KOMPETENSI INTI
2. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja
yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja
Kontruksi Gedung, Sanitasi, dan Perawatan. Menampilkan kinerja mandiri dengan mutu
dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukan
keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis,
mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah
KOMPETENSI DASAR
APERSEPSI
Di dalam dunia wirausaha produk kreatif bangunan, sebelum dijual dalam jumlah
banyak pada para konsumen atau pembeli, maka dibuat desain atau prototype-nya
dahulu. Tujuan supaya para pembeli yang akan memakainya dalam pembuatan bangunan
bisa memilih desain prototype- nya yang diinginkan. Jadi langkah selanjutnya setelah
dilakukan analisis dan peluang dan menentukan jenis usaha, yaitu membuat prototype
produk kreatif bangunan. Proses prototyping ini penting mengingat ke depannya
perkembangan usaha akan makin berkembang wirausahawan akan mengetahui sejauh
mana tertarik pada desain/prototype dan produk kreatif yang dibuat. Selanjutnya, untuk
lebih memahami mengenai desain/prototype produk barang/jasa pelajarilah bab berikut ini!
MENGAMATI
AYO PAHAMI
c. Tahap pendesainan
Pada tahap ini sebuah desain produk kreatif yang akan dibuat. Setelah
selesai mendesain maka dibuat desain cetakan dan kemudian cetakan yang
nyata untuk membuat produk kreatif tersebut.
Konsep desain ini berawal dari suatu pengumpulan gagasan dalam proses
brainstorming. Dalam proses ini, semua ide desain ditampung dan harus
dilengkapi dengan rumusan persyaratan keinginan konsumen, derajat
kelayakan badan usaha, dan spesifikasi produk kreatif yang diinginkan oleh
konsumen.
Setelah dipilih dari beberapa gagasan yang muncul, maka selanjutnya akan
dibuat rancangan fisiknya. Adapun rancangan fisik ini merupakan proses
pembuatan desain awal. Dalam tahap pendesainan awal ini, dijelaskan
mengenai konsep rancangan Prototype produk kreatifnya, aspek-aspek
fisiknya, serta rancangan produk kreatif bangunan yang dipilih.
Apabila rancangan-rancangan tersebut telah memenuhi persyaratan-
persyaratan yang telah ditetapkan dan memenuhi spesifikasi dan kelayakan,
maka akan dihasilkan sebuah desain akhir. Setelah itu, akan memasuki fase
aplikasi. Pada fase aplikasi ini, dilakukan pemeriksaan kelengkapan alat-alat
produksi yang tersedia atau dimiliki oleh seorang wirausaha di bidang produk
kreatif bangunan. Selanjutnya, perlu dilakukan penelitian apakah tenaga kerja
yang sudah dapat melakukan pengerjaan produk kreatif bangunan tersebut
berdasarkan desain yang telah ditetapkan.
Selanjutnya, akan melangkah pada tahap uji coba dengan melakukan
pengujian penjualan pada masyarakat/pasar yang kemudian tanggapan dari
pasar tersebut akan dibuat evaluasinya.
INFO
Seorang perancang atau orang yang mendesain sesuatu disebut desainer, namun
desainer lebih lekatnya dengan professional yang bekerja di lingkup desain yang
bekerja untuk merancang sesuatu yang menggabungkan atau bereskplorasi dalam
hal estetika dan teknologi. Desainer menjadi kata depan untuk menspeksifikasi
bentuk pekerjaan apa yang secara professional digarapnya.
