Anda di halaman 1dari 20

TUGAS I

MANAJEMEN BISNIS KONSTRUKSI A

NAMA : GARYESTO THEOFASTUS HABAITA


NPM : 195103131

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
2020
MATERI 1
PASAR KONSTRUKSI DALAM PERSPEKTIF INDUSTRI DAN BISNIS KONSTRUKSI

A. PENDAHULUAN
1. Definisi konstruksi
“Konstruksi menggambarkan proses membangun suatu fasilitas fisik atau prasarana yang
diperlukan untuk mendukung kegiatan manusia (sosial, ekonomi, pertahanan, pendidikan,
pemerintahan, dsb).”

Proses pembangunan ini terbagi menjadi beberapa tahapan yang dimulai dari sebuah
gagasan/ide untuk menbangun sebuah sarana prasarana, dari hal ini kemudian ditindak lanjuti
ke studi kelayakan agar mengetahui apakah gagasan ini layak untuk masuk ke tahap – tahap
selanjutnya. Setelah melewati proses studi kelayakan dilanjukan ke tahap perencanaan dan di
teruskan ke tahap pengadaan dan pelaksanaan dan kemudian pada tahapan operasi dan
pemeliharaan. Dalam semua proses ini semua melibatkan berbagai disiplin ilmu yang
terbentuk dalam satuan kerja. Di dalam satuan kerja ini terdiri dari permilik pekerjaan
(Owner), Konsultan Perencana, dan Kontraktor.

2. Definisi Industri Konstruksi


Industri Merupakan aktivitas ekonomi yang memperhatikan proses produksi bahan baku dan
manufaktur barang di pabrik. Atau Salah satu bentuk atau cabang dari aktivitas ekonomi atau
aktivitas komersial. Sedangkan untuk sektor konstruksi merupakan aktivitas yang meliputi
pekerjaan persiapan di lokasi proyek, pekerjaan struktur bangunan, pekerjaan struktur untuk
bangunan sipil termasuk infrastruktur dan layanannya (ILO). Jadi definisi untuk Industri
Konstruksi “Merupakan salah satu sektor ekonomi yang meliputi unsur perencanaan,
pelaksanaan, pemeliharaan, dan operasional berupa transformasi dari berbagai input
material menjadi suatu bentuk konstruksi” (Moavenzadeh, 1978).
a. Karakteristik Industri Konstruksi
Beberapa hal yang akan mempengaruhi karakteristik konstruksi antara lain :
 Pekerja tidak terampil (unskilled labour) bersifat sementara.
 Investasi yang menghasilkan nilai asset relatif besar.
 Proses produksinya terfragmentasi (dilaksanakan oleh banyak pihak yang berbeda
kepemilikan dan keahliannya).
 Proses produksi dilaksanakan di lingkungan alam yang rentan terhadap faktor luar.
 Pekerja terampil (skilled labour) diposisikan sebagai staf teknis.
 Produk yang dihasilkan unik dan spesifik.
 Padat pekerja/karya.
 Reaktif terhadap resesi ekonomi.

b. Penggolongan Industri Konstruksi


Beberapa penggolongan industri konstruksi yang dilakukan :
 Konstruksi bangunan :
Kontraktor umum sebagai pembangun untuk perumahan, bangunan industri, komersial
dan bangunan lainnya.
 Konstruksi berat :
Kontraktor umum yang membangun konstruksi berat seperti jembatan, jalan kereta api,
irigasi, bangunan pengendali banjir, bangunan di laut.
 Konstruksi khusus :
Kontraktor yang melaksanakan pekerjaan spesifik misalnya pengecatan, elektrikal,
plumbing dll.
Sumber: Standard Industrial Classification, USA

3. Definisi Jasa Konstruksi


Jasa konstruksi adalah “layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan
jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan layanan jasa konsultasi pengawasan pekerjaan
konstruksi”. (UUJK No. 18 Tahun 1999)

