Anda di halaman 1dari 10

MENYUSUN PROSES

KERJA PEMBUATAN
CONTOH PRODUK USAHA
DI SUSUN OLEH :
HERNI DESRIYANI
Pengertian prototype :
Prototipe adalah model dari suatu produk barang atas jasa yang akan
dibuat.
Prototipe sebuah produk memperlihatkan desain produk serta fungsi
dari model produk tersebut, sebelum diproduksi.
Dalam tahap perancangan model produk atau prototipe, banyak hal
yang harus dipertimbangkan oleh seorang wirausaha. Hal itu karena
keputusan dalam perancangan prototipe yang akan dibuat akan
memperngaruhi kegiatan lain yang akan dilakukan.

Oleh karena itu, keahlian merancang sangat diperlukan oleh seorang


wirausaha.
Kita bisa menganalisa kegiatan perancangan model
produk atau prototipe berdasarkan 4 dimensi,

1. Dimensi Representasi
Dimensi representasi berarti menggambarkan bentuk prototipe atau memperesentasikan
gambar kerja ke dalam bentuk nyata bias visual atau tulisan, misalnya, kumpulan kertas, sketsa,
atau simulasi komputer. Dalam dimensi ini seroang wirausaha dapat melakukan pertimbangan-
pertimbangan seperti pemilihan tempat produksi dan perhitungan biaya produksi.
2. Dimensi Presisi
Prototipe yang dibuat harus sama persis dengan produk asli yang ingin diproduksi.
Agar sesuai dengan produk aslinya, maka pada proses pembuatan prototipe harus memiliki
tingkat ketelitian yang tinggi. Dimensi presisi dalam pembuatan prototipe terdiri dari informal,
kasar atau halus. Pada dimensi ini seorang wirasuaha ditantang untuk dapat menggambarkan
secara detail produk barang atau jasa yang akan dibuatnya.
3. Dimensi Interaktif
Dimensi interaktif menggambarkan sejauh mana kemampuan prototipe yang dibuat oleh
seorang wirausaha untuk berhubungan dengan konsumen. Dalam dimensi ini, seorang
wirausaha dapat melakukan sebuah uji coba produk dengan cara meminta beberapa konsumen
untuk mencoba produk yang dibuat dan meminta pendapat atau testimoni dari produk yang kita
buat. Proses ini dilakukan pada awal sebelum produk dijual secara luas.

4. Dimensi Evolusi
Pada dimensi ini, prototipe yang dibuat harus dapat memprediksi apakah produk yang nanti
dihasilkan memiliki daur hidup yang lama atau tidak.
Proses Pembuatan Prototipe Produk
Proses Pembuatan Prototipe Produk (Prototyping)
Proses pembuatan prorotipe produk disebut sebagai prototyping.

