Anda di halaman 1dari 17

ADENDUM

DOKUMEN SELEKSI UMUM


Nomor: KU 03.01/POKJA-BPIW/P1/I/2018.10
Tanggal: 17 Januari 2018

UNTUK
PENGADAAN JASA KONSULTANSI

PEKERJAAN
Penyusunan Rencana Aksi (Roadmap) Skema Pembiayaan Infrastruktur PUPR 2020-2024

KELOMPOK KERJA (POKJA)


SATUAN KERJA PUSAT PERENCANAAN INFRASTRUKTUR PUPR
BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
ULP KANTOR PUSAT
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Tahun Anggaran 2018

1
ADA PERUBAHAN

BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

1. Latar Belakang Penyelenggaraan infrastruktur memiliki peran yang sangat penting dalam
pembangunan Indonesia yang secara khusus diwujudkan dalam peningkatan
perekonomian nasional Indonesia. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (PUPR) sebagai leading sector penyediaan infrastruktur di Indonesia, sejauh
ini telah melaksanakan amanat sesuai dengan yang tercantum dalam Peraturan
Presiden No. 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2015-2019 maupun target dalam Peraturan Menteri PUPR No.
13.1/PRT/M/2015 tentang Rencana Strategis (Renstra) Kementerian PUPR 2015-
2019.

Sesuai dengan Permen PUPR No. 15 tahun 2015 tentang struktur organisasi
Kementerian PUPR, Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW)
mempunyai fungsi dalam perencanaan penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan
program keterpaduan pengembangan kawasan dengan infrastruktur di bidang
pekerjaan umum dan perumahan rakyat. Lebih lanjut dalam peraturan tersebut,
Pusat Perencanaan Infrastruktur PUPR menyelenggarakan fungsi penyiapan skema
pembiayaan pengembangan infrastruktur terpadu bidang pekerjaan umum dan
perumahan rakyat.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya untuk melakukan penyusunan rencana,


kebijakan maupun strategi mendukung tujuan pembangunan nasional, Pusat
Perencanaan Infrastruktur PUPR berpedoman pada arahan pembangunan nasional
yaitu amanat Nawa Cita yang dimuat RPJMN 2015-2019. Salah satu amanat Nawa
Cita adalah untuk mewujudkan peningkatan konektivitas dalam rangka
meningkatkan daya saing. Lebih lanjut lagi, Presiden Republik Indonesia telah
menetapkan Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Proyek
Strategis Nasional untuk mempercepat pembangunan infrastruktur guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pembangunan Infrastruktur dalam memenuhi amanat pembangunan nasional tidak


terlepas dari aspek pendanaan. Berdasarkan Permen 13.1/PRT/M/2015 mengenai
Rencana Strategis Kementerian PUPR 2015-2019, kebutuhan pendanaan untuk
pembangunan infrastruktur yaitu 931,5 M. Anggaran Pendapatan Belanja Negara

2
(APBN) pada Tahun 2015-2019 untuk Kemnterian PUPR hanya 526,1 M, sehingga
terdapat gap pendanaan sebesar ± 405,4 M. Oleh sebab itu, untuk dapat memenuhi
target pembangunan tahun 2015-2019 diperlukan alternatif pendanaan selain
APBN. Melihat kondisi pendanaan pada tahun 2015-2019, agar Kementerian PUPR
mampu memenuhi capaian target-target pembangunan jangka panjang di tahun
2020-2024 perlu secara matang disiapkan roadmap skema pembiayaan infrastruktur
PUPR 2020-2024.

