Anda di halaman 1dari 14

PROTOTYPE PRODUK BARANG/JASA

A. PENGERTIAN PROTOTYPE PRODUK


Prototipe produk (purwa–rupa produk) adalah bentuk dasar dari sebuah produk
merupakan tahapan yang sangat penting dalam rencana pembuatan produk karena
menyangkut keunggulan produk yang akan menentukan kemajuan suatu usaha di masa
mendatang. Dikatakan sebagai tahapan yang sangat penting karena prototipe dibuat untuk
diserahkan pada pelanggan (lead–user) agar pelanggan dapat mencoba kinerja prototipe
tersebut. Selanjutnya jika pelanggan memiliki komplain ataupun masukan mengenai
protipe tersebut maka industri mendokumentasikannya untuk proses perbaikan prototipe
tersebut. Sehingga menciptakan suatu sistem inovasi produk yang dibangun bersama-
sama antara industri dan pelanggan sebagai upaya pemenuhan kepuasan pelanggan
(customers).
Sebagai bentuk dasar produk, prototipe memiliki bagian yang ukuran dan bahan
sama seperti jenis produk yang akan dibuat tetapi tidak harus difabrikasi dengan proses
sebenarnya ditujukan untuk pengetesan untuk menentukan apakah produk bekerja sesuai
desain yang diinginkan dan apakah produk memuaskan kebutuhan pelanggan. Prototipe
seperti ini disebut alpha prototype ada juga yang disebut beta prototype yang dibuat
dengan bagian yang disuplai oleh proses produksi sebenarnya, tetapi tidak rakit dengan
proses akhir ditujukan untuk menjawab pertanyaan akan performance dan ketahanan uji
untuk menemukan perubahan yang perlu pada produk final.
produk adalah barang atau jasa yang dapat diperjualbelikan. Dalam marketing,
produk adalah apapun yang bisa ditawarkan ke sebuah pasar dan bisa memuaskan sebuah
keinginan atau kebutuhan. Dalam tingkat pengecer, produk sering disebut sebagai
merchandise. Dalam manufaktur, produk dibeli dalam bentuk barang mentah dan dijual
sebagai barang jadi. Produk yang berupa barang mentah seperti metal atau hasil pertanian
sering pula disebut sebagai komoditas. Dalam penggunaan yang lebih luas, produk dapat
merujuk pada sebuah barang atau unit, sekelompok produk yang sama, sekelompok
barang dan jasa, atau sebuah pengelompokan industri untuk barang dan jasa.
Menurut dunia marketing produk adalah apapun yang bisa ditawarkan ke sebuah
pasar dan bisa memuaskan sebuah keinginan atau kebutuhan. Sedangkan dalam bisnis
produk adalah barang ataupun jasa yang dapat diperjual belikan.

B. PRODUK BARANG
Menurut wikipedia produk barang adalah produk fisik (memiliki wujud, bisa
diraba dan bisa dilihat) yang dapat diberikan kepada pembeli sehingga terjadi
perpindahan kepemilikan dari penjual ke konsumen. Ciri-ciri dari produk barang adalah
memiliki wujud, memiliki manfaat dan nilai yang dapat di rasakan saat digunakan, serta
bila digunakan produk barang nilai dan manfaatnya dapat berkurang bahkan habis.
Adapun contoh produk barang adalah
1. Peralatan (alat otomotif, alat masak, alat pemanas dll)
2. Makanan (donat, nasi, jagung, ikan)

C. PRODUK JASA
Jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu
pihak kepada pihal lain, yang pada dasarnya bersifat tidak berwujud fisik (intangible) dan
tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produk jasa bisa berhubungan dengan produk
fisik maupun tidak.”

Produk jasa yang bisa berhubungan dengan produk fisik contohnya adalah produk
sepeda motor, sudah dibarengi dengan jasa pendukung, misalnya jasa pengantaran
produk motor kerumah, jasa service motor gratis untuk pemakaian sekian kilometer, dan
lain sebagainya. Sedangkan produk jasa murni dapat ditunjukkan misalnya pijat refleksi,
konsultasi kesehatan, konsultasi hukum, dan lainnya.

