Anda di halaman 1dari 10

17.1.

BATASAN KUAT TEKAN BETON


Kekuatan Tekan Beton yang sering digunakan dalam bangunan industri dan
bangunan konstruksi lainnya adalah 100-300 kg/cm. Sejak tahun 1930 mulai
dikembangkan teknik prestessing untuk mewujudkan beton berkekuatan tinggi
sebagai elemen struktural dalam bentuk beton prestressing/beton pratekan.
Dengan

pemilihan

bahan

yang

sesuai

dan

proporsional

dan

meningkatkan/improvisasi metode pembuatan dapat diproduksi beton dengan


suatu kuat tekan berkisar antara 300 sampai dengan 700 kg/cm, menggunakan
agregat-agregat alami dan jenis semen yang umum secara tersedia di pasaran.
Dengan pengembangan teknik getaran sebagai alat bantu pemadatan beton,
campuran yang kaku dengan pengeringan yang cukup, penurunan kadar air /
perbandingan semen, dapat memproduksi beton kekuatan tinggi yang baik.
Pengembangan terbaru dalam teknologi beton menunjukan kemungkinan
memproduksi beton dengan kekuatan sangat tinggi, dimana umur 28 hari kuat
tekan beton (kubus) berkisar antara 700 sampai dengan 1000 kg/cm, dengan
menggunakan semen modern dan agregat-agregat alami. Begitupun, kuat tekan
yang melebihi 1000 kg/cm dapat dicapai hanya dengan memilih bahan-bahan
material

khusus

dan

membuat

metoda

atau

dengan

penggunaan

teknik

polymerisasi dalam campuran beton biasa.

17.2.

METODE

PRODUKSI

BETON

BERKEKUATAN

TEKAN

SANGAT TINGGI
F.I.P. Commission157 untuk metoda produksi beton berkekuatan tekan tinggi
(Ultra High Strength Concrete)

telah menerangkan beberapa pendekatan yaitu

didasarkan pada ditingkatkan pemadatan, perbaikan pelekatan dari bahan pengikat


Program Magister Teknologi Bahan
Bangunan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik

XVII

-1

Muhamad Said 14060/PS/MTBB/04


Sarithal Mustaza 14063/PS/MTBB/04
Ultra High Strength Concrete

semen dan

agregat serta penggunaan tegangan triaxial untuk mencapai kuat

tekan yang lebih tinggi,

metode yang mudah dipraktekkan dengan penggunaan

dari agregat kasar kualitas tinggi, agregat halus aluminos buatan dan Cimen Pondu
(semen yang mengandung kadar aluminium tinggi). Penggunaan material-material
ini memungkinkan untuk menghasilkan beton kekuatan sangat tinggi, resorting
teknik pembuatan beton normal.
Batas Beton berkekuatan kuat tekan tinggi, dengan penggunaan metoda
dan material klasik, pelekatan/adhesi bahan pengikat/matriks menjadi menarik .
Percobaan Alexander et al158 dengan meyakinkan menunjukkan bahwa kuat tekan
beton itu ditentukan oleh fungsi acuan/matriks agregat pengikatnya. Kleiger dari
U.S.A.,menerangkan

bahwa campuran agregat Clinker dengan

Semen Portland

dalam perbandingan air dengan semen 0,3 sudah mengakibatkan kekuatan 1200
kg/cm pada umur 90 hari. Harris159 (Kerajaan Inggris), telah melaporkan bahwa
Kuat tekan 1300 kg/cm telah diteliti

oleh Robson, menggunakan Ciment Fondu

dengan agregat buatan dari Ciment Fondu yang telah ada dipasaran. Kuat tekan
meningkat ke 1240 kg/cm juga dicapai dengan campuran 1:2:3 menggunakan
agregat granite dengan pecahanhalus yang dapat diketahui dengan ALAG. Beton
Resein Sintetik , dibuat dengan menggunakan epoxy resin sebagai penghasil bahan
pengikat/matriks mengakibatkan suatu campuran merekat dan resin digunakan
jumlah besar diperlukan sehingga sangat mahal . Walaupun Hasil beton dari
kekuatan yang baik di atas 1000 kg/cm, namun

mempunyai suatu modulus

elastisitas sangat rendah.