Perencanaan dan pendanaan infrastruktur Kementerian PUPR tidak terlepas dari


peran dan kerjasama berbagai unit organisasi, seperti Dirjen Sumber Daya Air,
Dirjen Bina Marga, Dirjen Cipta Karya, Dirjen Penyediaan Perumahan sebagai
penyelenggara perumusan dan pelaksanaan kebijakan pembangunan infrastruktur
PUPR, Dirjen Pembiayaan Perumahan sebagai penyelenggara perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang pembiayaan perumahan, Dirjen Bina Konstruksi
sebagai penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
penyelenggaraan investasi infrastruktur, Biro PAKLN Sekretariat Jenderal sebagai
pelaksana koordinasi dan penyusunan administrasi anggaran, pemantauan, evaluasi
dan pelaporan pelaksanaan anggaran, fasilitasi penganggaran infrastruktur daerah,
Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) sebagai penyelenggara fungsi
penyiapan skema pembiayaan pengembangan infrastruktur terpadu bidang PUPR
dan juga pemerintah daerah. Selain itu, Pusat Perencanaan Infrastruktur PUPR
membutuhkan pemetaan kriteria dan resiko masing-masing skema pendanaan non-
APBN potensial agar skema pembiayaan non-APBN yang ada dapat dimanfaatkan
secara optimal serta mengurangi resiko yang dapat merugikan pemerintah.
Mengingat hal tersebut, dalam mencapai output pembangunan infrastruktur PUPR
tahun 2020-2024 diperlukan roadmap skema pembiayaan infrastruktur PUPR yang
meliputi analisis kunci utama permasalahan pembiayaan infrastruktur PUPR,
pemetaan proses bisnis skema pembiayaan yang meliputi semua unit organisasi
yang terlibat dalam pembiayaan infrastruktur PUPR termasuk pemetaan tugas
masing-masing unit organisasi, desain kebijakan dan rencana aksi skema
pembiayaan, langkah-langkah implementasi rencana aksi, analisis dan penyusunan
kriteria dan resiko masing-masing skema pembiayaan non-APBN potensial, serta
rencana skema pembiayaan infrastruktur PUPR pada tahun 2020-2024.

2. Maksud dan Tujuan a. Maksud

3
Maksud kegiatan penyusunan rencana aksi (roadmap) skema
pembiayaan infrastruktur PUPR 2020-2024 adalah menyusun rencana
aksi pembiayaan infrastruktur PUPR terpadu 2020-2024 sebagai bahan
masukan dalam pemenuhan gap pendanaan infrastruktur PUPR 2020-
2024.
b. Tujuan
Tujuan kegiatan penyusunan rencana aksi (roadmap) skema pembiayaan
infrastruktur PUPR 2020-2024 adalah teridentifikasinya peran dan
rencana aksi masing-masing unit organisasi yang berperan di
Kementerian PUPR, teranalisisnya kriteria dan resiko masing-masing
skema pembiayaan non-APBN potensial, serta tersusunnya skema
pembiayaan infrastruktur PUPR pada 2020-2024.

3. Sasaran  Teridentifikasinya kunci utama permasalahan pembiayaan infrastruktur PUPR


dan kebijakan dalam mengatasi permasalahan tersebut;
 Terpetakan sekaligus tersusunnya proses bisnis skema pembiayaan dalam
infrastruktur PUPR termasuk pemetaan tugas masing-masing unit organisasi;
 Tersusunnya desain kebijakan dan rencana aksi skema pembiayaan, langkah-
langkah implementasi rencana aksi, dan skema pembiayaan infrastruktur
PUPR pada tahun 2020-2024;
 Tersusunnya kriteria dan resiko masing-masing skema pembiayaan non-APBN
potensial;
 Tersusunnya skema pembiayaan infrastruktur PUPR tahun 2020-2024;
 Tersusunnya rencana aksi skema pembiayaan infrastruktur PUPR 2020-2024;
 Tersusunnya langkah-langkah detail sebagai implementasi rencana aksi skema
pembiayaan infrastruktur PUPR 2020-2024;
 Terlaksananya koordinasi dengan pihak-pihak terkait baik di lingkungan
Kementerian PUPR, Kementerian/Lembaga lain, dan perangkat pemerintah
daerah dalam rangka pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan.

4. Lokasi Kegiatan Untuk memenuhi kebutuhan data dan informasi dalam penyusunan rencana aksi
(roadmap) skema pembiayaan infrastruktur pupr 2020-2024 maka beberapa
kegiatan akan dilakukan antara lain: Focus Group Discussion (FGD), Rapat
Pembahasan Laporan dan Survei Lapangan.