4. Daur Hidup Proyek Konstruksi


Proses daur hidup proyek konstruksi di indonesia pada saat ini belum sepenuhnya terintegrasi
satu sama lain untuk setiap tahapan – tahapan proses pembangunan konstruksi dikarenakan
ada sebuah hubungan informasi yang terputus, akibatnya dalam proses pengambilan
keputusan menjadi sangat sulit. Sehingga proses daur hidup proyek konstruksi ini perlu
dilakukan satu transformasi alur kebijakan yang saling berkaitan terhadap tahapan – tahapan
proses pembangunan agar mencapai hasil yang maksimal didalamnya. Hal ini dapat dilihat
pada bagan alur proses dibawah ini :
5. Pihak Yang Terlibat Dalam Proyek Konstruksi
Dalam proses pembangunan satu konstruksi terdapat pihak – pihak yang yang bekerja sama
dan saling membutuhkan. Hubungan kerja sama ini melibatkan beberapa disiplin ilmu yang
bertanggung jawab terhadap tahapan – tahapan konstruksi. Adapun yang terlibat dalam
proses dapat di lihat dibawah ini :
6. Rantai Pasok Sektor Konstruksi

B. POSISI MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI INDONESIA DIANTARA HIMPITAN


POTENSI DAN PETAKA
1. Produk Domestik Bruto (PDB)
Produk Domestik Bruto (PDB) adalah nilai pasar semua barang dan jasa yang diproduksi
oleh suatu negara pada periode tertentu.
Industri konstruksi di negara berkembang menyumbang 3% s/d 8% terhadap PDB
 Sebelum krisis 1997, kontribusi industri jasa konstruksi Indonesia mencapai > 8%
 Tahun 2000-an, kontribusi industri jasa konstruksi Indonesia mencapai 6% s/d 7%
 Saat ini, kontribusi industri jasa konstruksi Indonesia mencapai > 10%
2. Kontribusi Terhadap Investasi yang Diukur dari Aset Tetap.
Sebagai sebuah industri bisnis yang besar, sektor konstruksi telah terbukti melibatkan banyak
pihak/sektor lain untuk berperan serta yang jumlahnya tidak kurang 126 industri yang
melibatkan puluhan juta tenaga kerja. Sektor konstruksi berkontribusi sekitar 7% dari total
tenaga kerja Indonesia. Jasa konstruksi merupakan kegiatan bidang ekonomi, sosial, dan
budaya yang berperan penting dalam pencapaian tujuan pembangunan nasional. Peran
ekonomi masyarakat jasa konstruksi beserta pelakunya merupakan ASET bagi dunia jasa
konstruksi. Negara memerlukan Badan Usaha Jasa Konstruksi [BUJK]
Pertumbuhan pasar konstruksi nasional menunjukkan tren yang dari tahun ke tahun terus
meningkat secara signifikan. Progresivitas jasa konstruksi bergerak seirama dengan
pembangunan infrastruktur dalam negeri
Sebagai Sebuah Industri Bisnis Yang Besar, Sektor Konstruksi Telah Terbukti Melibatkan
Banyak Pihak/Sektor Lain Untuk Berperan Serta Yang Jumlahnya Tidak Kurang 126
Industri Yang Melibatkan Puluhan Juta Tenaga Kerja.

Contoh rantai pasok : Rantai Pasok Material Baja Ringan

3. Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja


Sektor Konstruksi Telah Berkontribusi Sekitar 7% Dari Total Tenaga Kerja Indonesia.
Sementara itu, tenaga kerja yang dapat diserap di sektor konstruksi tercatat sebagai berikut :
 Pada tahun 2009 : 5,4 juta jiwa (5,3% dari tenaga kerja nasional).
 Pada tahun 2011 : 5,8 juta jiwa.
 Kementerian Pekerjaan Umum memprediksi, jumlah tenaga kerja di sektor konstruksi
setelah 2012 akan mencapai lebih dari 6 juta orang per tahun.
Dengan tingkat kualifikasi dan kinerja tersebut, pada umumnya pangsa pasar pekerjaan
konstruksi yang berteknologi tinggi belum sepenuhnya dapat dikuasai oleh usaha jasa
konstruksi nasional.
Dari seluruh pangsa pasar jasa konstruksi Indonesia 60% dikuasai oleh pelaku jasa konstruksi
asing, 40% dikuasai oleh pelaku jasa konstruksi nasional.

