TINJAUAN PUSTAKA
5
6
dan permukaan jalan, serta menahan keausan akibat pengaruh cuaca dan
iklim, seperti udara, air atau perubahan temperatur. Durabilitas beton aspal
dipengaruhi oleh tebalnya film atau selimut aspal, banyaknya pori dalam
campuran, kepadatan dan kedap airnya campuran. Semakin tebal film aspal
akan mengakibatkan mudah terjadi bleeding yang akan menyebabkan jalan
menjadi licin.
3. Kelenturan (flexibility)
Kelenturan merupakan kemapuan dari beton aspal untuk menyesuaikan diri
akibat penurunan (konsolidasi/settlement) serta pergerakan dari pondasi
atau tanah dasar, tanpa terjadi retak. Penurunan terjadi akibat repetisi beban
lalu lintas, maupun penurunan akibat berat sendiri tanah timbunan yang
dibuat di atas tanah dasar. Fleksibilitas dapat ditingkatkan dengan
mempergunakan agregat yang bergradasi terbuka dengan kadar aspal yang
tinggi.
4. Ketahanan terhadap kelelehan (fatigue resistance)
Ketahanan terhadap kelelehan merupakan suatu kemampuan dari beton
aspal untuk menerima lendutan berulang akibat repetisi beban, tanpa
terjadinya penurunan berupa alur dan retak.
5. Kekesatan atau tahanan geser (skid resistance)
Kekesatan atau tahanan geser merupakan kemampuan permukaan beton
aspal terutama pada kondisi basah, memberikan gaya gesek pada roda
kendaraan sehingga roda kendaraan tidak tergelincir.. Selain itu agregat
yang digunakan tidak saja harus mempunyai permukaan yang kasar, tetapi
juga harus mempunyai daya tahan pada permukaannya agar tidak mudah
menjadi licin akibat repetisi beban roda kendaraan.
6. Kedap air (impermeable)
Kedap air merupakan kemampuan beton aspal untuk tidak dapat dimasuki
oleh genangan air ataupun udara ke dalam lapisan beton aspal. Air dan udara
dapat menyebabkan terjadinya percepatan proses penuaan aspal, dan
pengelupasan film/selimut aspal dari permukaan agregat. Tingkat
7
Campuran ini terdiri dari agregat bergradasi timpang, filler dan aspal keras dengan
perbandingan tertentu, yang dihampar dan dipadatkan dalam keadaan panas.
c. Jumlah berat butiran tertahan saringan No. 4 yang mempunyai paling sedikit
dua bidang pecah ( Visual ) minimum 50 % ( khusus untuk kerikil pecah ).
d. Indeks kepipihan atau kelonjongan butiran tertahan 9,5 mm atau 3/8 ‘‘
maksimum 25 % ( British Standars-812 ).
e. Penyerapan air maksimum 3 % ( PB.0202-76 MPBJ ).
f. Berat jenis curah ( Bulk ) maksimum 2,5/ khusus untuk retak ( PB.0202 –76
MPBJ ).
g. Bagian yang lunak maksimum 5 % ( AASHTO T-189 ).
No. 50 6 – 16 13 – 23
No. 100 4 – 12 7 – 15
No. 200 2–8 1-8
Sumber : Petunjuk Pelaksanaan Lapis Aspal Beton ( Laston Permukaan / AC – BC )
3. Agregat campuran yang diperoleh melalui pencampuran menurut proporsi
yang diperlukan untuk rumusan campuran kerja, harus mempunyai ekivalen
pasir yang tidak kurang dari 50 % ( AASHTO T – 176 )
2.7.4 Aspal
Aspal adalah bahan hidrokarbon yang bersifat melekat (adhesive), berwarna
hitam yang memiliki kilau atau resin yang bersinar, tahan terhadap air, dan
viskoelastis. . Jika dipanaskan sampai temperatur tertentu aspal akan menjadi lunak
/ cair sehingga dapat menyelimuti agregat pada waktu pembuatan laston lapis
antara. Jika temperatur mulai turun aspal akan mengeras dan mengikat agregat pada
tempatnya. Aspal untuk laston lapis antara harus terdiri dari salah satu aspal keras
penetrasi 60/70 atau 80/100 yang seragam, tidak mengandung air, bila dipanaskan
sampai dengan 175° C tidak berbusa dan memenuhi persyaratan.
fleksibilitas. Job mix formula itu dapat diperoleh dari campuran dalam
perbandingan tertentu dari dua bahan pokok yaitu :
1. Material agregat berbutir
2. Bahan pengikat aspal
2.9 Campuran
2.9.1 Komposisi Campuran
Campuran untuk Laston Lapis Antara pada umumnya terdiri dari agregat
kasar, agregat halus, dan aspal. Masing – masing fraksi agregat terlebih dahulu
harus diperiksa gradasinya dan selanjutnya digabungkan menurut perbandingan
yang akan menghasilkan agregat campuran yang memenuhi gradasi pada tabel.
Bahan - bahan tersebut ditambahkan aspal secukupnya sehingga diperoleh
campuran yang memenuhi persyaratan seragam.
Tabel 2.4. Persyaratan Aspal Keras
Cara Persyaratan Satuan
Pemeriksaan
Jenis ( MPBJ ) Pen.60 Pen.80
Pemeriksaan
Min Max Min Max
1. Penetrasi PA.0301-76 60 79 80 99 0.1 mm
( 125℃ 5 detik )
2. Titik Lembek PA.0302-76 48 58 46 54 ℃
( Ring Ball )
3. Titik Nyala PA.0303-76 200 - 225 - ℃
( Clev Open Cup )
4. Kehilangan - 0.8 - 0.1 % Berat
Berat
( 163℃ 5 jam )
5. Kelarutan PA.0305-7600 99 - 99 - % Berat
( C2HCL3 )
18
%
Bj Efektif Agregat = ,-- % '( ) ……………… (3)
*.. ! '( ) (*+)
( /) 0
VMA = 12 3 4
……………… (4)
12 3 4 1 73
= 100 x x Bj Aspal ……………… (8)
12 3 4 0 1 73