OLEH :
ASRIATI TADA
D0321348
1. Persoalan utama pembangunan nasional adalah keperluan dana yang besar untuk
pembangunan infrastruktur, sedangkan kemampuan Pemerintah menyediakan dana
pembangunan terbatas. Dalam RPJMN 2015-2019, kebutuhan anggaran pembiayaan
infrastruktur adalah Rp 6.552 triliun namun lembaga keuangan maupun Lembaga
Keuangan Non Bank (LKNB) dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan
pembiayaan karena keterbatasan regulasi. Regulasi pemerintah belum mengijinkan sektor
asuransi, dana pensiun, dana sektoral dan dana lainnya dalam membiayai infrastruktur,
sebagai berikut:
A. Penempatan investasi dana asuransi pada sektor infrastruktur ada pembatasan
pemerintah melalui Keputusan Menteri Keuangan no: 481 Tahun1998;
B. Penempatan investasi dana pensiun dibatasi oleh Peraturan Menteri Keuangan no:
511 Tahun 2002;
C. Penempatan dana sektoral (Dana Geothermal, Dana Kehutanan, Fasilitas Likuiditas
Pembiayaan Perumahan (FLPP), Dana Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Dana Balai
Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika, Dana Kelapa
Sawit, dan lain-lain) dibatasi oleh peraturan sektoral;
D. Penempatan dana sektor lainnya (Dana Haji, Dana Pendidikan) belum tersedia
peraturan yang mendasarinya.
Menururt Bintarto, Kota dari segi geografis diartikan sebagai suatu sistim jaringankehidupan
yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai denganstrata ekonomi yang heterogen. Melalui
pengertian ini dapat diketahui bersama bahwa kotamemiliki sistem kegiatan yang kompleks dan kompak (
Compact ). Tingginya tingkat aktifitasdi perkotaan menuntut pula adanya infrastruktur perkotaan yang
memadai. Infrastrukturdalam hal ini dapat dikategorikan beberapa macam dan beragam jenis. Akan
tetapi salahsatu infrastruktur yang cukup penting baik di kawasan perkotaan atau bahkan di seluruhwilayah di
Indonesia adalah infrastruktur listrik. Listrik merupakan barang yang cukupesensial bagi setiap
kegiatan yang dilakukan manusia. Bahkan listrik sudah dianggapsebagai menu wajib masyarakat di
setiap hari.
Belanja Pemerintah Pusat, adalah belanja yang digunakan untukmembiayai kegiatan pembangunan
Pemerintah Pusat, baik yangdilaksanakan di pusat maupun di daerah (dekonsentrasi dan
tugaspembantuan). Belanja Pemerintah Pusat dapat dikelompokkan menjadi Belanja Pegawai,
Belanja Barang, Belanja Modal, Pembiayaan BungaUtang, Subsidi BBM dan Subsidi Non-BBM,
Belanja Hibah, Belanja Sosial(termasuk Penanggulangan Bencana), dan Belanja Lainnya.
Analisis Kriteria Investasi
Analisis kriteria investasi merupakan hasil perhitungan kriteria investasi yangmerupakan indikator
dari modal yang diinvestasikan, yaitu perbandingan antara total benefityang diterima dengan total
biaya yang dikeluarkan dalam bentuk present value selama umurekonomis. Hasil perhitungan kriteria
investasi dapat digunakan sebagai bahan pertimbangandalam mengambil keputusan
penanaman modal. Kriteria investasi yang dapat digunakan:NPV, IRR, Net B/C dan PR. Keputusan
yang timbul dari hasil analisis: menerima ataumenolak, memilih satu atau beberapa proyek, atau
menetapkan skala prioritas dari proyekyang layak.