Sektor konstruksi dalam negeri perlu ditingkatkan penguasaan pasar domestik dan daya
saingnya. Penambahan jumlah badan usaha nasional tidak diikuti dengan peningkatan
kualifikasi dan kinerja.

C. SEGMENTASI PASAR KONSTRUKSI


1. Nilai Konstruksi Yang Diselesaikan di Indonesia.
Berdasarkan data BPS tahun 2014 nilai Konstruksi yang diselesaikan di indonesia
menunjukan peningkatan setiap tahunnya. Data ini dapat kita lihat pada grafik dibawah ini :

2. Segmentasi dan Target Pasar Konstruksi di Indonesia.


Segmentasi dan target pasar di indonesia dibagi menjadi tiga Sektor antara lain sektor
informal, sektor publik, dan sektor swata. Kualifikasi pasarpun dibagi menjadi empat bagian
yaitu kualifikasi kecil, kualifikasi menengah, kualifikasi besar, dan mega. Dari segmen inilah
menjadi target oleh pelaku – pelaku usaha dari lokal, nasional dan internasional. Hal ini dapat
di jelaskan dengan gambar dibawah ini :

Informasi Target Pasar :


 Tingkat persaingan
 Tingkat kesulitan
 Aspek pembiayaan
 Aspek waktu
 Teknologi

3. Dampak Perumbuhan Ekonomi Terhadap Pasar Konstruksi


Dampak pertumbuhan ekonomi terhadap pasar konstruksi dipengaruhi oleh meningkatnya
permintaan di pasar konstruksi, sehingga mendorong bisnis konstruksi untuk menyediakan
jasa. Begitu sebaliknya jika permintaan menurun, maka sektor publik umumnya digunakan
sebagai buffer melalui pembangunan infrastruktur manakala pertumbuhan ekonomi rendah.
Untuk lebih jelasnya kita dapat memperhatikan pada bagan alur dibawah ini :
Target Pasar Konstruksi Dalam Negeri Saat Pertumbuhan Ekonomi Rendah di Indonesia

D. MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) ASEAN ECONOMIC COMMUNITY


(AEC)
1. Konsep dan Harapan Dibentuknya MEA/AEC
Menciptakan ASEAN sebagai sebuah pasar tunggal dan kesatuan basis produksi dimana
terjadi free flow atas barang, jasa, faktor produksi, investasi dan modal serta penghapusan
tarif bagi perdagangan antar negara ASEAN. Sehingga dapat mengurangi kemiskinan dan
kesenjangan ekonomi diantara negara-negara anggotanya melalui sejumlah kerjasama yang
saling menguntungkan.
2. Tujuan Dibentuknya MEA/AEC
Meningkatkan Daya Saing ASEAN Melalui Rezim Investasi yang Bebas dan Terbuka Pada
Tahun 2015. Untuk mencapai tujuan ini maka di sepakati Empat Pilar, yaitu :
a. Menciptakan pasar tunggal ASEAN,
b. Pertumbuhan ekonomi yang setara,
c. Kerjasama untuk mendongkrak daya saing kawasan,
d. Integrasi ekonomi kawasan dengan perekonomian global.