Beton

dengan

material

agregat

halus,

memungkinkan

meningkatkan

kekuatan campuran beton dengan kohesi lebih besar, dengan mengisi kekosongan
partikel-partikel melalui compaction/pemadatan. Metoda compaction/pemadatan
ditemukan telah

meningkatkan hampir semua kualitas yang diinginkan beton.

Teknik pemadatan dengan tekanan dan getaran telah digunakan oleh Freyssinet 160
untuk produksi beton poles kekuatan tinggi dengan hasil kekuatan beton telah
diamati sekitar 1030 sampai dengan 1240 kg/cm. Eksperimen oleh Lawerence 161
atas semen padat, yang precompressed di bawah tekanan tinggi, mengungkapkan
kuat tekan tinggi

372 N/mm. Tampak seperti suatu frekwensi optimum untuk

masing-masing jenis semen mencapai compaction/pemadatan maksimum. Bennett


dan Gokhale162, menerangkan bahwa frekuensi optimum untuk cepat mengeraskan
Semen Portland adalah 800 Hz, menghasilkan kekuatan 145 N/mm.
Parrott163-164 telah menyelidiki batas kekuatan yang dapat dicapai dengan
material clasik dan menggunakan getaran. Percobaan mengungkapkan bahwa
memungkinkan untuk memproduksi beton mempunyai suatu kuat tekan berkisar 88
sampai 100 N/mm,

dengan menggunaan agregat batu keras yang dihancurkan

Program Magister Teknologi Bahan


Bangunan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik

XVII

-2

Muhamad Said 14060/PS/MTBB/04


Sarithal Mustaza 14063/PS/MTBB/04
Ultra High Strength Concrete

seperti batu kapur, batu basal dan dolerite dengan pasir alami sebagai

agregat

halus. Detil proporsi campuran yang digunakan dan kuat tekan yang dihasilkan
ditunjukkan

dalam

tabel

17.1.

Jumlah

perbandingan

air

dan

semen

dan

perbandingan agregat semen diamati berturut-turut 0.28 dan 2.0 untuk mencapai
kepadatan yang baik. Hal ini dikaitkan puladengan kualitas semen yang tinggi
dalam pencampuran agregat halus yang terjaga kualitasnya dan sesuai dengan
yang direkomendasikan terdiri dari 10 % agregat halus yang lewat ayakan 4.75mm
dikombinasikan dengan 90 % yang lolos dari ayakan dari 10-4.75 mm agregat
kasar.
Kekuatan sangat tinggi mungkin dicapai dengan pemadatan/ compaction
yang ditingkatkan dan pengaktifan

semen oleh metode gerakan electrohydraulic.

Pengaktifan metoda semen, yang masih di dalam langkah pengembangan meliputi


terputusnya lucutan elektrik intensitas tinggi menciptakan suatu lapisan plasma di
dalam spesi semen. Lapisan ini menyebabkan suatu uraian partikel semen dan
mengakibatkan pembentukan water film pada atas permukaan butir dan ionisasi
spesi semen, yang menimbulkan peningkatan besarnya formasi gel. Sehingga hasil
spesi semen keduanya adalah denser (lebih padat) dan lebih kuat permukaan yang
ditingkatkan dari gel. Penambahan Bahan kimia tertentu juga efektif meningkatkan
pengaktifan semen dan kekuatan pasta.

17.3. BETON POLIMER


Kekuatan tekan dari beton yang melebihi 1000 kg/cm dapat dicapai dengan
resorting teknik khusus seperti polymerisasi. Percobaan berupa penyelidikan
sifat/kelakuan beton di United State Bureau of Reclamation and Brookhaven
National

Laboratory166-167

menunjukkan

kekuatan beton dan sifat-sifat lainnya


pengeringan

bahwa

substansil

peningkatan

dalam

dapat dicapai dengan peresapan melalui

beton dengan manomer yang diikuti oleh penyinaran (radiasi) atau

proses katalitis panas. Manomer yang paling efektif adalah metil methacrylate dan
styrene. Bahan asetat plastik dan gas Ethylene dilarutkan dalam sulfur dioxide
dapat pula digunakan. Beton dikeringkan secara panas pada umumya diperlakukan
suatu vakum sekitar 8 cm air raksa, kemudian elemen beton cetak direndam dalam
manomer dengan suatu tekanan selimut nitrogen, yang biasanya berkisar

