Steel fiber didefenisikan sebagai bagian kecil yang rata atau bergelombang baja dingin,
bagian rata atau bergelombang potongan baja, leburan ekstrak serat atau serat baja lainnya
yang sangat kecil tersebar merata dalam campuran beton segar dengan tegangan tarik rata-
rata fu tidak kurang dari 345 MPa ( ASTM-A820 ). Berdasarkan ASTM-A820, terdapat
empat tipe umum serat baja yang digunakan sebagai material, yaitu tipe I kawat dingin, tipe
II potongan tipis, tipe III leburan ekstrak, serta tipe IV serat jenis lainnya.
Kesimpulan:
1. Lendutan yang terjadi pada beton bertulang dengan penambahan serat baja sebanyak
1800gr berkurang dari 12,96 mm menjadi 9,62 mm atau mereduksi sebesar 25,7%
bila dibandingkan dengan beton normal.
2. Sedangkan dengan penambahan serat bendrat sebanyak 1800gr lendutan yang terjadi
berkurang dari 12,96 mm menjadi 10,54 mm atau mereduksi sebesar 18,6% bila
dibandingkan dengan beton normal.
3. Total panjang retak yang terjadi pada balok beton bertulang dengan penambahan fiber
baja mengalami pengurangan dari 230 cm menjadi 105 cm atau sebesar 45% bila
dibandingkan dengan beton normal.
4. Sedangkan dengan penambahan fiber bendrat tota panjang retak mengalami
pengurangan dari 230 cm menjadi 121 cm atau sebesar 36% bila dibandingkan
dengan beton normal.
5. Ditinjau dari segi lendutan dan total panjang retak, pemakaian fiber baja lebih baik
dibandingkan dengan pemakaian fiber bendrat.
ANALISIS PERBANDINGAN PENGARUH PENAMBAHAN SERAT BAJA
KARBON 3D DRAMIX DAN SERAT KAWAT BENDRAT TERHADAP KUAT
TEKAN, KUAT TARIK BELAH, DAN KUAT TARIK LENTUR PADA BETON
MUTU NORMAL
Kesimpulan:
1. Slump test beton tanpa serat terlihat lebih encer sehingga sangat memudahkan dalam
proses pemadatan. Sedangkan pada beton dengan campuran serat baja karbon 3D
Dramix dan serat kawat bendrat terjadi penurunan workability saat penambahan
volume serat pada adukan beton. Hal ini terjadi dikarenakan beton sudah kaku dan
menyebabkan sulitnya proses pemadatan.
2. Pada kuat tekan beton penambahan serat baja karbon volume fraction 2% dalam
adukan beton menghasilkan kuat tekan beton tertinggi sebesar 30,85 MPa.
Penambahan serat 2% mengalami peningkatan kuat tekan beton sebesar 18,95% dari
kuat tekan beton volume fraction 0% yaitu 25,93 MPa. Sedangkan Penambahan serat
kawat bendrat volume fraction 1% dalam adukan beton menghasilkan kuat tekan
beton tertinggi sebesar 30,95 MPa. Penambahan serat 1% mengalami peningkatan
kuat tekan beton sebesar 19,33% dari kuat tekan beton volume fraction 0% yaitu
25,93 MPa.
3. Pada kuat tarik belah beton pada penambahan serat baja karbon volume fraction 2%
dalam adukan beton menghasilkan kuat tarik belah beton tertinggi sebesar 5,57 MPa.
Penambahan serat 2% mengalami peningkatan kuat tarik belah beton sebesar 88,38%
dari kuat tekan beton volume fraction 0% yaitu 2,96 MPa. Sedangkan Penambahan
serat kawat bendrat volume fraction 2% dalam adukan beton menghasilkan kuat tarik
belah beton tertinggi sebesar 4,65 MPa. Penambahan serat 2% mengalami
peningkatan kuat tarik belah beton sebesar 57,30% dari kuat tarik belah beton volume
fraction 0% yaitu 2,96 MPa.
4. Pada kuat tarik lentur beton pada penambahan serat baja karbon volume fraction 2%
dalam adukan beton menghasilkan kuat tarik lentur beton tertinggi sebesar 11,98
MPa. Penambahan serat 2% mengalami peningkatan kuat tarik lentur beton sebesar
465,63% dari kuat tarik lentur beton volume fraction 0% yaitu 2,12 MPa.
Penambahan serat kawat bendrat volume fraction 2% dalam adukan beton
menghasilkan kuat tarik lentur beton tertinggi sebesar 5,53 MPa. Penambahan serat
2% mengalami peningkatan kuat tarik lentur beton sebesar 161,10% dari kuat tarik
lentur beton volume fraction 0% yaitu 2,12 MPa.
5. Penambahan serat baja karbon 3D Dramix lebih signifikan dibandingkan serat kawat
bendrat. Pada benda uji beton dengan campuran serat baja karbon 3D Dramix
memiliki lebar keretakan yang lebih menyebar sehingga mempunyai kemampuan
penyerapan energi yang lebih besar dibandingkan beton dengan campuran serat kawat
bendrat, sehingga beton dengan campuran serat baja karbon 3D Dramix menghasilkan
kuat tekan, kuat tarik belah, dan kuat tarik lentur yang lebih tinggi dari beton dengan
campuran serat kawat bendrat.
Effect of vibration time on steel fibre distribution and flexural behaviours of steel fibre
reinforced concrete with different flowability
Minglei Zhao, Jie Li, Yi Min Xie.
Distribusi serat baja (steel fiber) dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
- Aliran serta viskositas dari beton segar
- Arah pengecoran
- Ketebalan pengecoran
- Jarak aliran
- Kekasaran permukaan bekesting
- Bentuk spesimen
Pengujian pada jurnal ini menggunakan beton dengan tipe SFRC (Steel Fiber Reinforced
Concrete). Tingkat distribusi serat baja dipengaruhi oleh nilai slump test beton segar.
Pengujian slump test spesimen yang digunakan terdiri dari 80 mm, 120 mm, 160 mm serta
200 mm. Saat nilai slump mencapai 160 mm, serat baja mulai menunjukkan kecenderungan
berada pada lapisan bawah balok benda uji. Ketika slump test ditingkatkan mencapai nilai
200 mm, ditambah dengan penggunaan vibrator dengan durasi getar selama 60 detik, hapir
tidak terdapat serat baja yang tersisa pada bagian atas balok. Sebagian besar serat baja berada
pada lapisan bawah balok. Alasan steel fiber ini tenggelam ke arah lapisan bawah
dikarenakan penurunan viskositas dari beton segar. Dengan bertambahnya waktu getar
membuat, pasta pengikat, agregat halus, agregat kasar serta serat baja terpisah menjadi
lapisan-lapisan sepanjang kedalaman balok. Seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut.
Untuk mengatasi kepadatan yang tidak seragam, digunakan bahan tambah tipe HRWR
dengan kadar tertentu untuk memudahkan beton segar memadat serta mengurangi waktu
getar yang dibutuhkan. Berikut ini merupakan hasil uji kuat tekan serta kuat lentur untuk tiap
spesimen.
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa waktu getar mempengaruhi
hasil kuat lentur karena distribusi serat baja. Sehingga diperlukan waktu getar yang tepat agar
distribusi serat baja dapat tersebar secara merata.