Anda di halaman 1dari 13

MODUL PROTOTYPE

PENGERTIAN PROTOTYPE PRODUK

Fenomena dewasa ini banyak manajer menjalankan Total Quality Management (TQM)
sebagai prioritas untuk peningkatan dan pengendalian kualitas produk. Karena kualitas
suatu produk berhubungan erat dengan kepuasan pelanggan (customer satisfaction) serta
keuntungan industri.

Dengan kualitas yang lebih tinggi akan menghasilkan kepuasan pelanggan yang lebih
tinggi, sekaligus mendukung harga yang lebih tinggi dan sering juga biaya lebih
rendah.

Perhatian terhadap kualitas yang terbaik adalah bukan pada produk akhir. Hal ini
penting agar produk akhir yang dihasilkan adalah produk yang bebas cacat dan tidak
ada lagi pemborosan karena produk tersebut dibuang atau dikerjakan ulang.

Maka sebaiknya perhatian terhadap kualitas harus dimulai pada saat awal
pembangunan produk. Tahapan yang sangat penting dalam perencanaan awal
pembuatan produk adalah pembuatan prototipe produk.

Prototipe produk (purwa–rupa produk) adalah bentuk dasar dari sebuah produk
merupakan tahapan yang sangat penting dalam rencana pembuatan produk karena
menyangkut keunggulan produk yang akan menentukan kemajuan suatu usaha di
masa mendatang. Dikatakan sebagai tahapan yang sangat penting karena prototipe
dibuat untuk diserahkan pada pelanggan (lead–user) agar pelanggan dapat mencoba
kinerja prototipe tersebut. Selanjutnya jika pelanggan memiliki komplain ataupun
masukan mengenai protipe tersebut maka industri mendokumentasikannya untuk
proses perbaikan prototipe tersebut. Sehingga menciptakan suatu sistem inovasi
produk yang dibangun bersama-sama antara industri dan pelanggan sebagai upaya
pemenuhan kepuasan pelanggan (customers).

Sebagai bentuk dasar produk, prototipe memiliki bagian yang ukuran dan bahan
sama seperti jenis produk yang akan dibuat tetapi tidak harus difabrikasi dengan
proses sebenarnya ditujukan untuk pengetesan untuk menentukan apakah produk
bekerja sesuai desain yang diinginkan dan apakah produk memuaskan kebutuhan
pelanggan. Prototipe seperti ini disebut alpha prototype ada juga yang disebut beta
prototype yang dibuat dengan bagian yang disuplai oleh proses produksi
sebenarnya, tetapi tidak rakit dengan proses akhir ditujukan untuk menjawab
pertanyaan akan performance dan ketahanan uji untuk menemukan perubahan yang
perlu pada produk final.
TAHAPAN-TAHAPAN PROTOTYPE

Berikut tahapan prototype:

• Pendefinisian produk: merupakan penerjemahan konsep teknikal yang berhubungan dengan