4
Untuk FGD direncanakan dilaksanakan di Jakarta sebanyak 1 (satu) kali dengan
tujuan menjaring masukan dari internal Kementerian PUPR dan stakeholder terkait
pembiayaan infrastruktur non APBN terkait roadmap skema pembiayaan
infrastruktur PUPR, serta kriteria dan resiko masing-masing skema pembiayaan
non-APBN potensial dengan uraian acara sebagai berikut:

- Target Peserta : 30 (Tiga Puluh) orang


- Jumlah Narasumber : 3 (Tiga) orang
- Jumlah Moderator : 1 (Satu) orang

FGD daerah akan dilaksanakan di kota Surabaya. Surabaya dipilih karena


merupakan ibu kota provinsi di Indonesia yang mendapat peringkat tertinggi terkait
kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah menurut Keputusan Menteri Dalam
Negeri N0. 120-10421 Tahun 2016 tentang Peringkat dan Status Kinerja
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Tahun 2015, sehingga pemerintah daerah
Provinsi Jawa Timur dapat berbagi best practice terkait pembiayaan infrastruktur
daerah di luar APBN/APBD. FGD ini direncanakan untuk mengundang antara lain:

- Target Peserta : 30 (Tiga Puluh) orang


- Jumlah Narasumber : 4 (Empat) orang
- Jumlah Moderator : 1 (Satu) orang

Kegiatan pada Rapat Pembahasan Laporan di Jakarta mencakup antara lain


pembahasan laporan pendahuluan, pembahasan laporan antara dan pembahasan
laporan draft akhir.

Untuk survei lapangan dan survei institusional pemerintah daerah, akan dilakukan
survei di 5 (lima) provinsi. Pemilihan provinsi/kota/kabupaten yang akan disurvei
didasarkan kepada Kepmendagri No. 120-10421 Tahun 2016 tentang Penetapan
Peringkat dan Status Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah secara Nasional
Tahun 2015. Pembiayaan infrastruktur daerah dengan pendanaan di luar
APBN/APBD tidak terlepas dari kemudahan berusaha dan proses birokrasi
perangkat pemerintah daerah. Asumsi yang digunakan disini adalah semakin baik
kinerja pemerintah daerah maka peraturan atau dasar hukum di daerah tersebut
terkait investasi lebih memberikan kemudahan bagi kalangan usaha, sehingga
meningkatkan minat investasi di daerah tersebut. Tata cara penilaian peringkat
pemerintah daerah di atas mengacu kepada kriteria penilaian pada Pasal 16 ayat (2)

5
PP No. 6 tahun 2008 tentang pedoman evaluasi penyelenggaraan pemerintahan
daerah sebagai berikut:
a. laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;
b. informasi keuangan daerah;
c. laporan kinerja instansi pemerintah daerah;
d. laporan hasil pembinaan, penelitian, pengembangan, pemantauan, evaluasi dan
pengawasan pelaksanaan urusan pemerintahan daerah;
e. laporan hasil survey kepuasan masyarakat terhadap layanan pemerintahan
daerah;
f. laporan kepala daerah atas permintaan khusus;
g. rekomendasi/tanggapan DPRD terhadap LKPJ kepala daerah;
h. laporan yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang
berasal dari lembaga independen;
i. tanggapan masyarakat atas Informasi LPPD; dan
j. laporan dan/atau informasi lain yang akurat dan jelas penanggungjawabnya.

Pemilihan lokasi survei juga telah mempertimbangkan penilaian evaluasi


keterpaduan infrastruktur PUPR dengan pengembangan wilayah yang dikeluarkan
oleh Pusat Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur PUPR.

Lokasi survei lapangan dan survei institusional pemerintah daerah adalah sebagai
berikut :

a. Kota Batam – Kab. Bintan

Kota dan kabupaten ini dipilih karena memiliki kinerja penyelenggaraan


pemerintah daerah dengan peringkat tinggi Pulau Sumatera.

Jumlah survei : 1 (Satu) Kali

Jumlah tim survei : 3 (Tiga) Orang

Lama survei : 3 (Tiga) Hari

b. Kota Surabaya - Kab. Sidoarjo

Kota dan kabupaten ini dipilih karena memiliki kinerja penyelenggaraan


pemerintah daerah dengan peringkat tinggi di Pulau Jawa.

6
Jumlah survei : 1 (Satu) Kali

Jumlah tim survei : 3 (Tiga) Orang

Lama survei : 3 (Tiga) Hari

c. Kota Balikpapan – Kab. Kutai Kartanegara

Kota dan kabupaten ini dipilih karena memiliki kinerja penyelenggaraan


pemerintah daerah dengan peringkat tinggi di Pulau Kalimantan.

Jumlah survei : 1 (Satu) Kali

Jumlah tim survei : 3 (Tiga) Orang

Lama survei : 3 (Tiga) Hari

d. Kota Makassar – Kab. Pinrang

Kota dan kabupaten ini dipilih karena memiliki kinerja penyelenggaraan


pemerintah daerah dengan peringkat tinggi di Pulau Sulawesi.

