang diperoleh dari pembakaran batu bara.
Umumnya 80% lolos no. 200. Material ini dapat digunakan sebagai
filler added untuk campuran aspal.
Abu terbang (fly ash)
5. Bahan Tambahan (Additive)
Bahan tambahan ini digunakan untuk meningkatkan kekuatan
konstruksi jalan sesuai kebutuhan.Macam-macam jenis bahan
tambahan tersebut diantaranya :
a. Daya Lekat
Bahan tambahan ini sering disebut stripping agent, digunakan
untuk meningkatkan daya lekat batuan jenis silikat, dimana
kelekatan agregat terhadap aspal tidak memenuhi syarat (< 95%)
b. Titik Lembek
Banyak jenis addiive yang dapat menaikan titik lembek.
Seringkali disebut modifier, karena mengubah sifat-sifat aspal
ketingkat yang lebih baik.
c. Modulus
Modifier yang dipasarkan untuk meningkatkan sifat-sifat
campuran aspal sehingga dapat lebih tahan terhadap beban berat
dan lebih awet karena umurnya lebih panjang.
Zat additive aspal dapat memperbaiki sifat teknis aspal atau sifat
teknis campuran beraspal. Ada 10 jenis bahan tambah aspal yang
biasa digunakan yaitu bahan pengisi (filler), karet, extender, polimer,
kombimasi karet dan polimer, serat, oxidant, hidrokarbon dan
antistrip.
C. MENGANALISIS BAHAN BETON UNTUK PERKERASAN
JALAN KAKU
Berikut ini spesifikasi bahan-bahan yang digunakan pada perkerasan
jalan beton :
1. Agregat
Agreat yang digunakan untuk beton kebersihannya harus
terjaga karena agregat untuk beton semen dituntut lebih tinggi dan
pasir alam yang digunakan harus pasir kasar (disebut pasir cor).
Secara umum jenis agregat digolongkan sebagai berikut :
a. Pasir
Adalah material butiran yang dihasikan oleh pelapukan alami
batuan atau pmecahan batuan pasir-batu. Kehalusan pasir untuk beton
dinyatakan dalam “Fineness Modulus” (FM), merupakan jumlah persen
tertahan ayakan 11 2 “, 3 4 “, 3 8 “; No. 8; No.16; No.30; No.50; dan No.100
dibagi dengan 100. Pasir kasar aka mempunyai FM yang besar dan
sebaliknya. Terdapat beberapa jenis pasir yang dapat digunakan untuk
beton semen.
1) Pasir Sungai
Pasir yang dibawa oleh air dan menggelinding antar butiran
sehingga tidak bersudut tajam. Umumnya bebas dari lumpur dan
berbulir halus dengan ukuran butiran antara No.4 sampai No.100
2) Pasir Gunung
Pasir yang berasal dari deposit alami dengan sedikit atau
tanpa kerikil. Umumnya berukuran antara 3 8” samapai No.200
3) Pasir Buatan
Pasir yang diperoleh dari pengayakan batu pecah mesin lolos
No.4.
b. Kerikil
Kerkil diperoleh dari pelapukan alami batuan, berukuran lebih
besar dri pasir yang dianggap tertahan No.4 atau 1 4”
1) Kerikil Kacang Polong (Pea Gravel)
Kerikil yang bersih berasal dari kerikil sungai dengan ukuran
antara 1 4” sampai 1 2”
2) Kerikil
Kerikil yang terdapat pada hulu maupun hilir, terdiri dari
butiran bulat berukuran di atas 1 4” dengan permukaan yang halus
bercampur dengan pasir sungai, umumnya bebas dari tanah dan lanau.
Material yang lolos 1 4” ini termasuk pasir sungai.
Pasir Gunung
c. Batu Pecah
Dihasilkan dari pemecahan mekanik dari berbagai jenis
batuan atau berangkal, contoh : batu kapur, granite, batuan
singkapan, quartzite dan lainnya. Batu pecah yang lebih disukai
adalah berbentuk persegi, tapi beberapa jenis batuan berlapis
bentuknya agak pipih.
d. Terak (Slag)
Adalah bahan bukan logam yang diperoleh dari tungku
pemanasan logam, mengandung silikat dan alumino silikat serta
bahan dasar lainnya. Terak mutu baik akan memberikan perkerasan
yang baik meskipun seringkali terdapat terak yang porous dan
menyerap banyak aspal.
Batu pecah

