Istilah – istilah umum dalam konteks Kewirausahaan atau entrepreneurship di Indonesia sering diberikan makna yang sama, yaitu wiraswasta, entrepreneur atau wirausaha. Yang mana makna yang sebenarnya berbeda, wiraswasta merupakan kegiatan pekerjaan mandiri, atau upaya kerja yang mengandalkan kekuatan sendiri, sedangkan entrepreneur atau wirausaha merupakan individu-individu yang mampu melihat situasi dan menjadikannya sebagai peluang baru untuk melakukan perubahan yang akan memberikan keuntungan finansial.
17 September 2020 (Pertemuan ke-3)
Sprit teknopreneurship harus dimiliki oleh teknopreneur minimal adalah: 1. Memiliki motivasi nternal, motivasi interal penting sebagai pendorong untuk berbuat sesuatu (berwirausaha) karena adanya kebutuhan dari dalam bukan karena dorongan dari luar. 2. Peduli terhadap sesama peduli sesame dalam konteks teknopreneurship adalah memanfaatkan kemampuan untuk memecahkan atau menghasilkan solusi atas permasalahan masyarakat. 3. Mandiri dan berusaha, sikap mandiri menumbuhkan kreativitas dan menciptakan lapangan kerja guna melepaskan diri dari ketergantungan terhadap orang lain. 4. Gigih memperjuangkan tujuan, orang-orang yang gigih dalam memperjuangkan tujuan adalah orang-orang yang memiliki rasa optimisme terhadap tujuan yang akan dicapai. 5. Ketekunan, keberhasilan yang dicapai oleh banyak wirausahawan kelas dunia adalah ketekunannya berjuang dalam bidang yang diminatinya secara serius. 6. Disiplin, telah menjadi domain publik bahwa kedisiplinan merupakan sikap mental yang dibutuhkan untuk menuju kesuksesan dalam karier berwirausaha. 7. Jujur, kejujuran dalam urusan wirausaha/dagang adalah komitmen untuk memberikan informasi secara benar, tidak menyembunyikan kekurangan- kekurangan yang ada pada barang dagangan yang dijual-belikan. 24 September 2020 (Pertemuan ke-4) Moral dan Etika Teknopreneur Moral disebutkan dalam kegiatan bisnis merupakan sebagian dari modal yang harus dimiliki oleh pelaku usaha. Sementara etika diperlukan dalam kegiatan bisnis sebagai acuan untuk menunakan tanggung jawab pelaku bisnis terhadap diri sendiri, karyawan, mitra kerja, konsumen, dan lingkungan. Dasar moral dan etika yang ditungakan dan digunaan keberbagai dasar hokum dan jasa knstruksi adalah sebagaimana yang tertuang dalam pasal 2, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi.
Logbook/Elma Muhajjir/Oktober 2020
1 Oktober 2020 (Pertemuan ke-5) Kecakapan Teknopreneurship, seorang teknopreneur harus memiliki beberapa kecakapan fungsional sebagai berikut. 1. Kecakapan dasar keilmuan, penguasaan dalam bidang keilmuan dasar atau pengusaan atas salah satu bidang ilmu merupakan kecakapan yang wajib dimiliki oleh teknopreneur, karena teknopreneur adalah orang yang memanfaatkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya untuk kepentingan memperoleh keuntungan finansial guna mencukupi kebutuhan hidupnya. 2. Kecakapan penelitian, seorang teknopreneur seyogiannya tahu bagaimana melakukan penelitian dengan berbagai pendekatan sesuai dengan bidang yang ditekuninya. 3. Kecakapan rancang bangun, pemahaman terhadap konsep perancangan penting untuk dimiliki oleh teknoprenuer, mengingat bahwa didalam proses perancangan desain tidakbisa lagi bertumpu pada akal sehat, intuisi atau pengalaman empiris seseorang, melainkan sudah bersifat sangat kompleks dan memerlukan cara berfikir serta metodologi tersendiri (Sulchan,2011). 4. Kecakapan produksi, teknoprenuer sebagai pemilik gagasan untuk menghasilkan sebuah produk teknologi, baik yang bersifat barang maupun yang bersifat jasa, harus menguasai konsep dasar produksi yang menjadi bidang usahanya. 5. Kecakapan keekonomian dasar, untuk mengetahui apakah suatu investasi dapat mengntungkan atau merugikan, teknoprenuer haruslah memiliki pengetahua dan keterampilan untuk menghitung investasi. 6. Kecakapan berwirausaha, menjadi seorang teknoprenuer yang sukses tentunya tidak sajahanya dapat menguasai konsumen, tetapi juga harus menguasai berbagai aspek strategi berwirausaha secara keseluruhan. 7. Kecakapan manajerial, melaksanakan kegiatan wirausaha yangberbass proyek diperlukan pengetahuan manajemen yang bersifat proyek pula. Melakukan kegiatan wirausaha tanpa pengetahuan manajemen sama artinya dengan melaksanakan proyek tanpa teori dan tanpa pengetahuan yang dibentuk oleh teori itu (Malik,2009). 8. Kecakapan kepemimpinan, teknoprenuer sebagai pelaku usaha dalam bidang teknologi harus memiliki jiwa kepemimpinan yang diperlukan untuk memotivasi sumber daya manusia guna mencapai efesiensi dan produktivitas kerja dalam lingku pekerjaannya yang bersifat proyek.