Berikut akan dilihat karakteristik produk jasa yang membedakannya dengan


barang. Terdapat delapan aspek mendasar yang membedakan produk jasa dengan barang
fisik, yang menurut Lovelock, yaitu bahwa
a. Produk jasa yang dikonsumsi tidak dapat dimiliki oleh ko
b. nsumen.
c. Produk jasa merupakan suatu kinerja yang sifatnya intangible.
d. Dalam proses produksi jasa, konsumen memiliki peran yang lebih besar untuk
turut serta dalam pengolahannya dibandingkan dengan produk barang fisik.
e. Orang-orang yang terlibat dalam proses jasa berperan sedikit-banyak dalam
pembentukan atau mendesain jasa.
f. Dalam hal operasionalisasi masukan dan keluaran, produk jasa lebih bervariasi.
g. Produk jasa tentu sulit dievaluasi oleh konsumen.
h. Jasa tidak dapat disimpan.
i. Faktor waktu dalam proses jasa dan konsumsi jasa relatif diperhatikan.
Perbedaan Antara Produk Barang dan Jasa
1. Perduk barang memiliki wujud sedangkan jasa tidak.
2. Produk barang bisa dipindahkan kepemilikannya sedangkan jasa tidak.
3. Produk barang dapat disimpan sedangkan jasa tidak bisa.
4. Jasa adalah output dan akan ada setelah dibeli sedangkan produk kebalikanya.
5. Produk bisa di jual kebali sedangkan jasa tidak bisa.
6. Jasa cenderung memerlukan kontak langsung dengan konsumen sedangkan
produk tidak
D. TAHAPAN – TAHAPAN KEGIATAN DESAIN PRODUK
Seorang product designer harus melalui tahapan – tahapan dalam merencanakan
suatu produk, tahapan tersebut yaitu :
1. Memformulasikan Hasil Marketing Research
a. Adapun yang menjadi titik tolak dalam tahapan kegiatan Desain Produk adalah riset
pemasaran. Untuk mengetahui produk yang diinginkan pelanggan, product designer
dapat memperoleh data dari riset pemasaran yang langsung berhubungan dengan
pelanggan. Riset ini dilakukan baik untuk produk yang betul – betul baru maupun
untuk produk yang sudah ada.
b. Pengembangan suatu riset dalam perusahaan akan menghasilkan sebuah gagasan atau
ide untuk membuat suatu produk, dimana ide tersebut diperoleh dari data yang
didapatkan saat riset itu sendiri dilakukan. Dalam riset pembuatan produk baru atau
pengembangan produk yang sudah ada, perusahaan harus mempertimbangkan hal –
hal sebagai berikut :
c. Keinginan pelanggan dalam hal kegunaan, kualitas, modal dan warna dari produknya
denga tidak mengabaikan penentuan harga
d. Biaya dari pembuatan produk baru atau pengembangan dari produk yang sudah ada
apakah perusahaan mampu untuk membayarnya.
e. Untuk hal – hal tersebut diatas, maka riset ini perlu ditunjang dengan faktor – faktor
yang berupa waktu untuk menjalankan penelitian, mencari informasi atau keterangan
berdasarkan pengalaman.
2. Penciptaan Ide
- Tahapan awal bagi kita dalam menentukan produk yang ingin diciptakan. Dalam
tahapan ini biasanya kita memikirkan ide tentang produk apa yang ingin kita buat.
Baik produk tersebut sudah ada di pasaran atau belum.
3. Membuat Sketsa
- Dalam membuat sketsa, bentuk dari produk yang akan dibuat akan terlihat jelas satu
dengan yang lainnya. Sketsa tersebut dibuat untuk mempermudah dalam pembuatan
gambar kerja ( blue Print ), sketsa dari masing – masing produk walaupun sketsa ini
tidak menunjukan ukuran – ukuran yang sebenarnya, tapi dapat terlihat dal skala
perbandingan.
4. Membuat Prototype/Sample
- Pada tahapan ini kita mulai membuat serta menguji ide yang telah terbentuk hingga
menjadi sebuah produk yang berkualitas dan sesuai dengan harapan.
5. Pengembangan Strategi Pemasaran
- Tahapan kita dalam membuat dan menyusun strategi pemasaran efektif yang dapat
digunakan dalam memperkenalkan produk tersebut kepada konsumen.
6. Analisis Usaha
- Dalam tahapan ini adalah kita melihat dan menganalisa apakah produk yang telah
dipasarkan dapat memperoleh keuntungan atau tidak
7. Pengembangan Produk
- Pada tahapan ini kita mulai mengembangkan produk yang telah di konsep menjadi
sebuah produk yang sesuai dengan hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya.

