Anda di halaman 1dari 4

KELEMBAGAAN DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

OLEH :

ASRIATI TADA
D0321348

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
2023
KELEMBAGAAN DAN PEMBIAYAAN BANGUNAN
Pembiayaan Pembangunan mengalami kekosongan semenjak Lembaga Pembiayaan
Pembangunan dalam bentuk Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) di merger menjadi Bank
Mandiri. Kekosongan tersebut mulai diisi oleh Pemerintah dengan membentuk Lembaga Pembiayaan
Ekspor Indonesia, yang sekarang biasa disebut Bank Ekspor Indonesia. Sektor lain seiring dengan
munculnya kebutuhan riel di lapangan mulai di perhatikan oleh pemerintah. Pada rezim Presiden
Jokowi yang mengedepankan pembangunan infrastruktur menjadi momentum yang tepat untuk
membentuk kembali Lembaga Pembiayaan Pembangunan ini. 

Proses pembentukan Lembaga Pembiayaan Pembangunan Indonesia (LPPI) yang merupakan


penyatuan Pusat Investasi Pemerintah ke PT. Sarana Multi Infrastruktur (Persero). Rancangan
Undang-Undang pembentukan LPPI sudah masuk dalam daftar Program Legislasi Nasional
(Prolegnas) di DPR.

1. Persoalan utama pembangunan nasional adalah keperluan dana yang besar untuk
pembangunan infrastruktur, sedangkan kemampuan Pemerintah menyediakan dana
pembangunan terbatas. Dalam RPJMN 2015-2019, kebutuhan anggaran pembiayaan
infrastruktur  adalah Rp 6.552 triliun namun lembaga keuangan maupun Lembaga
Keuangan Non Bank (LKNB) dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan
pembiayaan karena keterbatasan regulasi. Regulasi pemerintah belum mengijinkan sektor
asuransi, dana pensiun, dana sektoral dan dana lainnya dalam membiayai infrastruktur,
sebagai berikut:
A. Penempatan investasi dana asuransi pada sektor infrastruktur ada pembatasan
pemerintah melalui Keputusan Menteri Keuangan no: 481 Tahun1998;
B. Penempatan investasi dana pensiun dibatasi oleh Peraturan Menteri Keuangan no:
511 Tahun 2002;
C. Penempatan dana sektoral (Dana Geothermal, Dana Kehutanan, Fasilitas Likuiditas
Pembiayaan Perumahan (FLPP), Dana Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Dana Balai
Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika, Dana Kelapa
Sawit, dan lain-lain) dibatasi oleh peraturan sektoral;
D. Penempatan dana sektor lainnya (Dana Haji, Dana Pendidikan) belum tersedia
peraturan yang mendasarinya.

Menururt Bintarto, Kota dari segi geografis diartikan sebagai suatu sistim jaringankehidupan
yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai denganstrata ekonomi yang heterogen. Melalui
pengertian ini dapat diketahui bersama bahwa kotamemiliki sistem kegiatan yang kompleks dan kompak (
Compact ). Tingginya tingkat aktifitasdi perkotaan menuntut pula adanya infrastruktur perkotaan yang
memadai. Infrastrukturdalam hal ini dapat dikategorikan beberapa macam dan beragam jenis. Akan
tetapi salahsatu infrastruktur yang cukup penting baik di kawasan perkotaan atau bahkan di seluruhwilayah di
Indonesia adalah infrastruktur listrik. Listrik merupakan barang yang cukupesensial bagi setiap
kegiatan yang dilakukan manusia. Bahkan listrik sudah dianggapsebagai menu wajib masyarakat di
setiap hari.