3. Peran Penting MEA/AEC


Kehadiran MEA/AEC dapat membantu ketidakberdayaan negara ASEAN dalam persaingan
global ekonomi dunia yaitu dengan membentuk pasar tunggal yang berbasis di kawasan Asia
Tenggara. Liberalisasi di bidang jasa yang menyangkut sumber daya manusia akan tampak
terlihat jelas karena menyangkut tentang penempatan tenaga kerja terampil dan tenaga kerja
tidak terampil dalam mendukung perekonomian negara. Namun, yang paling banyak
berpengaruh dan sangat ditekankan dalam ASEAN Economic Community adalah tenaga
kerja terampil.
MATERI 2
PASAR KONSTRUKSI INDONESIA

A. MEMBIDIK PASAR KONSTRUKSI


1. Menata Pasar Konstruksi
Dalam pasar konstruksi terdiri dari beberapa aspek yang mempengaruhi pasar konstruksi
tersebut. Namun yang menjadi perhatian khusus adalah aspek Teknis. Aspek teknis sendiri
dibagi menjadi 2 bagian yaitu Engineer dan Non Engineer. Engineer yang dimaksud disini
adalah pembagian berdasarkan Lokasi dan berdasarkan kepemilikan, sedangkan dari segi Non
Engineer masih diperlukan petunjuk, pedoman, dan penyuluhan oleh pemerintah dan lembaga
terkait. Hal ini dapat lebih jelas dilihat dibawah ini :

2. Membidik Pasar Domestik


Berdasarkan buku draft RAPBN-P 2015, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (PU dan Pera) merupakan penggabungan dua kementerian, yaitu Kementerian
Pekerjaan Umum dan Kementerian Perumahan Rakyat memperoleh anggaran sebesar Rp
119,388,2 triliun atau meningkat Rp 34,476,1 triliun dari alokasinya dalam APBN tahun
2015. Hal
a. Pembangunan sektor unggulan (kedaulatan pangan) sebesar Rp 8,450 triliun
untuk pengembangan dan pengelolaan irigasi, pembangunan/rehabilitasi
waduk/embung, dan pengendalian banjir dan pengamanan pantai.
b. Pemenuhan kewajiban dasar sebesar Rp 9,108 triliun untuk pengembangan air
minum, penyehatan lingkungan permukiman, dan Rumah Susun, rumah
khusus dan peningkatan kualitas rumah.
Hal ini harus menjadi satu peluang yang harus di lihat oleh pelaku usaha konstruksi, selain itu
perlu adanya peningkatan kualitas sehingga dapat meningkatkan klasifikasi masing – masing
pelaku usaha.

3. Membidik Pasar Internasional


Membidik pasar internasional bukanlah hal yang mudah dibutuh kemampuan dan kesiapan
kontraktor nasional untuk bersaing dalam pasar internasional. Hal ini tidak terlepas dari Peran
pemerintah dalam menentukan sikap terhadap masyarakat jasa konstruksi. Serta Data dan
informasi tentang peluang pasar jasa konstruksi di tingkat internasional. Standarisasi keahlian
jasa konstruksi berdasarkan standar internasional. Hal ini dapat dijelaskan dengan bagan di
bawah ini :

4. Klasifikasi Usaha Jasa Konstruksi Di Indonesia


Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 08 / Prt / M / 2011 Tentang Pembagian
Subklasifikasi dan Subkualifikasi Usaha Jasa Konstruksi. Klasifikasi adalah bagian kegiatan
registrasi untuk menetapkan penggolongan usaha di bidang jasa konstruksi menurut bidang
dan subbidang usaha atau penggolongan profesi keterampilan dan keahlian kerja orang
perseorangan di bidang jasa konstruksi menurut dan/atau keterampilan tertentu dan/atau
kefungsian dan/atau keahlian masing masing. Kualifikasi adalah bagian kegiatan registrasi
untuk menetapkan penggolongan usaha di bidang jasa konstruksi menurut tingkat kedalaman
kompetensi dan kemampuan usaha, atau penggolongan profesi dan keahlian kerja orang
perseorangan di bidang jasa konstruksi menurut tingkat/kedalaman kompetensi dan
kemampuan profesi dan keahlian.