Jumlah survei : 1 (Satu) Kali

Jumlah tim survei : 3 (Tiga) Orang

Lama survei : 3 (Tiga) Hari

e. Kota Papua – Kab. Yahukimo

Kota-kota ini dipilih karena memiliki kinerja penyelenggaraan pemerintah


daerah dengan peringkat rendah di Pulau Papua.

Jumlah survei : 1 (Satu) Kali

Jumlah tim survei : 3 (Tiga) Orang

Lama survei : 4 (Empat) Hari

5. Sumber Pendanaan Kegiatan ini di biayai dari sumber pendanaan Anggaran, Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) DIPA Tahun Anggaran 2018 Satker Pusat Perencanaan

7
Infrastruktur PUPR, Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah, Kementerian
Pekerjaan Umum dengan perkiraan biaya yang dibutuhkan sebesar
Rp.1.250.000.000,- (Satu Miliar Dua Ratus Lima Puluh Juta Rupiah) termasuk
pajak sebagaimana RAB terlampir.

6. Nama dan Organisasi Nama Pejabat Pembuat Komitmen : Hari Suharto Dyaksa, SH, MSi
Pejabat Pembuat
Komitmen Proyek/Satuan Kerja : Pusat Perencanaan Infrastruktur PUPR, Badan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW), Kementerian PUPR

7. Data Dasar -

8. Standar teknis -

9. Studi – Studi a. Judul : Pengembangan Skema Investasi Infrastruktur


Terdahulu Wilayah dan Kawasan (Perumahan dan
Permukiman, Industri, Pariwisata, dan Smart City)
Pelaksana studi : Pusat Perencanaan Infrastruktur PUPR, Badan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah,
Kementerian PUPR
Tahun Pelaksanaan : 2015
b. Judul : Penyusunan Skema Pembiayaan Keterpaduan
Infrastruktur Pengembangan Wilayah
Pelaksana studi : Pusat Perencanaan Infrastruktur PUPR, Badan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah,
Kementerian PUPR
Tahun Pelaksanaan: 2015

10. Referensi Hukum 1. Undang-undang Nomor 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional;
2. Peraturan Presiden No. 2/2015 tentang tentang RPJMN 2015-2019;
3. Peraturan Presiden No. 15/2015 tentang struktur organisasi Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
4. Peraturan Presiden No. 38/2015 tentang Kerja Sama Pemerintah dengan
Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur;
5. Peraturan Presiden No. 3/2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek
Strategis Nasional;
6. Peraturan Presiden No. 75/2014 tentang Percepatan Penyediaan Infrastruktur
Prioritas;
7. Peraturan Menteri PPN No. 4/2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan KPBU;
8. Peraturan Menteri Keuangan No. 265/2015 tentang Project Development
Facility
9. Keputusan Menteri (Kepmen) PUPR Nomor 691.2/2016 tentang Penunjukan
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi sebagai Simpul Kerjasama Pemerintah
dan Badan Usaha (KPBU) di Kementerian PUPR

8
11. Lingkup Kegiatan 1. Lingkup pekerjaan dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut:
2. Melakukan analisis dan identifikasi kunci permasalahan skema pembiayaan
infrastruktur PUPR dan menyusun desain kebijakan dalam mengatasi masalah
tersebut;
3. Mengidentifikasi unit organisasi kementerian PUPR yang terlibat dalam
penyusunan skema pembiayaan infrastruktur PUPR terpadu
4. Mengidentifikasi tugas dan fungsi yang dimiliki oleh unit organisasi di
Kementerian PUPR terkait dengan pembiayaan infrastruktur
5. Mengidentifikasi hasil pekerjaan unit-unit organisasi kementerian PUPR yang
dapat mendukung penyusunan rencana aksi skema pembiayaan infrastruktur
PUPR
6. Memetakan tugas masing-masing unit organisasi dalam pelaksanaan rencana
aksi skema pembiayaan infrastruktur PUPR
7. Menyusun rencana aksi dan proses bisnis skema pembiayaan infrastruktur
PUPR 2020-2024
8. Menyusun langkah-langkah detail sebagai implementasi rencana aksi skema
pembiayaan infrastruktur PUPR 2020-2024
9. Menyusun kriteria dan resiko masing-masing skema pembiayaan non-APBN
potensial
10. Menyusun skema pembiayaan infrastruktur PUPR pada tahun 2020-2024 yang
didasarkan pada dokumen perencanaan infrastruktur terpadu Pusat
Perencanaan Infrastruktur PUPR tahun 2020-2024
11. Menyusun bahan wawancara dan kuesioner yang sudah melalui uji validasi,
untuk mendapat informasi terkait skema pendanaan non APBN/APBD yang
telah dikembangkan di tingkat pemerintah daerah.
12. Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait baik di lingkungan
Kementerian PUPR, Kementerian/Lembaga lain, dan perangkat pemerintah
daerah dalam rangka pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan.
13. Focus Group Discussion (FGD) dilakukan untuk mendapat masukan terkait
skema pembiayaan non APBN/APBD dari akademisi/praktisi, stakeholder
terkait pembiayaan infrastruktur non APBN/APBD, serta sharing lesson
learned dari pemerintah daerah terkait skema pembiayaan yang telah dilakukan
di tingkat pemerintahan daerah.
14. Policy brief berisi rekomendasi rencana aksi skema pembiayaan infrastruktur
PUPR 2020-2024 dan skema pembiayaan infrastruktur terpadu PUPR 2020-
2024 yang didasarkan pada dokumen perencanaan infrastruktur terpadu Pusat
Perencanaan Infrastruktur PUPR tahun 2020-2024.

