Anda di halaman 1dari 4

SUMMARY NOTES – 2109BIPRO03

TANTANGAN DAN KEBIJAKAN PROYEK INFRASTRUKTUR


(Ditulis oleh: Nisa Istiani, S.H., MLI.)
(Prodi Hukum)

Pembangunan infrastruktur di Indonesia sering terkendala karena kurang

efektifnya koordinasi antara pemangku kepentingan yang beragam, baik itu dari pihak

pemerintahan (kementerian, lembaga, pemerintah daerah, BUMN/BUMD), dan pihak

swasta. Bervariasinya pemangku kepentingan dengan tujuan dan tanggung jawab

masing-masing yang berbeda-beda, tidak jarang mengakibatkan tertundanya

implementasi proyek infrastruktur.

Penyediaan infrastruktur di Indonesia berjalan lambat karena adanya kendala di

berbagai tahapan proyek, mulai dari tahap persiapan sampai implementasi. Secara

keseluruhan, lemahnya koordinasi antar pemangku kepentingan sering kali

mengakibatkan mundurnya pengambilan keputusan. Pada tahap penyiapan, terdapat

masalah akibat lemahnya kualitas penyiapan proyek dan keterbatasan alokasi

pendanaan. Pada isi pendanaan, sering muncul masalah terkait tidak tersedianya

dukungan fiskal dari pemerintah akibat ketidaksesuaian atau ketidaksepakatan atas

pembagian risiko antara pemerintah dan badan usaha. Selain dukungan fiskal,

keterbatasan jaminan pemerintah yang diberikan kepada proyek infrastruktur juga

menurunkan minat investasi di Indonesia.

Halaman | 1
SUMMARY NOTES – 2109BIPRO03

TANTANGAN
Melalui situs resmi KPPIP (Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas),

kita dapat mengetahui bahwa KPPIP telah mengindentifikasi beberapa tantangan dalam

proyek infrastruktur di Indonesia, seperti yang disajikan pada Gambar 1.


Gambar 1. Tantangan Pembangunan Infrastruktur Indonesia yang Diidentifikasi Oleh KPPIP

Halaman | 2
SUMMARY NOTES – 2109BIPRO03

KEBIJAKAN PROYEK INFRASTRUKTUR

KPPIP mengindentifikasi beberapa cara dalam mengatasi tantangan tantangan

proyek infrastruktur di Indonesia, seperti yang disajikan dalam Gambar 2.


Gambar 2. Solusi yang Diidentifikasi Oleh KPPIP untuk
Menghadapi Tantangan Pembangunan Infrastruktur

Sejak tahun 2015, pemerintah telah mendorong beberapa kebijakan sebagai

respons atas semua tantangan dan permasalahan yang timbul dalam proyek

infrastruktur di Indonesia. Kebijakan tersebut dituangkan dalam beberapa peraturan

berikut:

• Perpres No. 30 Tahun 2015 tentang Pengadaan Tanah

• Peraturan Meneteri Agraria dan Tata Ruang No. 6/2015 tentang Pengadaan Tanah

• Perpres No. 38 Tahun 2015 mengenai Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha

• Perpres No. 82 Tahun 2015 tentang Direct Lending

• Perpres No. 117/2015 tentang Proyek Pembangunan Trans-Sumatra

Halaman | 3
SUMMARY NOTES – 2109BIPRO03

• Peraturan Menteri Keuangan No. 190/2015 tentang Availability Payment

• Perpres No. 146/2015 tentang Percepatan Pembangunan Kilang Minyak

• Perpres No. 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Proyek Strategis Nasional

• Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Proyek Strategis Nasional

• Peraturan Kepala LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah) No.

19 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pengadaan Badan Usaha dalam Penyediaan

Infrastruktur

• Peraturan Menteri Keuangan No. 232/PMK.06/2015 tentang Pelaksanaan Pengalihan

Investasi Pemerintah dalam Pusat Investasi Pemerintah Menjadi Penyertaan Modal

Negara (PMN)

• UU Cipta Kerja No. 11 Tahun 2020

_________________
Penulis: Nisa Istiani, S.H., MLI
Sumber Referensi:
Gatti, S. (2018). Project finance in theory and practice designing, structuring, and financing
private and public projects. Elsevier Science & Technology.
Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas. (2020). Laporan Semester KPPIP.
Retrieved September, 2021, from https://kppip.go.id/publikasi/laporan-
semester-kppip/
Santoso, B. (2008). Aspek hukum pembiayaan proyek infrastruktur dengan model bot (build
operate transfer). Genta Press.
Yescombe, E. R. (2013). Principles of project finance. Elsevier Science.

Halaman | 4

Anda mungkin juga menyukai