0,4

kg/cm. Ini diikuti oleh polymerisasi dengan penyinaran/iradiasi dari Cobalt-60 atau
perawatan pemanasan pada suhu 75c selama 4 jam.
Penambahan kekuatan tekan beton

tergantung pada pada besarnya

polymer yang diserap dalam polymerisasi beton. Hubungan antara pemberian

Program Magister Teknologi Bahan


Bangunan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik

XVII

-3

Muhamad Said 14060/PS/MTBB/04


Sarithal Mustaza 14063/PS/MTBB/04
Ultra High Strength Concrete

polymer dan kekuatan tekan ditunjukkan dalam gambar 17:1

168

, Beton dengan

mengandung 6,4 persen berat methyl methacrylate, polymerisasi dengan radiasi,


kekuatan tekan dan kekuatan tarik meningkat dengan hampir 4 (empat) kali dari
kekuatan awal (Beton semula) . Jika ikatan kekuatan diamati meningkat tiga kali,
maka terjadi suatu peningkatan empat kali di dalam pembekuan zat cair, dengan
permeabilitas mendekati nol. Nampak pula peningkatan kekerasan yang signifikan.
Secara umum

suatu peningkatan kekuatan tekan dari suatu material didasarkan

untuk memperoleh suatu efek yang berguna pada beberapa sifat-sifat yang lain.
Batas kekuatan dari beton berkekuatan tekan tinggi suatu tegangan bekerja
di atas 300 kg/cm, dengan mudah dapat di diterapkan untuk beton tekan . Suatu
material baru ditemukan dapat diaplikasikan secara luas dalam struktur beton pra
tekan dan memungkinkan untuk dikembangkan penggunaannya dari jenis struktur
lain yang ada sekarang dengan batasan

kekuatan beton yang diharuskan

berdasarkan jenis material yang digunakan.

TABEL 17.1. DETAIL BEBERAPA CAMPURAN DARI BETON BERKEKUATAN


TEKAN TINGGI

Tipe
Agregat

Ratio
Agregat
Semen
(dalam
Berat)

Ratio
Agregat
halus
pada
total
agregat

Faktor
air
semen

Workability
(sekon)

Kekuatan
tekan
selama 28
hari
(kg/cm)

Batu Kapur

2.0

0.1

0.28

16

830

Basalt

2.0

0.1

0.28

12

990

Dolerite

2.0

0.1

0.28

12

1000

Program Magister Teknologi Bahan


Bangunan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik

XVII

-4

Muhamad Said 14060/PS/MTBB/04


Sarithal Mustaza 14063/PS/MTBB/04
Ultra High Strength Concrete

17.4. PERANCANGAN CAMPURAN BETON MUTU TINGGI


Program Magister Teknologi Bahan
Bangunan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik

XVII

-5

Muhamad Said 14060/PS/MTBB/04


Sarithal Mustaza 14063/PS/MTBB/04
Ultra High Strength Concrete

Rumus untuk memperkirakan kuat tekanan mortar dan beton mutu tinggi
secara empiris telah dibuat oleh Rene Feret. Rumusan beton mutu tinggi yang
dibuat menggunakan silica fume dan semen portland adalah sebagai berikut (De
Lerrard, 1990).

Kg .Rc

f 'c

3.lw / c
1 1.4 0.4 exp 1ls / c

dan fc = Kg x Bc dengan

Bc

Rc

3.lw / c
1 1.4 0.4 exp 1ls / c

dimana :
fc

= kuat tekan silinder beton pada umur 28 hari (dalam MPa)

Rc

= kuat tekan mortar semen pada umur 28 hari (dalam (MPa)


berdasarkan material lokal yang dibuat dengan campuran 1
PC : 3 Pasir : 0.5 bagian air dalam berat

w/c

= rasio air semen dalam berat

s/c

= rasio kadar microsilika (silica fume) terfadap berat semen

Bc

= Besar dasar kuat tekan beton

Kg

= Konstanta dasar campuran beton yang besarnya tergantung


dari tipe agregat yang digunakan dan kondisi lokal lainnya.
Untuk Jakarta nilai Kg ditetapkan sebesar 4.64 (Supartono,
1998).

