Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PEKERJAAN SWAKELOLA

PENDAMPINGAN IDENTIFIKASI INVESTOR DAN PROYEK POTENSIAL KPBU


BIDANG PUPR DI DAERAH
TAHUN ANGGARAN 2018

]|[
]|[
]|[
]|[
]|[
]|[
]|[
]|[
]|[
]|[
]|[
]|[
]|[

TAHUN ANGGARAN 2018

KEMENTERI AN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR

1
KERANGKA ACUAN KERJA
PENDAMPINGAN IDENTIFIKASI INVESTOR DAN PROYEK POTENSIAL
KPBU BIDANG PUPR DI DAERAH
TAHUN ANGGARAN 2018

KEMENTERIAN : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan


NEGARA/LEMBAGA Rakyat
UNIT ESELON I : Direktorat Jenderal Bina Konstruksi
PROGRAM : Pembinaan Konstruksi

HASIL : Layanan Pembinaan Penyelenggaraan Investasi Infrastruktur


UNIT ESELON II : Direktorat Bina Investasi Infrastruktur
KEGIATAN : Pendampingan Identifikasi Investor Dan Proyek Potensial KPBU
Bidang PUPR di Daerah
INDIKATOR KK : Terlaksananya Pendampingan Identifikasi Investor Dan Proyek
Potensial KPBU Bidang PUPR di Daerah di Wilayah Balai Bina
Konstruksi
SATUAN UKUR DAN JENIS : Laporan Kegiatan
KELUARAN
VOLUME : 1 Laporan Kegiatan
1. Latar Belakang : A. Gambaran Umum
Investasi infrastruktur merupakan salah satu prasyarat
utama tercapainya pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan
berkelanjutan. Ketersediaan infrastruktur mencerminkan
adanya investasi, sementara investasi yang merata
mencerminkan adanya pembangunan infrastruktur yang
memadai dan mampu melayani pergerakan ekonomi.
Pemerintah telah menetapkan bahwa pembangunan
infrastruktur menjadi salah satu prioritas utama dalam
program pembangunan nasional. Kebutuhan pembiayaan
pembangunan sesuai dengan RPJMN 2015-2019 (pasar
infrastruktur) adalah Rp 5.452 triliun, dimana kebutuhan
investasi bidang ke-PUPR-an mencapai yaitu Rp 2.746 triliun.
Dari total kebutuhan pendanaan tersebut, pemerintah hanya
mampu menyediakan pendanaan sekitar 22% sedangkan
sisanya 78% diharapkan dapat dipenuhi melalui pendanaan
strategis, diantaranya melalui off balance sheet, KPBU (KPS),
BUMN, BUMD, hibah, pinjaman, dll. Dalam RPJMN 2015-2019
tersebut pembiayaan melalui KPBU ditargetkan sebesar Rp
1.090 triliun. Investasi tersebut diharapkan menjadi lokomotif
pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan sekitar 6%-8%.
Besarnya perhatian pemerintah saat ini terhadap
pembangunan infrastruktur tampaknya mulai menampakan
hasil. Berdasarkan Global Competitiveness Index (GCI) 2017-
2018 yang diterbitkan oleh World Economic Forum, daya saing
Indonesia berada di peringkat 36 dari 137 negara, meningkat