B. KOMPETISI PASAR KONSTRUKSI


1. Mekanisme Masuknya Perusahaan Asing ke Indonesia
Mekanisme masuknya perusahaan asing ke Indonesia tidak terlepas dari beberapa faktor yang
mempengaruhinya. Faktor – faktor ini adalah :
a. Faktor Sejarah
Dimulai sejak Orde Lama, dengan adanya dana dari Jepang dan negara Eropa Timur. Proyek
Gelora Senayan, Gedung Ganefo (MPR/DPR), Gedung Sarinah, Hotel Indonesia, Tugu
Monas, Wisma Nusantara dll.
b. Melalui Kerjasama Internasional
Dimulai pada era Orde Baru, pembangunan nasional didonasi oleh negara barat yang
tergabung dalam organisasi internasional pemberi bantuan kepada Indonesia
(Intergovernmental Group on Indonesia atau IGGI), dengan sendirinya perusahaan asing
masuk ke Indonesia.
c. Keterbukaan Akibat Globalisasi dan Liberalisasi Pasar
World Trade Organization (WTO), ASEAN Free Trade Area (AFTA) yang membuka
kesempatan bagi penyedia jasa/termasuk jasa konstruksi asing melakukan kegiatan usahanya
di dalam negeri (2015)
Indonesia meratifikasi perjanjian multilateral perdagangan bebas yang mencakup General
Agrremant Trade in Services (GATS)
(1 Januari 1995).
2. Kinerja Penyedia Jasa Konstruksi di Indonesia
Pasar Konstruksi di Indonesia sejauh ini masih dikuasai Asing ini dapat kita lihat dari grafik pasar
konstruksi dibawah ini :
Direbutkan oleh 290 BUJK asing di Indonesia dengan dibagi Konsultan : 129, Kontraktor : 161,
Tenaga ahli asing : 7.177. sedangkan direbutkan oleh 162.843 BUJK Nasional Konsultan : 7.078,
Kontraktor : 155.775, Tenaga ahli nasional : 128.897. Hal ini menunjukan suatu bahwa Laba Usaha
Jasa Konstruksi BUJK Indonesia Relatif Rendah. Penyebab Rendahnya Laba Jasa Konstruksi
Indonesia :

 Kurang responsif terhadap teknologi baru dan enggan berinovasi.
 Tingkat produktivitas yang relatif rendah.
 Keterlambatan dalam pembayaran.
 Kurang mendapat dukungan perbankan.

C. MARKETING BISNIS KONSTRUKSI


1. Pemasaran Jasa Konstruksi
Pemasaran Jasa Konstruksi ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
a. Konsep dasar pemasaran
Sasaranya adalah kepuasan pelanggan, jaringan pemasaran, kekuatan aset merupakan aset
pemasaran.
b. Kegiatan pemasaran jasa konstruksi
Kegiatan ini dimulai dari perencanaan pemasaran, kemudian melakukan promosi, menjaring
informasi, mewujudkan informasi menjadi proyek, menciptakan proyek, dan yang terakhir
pelelangan (tender)
Hal di atas dapat dilihat dari bagan alur berikut :
MATERI 3
RANTAI PASOK SECARA UMUM

A. MANAJEMEN RANTAI PASOKAN (MRP)


1. Manajemen Rantai Pasokan
Merupakan kegiatan pengelolaan sejumlah kegiatan dalam rangka memperoleh bahan mentah,
mentransformasikan bahan mentah tersebut menjadi barang dalam proses dan barang jadi, dan
mengirimkan produk tersebut ke konsumen melalui sistem distribusi. Hal ini dapat di lihat dari bagan
dibawah ini :