8 Oktober 2020 (Pertemuan ke-6)
Rekayasa dan Inovasi Teknologi Rekayasa bahan dan sistem teknologi kontruksi berkembang sejalan dengan peningkatan kebutuhan kontruksi yang menuntut terpenuhinya kuantitas, kualitas, dan durabilitas bahannya, serta tuntuktan terhadap intensitas, produktivitas, dan efesiensi pekerjaan konstruksi. Analisis kebutuhan terhadap bahan baru maupun sistem teknologi baru dapat dilakukan dengan mengadakan kajian hubungan antara konstruksi atau aspek-aspek konstruksi dengan lingkungan alam sekitar atau permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan konstruksi, serta yang paling dominan adalah hubungannya dengan kebutuhan manusia dan budayanya. Penelitian untuk bidang konstruksi dapat dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif maupun kuantitatif, tergantung dari apa yang diteliti dan bagaimana akan melaporkan hasilnya. Penelitian dalam bidang konstruksi, khususnya untuk menyangkut pengujian terhadap bahan konstruksi, sistem konstruksi, maupun sistem pelaksanaan konstruksi dilakukan dengan metode kuantitatif, khususnya eksperimental, namun demikian ada beberapa pendekatan penelitian yang khusus sesuai dengan bidang yang akan diteliti. Proses dan rekayasa inovasi produk mengintegrasikan kebutuhan-kebutuhan suatu proyek. Proses rekyasa dan inovasi menurut Jain et, all. (2010) akan menyangkut 4 hal, yaitu: 1. Melakukan identifikasi kebutuhan dan peluang teknologi, 2. Mengadopsi teknologi yang telah ada dan mengembangkannya sesuai kebutuhan teknologi yang diharapkan, 3. Menemuan teknologi baru (bilaman diperlukan), serta, 4. Mengomersialkan teknologi hasil pengembangan atau hasil temuan baru.
15 Oktober 2020 (Pertemuan ke-7)
Perencanaan Produksi Untuk dapat mewujudkan gagasan produksi menjadi barang jadi yang dapat di komersialkan maka ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam perencanaan produk sebagai berikut. 1. Visualisasi Produk Visualisasi penduduk adalah upaya untuk menampilkan gagasan ide dan rancangan produk dalam wujud yang dapat dibaca diamati dipahami untuk derealisasi menjadi bentuk produk yang nyata. a. Gambar Sketsa Gambar sketsa merupakan gambar bentuk yang berupa ide dasar yang bersifat konsep. Gambar sketsa tidak dapat digolongkan sebagai gambar kerja karena tidak dapat diatur sebagai pedoman kerja. b. Gambar Perspektif Gambar perspektif adalah gambar 3 dimensi yang bentuknya sebuah bangun kontruksi. c. Gambar Tampak Gambar tampak adalah gambar 2 dimensi yang menunjukkan pandangan- pandangan bentuk konstruksi dari berbagai arah yang berbeda secara tegak lurus terhadap posisi pemandangan atau yang ditampilkan tegak lurus terhadap bidang, gambar tampak merupakan gambar yang ditampilkan berdasarkan proyeksi benda terhadap bidang datar di belakangnya di sampingnya atau di bawahnya. d. Gambar Potongan Gambar potongan adalah gambar yang menunjukkan proyeksi potongan berbagai kontruksi melintang terhadap posisi benda dan diproyeksikan ke arah bidang datar ke belakangnya. e. Gambar Detail Gambar detail adalah gambar penjelasan masing-masing bagian konstruksi secara lebih detail baik ukuran bentuk maupun konstruksi yang tidak dapat terbaca pada gambar potongan. 