2
dari posisi 41 dari indeks tahun sebelumnya. Kenaikan
peringkat ini didapatkan dari kenaikan hampir disemua pilar
penilaian GCI, dan salah satunya yaitu dari pilar infrastruktur
dari 4,5 menjadi 4,2 dari tahun sebelumnya. Namun demikian,
peringkat daya saing Indonesia masih tertinggal di bawah
negara Thailand (32), Malaysia (23), dan Singapura (3).
Dalam mendorong dan mendukung peningkatan daya
saing infrastruktur nasional khususnya dalam industri
konstruksi, perlu kiranya dukungan dari berbagai pihak
(stakeholder). Salah satunya yang terpenting adalah peran
Investor dalam penyertaan modalnya.
Masih minimnya dana swasta dalam pembangunan
infrastruktur bidang PUPR menjadi tantangan untuk
pemerintah dalam memenuhi kebutuhan infrastruktur yang
terus meningkat. Untuk itu pemerintah perlu membangun iklim
investasi yang kondusif melalui berbagai dukungan dan
fasilitasi, seperti regulasi, kelembagaan, maupun pendanaan
(fiskal).
Salah satu regulasi untuk mendukung peran swasta
dalam pembangunan infrastruktur adalah melalui Kerjasama
Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Peraturan Presiden
No. 38 tahun 2015 tentang Kerjasama Pemerintah dengan
Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur ditujukan untuk
mencukupi kebutuhan pendanaan penyediaan infrastruktur
secara berkelanjutan melalui pengerahan dana swasta dalam
rangka mendukung pewujudan penyediaan infrastruktur yang
berkualitas, efektif, efisien, tepat sasaran, dan tepat waktu
dengan mendorong keikutsertaan Badan Usaha.
Namun demikian, walaupun Peraturan Presiden No.38
tahun 2015 sudah lama dibuat, kinerja KPBU dirasa masih
sangat minim. Hal ini ditandai dengan masih banyaknya
proyek-proyek potensial di bidang PUPR di daerah yang belum
berjalan. Beberapa permasalahan diantaranya adalah belum
teredukasinya swasta dalam hal ini khususnya investor dalam
KPBU, belum terinformasikan secara optimalnya proyek-proyek
potensial di daerah, dan kurangnya persamaan persepsi antara
PJPK (Penanggung Jawab Proyek Kerjasama) dengan investor
(swasta).

B. Alasan Kegiatan Dilaksanakan:


Dalam rangka pemenuhan target pembangunan infrastruktur
melalui KPBU, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi melalui
Direktorat Bina Investasi Infrastruktur perlu melaksanakan
Pendampingan Identifikasi Investor Dan Proyek Potensial Kpbu
Bidang PUPR Di Daerah.

2. Maksud dan Tujuan : A. Maksud


Kegiatan pendampingan ini dimaksudkan untuk
memberikan edukasi sekaligus penjajakan minat swasta
(investor) terhadap proyek-proyek potensial di Bidang
PUPR khususnya proyek potensial di daerah.

3
B. Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah terselenggaranya tugas dan
fungsi Simpul KPBU di Kementerian PUPR dengan baik dan
terselenggaranya Percepatan Pelaksanaan KPBU PUPR di
pusat dan Daerah.
3. Sasaran : Adapun sasaran dari kegiatan ini adalah para pemangku
kepentingan (stakeholder) di sektor konstruksi, Investor,
maupun pemerintah yang dalam hal ini PJPK daerah
setempat.
4. Lokasi Kegiatan : Lokasi pekerjaan swakelola yang akan dilaksanakan di
masing-masing wilayah Balai Bina Konstruksi antara lain:
1. Balai Jasa Konstruksi Wilayah I Banda Aceh
2. Balai Jasa Konstruksi Wilayah II Palembang
3. Balai Jasa Konstruksi Wilayah III Jakarta
4. Balai Jasa Konstruksi Wilayah IV Surabaya
5. Balai Jasa Konstruksi Wilayah V Banjarmasin
6. Balai Jasa Konstruksi Wilayah VI Makassar
7. Balai Jasa Konstruksi Wilayah VII Jayapura
5. Sumber Pendanaan dan : Sumber dana yang diperlukan untuk membiayai kegiatan ini
Perkiraan Biaya berasal dari DIPA Satker Balai Jasa Konstruksi di beberapa
wilayah Tahun Anggaran 2018 dengan total pagu sebesar Rp.
811.904.000,- (delapan ratus sebelas juta sembilan ratus
empat ribu rupiah).
6. Nama dan Organisasi : Nama Pejabat Pembuat Komitmen :
Pejabat Pembuat -
Komitmen Satuan Kerja Balai….