Secara empiris rumusan Feret digunakan untuk membuat campuran


beton dengan kekuatan antara 90 - 100 MPa. Secara teori, komposisi
campuran untuk menghasilkan beton mutu tinggi menurut rumusan Feret
tercantum dalam tabel 17.2 untuk setiap bahan dalam kg/m. Akan tetapi
pada saat dilakukan pencampuran akan terjadi penambahan kadar air akibat
sumbangan dari material lainnya sehingga perlu dilakukan koreksi komposisi
teoritis ini. Hasil empiris pelaksanaan di lapangan disajikan pada tabel 17.3
dengan pengujian slump yang dilakukan memberikan nilai 200 mm dan
kekuatan tekan pada umur 28 hari adalah 101 MPa yang akan diuji dengan
silinder beton berdiameter 160 mm dan tinggi 320 mm (De Lerrard, 1990).
TABEL 17.2.

KOMPOSISI TEORITIS UNTUK MENGHASILKAN BETON


MUTU TINGGI

Program Magister Teknologi Bahan


Bangunan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik

XVII

-6

Muhamad Said 14060/PS/MTBB/04


Sarithal Mustaza 14063/PS/MTBB/04
Ultra High Strength Concrete

Batu Pecah
(mm)

Pasir
Sungai
(mm)

20

12.5

855

412

326

326

Semen
Portland

Silica
Fume

Superplas
ticizer

Air

428

42.3

8.5

108

Sumber : De Lerrard, 1990, P.51

TABEL 17.3.

KOMPOSISI AKTUAL UNTUK MENGHASILKAN BETON


MUTU TINGGI

Batu Pecah
(mm)

Pasir
Sungai
(mm)

20

12.5

855

411

326

326

Semen
Portland

Silica
Fume

Superplas
ticizer

Air

421

42.1

7.59

112

Sumber : De Lerrard, 1990, P.51

Berdasarkan

rumus Feret (De Lerrard, 1990), komposisi campuran

dan kekuatan tekan beton mutu tinggi pada umur 28 hari dengan kekuatan
tekan mortar sebesar 55 MPa dan konstanta, Kg = 4.91, seperti yang ada
pada table 17.4 berikut ini.
TABEL 17.4.

Semen
Portland

PERKIRAAN KOMPOSISI CAMPURAN BETON


TINGGI DENGAN TOTAL VOLUME 257.60 LITER
Silica
Fume

Superplas
ticizer

Air
(liter)

w/c

s/c

MUTU

Kekuatan
Tekan
Rata-rata
(MPa)