Tujuan dari proses ini adalah untuk menguji konsep prototipe produk yang akan dibuat sehingga
seorang wirausaha dapat mengetahui kelemahan dan keunggulan dari produk yang akan
ditawarkan kepada konsumen sebelum masuk tahap produksi.
Setelah melihat gambar diatas maka bisa didapatkan beberapa tahap-tahap proses pembuatan produk (Prototyping)
yaitu sebagai berikut.
Emphatize (tahap empati)
Pada tahap ini, seorang wirausaha melakukan penelitian untuk mendapatkan informasi dan mengidentifikasi
mengenai apa yang konsumen lakukan, katakan, pikirkan, dan rasakan. Tujuannya adalah mengumpulkan informasi
yang cukup, sehingga seseroang wirausaha dapat benar-benar mengetahui apa yang konsumen butuhkan dan
inginkan.
Define (mendefinisikan)
Tahap ini adalah proses penggabungan hasil penelitian berupa informasi mengenai apa yang dibutuhkan dan
diinginkan oleh konsumen. Dalam proses ini, data dan informasi yang dikumpulkan dari tahap empati digunakan
untuk menggambarkan atau mendefinisikan kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga wirausawan dapat
merancang prototipe yang sesuai. Selain itu, pada tahap ini peluang untuk melalukan inovasi terhadap prototipe
sangat besar.
Ideat (mewujudkan)
Pada tahap ini, seorang wirausaha melakukan Brainstorm berbagai ide gila dan kreatif yang menjawab kebutuhan
pengguna yang tidak terpenuhi yang diidentifikasi dalam tahap define. Pada tahap ini biasanya, wirausaha
mengumpulkan semua orang pada setiap bidang dan meminta semua anggota tim untuk membuat sketsa atau
formulasi atau resep atau gambaran serta gagasan sesuai dengan ide mereka sendiri mengenai produk yang akan
ditawarkan kepada konsumen. Kemudian gabungkan semua gagasan atau ide yang terkumpul dan diskusikan bersama
serta sepakati ide atau gagasan mana yang akan digunakan dalam membuat prototipe.
Membuat prototipe
Proses pembuatan prototipe merupakan proses mewujudkan ide dan gagasan yang disepakati pada tahap ideat
(jika merupakan usah yang dibuat oleh lebih dari satu orang/tim). Tujuan dari tahap ini adalah untuk
mengetahui apakah gagasan atau ide yang diwujudkan menjadi prototipe layak atau tidak untuk dipasarkan.
Prototipe yang telah dibuat kemudian diuji secara internal (tim), kemudian petakan dalam sebuah diagram
kasus kelemahan dan keunggulan produk berdasarkan hasil pengujian secara internal. Jika ada kelemahan maka
diperbaiki sebelum diujikan kepada konsumen yang menjadi target pasar.
Test (pengujian)
Pada tahap ini ptototipe yang telah dibuat dan diuji secara internal, kemudian diuji kembali ke konsumen yang
menjadi target pasar dari produk kita. Kumpulkan semua data dan informasi mengenai kelemahan dan
keunggulan produk dari konsumen, kemudian petakan semua data dan informasi tersebut ke dalam diagram
kasus sehingga memudahkan wirausahawan untuk memperbaiki ptototipe yang telah dibuat. Selanjutnya
adalah proses mengubah atau memperbaiki prototipe berdasarkan diagram kasus yang telah dibuat dan
sesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Implemetation (penerapan)
Tahap ini merupakan tahap terpenting dari proses prototyping, karena penggabungan dari visi dan misi yang
kita buat dengan kebutuhan data keinginan konsumen. Pada tahap ini suatu produk dikatakan berhasil atau
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan dari konsumen apabila hasil penjualannya bagus dan usaha yang
dijalankan berkembang dengan baik serta dapat mengubah kehidupan konsumen.
Prinsip Pembuatan Sebuah Produk
Suatu produk harus relevan, artinya sesuai dengan tujuan dan fungsi dari produk itu dibuat.
Kesesuaian fungsi dan tujuan produk dibuat dapat menggambarkan kualitas produk tersebut.
Suatu produk perlu dikomunikasikan, ini berarti sebuah produk harus dikenalkan terlebih
dahulu kepada konsumen. Konsumen harus dapat merasakan manfaat dari produk tersebut dan
mengetahui perbedaannya dengan produk-produk lainnya. Periklanan dan pembangunan merek
atau rebranding sebaiknya dilakukan.
Suatu produk membutuhkan nama, nama yang mudah diingat dan dihubungkan orang. Produk
dengan nama menjadi merek, dengan adanya merek dapat membantu produk untuk bersaing
dengan produk-produk lainnya.
Suatu produk harus dapat beradaptasi, artinya produk yang dibuat dapat menyesuaikan diri
dengan tren, waktu dan perubahan dari segmen pasar yang ada, sehingga dapat membuatnya
lebih relevan dan mempertahankan aliran pendapatannya.
secara umum produk dapat dibagi 2,
yaitu sebagai berikut.
Produk Barang
Produk barang adalah produk berupa benda yang dapat dilihat, disentuh, dirasa, dipegang, dan
disimpan. Berdasarkan daya tahannya, barang terdiri dari 2 macam, yaitu sebagai berikut.
◦ Barang tahan lama (durable goods). Merupakan barang yang dapat tidak mudah habis, artinya memiliki
masa penggunaan yang lama atau memiliki jangka usia ekonominya satu tahun atau lebih. Contoh,
microwave dan setrika.
◦ Bahan tidak tahan lama (non durable goods) atau sering disebut juga barang habis pakai, artinya dapat
dipakai hanya satu kali atau memiliki jangka usia ekonominya kurang dari satu tahun. Contoh, sikat gigi dan
sampo.

Produk jasa
Jasa adalah pelayanan yang ditawarkan dan dijual untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Berbeda
dengan produk barang, produk jasa tidak menyebabkan kepemilikan oleh konsumen yang
menggunakannya.

Anda mungkin juga menyukai