(HULM1251)
Dosen Pembimbing:
NIP. 197505252005012004
Disusun Oleh:
NIM. 2010811210018
FAKULTAS TEKNIK
BANJARBARU
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................ 4
2.2 Langkah Atau Tindakan Dalam Memulai Jasa Industri Konstruksi .............. 7
3.2 Saran................................................................................................................ 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
penduduk. dengan keadaan inilah membuka peluang di berbagai dunia usaha
terus berkembang dan segala jenis usaha mulai ada bahkan sangat beragam dan
baru bermunculan di abad ini.
Wirausaha secara historis sudah dperkenalkan pada tahun 1755 dan istilah
kewirausahaan dikenal sejak abad 16. Senggan waktu yang cukup jauh sejak
diperkenalkan dari abad 16 sampai sekarang ini jika dilihat nyaris tidak ada figur
yang menjadi penuntun dalam berwira usaha. Pendidikan pendidikan yang
sekarang hampir mengarahkan pada pola pikir kepada bagaimana memasuki dunia
kerja akan tetapi lupa memberikan pola pikir bagaimana menciptakan lapangan
pekerjaan atau dunia usaha sendiri.
1. Wirausaha (industri) apa yang cocok untuk lulusan teknik sipil di abad ini?
2. Bagaimana memulai atau mengambil langkah awal memulai usaha tersebut?
2
3. Strategi apa yang bisa dijalankan untuk mempertahankan dan memperkembangkan
usaha tersebut?
3
BAB II
PEMBAHASAN
Industri pelaksanaan jasa konstruksi adalah salah satu pilihan yang tepat
untuk memulai sebuah usaha ditengah sempitnya lapanga perkejaan di era ini.
Berdasarakan UU No.18 Tahun 1999, mengenai jasa konstruksi, pasal 4 ayat 1 ;
kegiatan yang termasuk di dalam industri ini antara lain meliputi usaha jasa
perencanaan konstruksi, usaha jasa pelaksanaan konstruksi dan usaha jasa
pengawasan konstruksi, yang masing-masing dilaksanakan oleh perencana
konstruksi, pelaksana konstruksi dan pengawas konstruksi. Dalam UU yang sama
disebutkan bahwa jasa konstruksi adalah layanan jasa perencanaan, pelaksanaan
dan pengawasan konstruksi, yang masing-masing dikenal dengan sebutan
konsultan perencana (jasa perencanaan), kontraktor (jasa pelaksanaan) dan
konsultan MK – Manajemen Konstruksi (jasa pengawasan). Ervianto (2003),
menyatakan bahwa industri jasa konstruksi adalah industri yang bergerak dalam
bidang material untuk konstruksi bangunan. Berdasarkan penjelasan diatas
seorang yang bekerja dalam jasa konstruksi berarti bertanggung jawab penuh
melaksanakan sebuah pembangunan atau konstruksi yang dikerjakanya, mulai
dari penyediaan mterial, perncana, pengawasan hingga kepelaksanaan.
Dalam kaitannya dengan jasa konstruksi, pelelangan pekerjaan umumnya
dilakukan untuk menyeleksi pelaksana jasa konstruksi yang dilakukan oleh
pemilik proyek (owner), untuk memperoleh pelaksana jasa konstruksi yang
mampu melaksanakan pekerjaan sesuai persyaratan yang telah ditentukan dengan
harga yang dapat dipertanggung jawabkan baik dari segi mutu maupun waktu
pelaksanaannya. Tender pekerjaan jasa konstruksi secara umum dapat dibagi
menjadi 2 (dua) berdasarkan kepemilikannya, yaitu proyek yang dimiliki oleh
Pemerintah, dan proyek yang dimiliki oleh swasta.
