PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam meningkatkan perkembangan sosial dan kegiatan ekonomi
wilayah, prasarana (infrastruktur) umum merupakan hal yang
penting.Pembangunan tidak dapat berjalan dengan lancar jika prasarana
tidak baik.Setiap aspek kehidupan sosial maupun ekonomi mempunyai
prasarana sendiri, yang merupakan satuan terbesar dan alat utama dalam
berbagai kegiatan. Oleh karena itu, dalam mengsukseskan pembangunan
setiap lembaga sosial dan sektor kehidupan ekonomi harus memperhatikan
infrastrukturnya. Berdasarkan pengalaman yang ada pembangunan sering
terjadi tidak efisien dan efektif karena tidak sesuai dengan aspirasi daerah,
tidak sesuai dengan potensi daerah dan permasalahan daerah, serta
penyimpangan bersifat teknis maupun non-teknis yang tentu saja
menimbulkan berbagai dampak sosial yang tidak sedikit.
1
Dengan adanya peraturan baru ini, banyak resiko yang dibebankan
kepada pemerintah. Sebagai feed back-nya, kompensasi mampu
mempercepat penyediaan infrastruktur di Indonesia. Badan usaha yang
berpeluang memperoleh kompensasi adalah BUMN, BUMD, koperasi dan
swasta, dan dukungan tersebut dalam bentuk public service obligation
(subsidi).
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan investasi yang ada di Indonesia dengan
investasi yang ada di Jepang.
2. Perbedaan pemasukan investasi antara Indonesia dengan Jepang.
3. Untuk apa saja nilai investasi dialokasikan baik di negara Indonesia
atau Jepang.
3. Tujuan
1. Mengetahui perkembangan investasi yang ada di Indonesia dengan
investasi yang ada di Jepang.
2. Mengetahui Perbedaan pemasukan investasi antara Indonesia dengan
Jepang.
3. Mengetahui Untuk apa saja nilai investasi dialokasikan baik di negara
Indonesia atau Jepang.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Indonesia
Dalam lima tahun terakhir, pekerjaan sipil di Indonesia didominasi
oleh proyek konstruksi. Pekerjaan sipil biasanya dibiayai oleh pemerintah
pusat dan daerah serta perusahaan milik negara termasuk infrastruktur
bisnisnya. Dalam lima tahun ke depan (2015 - 2019), pemerintah baru
memperkirakan untuk mendorong investasi infrastruktur sebesar Rp4.886
triliun dimana Rp3.886 triliun untuk infrastruktur strategis dan Rp1.500
triliun untuk infrastruktur dasar.
Jepang
3
ada penurunan kondominium dimulai karena harga yang tersisa di tingkat
tinggi, sementara jumlah perumahan mulai diperkirakan naik 2,2% dari
tahun fiskal sebelumnya.
Di bidang investasi non-perumahan sektor swasta, meskipun beberapa
stagnasi diamati dalam tren pemulihan belanja modal saat ini, tetap saja
didukung oleh peningkatan pendapatan perusahaan, dan luas lantai sektor
swasta yang dimulai dari pembangunan non-perumahan diperkirakan naik
3,3% dari tahun fiskal sebelumnya. Sementara itu, harga unit konstruksi
diperkirakan akan menurun dari tahun fiskal sebelumnya, jadi sementara
investasi konstruksi non-perumahan sektor swasta akan turun 1,5% dari
tahun fiskal sebelumnya, belanja modal perusahaan yang terkait dengan
teknik sipil diharapkan berkontribusi terhadap peningkatan keseluruhan
0,8% dari tahun fiskal sebelumnya.
4
Investasi konstruksi pemerintah terkait dengan Rekening Khusus
Gempa Bumi Jepang Timur Besar memperkirakan biaya untuk setiap
proyek berdasarkan pada isi anggaran awal dari kementerian dan lembaga
terkait dalam Periode Rekonstruksi dan Revitalisasi. Mempertimbangkan
bahwa beberapa investasi konstruksi pemerintah terkait dengan anggaran
tambahan pada tahun fiskal 2015 dan tahun fiskal 2016 akan direalisasikan
sebagai jumlah yang diselesaikan selama tahun fiskal 2016, investasi
konstruksi pemerintah diperkirakan akan naik 1,9% dari tahun fiskal
sebelumnya.
5
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari penjabaran diatas maka dapat disimpulkan bahwa nilai investasi yang
masuk kedalam sebuah negara sangat berpengaruh kepada perkembangan
infrastrukur suatu negara. Bila infrastruktur suatu negara baik maka akan
berimbas kepada peningkatan nilai ekonomi suatu negara. Dan akan tercipta
kesejahteraan untuk masyarakat.
2. Saran
Mengingat begitu pentingnya investasi terhadap infrastruktur, maka
diharapkan Pemerintah berhati-hati dalam membuat kebijakan.
6
DAFTAR PUSTAKA