12. Keluaran Kegiatan penyusunan rencana aksi (roadmap) skema pembiayaan infrastruktur
PUPR 2020-2024 adalah kegiatan kontraktual yang keluarannya berupa laporan
pendahuluan, laporan antara, ringkasan eksekutif, policy brief, laporan draft akhir,
dan laporan akhir yang memuat analisis kunci utama permasalahan pembiayaan
infrastruktur PUPR, desain kebijakan dan desain rencana aksi skema pembiayaan
untuk mengatasi permasalahan pembiayaan infrastruktur PUPR, langkah-langkah
implementasi rencana aksi skema pembiayaan masing-masing unit organisasi di
Kementerian PUPR, pemetaan proses bisnis skema pembiayaan yang meliputi
semua unit organisasi yang terlibat dalam pembiayaan infrastruktur PUPR
termasuk pemetaan tugas masing-masing unit organisasi, pengolahan data hasil
koordinasi dengan pihak-pihak terkait (baik di lingkungan Kementerian PUPR,
Kementerian/Lembaga lain, dan perangkat pemerintah daerah), analisis kriteria
dan resiko masing-masing skema pembiayaan non-APBN potensial, serta
rekomendasi skema pembiayaan infrastruktur PUPR tahun 2020-2024.

9
13. Peralatan -
Material, Personil
dan Fasilitasi dari
Pejabat Pembuat
Komitmen

14. Peralatan dan Penyedia jasa menyediakan peralatan dan material penunjang antara lain tetapi tidak
Material dari terbatas pada peralatan komputer, printer, dan peralatan lainnya yang diperlukan
Penyedia Jasa dalam rangka menyusun keluaran kegiatan..
Konsultasi

15. Lingkup Sebagaimana yang tercantum dalam peraturan perundangan yang berlaku.
Kewenangan
Penyedia Jasa

16. Jangka Waktu Periode kerja kegiatan kontraktual ini adalah selama 8 bulan kalender terhitung
Penyelesaian sejak dikeluarkannya SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja) dari Pejabat Pembuat
Kegiatan Komitmen.

Kualifikasi Jumlah
17. Personil Posisi Orang
Pendidikan Keahlian Pengalaman Bulan
Tenaga Ahli :
4 tahun dalam
Tenaga Ahli
S-2 bidang analisa
Investasi - 8
Manajemen investasi
(Team Leader)
infratsruktur
S-2 1 tahun dalam
Perencanaan bidang analisa
Tenaga Ahli
dan Kebijakan - kebijakan 8
Kelembagaan
Publik pembangunan
sektor publik
2 tahun dalam
Tenaga Ahli
S-1 Ilmu bidang analisa
Ekonomi - 7
Ekonomi perekonomian
Makro
wilayah
SKA
Tenaga Ahli Klasifikasi 2 tahun dalam
Perencanaan Bidang bidang
S-1 Planologi 6
Wilayah dan Planologi perencanaan
Kota kualifikasi wilayah
Ahli Muda
Asisten Tenaga Ahli :
Asisten Tenaga S-1
- - 7
Ahli Investasi Manajemen
Tenaga Pendukung :
Operator D-3 Teknik
- - 8
Komputer Informatika
Sekretaris D-3 Sekretaris - - 8

10
18. Jadwal Tahapan Periode kerja kegiatan kontraktual ini adalah selama 8 bulan kalender terhitung
Pelaksanaan sejak dikeluarkannya SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja) dari Pejabat Pembuat
Kegiatan Komitmen.