Di Indonesia, dalam memenuhi kebutuhan listrik penduduk pemerintah merancangsuatu


sistem yang biasa disebut dengan Sistem Kelistrikan Nasional. Sistem kelistrikannasional ini berisi
tentang strategi-strategi pemenuhan kebutuhan listrik di Indonesia. Salahsatu upaya dalam memenuhi
kebutuhan nasional adalah adanya perencanaanpengembangan pembangkit-pembangkit listrik yang
masih terpusat di Pulau Sumatra danPulau Jawa. Untuk pulau-pulau lain juga tersedia pembangkit
listrik tetapi tidak sebanyak dipulau Sumatra dan Pulau Jawa. Jenis pembangkit ini antara lain
Pembangkit Listrik
Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik TenagaUap (PLTU), dan jenis Pembangkit Listrik yang lain.
Sedangkan untuk pengelolaan listrik nasional pada dasarnya masih dikelola oleh PT. PLN(persero)
sebagai salah satu BUMN di Indonesia.
Walaupun dalam system kelistrikan nasional sudah dirancang strategi- strategi pemenuhan
kebutuhan listirk kebutuhan listrik penduduk Indonesia, akan tetapi pada faktanya kebutuhan atau
permintaan masyarakat akan listrik masih cenderung tinggi. Kebutuhan listirk ini juga di tambah
dengan tidak tersebar meratnya listrik msih di seluruh Wilayah Indonesia. Persoalam-persoalan
penyediaan listrik ini menunjukkan bahwa perlu adanya Pembangkit Listirk yang inovatif dan mudah
untuk diimplementasikan guna mendukung pemasokan listirk nasional. Banyak energi alternatif yang
lahir guna mendukung kebutuhan listrik nasional.Energi listrik alternatif ini ada dalam beberapa
bentuk dan fungsi. Baik skala wilayah hinggaskala rumah. Salah satu energi listrik alternatif yang
berwujud Pembangkit listrik inovatifyang masih jarang digunakan adalah Pembangkit Listrik Tenaga
Mikro Hidro (PLTMH). 1 MW per unit (Kementrian ESDM). Mengingat PLTMHmerupakan
pembangkit listrik dengan skala kecil maka sangat cocok apabila diterapkanpada daerah lingkup yang
kecil seperti pedesaan. Dari skalanya yang kecil ini pula dapatdikatakan bahwa PLTMH juga
diindikasi dapat menyokong kebutuhan listrik di daerah-daerah pelosok yang sebelumnya belum
tersentuh listrik/langka listrik.
Struktur Anggaran Dana Pusat
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), adalah rencanakeuangan tahunan pemerintahan
negara Indonesia yang disetujui oleh DewanPerwakilan Rakyat. Pendapatan Negara dan Hibahb. Belanja
Negarac. Keseimbangan Primerd. Surplus/Defisit Anggarane. PembiayaanAPBN, perubahan APBN,
dan pertanggungjawaban APBN setiap tahunditetapkan dengan Undang-Undang. APBN merupakan
wujud pengelolaan keuangannegara yang ditetapkan tiap tahun dengan undang-undang. Struktur
APBN yangsekarang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia secara garis besar adalah sebagai
berikut :
Struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara saat ini adalah:
Belanja Negara. Belanja terdiri atas dua jenis:

Belanja Pemerintah Pusat, adalah belanja yang digunakan untukmembiayai kegiatan pembangunan
Pemerintah Pusat, baik yangdilaksanakan di pusat maupun di daerah (dekonsentrasi dan
tugaspembantuan). Belanja Pemerintah Pusat dapat dikelompokkan menjadi Belanja Pegawai,
Belanja Barang, Belanja Modal, Pembiayaan BungaUtang, Subsidi BBM dan Subsidi Non-BBM,
Belanja Hibah, Belanja Sosial(termasuk Penanggulangan Bencana), dan Belanja Lainnya.
Analisis Kriteria Investasi
 Analisis kriteria investasi merupakan hasil perhitungan kriteria investasi yangmerupakan indikator
dari modal yang diinvestasikan, yaitu perbandingan antara total benefityang diterima dengan total
biaya yang dikeluarkan dalam bentuk present value selama umurekonomis. Hasil perhitungan kriteria
investasi dapat digunakan sebagai bahan pertimbangandalam mengambil keputusan
penanaman modal. Kriteria investasi yang dapat digunakan:NPV, IRR, Net B/C dan PR. Keputusan
yang timbul dari hasil analisis: menerima ataumenolak, memilih satu atau beberapa proyek, atau
menetapkan skala prioritas dari proyekyang layak.

Anda mungkin juga menyukai