2. Model Rantai Pasok Secara Umum


Hubunagan manajemen rantai pasok secara umum dapat dilihat dari bagan dibawah ini :
Manajemen Rantai Pasok berkaitan dengan siklus lengkap bahan baku dari pemasok ke produksi, ke
gudang, ke distribusi sampai ke konsumen. Perusahaan meningkatkan kemampuan bersaing melalui
penyesuaian produk, kualitas yang tinggi, pengurangan biaya dan kecepatan mencapai pasar. Banyak
peluang tersedia dalam MRP untuk meningkatkan nilai produk dengan biaya rendah.Dengan bantuan
pemasok, suatu perusahaan manufaktur dapat mempertahankan karakteristik generik dari produknya
selama mungkin. Teknik ini dikenal dengan postphonement yang artinya menunda modifikasi atau
penyesuaian terhadap produk selama mungkin. Di sisi distribusi sering digunakan suatu teknik yang
disebut :
a. Drop ship = pemasok akan langsung mengirimkan ke konsumen pemakai dan juga kepada
penjual, agar menghemat waktu dan biaya pengangkutan ulang.
b. Ukuran lain yang biasa digunakan namun menghemat biaya mencakup :
 Penggunaan kemasan khusus.
 Label khusus.
 Lokasi tertentu dari label atau kode barang (bar code).
3. Teknik dalam Manajemen Rantai Pasok
Teknik dalam Manajeamen Rantai Pasok dimulai dari Pembentukan lini kredit bagi pemasok,
Penurunan float bank (waktu ketika uangnya sedang dalam transit), Koordinasi terkait produksi dan
jadwal pengiriman dengan pemasok dan distributor, Pemanfaatan yang optimal atas ruangan gudang
penyimpanan.
4. Faktor Kunci MRP
Kunci yang efektif dalam MRP adalah Penyeimbangan arus produksi dengan permintaan konsumen
yang selalu berubah-ubah.
Keuntungan MRP
a. Mengurangi Inventory Barang Dengan Berbagai Cara
 Inventory merupakan bagian paling besar dari aset perusahaan yang berkisar : 30 – 40 %.
 Biaya penyimpanan barang (inventory carrying cost) ± 20 - 40 % dari nilai barang yang
disimpan.
 Perlu usaha dan cara untuk mengurangi biaya penimbunan barang di gudang.
b. Menjamin Kelancaran Penyediaan Barang
 Kelancaran mulai pabrik pembuat, supplier, perusahaan sendiri, wholesaler, retailer, sampai
final customers.
 Perlu dikelola dengan baik rantai yang panjang (chain) aliran bahan baku sampai barang jadi
dan diterima pelanggan.
c. 3. Menjamin Mutu.
 Mutu barang jadi (finished product) ditentukan tidak hanya oleh proses produksi barang
tersebut, tetapi oleh mutu barang mentah dan mutu keamanan dalam pengiriman.
 Jaminan mutu ini juga merupakan rangkaian mata rantai panjang yang harus dikelola dengan
baik.
5. Rantai Pasok Industri Konstruksi
Sedangkan pihak-pihak yang terlibat dalam setiap proses tersebut diatas adalah sebagai berikut :
a. Pengguna bangunan.
b. Pemilik proyek.
c. Penyandang dana, yaitu orang atau institusi yang menyediakan pendanaan bisa pemilik
proyek maupun bukan pemilik proyek.
d. Pelaku rantai pasok konstruksi, yaitu produsen maupun penyalur berbagai jenis material.
e. Penyedia jasa konstruksi, yaitu perencana, pelaksana, dan pengawas.
f. Penyedia jasa logistik yang berfungsi sebagai pengirim barang atau material ke tempat tujuan.
g. Pihak lain yang ikut mendukung dalam rantai pasok, misalnya asosiasi perdagangan,
konsultan.
h. Pemerintah sebagai regulator.
6. Karakteristik industri konstruksi dan manufaktur

Anda mungkin juga menyukai