11
Tabel Tahapan dan Waktu Pelaksanaan
No Kegiatan BULAN I BULAN II BULAN III BULAN IV BULAN V BULAN VI BULAN VII BULAN VIII
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
I TAHAP PERSIAPAN
1. Mobilisasi Tenaga Ahli
2. Penyiapan rencana kerja
3. Penajaman metodologi
4. Inventarisasi kebutuhan data
dan desain survei
5. Identifikasi stakeholder terkait
6. Identifikasi tugas dan fungsi
serta hasil pekerjaan di Unit
Organisasi Kementerian PUPR
terkait pembiayaan infrastruktur
PUPR
7. Penyiapan Kuesioner dan
Pedoman Wawancara
II TAHAP PENGUMPULAN
DATA
1. Survei Data Sekunder
2. Survei Data Primer
II TAHAP PENYUSUNAN
RENCANA
1. Pelaksanaan Rapat Koordinasi
Internal di Jakarta
2. Pelaksanaan Pembahasan
Laporan (Di Jakarta)
- Laporan Pendahuluan
- Laporan Antara
- Laporan Draft Akhir
3. Workshop/Seminar/FGD
- Jakarta
- Surabaya
III TAHAP PELAPORAN

12
No Kegiatan BULAN I BULAN II BULAN III BULAN IV BULAN V BULAN VI BULAN VII BULAN VIII
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Dokumen Rencana Mutu
Kontrak
2. Laporan Pendahuluan
3. Laporan Antara
5. Laporan Draft Akhir
6. Laporan Akhir
8. Ringkasan Eksekutif
9. Laporan Dalam Bentuk Hardisk
Eksternal

13
14

19. Laporan
Pendahuluan Tim Konsultan harus membuat jadwal pelaksanaan serta metode pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan untuk penyusunan penyusunan
rencana aksi (roadmap) skema pembiayaan infrastruktur PUPR 2020-2024. Jadwal
tersebut dilampirkan dalam Rencana Mutu Pelaksanaan.

Laporan Pendahuluan adalah laporan yang minimal berisi pola pikir, metodologi,
serta jadwal dan rencana pelaksanaan pekerjaan. Laporan ini diserahkan sejumlah 5
(lima) rangkap dan diserahkan paling lambat 1 (satu) bulan sejak dikeluarkannya
SPMK beserta soft filenya. Laporan Pendahuluan dibahas dalam suatu forum
pembahasan dengan Tim Teknis.

20. Laporan -
Bulanan

21. Laporan Antara Laporan Antara memuat hasil sementara pelaksanaan kegiatan termasuk di
dalamnya:

- Latar belakang, dasar pemikiran (teori atau studi terdahulu), rumusan


permasalahan, kerangka berpikir dan metodologi pengolahan data;
- Analisa awal hasil kuesioner dan wawancara yang telah dilakukan;
- Analisis awal identifikasi isu-isu strategis dan manfaat produk infrastruktur
termasuk dampak infrastruktur terhadap daya dukung dan daya tampung
wilayah;
- Resume Hasil Pekerjaan;

Laporan harus dibahas untuk mendapatkan masukan hasil perbaikan diserahkan


selambat-lambatnya 4 (empat) bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima)
buku laporan.

22. Laporan Draft Laporan Draft Akhir pelaksanaan pekerjaan memuat:


Akhir
a. Data-data terseleksi

b. Analisis terpilih

c. Rumusan hasil sementara

Seluruh kegiatan telah didiskusikan dengan tim teknis, diserahkan sesudah dilakukan
perbaikan dan penyempurnaan.

Laporan Draft Akhir diserahkan paling lambat 7 (tujuh) bulan setelah SPMK, dibuat
sebanyak 5 (lima) rangkap dengan softcopy-nya setelah mendapatkan masukan pada
Rapat Pembahasan Laporan Draft Akhir.