E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DESAIN PRODUK

Faktor-faktor yang mempengaruhi desain produk adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Produk
Setiap produk yang akan dihasilkan mempunyai fungsi atau kegunaan yang
berbeda, hal ini tergantung untuk keperluan apa produk itu dibuat. Dengan demikian
bahwa desain produk itu berhubungan bentuk dan fungsi dari suatu produk. Keduanya
memegang peranan penting dalam menentukan suatu desain produk yang pada dasarnya
untuk memberikan kepuasan yang maksimal bagi konsumen atau pelanggan baik segi
kualitan maupun segi kuantitas.
2. Standar dan Spesifikasi Desain
Dalam hal spesifikasi dan standar desain suatu produk akan terlihat dari :
a. Sambungan – sambungan | Dalam hal ini perusahaan harus merencanakan bagaimana
menyambung bagian-bagian supaya tidak terlihat ada bagian yang kosong.

b. Bagian | Bagian ini berfungsi untuk menyesuaikan ukuran keserasian


desain disambung dengan bagian lainnya, sehingga apabila disatukan menjadi satu
kesatuan yang kuat

c. Bentuk | Pada waktu mendesain bentuk perlu diperhatikan mengenai keindahan


dengan penyesuaian menurut fungsi dan kegunaannya.

d. Ukuran | Yaitu merencanakan ukuran yang seimbang dari bagian – bagian


produk secara keseluruhan.

e. Mutu | Mutu suatu produk harus disesuaikan menurut fungsi produk tersebut, apabila
akan digunakan dalam jangka waktu lama, maka mutu produk tersebut harus tinggi
bila dibandingkan dengan produk yang akan digunakan dalam jangka waktu yang
pendek.

f. Bahan | Apabila produk yang akan digunakan ingin mempunyai mutu yang baik,
maka bahan yang dipergunakan pun harus dapat menunjang agar semua yang
diharapkan dapat terwujud dan pelanggan merasakan kepuasan tersendiri.
g. Warna | Warna mempunyai arti tersendiri bagi konsumen, karena tiap orang
mempunyai ciri dan kesukaan yang khas terhadap warna tertentu. Dan hal inilah yang
harus dicermati oleh perusahaan agar dapat bersaing dengan perusahaan lain yang
sejenis.

3. Tanggung jawab Produk


Ini adalah merupakan salah satu tanggung jawab dari produsen sebagai pembuat
produk kepada konsumen akan keselamatan dan kenyamanan pemakai produk tersebut.
Oleh karena itu faktor ini menjadi sangat penting untuk dipertimbangkan oleh perusahaan
pada waktu mendesain produk tersebut.
4. Harga dan Volume
Harga dihubungkan dengan jumlah produk yang akan dibuat, untuk produk yang
akan dibuat berdasarkan pesanan biasanya harga jualnya akan berbeda dengan produk
yang dibuat untuk dipasakan kepada konsumen luas yang harganya relatif lebih murah
sehingga desain produknya akan berbeda pula.
5. Prototype
Prototype merupakan model produk yang pertama yang akan dibuat, prototype ini
memperlihatkan bentuk serta fungsi yang sebenarnya, sehingga sebelum perusahaan
memproduksi maka prototype diusahakan untuk dibuat terlebih dahulu. Dari pengujian
prototype tersebut, apabila lulus uji coba mungkin memberikan gambaran mengenai
perubahan-perubahan yang perlu dilakukan serta sebagai informasi dalam penyusunan
terakhir desain produk.