Tender Proyek Pemerintah
Tender proyek milik Pemerintah, harus mengacu pada Keputusan
Presiden (Keppres) No.18 Tahun 2000 mengenai Pedoman Pelaksanaan
4
Pengadaan Bahan/Jasa Instasi Pemerintah, yang secara umum dapat
dilakukan melalui 3 (tiga) cara, yaitu: Pelelangan umum, Pemilihan
langsung dan Penunjukan Langsung. Pelelangan umum yang dimaksud
dalam Keppres No.18 Tahun 2000 adalah serangkaian kegiatan untuk
menyediakan kebutuhan barang/jasa dengan cara menciptakan persaingan
yang sehat di antara penyedia barang/jasa yang setara dan memenuhi
syarat, berdasarkan metode dan tata cara tertentu yang telah ditetapkan dan
diikuti oleh pihak-pihakyang terkait secara taat asas sehingga terpilih
penyedia barang/jasa terbaik.
Pemilihan langsung dan penunjukan langsung, dapat dilakukan
apabila pelelangan umum sulit dilaksanakan, seperti target waktu yang
singkat ataupun spesifikasi barang atau jasa yang hanya dapat dipenuhi
oleh sedikit pemasok. Sumber pendanaan ada kalanya mempengaruhi cara
tender yang dipilih, misal untuk proyek-proyek yang didanai oleh
pinjaman luar negeri umumnya harus dilakukan International Competitive
Biding (ICB) dan harus melibatkan kontraktor internasional, atau
walaupun pendanaan oleh pinjaman luar negeri, namun pesertanya dibatasi
hanya kontraktor dalam negeri, atau yang dikenal sebagai Local
Competitive Bidding (LCB). Adapun proyek-proyek yang didanai oleh
APBN, APBD atau instansi BUMN, biasanya mengacu pada Keppres
No.18 Tahun 2000 tersebut.
Tender Proyek Swasta
Ketentuan mengenai tender proyek milik swasta biasanya diatur
sendiri oleh masing-masing pemilik, meskipun demikian, ketentuan
tersebut tetap mengacu pada standar kontrak tertentu seperti Federation
Internationale Des Ingenieurs Conseils (FIDIC), Joint Contract Tribunal
(JCT) dari RIBA atau Article & Conditions of Building Contract (ACBC)
dari Singapore/Hong Kong Institute of Architech. Ada kalanya pemilik
(owner) mengundang terlebih dahulu beberapa calon kontraktor untuk
melakukan presentasi mengenai kemampuan dan juga portfolio dari
masing-masing kontraktor sebelum diundang untuk mengikuti tender.
5
Tahap ini sering disebut sebagai tahap pra-kualifikasi. Berdasarkan cara
pembukaan dokumen penawaran yang diajukan oleh peserta, tender dapat
dibagi menjadi 2 (dua), yaitu tender terbuka, dimana pembukaan dan
bembacaan dokumen penawaran dari peserta tender dilakukan di depan
seluruh peserta, sehingga masing-masing mengetahui harga penawaran
pesaingnya. Sedangkan tender tertutup, adalah kebalikannya.
Kejujuran, fairness, kehati-hatian dan kesetaraan (apple to apple) adalah
prinsip yang harus dipegang dalam penyelenggaraan lelang
6
2.2 Langkah Atau Tindakan Dalam Memulai Industri Jasa Konstruksi
Lankah untuk memulai sebuah industri jasa kontruksi adalah sebagai berikut :
a) Mengatahui Resiko
Sebelum menjalankan atau memulai sebuah usaha, kita harus paham betul
sifat spesifik sebuah pekerjaan yang kita ambil mulai dari resiko, hingga peluang
keuntungan dalam melakukan usaha itu. Memang mempertimbangkan sebuah
resiko bisa menjadi alasan untuk melanjutkan atau menghentikan sebuah usaha
dan ini adalah penting untuk sebuah permulaan. Memulai sebuah industri Jasa
konstruksi dalam hal ini sangatlah penting mengenal sifat spesifik kerja yang
dilakukan. Sifat spesifikasi ditandai oleh faktor faktor sebagai berikut :
1. Industri ini merupakan bisnis dengan risiko tinggi yang penuh dengan
ketidakpastian dengan laba yang rendah.
2. Pasar (market) sangat dikuasai oleh Pelanggan (buyer market), oleh
karena kepentingan Pelanggan sangat dilindungi dengan adanya:
konsultan pengawas, bank garansi, asuransi, prosedur kompetisi dan
adanya sanksi-sanksi terhadap kontraktor, namun sebaliknya kepentingan
kontraktor hampir tidak dilindungi sama sekali.