23. Laporan Akhir Laporan Akhir memuat seluruh kegiatan telah didiskusikan dengan tim teknis, yang
telah memperoleh masukan dari para ahli dan narasumber lainnya dan merupakan
perbaikan dan penyempurnaan dari laporan draft final dengan memperhatikan
sasaran dan ruang lingkup kajian.
15

a. Laporan Akhir sebanyak 10 (sepuluh) buku diserahkan paling lambat 8 bulan


kalender setelah SPMK ditandatangani.
b. Hasil dari penyusunan laporan berupa soft copy Laporan Akhir harus
diserahkan kepada pemberi tugas dalam rangkap 10 (sepuluh) set cakram padat
(compact disk)/flash disk.
c. Laporan tersebut dibuat untuk setiap tahapan harus dilakukan pembahasan
dengan Kepala Satker, Tim Teknis dan Pejabat yang terkait.

24. Ringkasan Buku Ringkasan Eksekutif diserahkan paling lambat 8 (delapan) bulan setelah
Eksekutif SPMK, dibuat sebanyak 10 (sepuluh) rangkap dengan softcopy-nya.

25. Policy Brief Policy brief merupakan makalah kebijakan ringkas yang menguraikan dasar rasional
dalam pemilihan sebuah kebijakan dan disusun secara khusus untuk segera dapat
dipahami oleh pembuat keputusan. Policy brief diserahkan paling lambat 8
(delapan) bulan setelah SPMK, dibuat sebanyak 10 (sepuluh) rangkap dengan
softcopy-nya.

26. Produksi Dalam Semua kegiatan jasa konsultasi berdasarkan KAK ini harus dilakukan didalam
Negeri wilayah Negara Republik Indonesia dan 100% tingkat komponen dalam negeri.

27. Persyaratan Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultasi lain diperlukan untuk pelaksanaan
Kerjasama kegiatan jasa konsultasi ini maka persyaratan berdasarkan peraturan perundangan
yang berlaku harus dilaksanakan.

28. Pedoman Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan sesuai dengan KAK dan
Pengumpulan RAB.
Data Lapangan

29. Alih Jika diperlukan, penyedia jasa konsultasi berkewajiban untuk menyelenggarakan
Pengetahuan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada personil proyek
atau satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen.

15
16

BAB V. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN


PERUBAHAN ADA PADA:

A. BENTUK RINCIAN BIAYA LANGSUNG NON-PERSONIL (DIRECT REIMBURSEABLE COST)1

RINCIAN BIAYA LANGSUNG NON PERSONIL CONTOH


Harga
Jumlah
No Uraian Sub Output/Komponen/Sub Komponen/Detil Rincian Perhitungan Jml SAT Satuan
(Rp.)
(Rp.)
1 2 4 5 6 7 8
BIAYA NON PERSONIL -
A BIAYA KANTOR -
a. Pengadaan Alat Tulis Kantor 8 bln x 1 kl 8 BLN -
b. Supplies Komputer 8 bln x 1 kl 8 BLN -

B BIAYA LAPORAN -
a. Biaya Pelaporan
1) Laporan Pendahuluan 5 bk x 1 kl 5 BK -
2) Laporan Antara 5 bk x 1 kl 5 BK -
3) Laporan Draft Akhir 5 bk x 1 kl 5 BK -
3) Laporan Akhir 10 bk x 1 kl 10 BK -
4) Ringkasan Eksekutif 10 bk x 1 kl 10 BK -
5) Policy brief 10 bk x 1 kl 10 BK -
6) Flashdisk Berisi Seluruh Hasil Pekerjaan 10 bh x 1 kl 10 BH -
b. Dokumentasi dan Penggandaan Bahan 1 x 1 ls 1 LS -
c. Seminar Kit FGD Jakarta 30 bh x 1 kl 30 BH -
d. Seminar Kit FGD Surabaya 30 bh x 1 kl 30 BH -

C BIAYA PEMBAHASAN LAPORAN -


- Laporan Pendahuluan 1 kl 1 -
- Laporan Antara 1 kl 1 -
- Laporan Draft Akhir 1 kl 1 -