444

21.6

7.6

103

0.25

0.02

95

428

42.3

8.5

97

0.25

0.10

102

411

61.5

9.1

93

0.25

0.15

106

Prof H Djuanda PENEMU BETON POLIMER

Program Magister Teknologi Bahan


Bangunan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik

XVII

-7

Muhamad Said 14060/PS/MTBB/04


Sarithal Mustaza 14063/PS/MTBB/04
Ultra High Strength Concrete

Beton dalam pengertian umum adalah campuran bahan bangunan berupa


pasir dan kerikil atau koral yang kemudian diikat dengan semen yang bercampur
air. Tetapi, tanpa menggunakan semen Prof. Ir. H. Djuanda Suraatmadja malakukan
penelitiannya sampai akhirnya terciptalah bahan bangunan baru yang disebut beton
polimer. Hasilnya ?
Ternyata cukup bagus dan sampai sekarang tidak pernah ada keluhan,
kata Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Rektor Institut Teknologi
Nasional (Itenas) Bandung itu mengungkapkan berbagai uji coba lapangan
sekaligus implementasi hasil temuannya. Ide dasar penelitian beton polimer pada
awalnya berdasarkan pemikiran ingin mencari beton yang dalam hal-hal tertentu
memiliki sifat seperti semen. Polimer adalah suatu zat kimia yang terdiri dari
molekul-molekul yang besar dengan karbon dan hidrogen sebagai molekul
utamanya. Bahan polimer berasal dari limbah plastik yang didaur ulang, kemudian
dicampur dengan bahan kimia lainnya, kata penerima Piagam Penghargaan
Menteri Pengawasan Lingkungan Hidup (1983) itu.
Penggunaan bahan tersebut sekaligus bertujuan memanfaatkan limbah
plastik, di samping mencari alternatif pengganti semen. Ketika itu harga semen
masih melonjak-lonjak, katanya dengan tutur kata yang halus. Berkat ketekunan
dan kegigihannya, penelitiannya yang dilakukan dengan sejak tahun 1975 dengan
berbagai uji coba di Laboratorium Struktur dan Bahan serta laboratorium lainnya di
ITB dan LIPI akhirnya membuahkan hasil. Hasil penemuan tersebut sekaligus
menarik

perhatian

ilmuwan

dan

para

industriawan

mengingat

beberapa

keistimewaan dan sekaligus kelebihan beton polimer dibanding beton semen.


Tahun ini Prof. Ir. H. Djuanda

Suraatmadja menerima penghargaan

Anugerah Kalyanakretya 2000 pada Hari Kebangkitan Teknologi Nasional V yang


dicanangkan oleh Presiden Abdurrahman Wahid di Bandung.
Rumus untuk memperkirakan kuat tekanan mortar dan beton mutu tinggi
secara eBeton Polimer memiliki sifat kedap air, tidak terpengaruh sinar ultra violet,
tahan terhadap larutan agresif seperti bahan kimia serta kelebihan lainnya. Yang
lebih istimewa lagi, beton polimer bisa mengeras di dalam air sehingg bisa
digunakan untuk memperbaiki bangunan-bangunan di dalam air. Satu-satunya
kelemahan yang hingga kini belum teratasi adalah harga beton polimer masih
belum bisa lebih rendah dibanding beton semen, kecuali untuk daerah Irian Jaya,
dimana

harga semen sangat mahal. Karena itu, beton polimer selama ini lebih

banyak digunakan untuk rehabilitasi bangunan yang rusak.

Program Magister Teknologi Bahan


Bangunan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik

XVII

-8

Muhamad Said 14060/PS/MTBB/04


Sarithal Mustaza 14063/PS/MTBB/04
Ultra High Strength Concrete

Perbaikan kubah clinker storage PT. Semen Padang yang retak antara 0.01
sampai 5 mm akibat tertimpa crane dilakukan dengan menginjeksi bahan polimer
JDB-01 Grout. Bahan serupa diberikan untuk perbaikan rotary klin PT. Tonasa IV
yang retak pada pondasinya. Sementara perbaikan prilling tower PT. Multi
Nitrotama Kimia di lingkungan pabrik natrium nitrat di Dawuan, Cikampek, yang
rusak akibat agresi bahan kimia tersebut, dilakukan dengan bahan polimer JDB-05
Coat. Sampai sekarang masih tetap baik dan tidak ada keluhan, kata penerima
Piagam Penghargaan Teladan Menteri PU (1992) dan Tanda Kehormatan
Satyalencana Karya Satya XXX tahun itu.
JDB-01 Grout dan JDB-05 Coat merupakan dua dari enam jenis bahan
polimer hasil penelitiannya yang sudah dipatenkan dengan judul Beton Polimer
Untuk Perbaikan Struktur Beton dengan nomor paten P-981069. Empat jenis bahan
polimer lainnya yang sudah dipatenkan adalah JDB-02 Seal, JDB-03 Bond, JDB-04
Prepack dan JDB-06 Shot. JDB merupakan singkatan dari nama penemupenemunya, Djuanda dibantu dua mahasiswa yangmenjadi rekannya dalam
penelitian, Dicky dan Budi. Masing-masing jenis polimer tersebut memiliki sifat dan
kegunaan yang berbeda. JDB-01 Grout, misalnya, merupakan bahan untuk
pekerjaan grouting (penutupan untuk menutupi celah). Sedangkan JDB-02 Seal
merupakan bahan pelapis/penutup retakan pada pekerjaan

grouting. Untuk

merekatkan dua permukaan digunakan polimer JDB-03 Bong yang memeliki daya
adesi

tinggi.