3. Harga jual atau nilai kontrak bersifat sangat konservatif, sedangkan biaya
produksi mempunyai sifat yang sangat fluktuatif.
4. Kualitas standar dan jadwal waktu pelaksanaan ditetapkan oleh
Pelanggan.
5. Proses konstruksi yang selalu berubah akibat dari lokasi dan hasil karya
perencanaan yang selalu berbeda karakteristiknya.
6. Reputasi dari Kontraktor sangat mempengaruhi pengambilan keputusan
dari Pelanggan.
Faktor-faktor tersebut di atas menunjukan bahwa kontraktor sebagai
pelaksana jasa konstruksi memiliki posisi yang lemah dan selalu dikalahkan.
Apalagi dengan banyaknya jumlah kontraktor ini yang disertai pula peningkatan
jumlah kontraktor tiap tahunnya yang melebihi pertumbuhan industri konstruksi
sendiri, menyebabkan terjadinya ketidak seimba- ngan supply dan demand.
b) Modal dan Keuangan
7
Modal memang terkadang selalu dinomor satukan dalam dunia usaha. Modal
yang besar pasti bisa menciptakan usaha yang besar begitupun sebaliknya. Namun
jika modal tidak termenej dengan baik bisa menjadi bumerang bagi pelaku usaha
yang justru dapat mendatangkan kerugian baginya. Bayak pilihan yang dapat
mendatangkan modal semua tergantung pada seseorang dalam mengusahakanya.
Salah satu cara yang dapat mendatangkan modal adalah dengan menarik perhatian
para investor. Kegiatan promosi dalam bentuk temu usaha ("business meet- ting")
merupakan kegiatan yang dapat menarik invesi dari dalam dan luar negeri. Temu
usaha merupakan forum .yang efektif untuk menawarkan proyek-proyek penanaman
modal kepada para calon investor.
c) Keterampilan dan Pengetahuan
Menjalankan dengan ilmu yang sedikit bisa menghambat langkah awal
maupun proses perjalanan sebuah usaha. Tanpa bekal pengetahuan peluang
terbengkalai begitu saja atau di ambil orang lain yang lebih kompeten. Dijaman
sekarang ini,di segala bidang telah menerapkan adanya teknologi. Dengan teknologi
semuanya menjadi cepat,mudah,mendapat hasil yang berkualitas. Teknologi hanya
dapat di kuasai oleh orang-orang tertentu yang telah memiliki keahlian khusus.
Keahlian dapat diperoleh melalui pelatihan/training/pendidikan dalam jangka waktu
tertentu. Pendidikan pula kita dapat mengenal banyak cara dan tahu bagaimana
mengenal mencapai sesutu secra baik, baik itu secara emosional maupun
intelektual. Dan untuk mencapai itu seorang wirausaha harus memilik syarat –
syarat sebagai berikut :
1. Semangat kerja, kemauan, dan ketekunan
Berhasilnya usaha di segala bidang tergantung besarnya semangat kerja
seseorang, kemauan, ketelitian,dan ketekunannya.
2. Pengetahuan
Memiliki tingkat pengalaman yang cukup baik yang merupakan hasil belajar
sendiri atau turun-menurun dari keluarga atau melalui pendidikan formal. Pada
hakikatnya keberhasilan ditentukan oleh nilai-nilai yang didapat dari pendidikan
sejak masa kanak-kanak hingga dewasa.
8
3. Kemampuan dan keahlian
Calon wirausaha perlu memiliki kemampuan untuk mendapatkan gagasan-
gagasan yang orisinil atau memilih orang yang tepat dalam bidangnya.
9
2.3 Strategi Menjalankan Sebuah Usaha Industri Jasa Konstruksi
10
Strategi pemasaran menurut Cravens (1996), mempunyai implikasi yang
penting untuk berinteraksi antara perusahaan/industri dan konsumen, sebagai
kunci untuk mendapatkan dan mengidentifikasi tujuan perusahaan, kepuasan dan
kebutuhan pelanggan dengan baik dibandingkan dengan pesaing. Strategi
pemasaran, adalah proses manajerial dibidang pemasaran untuk mengembangkan
dan menjaga agar tujuan, skill, knowledge, resources, sesuai dengan peluang dan
ancaman pada pasar yang selalu berubah-ubah dan bertujuan untuk
menyempurnakan usaha dan produk perusahaan sehingga memenuhi target laba
dan pertumbuhan (Robbin danCoulter,1999).