D BIAYA PENYELENGGARAAN -
a. Rapat di Kantor persiapan dan evaluasi (1 kali)
- Makan 15 org x 1 hr x 1 kl 15 -
- Snack 15 org x 1 hr x 1 kl 15 -

b. FGD di Jakarta
- Paket Pelaksanaan Fullday (Es III Kebawah) 30 org x 1 hr x 1 kl 30 -
- Uang Saku Paket Fullday 30 org x 1 hr x 1 kl 30 -
- Uang Transport Dalam Kota 30 org x 1 hr x 1 kl 30 -
- Honor Praktisi 1 org x 1 Kali x 2 Jam 2 -
- Honor Narasumber (Es II) 2 org x 1 Kali x 2 Jam 4 -
- Honor Moderator 1 org x 1 Kali 1 -

c. FGD dalam rangka konsultasi di Surabaya


- Paket Pelaksanaan Fullboard 30 org x 1 hr x 1 kl 30 -
- Uang Saku Rapat Fullboard 30 org x 1 hr x 1 kl 30 -
- Transport Dalam Kota 30 org x 1 hr x 1 kl 30 -
- Tiket Narasumber Jakarta-Surabaya 2 org x 1 Kali 2 -
- Uang Harian Perjalanan Dinas Narasumber 2 org x 1 hr x 1 kl 2 -
` - Honor Praktisi 2 org x 1 Kali x 2 Jam 4 -
- Honor Narasumber (Es II) 2 org x 1 Kali x 2 Jam 4 -
- Honor Moderator 1 org x 1 Kali 1 -

1 Biaya langsung non-personil adalah biaya yang benar-benar diperlukan dalam menunjang pelaksanaan pekerjaan. Biaya
keuntungan (profit) dan biaya umum (overhead cost) tidak diperkenankan.

16
17

Harga
Jumlah
No Uraian Sub Output/Komponen/Sub Komponen/Detil Rincian Perhitungan Jml SAT Satuan
(Rp.)
(Rp.)
1 2 4 5 6 7 8
E PERJALANAN DINAS -
Dalam rangka survey ke daerah
1 Kota Batam - Kab. Bintan
- Transport Jakarta - Jayapura pp 3 org x 1 Kali 3 -
- Taksi menuju dan dari bandara (pp) di Jakarta 3 org x 1 Kali x 2 pp 6 -
- Sewa Kendaraan Roda 4 Kepulauan Riau 1 bh x 1 kali x 3 Hr 3 -
- Uang Harian Perjadin Dalam Negeri 3 org x 1 Kali x 3 Hari 9 -
- Penginapan 3 org x 1 Kali x 2 Hari 6 -

2 Kota Surabaya - Kab. Sidoarjo


- Transport Jakarta - Surabaya pp 3 org x 1 Kali 3 -
- Taksi menuju dan dari bandara (pp) di Jakarta 3 org x 1 Kali x 2 pp 6 -
- Sewa Kendaraan Roda 4 Jawa Timur 1 bh x 1 kali x 3 Hr 3 -
- Uang Harian Perjadin Dalam Negeri 3 org x 1 Kali x 3 Hari 9 -
- Penginapan 3 org x 1 Kali x 2 Hari 6 -

3 Kota Balikpapan - Kab. Kutai Kartanegara


- Transport Jakarta - Balikpapan pp 3 org x 1 Kali 3 -
- Taksi menuju dan dari bandara (pp) di Jakarta 3 org x 1 Kali x 2 pp 6 -
- Sewa Kendaraan Roda 4 Kalimantan Timur 1 bh x 1 kali x 3 Hr 3 -
- Uang Harian Perjadin Dalam Negeri 3 org x 1 Kali x 3 Hari 9 -
- Penginapan 3 org x 1 Kali x 2 Hari 6 -

4 Kota Makassar - Kab. Pinrang


- Transport Jakarta - Ternate 3 org x 1 Kali 3 -
- Taksi menuju dan dari bandara (pp) di Jakarta 3 org x 1 Kali x 2 pp 6 -
- Sewa Kendaraan Roda 4 Sulawesi Selatan 1 bh x 1 kali x 3 Hr 3 -
- Uang Harian Perjadin Dalam Negeri 3 org x 1 Kali x 3 Hari 9 -
- Penginapan 3 org x 1 Kali x 2 Hari 6 -

5 Kota Jayapura - Kab. Yahukimo


- Transport Jakarta - Bengkulu pp 3 org x 1 Kali 3 -
- Taksi menuju dan dari bandara (pp) di Jakarta 3 org x 1 Kali x 2 pp 6 -
- Sewa Kendaraan Roda 4 Papua 1 bh x 1 kali x 4 Hr 4 -
- Uang Harian Perjadin Dalam Negeri 3 org x 1 Kali x 4 Hari 12 -
- Penginapan 3 org x 1 Kali x 3 Hari 9 -

17

Anda mungkin juga menyukai