2. Spesifikasi Produk Spesifikasi produk atau yang sering disingkat dengan sebutan stek adalah Keterangan Keterangan yang menjelaskan tentang fisik produk yang tidak dapat tampil dalam bentuk gambar kerja. a. Spesifikasi Bahan Spesifikasi bahan ada lampiran dokumen kontrak yang menjelaskan secara terperinci mengenai bahan-bahan yang harus dipakai untuk menyelesaikan atau untuk mewujudkan produk konstruksi sebagai nama yang dijelaskan dalam dokumen gambar kerja. b. Spesifikasi Kinerja Spesifikasi Kinerja adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bagaimana sebuah produk akan bekerja dan bagaimana kemampuan yang dimiliki maupun kelemahan-kelemahan atau batas kapasitas yang dimiliki. 3. Naskah Akademik Dengan adanya naskah akademis yang mendampingi dokumen kerja pelaksana konstruksi dapat mempelajari Sebagai bahan pertimbangan pelaksanaan konstruksi. a. Target Konsumen Target konsumen adalah informasi menyangkut siapa dan bagaimana karakteristik dan dari unit-unit yang ditetapkan menjadi konsumen atau pemakai. b. Syarat Teknis Syarat teknis produk adalah ketentuan-ketentuan teknis yang berlaku terhadap suatu jenis produk yang akan di komersialkan. c. Syarat Ekonomis Syarat ekonomis merupakan persyaratan produk yang mempertimbangkan adalah faktor ekonomi. 4. Pengembangan Contoh Produk Ujung akhir perencanaan produk ada adalah dihasilkannya contoh produk. Ada beberapa macam contoh produk yang dapat dibuat oleh produsen, yaitu: model produk maket maupun prototype.
22 Oktober 2020 (Pertemuan ke-8)
Analisis Keekonomian Untuk menilai apakah suatu produk ekonomis dan dapat menguntungkan untuk dilakukan investasi, ada beberapa komponen perhitungan investasi yang perlu dilakukan, yaitu: biaya operasi ,Biaya investasi, Dan menilai investasi. 1. Menghitung Biaya Operasi Biaya operasional sebagaimana yang dimasukkan di atas, secara lebih terperinci adalah sebagai berikut. a. Biaya Langsung Biaya langsung terdiri atas komponen-komponen pembiayaan meliputi: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya mesin dan suku cadang, dan biaya langsung tak terduga. b. Biaya Tidak Langsung Biaya tidak langsung dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu:biaya administrasi, biaya penelitian dan pengembangan, biaya distribusi dan penjualan, dan biaya lain-lain. 2. Menghitung Biaya Investasi dan Titik Impas a. Biaya Investasi Komponen investasi untuk mendirikan usaha baru, atau dalam bidang usaha yang baru diperlukan biaya meliputi: biaya investasi, biaya permesinan, dan biaya alat kantor. b. Pengembalian Modal Dengan menghitung komponen-komponen keuangan yang terkait dengan biaya produksi, kapas kapasitas, kapasitas penjualan, dapat ditetapkan harga ekonomis sebuah produk yang diharapkan prospektif untuk mengembalikan biaya investasi yang telah ditanam. 3. Menilai Investasi Dengan analisis investasi dapat dinilai apakah secara rasional sebuah investasi menguntungkan, hanya impas, atau bahkan merugikan. a. Menghitung NPV ( Net Present Value)NPV Adalah perhitungan pengembalian nilai investasi yang dikomparasikan atau dibandingkan dengan nilai nominal saat investasi ditanam. b. Menghitung IRR ( Internet Rate of Return) IRR adalah suatu metode untuk menilai investasi dengan menghitung presentasi pengembalian rata-rata.