7. Referensi Hukum : 1. Undang-Undang No. 2 Tahun 2017 Tentang Jasa


Konstruksi
2. Surat Edaran No. 04/SE/M/2015 tentang Izin Penggunaan
Sumber Daya Air dan Kontrak Kerjasama Pemerintah dan
Swasta Dalam Sistem Penyediaan Air Minum Perpipaan
Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No. 85/PUU-XI/2013;
3. Peraturan Presiden No. 38 tahun 2015 tentang Kerjasama
Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan
Infrastruktur;
4. Peraturan Menteri PPN/Kepala BAPPENAS No. 4 tahun 2015
tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah
dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur;
5. Surat Edaran No. 04/SE/M/2015 tentang Izin Penggunaan
Sumber Daya Air dan Kontrak Kerjasama Pemerintah dan
Swasta dalam Sistem Penyediaan Air Minum Perpipaan
setelah Putusan Mahkamah Konstitusi No. 85/PUU-XI/2013.
8. Lingkup Kegiatan : Lingkup kegiatan pekerjaan swakelola Pendampingan
Identifikasi Investor Dan Proyek Potensial KPBU Bidang PUPR
di Daerah diantaranya:
a. Pengumpulan data dan informasi terkait proyek potensial.
b. Identifikasi investor-investor potensial bidang infrastruktur

4
PUPR
c. Melakukan koordinasi internal dan eksternal terkait
pelaksanaan pekerjaan
d. Menyusun jadwal pelaksanaan pendampingan identifikasi
investor dan proyek potensial KPBU bidang PUPR di daerah
e. Menyusun laporan kegiatan

9. Keluaran/Produk yang : 1. Data minat investasi bidang PUPR


dihasilkan 2. Laporan Pelaksanaan Kegiatan
10. Jangka Waktu : 12 (dua belas bulan)
Penyelesaian Kegiatan
11. Kebutuhan Tenaga : (terlampir)
Kerja Perseorangan
12. Jadwal Tahapan : (terlampir)
Pelaksanaan Kegiatan
13. Rencana Anggaran : (terlampir)
Biaya
14. Produksi dalam Negeri : Semua kegiatan swakelola berdasarkan KAK ini harus
dilakukan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali
ditetapkan lain dalam angka 4 KAK dengan pertimbangan
keterbatasan kompetensi dalam negeri.

Ditetapkan di :
Pada tanggal : Januari 2018

Kepala Satuan Kerja Pejabat Pembuat Komitmen


Setempat Satuan Kerja Setempat

Nama KASATKER Nama PPK


NIP. 1 NIP. 2

5
Lampiran 1
Jadwal Tahapan Pelaksanaan Kegiatan

2018
No URAIAN KEGIATAN
Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 Pendampingan Pendampingan Identifikasi Investor Dan Proyek Potensial
KPBU Bidang PUPR di Daerah Wilayah I
(Balai Jasa Konstruksi Wilayah I Banda Aceh)
2 Pendampingan Pendampingan Identifikasi Investor Dan Proyek Potensial
KPBU Bidang PUPR di Daerah Wilayah II
(Balai Jasa Konstruksi Wilayah II Palembang)
3 Pendampingan Pendampingan Identifikasi Investor Dan Proyek Potensial
KPBU Bidang PUPR di Daerah Wilayah III
(Balai Jasa Konstruksi Wilayah III Jakarta)
4 Pendampingan Pendampingan Identifikasi Investor Dan Proyek Potensial
KPBU Bidang PUPR di Daerah Wilayah IV
(Balai Jasa Konstruksi Wilayah IV Surabaya)
5 Pendampingan Pendampingan Identifikasi Investor Dan Proyek Potensial
KPBU Bidang PUPR di Daerah Wilayah V
(Balai Jasa Konstruksi Wilayah V Banjarmasin)
6 Pendampingan Pendampingan Identifikasi Investor Dan Proyek Potensial
KPBU Bidang PUPR di Daerah Wilayah VI
(Balai Jasa Konstruksi Wilayah VI Makassar)
7 Pendampingan Pendampingan Identifikasi Investor Dan Proyek Potensial
KPBU Bidang PUPR di Daerah
(Balai Jasa Konstruksi Wilayah VII Jayapura)

Kepala Satuan Kerja


Pejabat Pembuat Komitmen
Setempat
Satuan Kerja Setempat

Nama KASATKER Nama PPK


NIP. 1 NIP. 1

Anda mungkin juga menyukai