kebutuhan dan perilaku konsumen kedalam bentuk perancangan termasuk aspek hukum
produk dan aspek hukum yang melibatkan keamanan dan perlindungan terhadap
konsumen.
• Working model: dibuat tidak harus mempresentasikan fungsi produk secara keseluruhan
dan dibuat pada skala yang seperlunya saja untuk membuktikan konsep dari pembuatan
produk dan menemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan konsep yang telah dibuat.
Working model juga dibangun untuk menguji parameter fungsional dan membantu
perancangan prototipe rekayasa.
• Prototipe rekayasa (engineering prototype): dibuat seperti halnya working model namun
mengalami perubahan tingkat kompleksitas maupun superioritas dari working model,
dibangun mencapai tingkat kualitas teknis tertentu agar dapat diteruskan menjadi prototipe
produksi atau untuk dilanjutkan pada tahapan produksi.
• Prototipe rekayasa ini dibuat untuk keperluan pengujian kinerja operasional dan kebutuhan
rancangan sistem produksi.
• Prototipe produksi (production prototype): bentuk yang dirancang dengan seluruh fungsi
operasional untuk menentukan kebutuhan dan metode produksi dibangun pada skala
sesungguhnya dan dapat menghasilkan data kinerja dan daya tahan produk dan part-nya.
• Qualified production item: dibuat dalam skala penuh berfungsi secara penuh dan
diproduksi pada tahap awal dalam jumlah kecil untuk memastikan produk memenuhi
segala bentuk standar maupun peraturan yang diberlakukan terhadap produk
tersebut biasanya untuk diuji-cobakan kepada umum.
• Untuk mematangkan produk yang hendak diproduksi secara komersil, maka produk
perlu memasuki pasar untuk melihat ancaman-ancaman produk yang terjadi; misal:
keamananan, regulasi, tanggung jawab, ketahanan dan kerusakan (wear–and–tear),
pelanggaran, siklus break even dan polusi, dan konsekuensinya diperlukan
peningkatan program pemasaran.
• Model: merupakan alat peraga yang mirip produk yang akan dibangun (look–like–
models). Secara jelas menggambarkan bentuk dan penampilan produk baik dengan
skala yang diperbesar, 1:1, atau diperkecil untuk memastikan produk yang akan
dibangun sesuai dengan lingkungan produk maupun lingkungan user.
• Prototipe adalah bentuk efektif dalam mengkomunikasikan konsep produk namun
jangan sampai menyerupai bentuk produk sebenarnya karena mengandung resiko
responden akan menyamakannya dengan produk akhir.

Tahapan dalam membuat prototype produk barang maupun jasa adalah sebagai berikut:

1. Membuat formula hasil riset. Hal ini berguna untuk mengetahui dari produk yang akan
dibutuhkan oleh pelanggan dan membuat perusahaan untuk melakukan riset dari hal yang
akan dilakukan.
2. Menciptakan ide. Ketika ide tercipta maka kita akan dapat memikirkan hal yang berbentuk
inspirasi pada produk lain serta trend yang ada.
3. Membuat sketsa. Dalam hal ini akan digunakan untuk membuat sketsa dari produk yang
akan digunakan untuk memperjelas barang yang akan dibuat.
4. Membuat berbagai macam prototype maupun sampel. Pada tahapan ini kita akan
melakukan pengujian dari beberapa macam bentuk model yang akan menjadi penentu dari
produk yang akan sesuai dengna harapan.
5. Melakukan pengembangan dari strategi pemasaran yang akan dilakukan. Tahapan ini
digunakan untuk melakukan pembuatan dari pengujian ide yang terbilang lebih efektif
untuk konsumen.
6. Melakukan analisa dari usaha yang akan dilakukan. Untuk memperhatikan usaha yang akan
dijalankan kedepan.
7. Melakukan pengembangan dari produk yang akan digunakan. Pada tahapan ini digunakan
untuk melakukan pengembangan produk untuk menjadi sesuai dengan rencana yang ada

PENGERTIAN KEMASAN PRODUK

• Kemasan adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra,
tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat
dipasarkan. Kemasan digunakan untuk membungkus, melindungi, mengirim,
mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi dan membedakan sebuah produk di pasar
(Klimchuk dan Krasovec, 2006:33).

• Menurut Kotler & Keller (2009:27), pengemasan adalah kegiatan merancang dan
memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah produk. Pengemasan adalah aktivitas
merancang dan memproduksi kemasan atau pembungkus untuk produk. Biasanya fungsi
utama dari kemasan adalah untuk menjaga produk. Namun, sekarang kemasan menjadi
faktor yang cukup penting sebagai alat pemasaran (Rangkuti, 2010:132).