29 Oktober 2020 (Pertemuan ke-9)
Pengelolaan produksi A. Sarana Produksi Sarana produksi adalah seperangkat peralatan yang digunakan untuk menghasilkan barang atau menyelesaikan suatu jenis pekerjaan, perencanaan sarana produksi untuk sebuah industri atau proyek harus mempertimbangkan hal-hal yaitu: Jenis pekerjaan, volume pekerjaan, kapasitas produksi, biaya produksi, dan cara pengadaan. B. Bahan Baku 1. Menghitung Jenis Kebutuhan Menentukan jenis bahan baku untuk proses produksi menghasilkan suatu barang untuk tujuan komersial sangat tergantung pada desain perencanaan, fungsi barang, ketahanan barang, serta target pasar yang akan dituju. 2. Menghitung Volume Volume bahan baku yang harus tersedia sebagai persediaan untuk produksi diperhitungkan atas dasar jumlah volume bahan baku yang dipergunakan persatuan produk. 3. Cara Pengadaan Pengadaan bahan baku memerlukan beberapa pertimbanga pertimbangan yang di antaranya adalah; sifat fisik bahan baku, fasilitas pergudangan an yang tersedia, tingkat ketersediaan bahan baku, kondisi finansial serta sistem produksi yang digunakan. Logbook/Elma Muhajjir/November 2020 5 November 2020 (Pertemuan ke-10) Sistem Produksi Dan Penjadwalan A. Analisis Unit Kerja 1. Analisis Langkah Kerja Analisis langkah kerja adalah suatu Analisis untuk mengklasifikasikan langkah-langkah kerja yang terdapat dalam satu jenis pekerjaan. 2. Analisis Kapasitas Analisis kapasitas adalah analisis yang dilakukan untuk menghitung beberapa jumlah produk yang dihasilkan oleh sebuah mesin produksi atau seorang pekerja dalam satuan waktu tertentu. 3. Analisis Waktu Kerja Analisis waktu kerja adalah perhitungan kebutuhan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan atau melakukan setiap langkah kerja dalam rangkaian proses kerja mengolah satu-satuan unit produk. B. Penyusunan Model Sistem Produksi 1. Menyusun Matriks Hubungan Pekerjaan Menyusun matriks Hubungan pekerjaan adalah upaya mencari hubungan ketergantungan yang paling dekat antara untuk pekerjaan yang satu dengan pekerjaan yang lain. 2. Menyusun Alur Produksi Dan Penjadwalan Alur produksi Adalah urutan pekerjaan yang disusun berdasarkan kualitas hubungan antar unit pekerjaan. 3. Menghitung Waktu Penyelesaian Proyek Waktu penyelesaian proyek dapat dihitung dengan melihat hubungan antar unit dan satuan waktu yang diperlukan pada masing-masing unit pekerjaan. C. Sistem Kontrol Kontrol terhadap kegiatan proyek diperlukan untuk mengetahui apakah tahapan demi tahapan proyek dapat terlaksana dengan benar.
12 November 2020 (Pertemuan ke-11)
Pengelolaan sumber daya A. Perencanaan 1. Estimasi keahlian tenaga kerja Setiap pekerjaan harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang memiliki kompetensi yang sesuai. 2. Estimasi Jumlah Kebutuhan Tenaga Kerja a. Hitung Berdasarkan Volume Pekerjaan Untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja untuk pelaksanaan konstruksi dapat dipakai standar pengupahan tenaga kerja pada analisis BOW. b. Dihitung Berdasarkan Waktu Penyelesaian Pekerjaan Menghitung kebutuhan tenaga harus disesuaikan dengan Keterbatasan waktu. 3. Dihitung Berdasarkan Areal Tempat Kerja B. Pengorganisasian 1. Struktur Organisasi 2. Tim Kerja 3. Komunikasi C . Pengelolaan Mengelola sumber daya manusia berarti memberdayakan tenaga kerja untuk tujuan organisasi.
19 November 2020 (Pertemuan ke-12)
Pemasaran Pemasaran memegang peran penting dalam bisnis karena apabila sebuah organisasi usaha tidak bisa menjual produknya maka dapat dipastikan organisasi usaha tersebut akan ditutup. Strategi Pemasaran Terkait dengan stategi pemasaran produk inovatif meliputi: orientasi pemasaran, sistem distribusi, dan sistem promosi. 1. Orientasi Pemasaran Orientasi pemasaran meliputi: orientasi pemasaran pada produk dan orientasi pemasaran pada konsumen. 2. Sistem Distribusi Sistem distribusi meliputi: penjualan hak paten, penjualan lisensi, penjualan langsung,dan penjualan lewat keagenan. 3. Sistem Promosi Sistem promosi meliputi: pengenalan produk, pemberian jaminan, pemberian intensif, pelayanan khusus, penentuan harga pokok, dan pemanfaatan teknologi pemasaran.