B. Proses Kerja Pembuatan Prototype produk kreatif bangunan
Menentukan kebutuhan
akan produk yang akan dibuat
Penentuan Material
Evaluasi Prototype
Di dalam menentukan produk kreatif bangunan yang akan dibuat ini, maka harus
dilakukan identifikasi dan penelitian pasar mengenai produk kreatif bangunan apa yang
disenangi oleh konsumen, terutama untuk kebutuhan-kebutuhan konsumen itu sendiri
dalam bidang rancang bangun. Setelah dilakukan penelitian dan analisis-analisis
mengenai apa produk kreatif bangunan yang dibutuhkan oleh konsumen selanjutnya
disimpulkan akan membuat produk apa. Misalnya dalam hal ini, akan membuat produk
kreatif bangunan berupa pilar, loster, gypsum, bata ringan, dempal, dan masih banyak
lainnya yang sangat dibutuhkan masyarakat dan pihak pembuat bangunan.
b. Melakukan Perancangan-perancangan Desain
Setelah dilakukan penetapan produk kreatif bangunan yang akan dibuat, maka
proses selanjutnya dilakukan perancangan-perancangan produk dalam bentuk desain
yang menjadi dasar pembuatan prototype. Dalam tahap perancangan desain prototype
produk ini harus memperhatikan beberapa aspek sebagai berikut.
1) Mengenali Pasar Sasaran Dari Produk Tersebut dan Juga Selera Pasar
Pasar sasaran yang berbeda memiliki selera dan daya beli yang berbeda
pula. Pemahaman akan pasar sasaran akan mendukung proses pencarian ide dan
penetapan harga jual. Pencarian data melalui referensi, kuisioner, pengamatan dan
wawancaa dapat dilakukan kepada pasar sasaran yang dituju untuk mengetahui
selera dan daya beli pasar tersebut. Pasar sasaran yang beragam memiliki selera
sangat beragam pula. Selera pasar yang beragam, membuka banyak peluang
untuk beragam, membuka banyak peluang untuk beragam jenis produk kreatif
bangunan yang memiliki keunikan. Selera pasar termasuk di dalamnya . gaya
desain kreatif bangunan di antardanya gaya etnik, gaya modern, gaya klasik dan
masih banyak lainnya. Gaya desain dapat selalu berkembang dengan munculnya
gaya- gaya baru.
d. Melakukan Evaluasi
MENGEKSPLORASI
Buatlah sebuah kelompok kemudian kumpulkan data informasi tentang selera konsumen
atau pembeli terhadap desain/prototype produk kreatif bangunan yang kekinian, serta cara
membuat desain/prototype produk kreatif bangunan!
C. Desain/Prototype Produk Kreatif Bangunan
Sekarang kita akan membahas tentang desain/prototype produk kreatif bangunan,
dengan mempelajarinya anda akan makin berpengalaman dalam wirausaha bidang
produk kreatif bangunan tersebut. Perlu anda pahami bahwa di dalam membuat
desain/prototype produk kreatif bangunan harus didasari estetika dan membuatnya
dengan penuh ketelitian serta kejelian. Berikut ini disajikan beberapa desain/prototype
produk kreatif bangunan.
1. Desain/Prototype Gypsum
Gypsum yang dipakai untuk bangunan desain/prototype-nya banyak sekali
macamnya. Para wirausaha produk kreatif bangunan yang menekuni pembuatan
gypsum serta jasa pemasangannya bisa membuat berbagai macam motif. Gypsum
sendiri yang biasa dipakai untuk plafon ruangan terbagi menjadi lis dan panel
gypsum. Berikut ini disajikan beberapa contoh desain lis dan panel gypsum.
a. Motif teratai
b. Motif berlian
c. Motif dumpal kayu
d. Motif dumpal batu
e. Motif burung
f. Motif mawar alur
g. Motif tahu wajik
h. Motif batu tumpuk
i. Motif wajik
Untuk gambar jenis desain/prototype dumpal di atas bisa ditunjukan pada gambar di
bawah ini.
3. Desain/Prototype Bata Ringan
Bata ringan saat ini sedang ngetrend dan disukai masyarakat dalam
membuat bangunan. Bagi pihak wirausaha produk kreatif bangunan hendaknya
juga bisa membuat desain/prototypenya sebagai sampel atau contoh. Jika
pemesanan menyukai dan membelinya akan dibuat dalam jumlah banyak. Di mana
desain/prototype-nya dari bata ringan bisa ditunjukan gambar berikut ini.