PEKERJAAN SWAKELOLA
]|[
]|[
]|[
]|[
]|[
]|[
]|[
]|[
]|[
]|[
]|[
]|[
]|[
1
KERANGKA ACUAN KERJA
PENDAMPINGAN IDENTIFIKASI INVESTOR DAN PROYEK POTENSIAL
KPBU BIDANG PUPR DI DAERAH
TAHUN ANGGARAN 2018
2
dari posisi 41 dari indeks tahun sebelumnya. Kenaikan
peringkat ini didapatkan dari kenaikan hampir disemua pilar
penilaian GCI, dan salah satunya yaitu dari pilar infrastruktur
dari 4,5 menjadi 4,2 dari tahun sebelumnya. Namun demikian,
peringkat daya saing Indonesia masih tertinggal di bawah
negara Thailand (32), Malaysia (23), dan Singapura (3).
Dalam mendorong dan mendukung peningkatan daya
saing infrastruktur nasional khususnya dalam industri
konstruksi, perlu kiranya dukungan dari berbagai pihak
(stakeholder). Salah satunya yang terpenting adalah peran
Investor dalam penyertaan modalnya.
Masih minimnya dana swasta dalam pembangunan
infrastruktur bidang PUPR menjadi tantangan untuk
pemerintah dalam memenuhi kebutuhan infrastruktur yang
terus meningkat. Untuk itu pemerintah perlu membangun iklim
investasi yang kondusif melalui berbagai dukungan dan
fasilitasi, seperti regulasi, kelembagaan, maupun pendanaan
(fiskal).
Salah satu regulasi untuk mendukung peran swasta
dalam pembangunan infrastruktur adalah melalui Kerjasama
Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Peraturan Presiden
No. 38 tahun 2015 tentang Kerjasama Pemerintah dengan
Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur ditujukan untuk
mencukupi kebutuhan pendanaan penyediaan infrastruktur
secara berkelanjutan melalui pengerahan dana swasta dalam
rangka mendukung pewujudan penyediaan infrastruktur yang
berkualitas, efektif, efisien, tepat sasaran, dan tepat waktu
dengan mendorong keikutsertaan Badan Usaha.
Namun demikian, walaupun Peraturan Presiden No.38
tahun 2015 sudah lama dibuat, kinerja KPBU dirasa masih
sangat minim. Hal ini ditandai dengan masih banyaknya
proyek-proyek potensial di bidang PUPR di daerah yang belum
berjalan. Beberapa permasalahan diantaranya adalah belum
teredukasinya swasta dalam hal ini khususnya investor dalam
KPBU, belum terinformasikan secara optimalnya proyek-proyek
potensial di daerah, dan kurangnya persamaan persepsi antara
PJPK (Penanggung Jawab Proyek Kerjasama) dengan investor
(swasta).
3
B. Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah terselenggaranya tugas dan
fungsi Simpul KPBU di Kementerian PUPR dengan baik dan
terselenggaranya Percepatan Pelaksanaan KPBU PUPR di
pusat dan Daerah.
3. Sasaran : Adapun sasaran dari kegiatan ini adalah para pemangku
kepentingan (stakeholder) di sektor konstruksi, Investor,
maupun pemerintah yang dalam hal ini PJPK daerah
setempat.
4. Lokasi Kegiatan : Lokasi pekerjaan swakelola yang akan dilaksanakan di
masing-masing wilayah Balai Bina Konstruksi antara lain:
1. Balai Jasa Konstruksi Wilayah I Banda Aceh
2. Balai Jasa Konstruksi Wilayah II Palembang
3. Balai Jasa Konstruksi Wilayah III Jakarta
4. Balai Jasa Konstruksi Wilayah IV Surabaya
5. Balai Jasa Konstruksi Wilayah V Banjarmasin
6. Balai Jasa Konstruksi Wilayah VI Makassar
7. Balai Jasa Konstruksi Wilayah VII Jayapura
5. Sumber Pendanaan dan : Sumber dana yang diperlukan untuk membiayai kegiatan ini
Perkiraan Biaya berasal dari DIPA Satker Balai Jasa Konstruksi di beberapa
wilayah Tahun Anggaran 2018 dengan total pagu sebesar Rp.
811.904.000,- (delapan ratus sebelas juta sembilan ratus
empat ribu rupiah).
6. Nama dan Organisasi : Nama Pejabat Pembuat Komitmen :
Pejabat Pembuat -
Komitmen Satuan Kerja Balai….
4
PUPR
c. Melakukan koordinasi internal dan eksternal terkait
pelaksanaan pekerjaan
d. Menyusun jadwal pelaksanaan pendampingan identifikasi
investor dan proyek potensial KPBU bidang PUPR di daerah
e. Menyusun laporan kegiatan
Ditetapkan di :
Pada tanggal : Januari 2018
5
Lampiran 1
Jadwal Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
2018
No URAIAN KEGIATAN
Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 Pendampingan Pendampingan Identifikasi Investor Dan Proyek Potensial
KPBU Bidang PUPR di Daerah Wilayah I
(Balai Jasa Konstruksi Wilayah I Banda Aceh)
2 Pendampingan Pendampingan Identifikasi Investor Dan Proyek Potensial
KPBU Bidang PUPR di Daerah Wilayah II
(Balai Jasa Konstruksi Wilayah II Palembang)
3 Pendampingan Pendampingan Identifikasi Investor Dan Proyek Potensial
KPBU Bidang PUPR di Daerah Wilayah III
(Balai Jasa Konstruksi Wilayah III Jakarta)
4 Pendampingan Pendampingan Identifikasi Investor Dan Proyek Potensial
KPBU Bidang PUPR di Daerah Wilayah IV
(Balai Jasa Konstruksi Wilayah IV Surabaya)
5 Pendampingan Pendampingan Identifikasi Investor Dan Proyek Potensial
KPBU Bidang PUPR di Daerah Wilayah V
(Balai Jasa Konstruksi Wilayah V Banjarmasin)
6 Pendampingan Pendampingan Identifikasi Investor Dan Proyek Potensial
KPBU Bidang PUPR di Daerah Wilayah VI
(Balai Jasa Konstruksi Wilayah VI Makassar)
7 Pendampingan Pendampingan Identifikasi Investor Dan Proyek Potensial
KPBU Bidang PUPR di Daerah
(Balai Jasa Konstruksi Wilayah VII Jayapura)