F. ALUR DAN PROSES KERJA PEMBUATAN PROTOTYPE PRODUK


BARANG/JASA

Diagram Alur Proses Produksi (Production Flow Chart Diagram)

Diagram alur proses produksi ini harus dibuat secara jelas terlebih dahulu
sebelum suatu proses produksi dijalankan. Berdasarkan diagram alur proses produksi
tersebutlah pengetesan dan monitoring atas barang dalam proses produksi (work in
process) harus dilakukan agar produk akhir bermutu sesuai dengan rencana. Seandainya
timbul variasi mutu pun, tingkat toleransinya dari penyimpan masih dalam batas-batas
yang dapat diterima. Artinya, melalui tes-tes pada berbagai tahapan proses produksi harus
dilakukan agar bila terjadi komponen atau barang yang cacat (defect) dapat segera
diketahui untuk segera ditindak lanjuti. Masing-masing jenis industri manufaktur
mempunyai diagram alur proses produksi yang berbeda satu sama lain karena produk
yang harus dihasilkan berbeda. Bahkan untuk produk yang sejenis pun, diagram alur
proses produksinya belum tentu persis sama karena masing-masing mempunyai ciri khas
atau spesifikasi sendiri-sendiri.
Diagram alur proses produksi yang berbeda produk, misalnya diagram alur proses
produksi tekstil sama sekali berbeda dengan diagram alur proses produksi pembuatan
obat-obatan (farmasi). Akan tetapi, walaupun sama-sama industri manufaktur farmasi
(obat-obatan), diagram alur proses produksinya dapat berbeda, misalnya yang satu
berbentuk tablet, sedangkan yang lain berbentuk cair.

a. Tujuan Pembuatan Alur Kerja


• Meminimalkan biaya / memaksimalkan laba
• Memaksimalkan proses pembuatan
• Meminimalkan perubahan dalam nilai produksi
• Meminimalkan perubahan dalam tingkat tenaga kerja
• Memaksimalkan pemanfaatan pabrik dan perlengkapan
b. Manfaat Perencanaan
Terdapat dua alasan mendasar tentang perlunya sebuah perencanaan yaitu :

1. Untuk mencapai “Protective Benfits” yang dihasilkan dari pengurangan


kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan.

2. Untuk mencapai “Positive Benefits” daam bentuk mengingkatnya


kemungkinan sukses pencapaian tujuan atau target dari suatu perusahaan.

Tujuan dari pembuatan sebuah perencanaan sebenarnya cukup simple karena pada dasarnya
perencanaan sendiri bertujuan untuk dapat meningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan atau
target yang telah di tentukan. Adapun kelebihan dan kekurangan yang diakibatkan oleh
perencanaan antara lain :