Terak (Slag)
2. Semen Portland
Adalah semen hidraulik yang terbentuk ketika penggilingan yang
mengandung material penting seperti kalsium silikat.
Seangkan semen portland dengan penambahan udara adalah semen
portland yang terdapat tambahan udara saat pembentukannya.
Ada 8 jenis semen portland, yaitu :
a. Tipe I : digunakan jika tidak membutuhkan spesifikasi khusus pada
beton.
b. Tipe IA : digunakan jika beton tanpa spesifikasi khusus dan ada
penambahan udara
c. Tipe II : digunakan jika membuuhkan beton dengan ketahanan sedang
terhadap sulfat atau panas hidrasi sedang
d. Tipe IIA : digunakan jika membutuhkan beton dengan ketahanan
khusus terhadap sulfat atau panas hidrasi sedang dan ada penambahan
udara
e. Tipe III : digunakan jika membutuhkan beton dengan kekuatan tinggi
di awal
f. Tipe IIIA : digunakan jika membutuhkan beton dengan kekuatan
tinggi diawal dan ada penambahan udara
g. Tipe IV : digunakan jika membutuhkan beton dengan panas hidrasi
rendah
h. Tipe V : digunakan jika membutuhkan semen dengan ketahanan tinggi
terhadap sulfat
Semen tipe normal adalah jenis semen yang lazim digunakan, semen tipe
normal dan sedang dapat diberi bahan tambahan.
Semen berkekuatan awal tinggi digunakan untuk pembuatan konstruksi
yang harus cepat selesai.
Semen tipe panas hidrasi rendah digunakan untuk pengecoran yang relatif
luas dan meminimalkan penyusutan yang dapat mengakibatkan retak-
retak.
Semen yang bersifat tahan terhadap sulfat digunakan di daerah yang
airnya mengandung asam, misalnya daerah gambut.
3. Baja Tulangan dan Baja Struktur
a. Baja Tulangan
Baja tulangan yang sering digunakan dalam proses perkerasan kaku
atau beton terdiri dari :
1) Ulir (deform) dengan kode D untuk tegangan tariknya, contoh : D 32
2) Polos (plain) dengan kode U untuk teganan tariknya, contoh :U24
Tegangan tarik yang digunakan untuk kode mutu baja tersebut adalah
tegangan leleh. Terdapat kode mutu baja lainnya seperti BJ40.
b. Baja Struktur
Syarat-syarat baja struktur sangat tergantung jenis dan proses
pembuatannya.
Tegangan leleh minimum yang disyaratkan umumnya adalah 2520 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
Syarat-syarat komposisi kimia tiap jenis baja berlainan, antara lain :
karbon, mangan, phospor, sulfur, silikon dan tembaga.
Besi polos dan berulir
4. Bahan Tambah
Terdapat beberapa macam bahan additive untuk beton, antara lain :
a. Retarder
Merupakan bahan untuk memperlambat setting time, bahan ini
digunakan jika jarak antara pusat pencampuran beton (bath plant) dan
lokasi pengecoran cukup jauh sehingga dikhawatirkan setting time nya
terlampaui.
b. Accelerator
Merupakan bahan untuk mempercepat kenaikan kekuatan, bahan
ini digunakan jika kenaikan kekuatan beton ingin dipercepat sehingga
penyangga(scalfoding) dapat segera dilepas.
c. Plasticizer
Merupakan bahan untuk memperbaiki kelecakan (workability),
bahan ini digunakan untuk menghemat pemakaian Semen Portland.
Secara umum kelecakan dapat ditingkatkan jika kadar airnya ditambah,
tetapi penambahan air akan menurunkan kekuatan beton sehingga kada
Semen Portland harus juga ditambahkan.
Retarder

Accelerator Plasticizer
TERIMA KASIH !!!

TETAPLAH
SEMANGAT
DALAM
BELAJAR DAN
MENUNTUT
ILMU !!!....

Anda mungkin juga menyukai