• Kemasan yang dirancang dengan baik dapat membangun ekuitas merek dan mendorong
penjualan. Kemasan adalah bagian pertama produk yang dihadapi pembeli dan mampu
menarik atau menyingkirkan pembeli. Pengemasan suatu produk biasanya dilakukan oleh
produsen untuk dapat merebut minat konsumen terhadap pembelian barang. Produsen
berusaha memberikan kesan yang baik pada kemasan produknya dan menciptakan model
kemasan baru yang berbeda dengan produsen lain yang memproduksi produk-produk
sejenis dalam pasar yang sama.

FUNGSI KEMASAN PRODUK

Banyak perusahaan yang sangat memperhatikan pembungkus suatu barang sebab mereka
menganggap bahwa fungsi kemasan tidak hanya sebagai pembungkus, tetapi jauh lebih
luas dari pada itu. Simamora (2007) mengemukakan pengemasan mempunyai dua fungsi
yaitu:
• Fungsi Protektif; Berkenaan dengan proteksi produk, perbedaan iklim, prasarana
transportasi, dan saluran distribusi yang semua berimbas pada pengemasan. Dengan
pengemasan protektif, para konsumen tidak perlu harus menanggung risiko pembelian
produk rusak atau cacat.
• Fungsi Promosional; Peran kemasan pada umumnya dibatasi pada perlindungan produk.
Namun kemasan juga digunakan sebagai sarana promosional. Menyangkut promosi,
perusahaan mempertimbangkan preferensi konsumen menyangkut warna, ukuran, dan
penampilan.

Sedangkan menurut Kotler (1999:228), terdapat empat fungsi kemasan sebagai satu alat
pemasaran, yaitu :

• Self service. Kemasan semakin berfungsi lebih banyak lagi dalam proses penjualan, dimana
kemasan harus menarik, menyebutkan ciri-ciri produk, meyakinkan konsumen dan memberi
kesan menyeluruh yang mendukung produk.
• Consumer offluence. Konsumen bersedia membayar lebih mahal bagi kemudahan,
penampilan, ketergantungan dan prestise dari kemasan yang lebih baik.
• Company and brand image. Perusahaan mengenal baik kekuatan yang dikandung dari
kemasan yang dirancang dengan cermat dalam mempercepat konsumen mengenali
perusahaan atau merek produk.
• Inovational opportunity. Cara kemasan yang inovatif akan bermanfaat bagi konsumen dan
juga memberi keuntungan bagi produsen.

Selain berfungsi sebagai media pemasaran, kemasan juga memiliki beberapa fungsi lain,
yaitu sebagai berikut:

• Kemasan melindungi produk dalam pergerakan. Salah satu fungsi dasar kemasan adalah
untuk mengurangi terjadinya kehancuran, busuk, atau kehilangan melalui pencurian atau
kesalahan penempatan.
• Kemasan memberikan cara yang menarik untuk menarik perhatian kepada sebuah produk
dan memperkuat citra produk.
• Kombinasi dari keduanya, marketing dan Logistik dimana kemasan menjual produk dengan
menarik perhatian dan mengkomunikasikannya.

TUJUAN KEMASAN PRODUK

Menurut Louw dan Kimber (2007), kemasan dan pelabelan kemasan mempunyai beberapa
tujuan, yaitu:

• Physical Production. Melindungi objek dari suhu, getaran, guncangan, tekanan dan
sebagainya.
• Barrier Protection. Melindungi dari hambatan oksigen uap air, debu, dan sebagainya.
• Containment or Agglomeration. Benda-benda kecil biasanya dikelompokkan bersama dalam
satu paket untuk efisiensi transportasi dan penanganan.
• Information Transmission. Informasi tentang cara menggunakan transportasi, daur ulang,
atau membuang paket produk yang sering terdapat pada kemasan atau label.
• Reducing Theft. Kemasan yang tidak dapat ditutup kembali atau akan rusak secara fisik
(menunjukkan tanda-tanda pembukaan) sangat membantu dalam pencegahan pencurian.
Paket juga termasuk memberikan kesempatan sebagai perangkat anti-pencurian.
• Fitur yang menambah kenyamanan dalam distribusi, penanganan, penjualan, tampilan,
pembukaan, kembali penutup, penggunaan dan digunakan kembali.
• Kemasan dan label dapat digunakan oleh pemasar untuk mendorong calon pembeli untuk
membeli produk.