a.Kelebihan Perencanaan

1. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang dapat terjadi

2. Memungkinkan manajemen memahami keseluruhan gambaran operasi yang diinginkan

3. Membantu penempatan tanggung jawab secara lebih jelas dan tepat

4. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi

5. Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi

6. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah di pahami

7. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti

8. Menghemat waktu, usaha, dan dana


b. Kelemahan Perencanaan

1. Pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan terkadang berlebihan atau tidak sesuai
dengan kenyataannya.

2. Perencanaan cenderung menunda kegiatan

3. Perencanaan mungkin terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif dan berinovasi

4. Kadang-kadang hasil yang paling baik didapatkan oleh penanganan setiap masalah pada
saat masalah tersebut terjadi
KEMASAN PRODUK BARANG/ JASA
A. PENGERTIAN KEMASAN PRODUK
Kemasan adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material,
warna, citra, tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar
produk dapat dipasarkan. Kemasan digunakan untuk membungkus, melindungi,
mengirim, mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi dan membedakan sebuah
produk di pasar (Klimchuk dan Krasovec, 2006:33).
Menurut Kotler & Keller (2009:27), pengemasan adalah kegiatan
merancang dan memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah produk.
Pengemasan adalah aktivitas merancang dan memproduksi kemasan atau
pembungkus untuk produk. Biasanya fungsi utama dari kemasan adalah untuk
menjaga produk. Namun, sekarang kemasan menjadi faktor yang cukup penting
sebagai alat pemasaran (Rangkuti, 2010:132).
Kemasan yang dirancang dengan baik dapat membangun ekuitas merek
dan mendorong penjualan. Kemasan adalah bagian pertama produk yang dihadapi
pembeli dan mampu menarik atau menyingkirkan pembeli. Pengemasan suatu
produk biasanya dilakukan oleh produsen untuk dapat merebut minat konsumen
terhadap pembelian barang. Produsen berusaha memberikan kesan yang baik pada
kemasan produknya dan menciptakan model kemasan baru yang berbeda dengan
produsen lain yang memproduksi produk-produk sejenis dalam pasar yang sama.

B. FUNGSI KEMASAN PRODUK


Banyak perusahaan yang sangat memperhatikan pembungkus suatu barang sebab
mereka menganggap bahwa fungsi kemasan tidak hanya sebagai pembungkus,
tetapi jauh lebih luas dari pada itu. Simamora (2007) mengemukakan pengemasan
mempunyai dua fungsi yaitu:
1. Fungsi Protektif
Berkenaan dengan proteksi produk, perbedaan iklim, prasarana transportasi,
dan saluran distribusi yang semua berimbas pada pengemasan. Dengan
pengemasan protektif, para konsumen tidak perlu harus menanggung risiko
pembelian produk rusak atau cacat.
2. Fungsi Promosional
Peran kemasan pada umumnya dibatasi pada perlindungan produk. Namun
kemasan juga digunakan sebagai sarana promosional. Menyangkut promosi,
perusahaan mempertimbangkan preferensi konsumen menyangkut warna,
ukuran, dan penampilan.

Sedangkan menurut Kotler (1999:228), terdapat empat fungsi kemasan sebagai


satu alat pemasaran, yaitu :
1. Self service. Kemasan semakin berfungsi lebih banyak lagi dalam proses
penjualan, dimana kemasan harus menarik, menyebutkan ciri-ciri produk,
meyakinkan konsumen dan memberi kesan menyeluruh yang mendukung
produk.
2. Consumer offluence. Konsumen bersedia membayar lebih mahal bagi
kemudahan, penampilan, ketergantungan dan prestise dari kemasan yang
lebih baik.
3. Company and brand image. Perusahaan mengenal baik kekuatan yang
dikandung dari kemasan yang dirancang dengan cermat dalam mempercepat
konsumen mengenali perusahaan atau merek produk.
4. Inovational opportunity. Cara kemasan yang inovatif akan bermanfaat
bagi konsumen dan juga memberi keuntungan bagi produsen.

Selain berfungsi sebagai media pemasaran, kemasan juga memiliki beberapa


fungsi lain, yaitu sebagai berikut:
1. Kemasan melindungi produk dalam pergerakan. Salah satu fungsi dasar
kemasan adalah untuk mengurangi terjadinya kehancuran, busuk, atau
kehilangan melalui pencurian atau kesalahan penempatan.
2. Kemasan memberikan cara yang menarik untuk menarik perhatian kepada
sebuah produk dan memperkuat citra produk.
3. Kombinasi dari keduanya, marketing dan Logistik dimana kemasan
menjual produk dengan menarik perhatian dan mengkomunikasikannya.