11
untuk menentukan strategi, mengukur kinerja, dapat berupa fast delivery
time, on time delivery, dan development speed. Keunggulan waktu,
berpengaruh pada mutu pekerjaan dan biaya pelaksanaan pekerjaan
(Verway, 2002)
d.Fleksibilitas pelayanan, dalam bentuk rekayasa enjineering, cara
pembayaran, sistem kontrak, dan pelayanan yang bersifat customized
(Rwelamila dan Lethola, 1998).. Ketika produk fisik tidak mudah untuk
didiferensiasi, kunci keberhasilan dalam persaingan beralih pada
penambahan nilai pelayanan (Kotler, 2000) dalam bentuk customization
flexibility (Krajewski dan Ritzman, 1999).
e. Relationship, adalah salah satu alat promosi yang paling efektif terhadap
biaya, dan waktu, terutama dalam membangun hubungan, preferensi,
keyakinan antara konsumen dengan perusahaan (Lin, 2001). Relationship
dapat pula bertujuan untuk membangun hubungan (network) yang efektif
dengan stakeholder untuk jangka waktu yan panjang dan saling
menguntungkan (Kotler, 2000). Apabila relationship telah terbentuk akan
memangkas biaya transaksi dan waktu, mengalihkan transaction
marketing ke relation marketing, sehingga terbentuk networking yang juga
merupakan aset perusahaan (Pinto, 2002).
f. Aliansi, adalah memiliki mitra kerja strategis (Kotler, 2000), dan apabila
dikelola dengan baik, akan memungkinkan perusahaan mencapai
penjualan yang lebih tinggi dengan biaya yang lebih rendah. Agar aliansi
tersebut dapat berlangsung dengan baik perusahaan harus mempunyai
kelenturan (flexibility) yang tinggi, kemampuan membentuk dan
mengelola kemitraan sebagai keterampilan inti dari setiap perusahaan yang
bermitra (Kotler, 2000). Salah satu bentuk aliansi pada perusahaan jasa
konstruksi adalah joint operations, dua atau lebih perusahaan setuju untuk
melaksanakan proyek secara bersama-sama dalam jangka waktu yang
tertentu dalam bentuk kerja sama teknologi, manajemen, tenaga kerja,
keuangan (Langford dan Male, 1991).
12
Setiap perusahaan yang bersaing dalam suatu industri mempunyai strategi
bersaing, eksplisit atau implisit (David, 2002), dan telah dimiliki oleh perusahaan
sejak awal didirikan, dalam bentuk formal maupun informal, dan strategi bisnis
mempengaruhi strategi. pemasaran serta kinerja dalam hal ini keberhasilan
pemasaran (Hitt et al., 2001). Pada perusahaan jasa konstruksi peringkat strategi
korporat merupakan juga strategi bisnis, sedangkan strategi pemasaran atau
strategi proyek adalah strategi fungsional, strategi bisnis berupaya untuk
menentukan bisnis yang seharusnya dilakukan oleh perusahaan sesuai dengan
lingkungan dan sumber daya yang dimiliki (Robbin dan Coulter, 1999
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berwirausaha dalam industri dibidang teknik sipil di era sekang ini atau abad 20 ini banyak
yang perlu diperhatikan :
1. Pemilihan dunia kerja sesuai bidangnya yang dapat dan benar benar menguntungkan.
3. Strategi kerja industri baik itu pemasaran, pelayanan dan lain adalah penting dilakukan
demi mempertahankan sebuah usaha.
3.2 Saran
14
Daftar Pustaka
Halim , Adam G.S. dan H. Mustamu, Ronny (2013). Analisis Deskriptif Strategi
Bersaing Pada Perusahaan Penyedia Kebutuhan Konstruksi. Program
Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra, AGORA Vol. 1, No. 1,
15