Sedangkan

untuk

beton

prepack

digunakan

JDB-04

Prepack.

Sedangkan JDB-05 Coat digunakan untuk pelapis dinding, lantai dan permukaan
struktur

bangunan

lainnyadari

gesekan

atau

agresi.

Polimer

JDB-06

Shot

merupakan bahan untuk pekerjaan shotcrete.


Keenam jenis polimer tersebut, selama ini masih diproduksi secara terbatas
dan hanya berdasarkan pesanan. Walaupun ia mengaku tidak memiliki modal,
tetapi ia belum bersedia menjual hak patennya. Dalam kesibukannya sebagai
Rektor Itenas Bandung dan Dekan Fakultas Teknik Universitas Siliwangi (Unsil) di
Tasikmalaya, ia masih menyisihkan waktunya untuk melakukan penelitian. Saya
masih ingin mengembangkan lagi, katanya mengemukakan alasan.
Lahir dari keluarga guru di Bandung, 3 Januari 1936, setamat dari Fakultas
Teknik Sipil ITB (1960) Djuanda menjadi pegawai Pekerjaan Umum Jabar. Setelah
enam bulan, ia kembali ke kampusnya karena kecewa. Gambar-gambaryang saya
buat tidak pernah direalisir, ujarnya. Anak kedua dari 12 bersaudara itu akhirnyaa
memutuskan mengikuti jejak orangtuanya. Ayahnya, Otong Suraatmadja, adalah
mantan Direktur SMA I Bandung dan Ibunya, Ny. Kamidah Atmadidjaja, pernah
menjadi guru Sekolah Kepandaian Puteri (SKP) di Sumedang.
Program Magister Teknologi Bahan
Bangunan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik

XVII

-9

Muhamad Said 14060/PS/MTBB/04


Sarithal Mustaza 14063/PS/MTBB/04
Ultra High Strength Concrete

Kariernya di ITB diawali sejak tahun 1960 sebagai asisten ahli. Ia pernah
menjabat sebagai Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (1977-1981) dan
Kepala Program S2 STJR-ITB (1982-1992). Ayah tiga anak dari perkawinannya
dengan Ny. Hj. Anny Sumarni M Ranusadjati itu banyak melakukan penelitian,
disamping

tidak

kurang

dari

24

karya

tulis

dengan

delapan

diantaranya

disampaikan di luar negeri serta 16 karya teknologi yang sebagian besar


merupakan konstruksi beton. Tahun 1971 dan tahun 1982 ia mengikuti pendidikan
di The University of New South Wales, Australia dan University California, Amerika
Serikat, setelah sebelumnya di Purdue University selama dua tahun.
Selama itu ia juga banyak melakukan penelitian. Karya-karya penelitiannya
yang umumnya telah diseminasikan dalam bentuk Standar Nasional yang dapat
berguna bagi masyarakat luas. Yaitu dalam bentuk Peraturan Dinas Nomor 10
tentang Jalan Rel Indonesia, SNI Uji Tarik Langsung Material Beton pada tahun
1997 dan SNI Tata Cara Pemakaian Beton Polimer untuk Perbaikan dan Penguatan
Struktur Beton pada tahun 1998.
Karya lainnya yang sekaligus merupakan penemuannya yang terbaru adalah
pemanfaatan cooper tailling yang merupakan limbah PT. Freeport di Irian Jaya yang
selama ini terbuang percuma bahkan menjadi masalah lingkungan. Cooper tailling
berbentuk seperti pasir namun kurang baik jika digunakan sebagai bahan
konstruksi beton semen. Sebaliknya bahan tersebut cukup baik untuk campuran
beton polimer sehingga bisa menciptakan peluang wirausaha baru dalam produksi
dan aplikasi beton polimer. Namun ahli beton itu menyayangkan kerjasama ITB
dengan PT. Freeport terhambat karena situasi keamanan di wilayah tersebut
(Her Suganda)

Program Magister Teknologi Bahan


Bangunan
Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik

XVII

- 10

Anda mungkin juga menyukai