C. TUJUAN KEMASAN PRODUK


Menurut Louw dan Kimber (2007), kemasan dan pelabelan kemasan
mempunyai beberapa tujuan, yaitu:
1. Physical Production. Melindungi objek dari suhu, getaran, guncangan, tekanan
dan sebagainya.
2. Barrier Protection. Melindungi dari hambatan oksigen uap air, debu, dan
sebagainya.
3. Containment or Agglomeration. Benda-benda kecil biasanya dikelompokkan
bersama dalam satu paket untuk efisiensi transportasi dan penanganan.
4. Information Transmission. Informasi tentang cara menggunakan transportasi,
daur ulang, atau membuang paket produk yang sering terdapat pada kemasan atau
label.
5. Reducing Theft. Kemasan yang tidak dapat ditutup kembali atau akan rusak
secara fisik (menunjukkan tanda-tanda pembukaan) sangat membantu dalam
pencegahan pencurian. Paket juga termasuk memberikan kesempatan sebagai
perangkat anti-pencurian.
6. Fitur yang menambah kenyamanan dalam distribusi, penanganan, penjualan,
tampilan, pembukaan, kembali penutup, penggunaan dan digunakan kembali.
7. Kemasan dan label dapat digunakan oleh pemasar untuk mendorong calon
pembeli untuk membeli produk.

D. JENIS-JENIS KEMASAN
Berdasarkan struktur isi, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan
(kaleng susu, botol minuman, dll).
2. Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi
kelompok kemasan lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah
kaleng susu, kotak kayu untuk wadah buah-buahan yang dibungkus dan
sebagainya.
3. Kemasan Tersier dan Kuarter, yaitu kemasan yang diperlukan untuk
menyimpan, pengiriman atau identifikasi. Kemasan tersier umumnya
digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan.

Berdasarkan frekuensi pemakaiannya, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:


1. Kemasan sekali pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung
dibuang setelah satu kali pakai. Contohnya bungkus plastik, bungkus
permen, bungkus daun, karton dus, makanan kaleng.
2. Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (Multi Trip), kemasan jenis
ini umumnya tidak dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi
pada agen penjual untuk kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik.
Contohnya botol minuman dan botol kecap.
3. Kemasan yang tidak dibuang (Semi Disposable). Kemasan ini biasanya
digunakan untuk kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai.
Contohnya kaleng biskuit, kaleng susu dan berbagai jenis botol.

Berdasarkan tingkat kesiapan pakai, kemasan dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Kemasan siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan
bentuk yang telah sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah
wadah botol, wadah kaleng, dan sebagainya.
2. Kemasan siap dirakit, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap
perakitan sebelum pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan
dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik.
SKETSA

PENGERTIAN SKETSA
1. Menurut Linda Murray dan Peter, Sketsa adalah rancangan kasar dari suatu
komposisi atau
2. sebagian komposisi dibuat demi kepuasan pribadi. Pada tahap ini ada beberapa hal
yang menjadi acuan yaitu skala, perbandingan, komposisi, penyinaran dan lain
sebagainya.
3. Sementara menurut H.W Flower, Sketsa adalah begitu saja tanpa persiapan.
Merupakan gambaran atau lukisan pendahuluan yang kasar, ringan dan semata-mata
garis besar. Kegiatan menggambar sketsa pada dasarnya memerlukan alat dan bahan
yang sangat sederhana untuk dapat membuat tanda goresan yang mewakili bentuk
sesungguhnya.
4. Beberapa garis yang digoreskan pada bidang datar dapat memberikan suatu kesan
simbol tentang bentuk yang ada di sekitar kita atau gagasan tentang sesuatu yang
terlihat dan terlintas dalam benak seseorang.
5. Dengan demikian pikiran dan perasaan dapat diungkapkan dalam bentuk visual
melalui kegiatan menggambar, sehingga menggambar termasuk kegiatan mendasar
dalam berkarya seni rupa.
6. Kegiatan menggambar sketsa dapat dianalogikan dengan kegiatan menulis. Ketika
kita hendak menulis, sebelum dapat menulis kalimat yang baik kita cenderung menulis
dan merangkai beberapa kata terlebih dahulu hingga diperoleh kalimat yang sesuai.
7. Demikian pula halnya dengan kegiatan menggambar sketsa. Sebelum dapat
membuat karya seni rupa yang utuh, umumnya para seniman membuat sketsa terlebih
dahulu.
8. Menurut Fajar Sidik (1981) garis atau penggarisan merupakan unsur yang paling
menonjol hakiki dalam seni lukis, akan tetapi pada dasarnya terdapat perbedaan antara
sketsa dengan lukisan. Ada ungkapan yang menarik yang disampaikan oleh Kusnadi,
seorang seniman dan kritikus seni rupa.