26 November 2020 (Pertemuan ke-13)
Pengelolaan keuangan A. Kepentingan Pengelolaan Keuangan 1. Kepentingan Bagi Investor Bagi investor penting untuk mengetahui laporan keuangan dinas penilaian apakah perusahaan yang bersangkutan merupakan tempat yang layak untuk berinvestasi. 2. Kepentingan Bagi Kreditor Kepentingan kreditor mengetahui informasi keuangan perusahaan adalah untuk mempertimbangkan layak tidaknya sebuah perusahaan diberikan dana pinjaman pengembangan usaha. 3. Kepentingan Bagi Suplier Suplier penting untuk tahu informasi keuangan perusahaan guna meyakinkan bahwa perusahaan yang bersangkutan layak dan mampu untuk melaksanakan pembayaran atas pengadaan barang yang diperlukan. 4. Kepentingan Bagi Pekerja Informasi keuangan perusahaan penting bagi pekerja untuk memberikan keyakinan bahwa tempatnya bekerja adalah perusahaan yang aman, yang dapat memberikan perlindungan finansial terhadap pekerjanya. 5. Kepentingan Bagi Pemerintah Pemerintah sangat berkepentingan terhadap informasi keuangan perusahaan terkait dengan pungutan-pungutan, dan kewajiban keuangan yang lain harus dibayarkan oleh perusahaan terkait dengan tanggung jawabnya sebagai perusahaan. B. Fungsi Pengelolaan Keuangan 1. Fungsi Penganggaran Penganggaran adalah proses kegiatan yang menghasilkan pedoman kerja, pengordinasian kerja dan alat pengawasan kerja sebagai perencanaan dan pengendalian laba yang menyeluruh. 2. Fungsi Pertanggungjawaban Atau Laporan Fungsi keuangan sebagai laporan pertanggungjawaban diwujudkan dalam bentuk arus kas, neraca, dan laba atau rugi. 3 November 2020 (Pertemuan ke-14) Perencanaan usaha A. Rasional Produk Rasional produk adalah bagaimana penjelasan tentang produk yang akan dibuat, yaitu meliputi: 1. Nama Produk 2. Fungsi Produk 3. Spesifikasi Produk 4. Keunggulan Produk B. Metodologi Pelaksanaan Metodologi pelaksanaan merupakan pemaparan Bagaimana usaha tersebut akan dijalankan. C. Biaya Investasi Biaya Investasi adalah semua biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli sarana produksi, termasuk di dalamnya adalah biaya untuk membeli tanah untuk mendirikan bangunan. D. Model Kerja Model kerja digunakan untuk pembelian bahan baku dan bahan pendukung yang akan diproses menjadi produk jadi. E. Analisis Usaha Analisis usaha meliputi perhitungan biaya produksi, harga pokok produksi, harga penjualan, rencana penjualan, rencana aliran kas, rencana keuntungan, rencana neraca usaha, dan perhitungan titik impas.
10 November 2020 (Pertemuan ke-15)
Kepemimpinan Kepemimpinan adalah sebuah kemampuan untuk mempengaruhi, mengajak, mengarahkan, dan mengendalikan orang perorang atau sekelompok orang untuk mencapai sukses. Gaya kepemimpinan ada tiga yaitu: gaya autokratis, gaya demokratis, dan laissez-Fire (mandiri). Legalitas usaha A. Fungsi Dokumen Legalitas Usaha 1. Fungsi Dan Kepentingan Pemilik Usaha Fungsi dokumen legalitas usaha bagi pemilik usaha adalah sebagai bukti kepemilikan, peroleh pelindungan hukum, serta kelancaran usaha. 2. Fungsi Dan Kepentingan Pemerintah Bagi pihak pemerintah dokomen Legal yang berhubungan dengan dunia usaha memiliki fungsi sebagai database perekonomian, fungsi kontrol dan pengawasan, serta fungsi fungsi pengendalian.
B. Dokumen Legalitas Usaha Industri Konstruksi
Jenis-jenis dokumen yang diperlukan untuk usaha dan bidang industri konstruksi, meliputi: kartu tanda penduduk (KTP), surat keterangan tempat usaha, Nomor Pokok Wajib Pajak, akta pendirian, surat izin usaha perdagangan (SIUP), tanda daftar industri (TDI), HO atau SITU, dan paten (HAKI).