JENIS-JENIS KEMASAN

Berdasarkan struktur isi, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

• Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kaleng susu, botol
minuman, dll).
• Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan
lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak kayu untuk wadah
buah-buahan yang dibungkus dan sebagainya.
• Kemasan Tersier dan Kuarter, yaitu kemasan yang diperlukan untuk menyimpan, pengiriman
atau identifikasi. Kemasan tersier umumnya digunakan sebagai pelindung selama
pengangkutan.

Berdasarkan frekuensi pemakaiannya, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

• Kemasan sekali pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah satu kali
pakai. Contohnya bungkus plastik, bungkus permen, bungkus daun, karton dus, makanan
kaleng.
• Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (Multi Trip), kemasan jenis ini umumnya tidak
dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual untuk kemudian
dimanfaatkan ulang oleh pabrik. Contohnya botol minuman dan botol kecap.
• Kemasan yang tidak dibuang (Semi Disposable). Kemasan ini biasanya digunakan untuk
kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai. Contohnya kaleng biskuit, kaleng susu
dan berbagai jenis botol.

Berdasarkan tingkat kesiapan pakai, kemasan dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

• Kemasan siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah
sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng, dan
sebagainya.
• Kemasan siap dirakit, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum
pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder fleksibel, wadah yang
terbuat dari kertas, foil atau plastic.
PENGERTIAN SKETSA

• Menurut Linda Murray dan Peter, Sketsa adalah rancangan kasar dari suatu komposisi
atau sebagian komposisi dibuat demi kepuasan pribadi. Pada tahap ini ada beberapa hal
yang menjadi acuan yaitu skala, perbandingan, komposisi, penyinaran dan lain
sebagainya.

• Sementara menurut H.W Flower, Sketsa adalah begitu saja tanpa persiapan. Merupakan
gambaran atau lukisan pendahuluan yang kasar, ringan dan semata-mata garis besar.
Kegiatan menggambar sketsa pada dasarnya memerlukan alat dan bahan yang sangat
sederhana untuk dapat membuat tanda goresan yang mewakili bentuk sesungguhnya.

• Beberapa garis yang digoreskan pada bidang datar dapat memberikan suatu kesan simbol
tentang bentuk yang ada di sekitar kita atau gagasan tentang sesuatu yang terlihat dan
terlintas dalam benak seseorang.

• Dengan demikian pikiran dan perasaan dapat diungkapkan dalam bentuk visual melalui
kegiatan menggambar, sehingga menggambar termasuk kegiatan mendasar dalam
berkarya seni rupa.

• Kegiatan menggambar sketsa dapat dianalogikan dengan kegiatan menulis. Ketika kita
hendak menulis, sebelum dapat menulis kalimat yang baik kita cenderung menulis dan
merangkai beberapa kata terlebih dahulu hingga diperoleh kalimat yang sesuai.

• Demikian pula halnya dengan kegiatan menggambar sketsa. Sebelum dapat membuat
karya seni rupa yang utuh, umumnya para seniman membuat sketsa terlebih dahulu.

• Menurut Fajar Sidik (1981) garis atau penggarisan merupakan unsur yang paling
menonjol hakiki dalam seni lukis, akan tetapi pada dasarnya terdapat perbedaan antara
sketsa dengan lukisan. Ada ungkapan yang menarik yang disampaikan oleh Kusnadi,
seorang seniman dan kritikus seni rupa.

• Sketsa ibarat gesekan biola tunggal, sedangkan lukisan merupakan sebuah orkes yang
lengkap.

• Ungkapan ini menyatakan dua hal, pertama, sketsa sebagai ungkapan estetis dihadirkan
secara sangat sederhana karena menggunakan garis secara hemat dan selektif.