Sketsa ibarat gesekan biola tunggal, sedangkan lukisan merupakan sebuah orkes yang lengkap.
Ungkapan ini menyatakan dua hal, pertama, sketsa sebagai ungkapan estetis dihadirkan secara
sangat sederhana karena menggunakan garis secara hemat dan selektif.
Umumnya sketsa dikerjakan dengan cepat dan secara spontan. Jika sketsa dibangun oleh unsur-
unsur garis sebagai medium utamanya, lukisan merupakan ungkapan lengkap, dalam arti
penyajiannya dibangun dengan menggunakan unsur-unsur lain, seperti tekstur, kedalaman/ruang,
gelap-terang, dan warna di samping unsur garis.
Bahkan, dalam lukisan unsur warna menjadi penting sebagai unsur tambahannya
(Schinneller,1966). Sebagaimana halnya dengan karya lukisan, sketsa juga memiliki keragaman
tema, gaya dan teknik pengungkapannya. Perbedaan yang mencolok hanyalah pada medium
pengucapannya.

JENIS-JENIS SKETSA
1. Gambar garis besar yaitu sketsa yang membuat garis-garis bentuk sederhana tanpa
rincian dan tidak selesai.
2. Sketsa cepat yaitu sketsa yang menggunakan beberapa garis saja untuk menampilkan
citra suatu sketsa yang sudah selesai.
3. Studi citra yaitu sketsa yang berupa coretan dengan cepat dan kurang terperinci hanya
menunjukan bentuk global.

KOMPOSISI UNSUR SKETSA


Komposisi memiliki peranan penting dalam terciptanya sebuah sketsa yang bagus. Komposisi
atau susunan unsur-unsur dalam seni rupa harus berada pada perbandingan yang tepat agar
dihasilkan karya yang pas. Adapun unsur-unsur dalam sketsa antara lain :
1. Garis – Garis adalah unsur yang memiliki peran utama di dalam membentuk komposisi.
Jenis garis yang dapat membentuk komposisi : komposisi garis lurus; komposisi garis
lengkung.
2. Warna – Meskipun umumnya sketsa terdiri dari satu jenis warna, akan tetapi pengaturan
komposisi warna pada objek sktesa sangat diperlukan agar memberikan kesan harmonis.
Komposisi warna pada sketsa umumnya diatur berdasarkan gelap terang pencahayaan.
3. Bidang dan bentuk – Bidang dan bentuk adalah unsur yang dibentuk melalui garis-garis
yang disusun atau digores sedemikian rupa. Keharmonisan dari komposisi bentuk
ditentukan dari berbagai faktor unsur-unsurnya yaitu simetris, asimetris, sentral, dan
diagonal.
4. Efek pencahayaan – Unsur gelap terang merupakan pelengkap dalam pengkomposisian
warna. Meskipun sketsa cenderung berupa gambar kasar yang tidak selesai, akan tetapi
goresan-goresan yang dihasilkan kerap kali menghasilkan efek gelap terang sehingga
sebuah objek dapat diamati dengan cukup jelas.

ATURAN DALAM MEMBUAT SKETSA


1. Membuat kerangka gambar yang terdiri dari garis-garis vertical, horizontal, maupun
lengkung secara tipis.
2. Menggambar garis sekundernya, misalnya melukis kerangka kubus atau kotak dalam
keadaan tipis
3. Menebalkan garis sketsa yang sudah benar. Ketebalan sesuai dengan karakter jenis garis
yang diinginkan.

FUNGSI ATAU MANFAAT SKETSA


Senada dengan defenisinya, sktesa memiliki beberapa fungsi yaitu :
1. Untuk lebih memfokuskan gambaran atau gagasan tema
2. Meminimalisir kesalahan
3. Mempertajam pengamatan
4. Meningkatkan kemampuan koordinasi hasil pengamatan dan keterampilan tangan.

Anda mungkin juga menyukai