• Umumnya sketsa dikerjakan dengan cepat dan secara spontan. Jika sketsa dibangun oleh
unsur-unsur garis sebagai medium utamanya, lukisan merupakan ungkapan lengkap,
dalam arti penyajiannya dibangun dengan menggunakan unsur-unsur lain, seperti
tekstur, kedalaman/ruang, gelap-terang, dan warna di samping unsur garis.
JENIS-JENIS SKETSA

• Gambar garis besar yaitu sketsa yang membuat garis-garis bentuk sederhana tanpa rincian
dan tidak selesai.
• Sketsa cepat yaitu sketsa yang menggunakan beberapa garis saja untuk menampilkan citra
suatu sketsa yang sudah selesai.
• Studi citra yaitu sketsa yang berupa coretan dengan cepat dan kurang terperinci hanya
menunjukan bentuk global.

KOMPOSISI UNSUR SKETSA

Komposisi memiliki peranan penting dalam terciptanya sebuah sketsa yang bagus.
Komposisi atau susunan unsur-unsur dalam seni rupa harus berada pada perbandingan yang
tepat agar dihasilkan karya yang pas. Adapun unsur-unsur dalam sketsa antara lain :

• Garis – Garis adalah unsur yang memiliki peran utama di dalam membentuk komposisi. Jenis
garis yang dapat membentuk komposisi : komposisi garis lurus; komposisi garis lengkung.
• Warna – Meskipun umumnya sketsa terdiri dari satu jenis warna, akan tetapi pengaturan
komposisi warna pada objek sktesa sangat diperlukan agar memberikan kesan harmonis.
Komposisi warna pada sketsa umumnya diatur berdasarkan gelap terang pencahayaan.
• Bidang dan bentuk – Bidang dan bentuk adalah unsur yang dibentuk melalui garis-garis yang
disusun atau digores sedemikian rupa. Keharmonisan dari komposisi bentuk ditentukan dari
berbagai faktor unsur-unsurnya yaitu simetris, asimetris, sentral, dan diagonal.
• Efek pencahayaan – Unsur gelap terang merupakan pelengkap dalam pengkomposisian
warna. Meskipun sketsa cenderung berupa gambar kasar yang tidak selesai, akan tetapi
goresan-goresan yang dihasilkan kerap kali menghasilkan efek gelap terang sehingga sebuah
objek dapat diamati dengan cukup jelas.

ATURAN DALAM MEMBUAT SKETSA

• Membuat kerangka gambar yang terdiri dari garis-garis vertical, horizontal, maupun
lengkung secara tipis.
• Menggambar garis sekundernya, misalnya melukis kerangka kubus atau kotak dalam
keadaan tipis
• Menebalkan garis sketsa yang sudah benar. Ketebalan sesuai dengan karakter jenis garis
yang diinginkan.

FUNGSI ATAU MANFAAT SKETSA

Senada dengan defenisinya, sktesa memiliki beberapa fungsi yaitu :

• Untuk lebih memfokuskan gambaran atau gagasan tema


• Meminimalisir kesalahan
• Mempertajam pengamatan
• Meningkatkan kemampuan koordinasi hasil pengamatan dan keterampilan tangan.
Jika Anda membaca ini, Anda mungkin sudah memiliki ide untuk produk. Ini mungkin sebuah
sketsa sederhana di belakang serbet, 3D render, atau bahkan sepenuhnya fleshed bukti dari
konsep.

Langkah Anda selanjutnya adalah untuk mengubah gambaran kasar ini menjadi prototipe
fungsional. Kami akan berbagi proses untuk membuat prototipe Anda sendiri di bawah ini:

1. Membuat diagram rinci atau sketsa

Langkah pertama dalam menciptakan prototipe adalah untuk menciptakan sebuah konsep
sketsa rinci atau diagram. Tujuan Anda harus menangkap ide sebanyak mungkin dengan
cara visual yang.

Idealnya, Anda harus memiliki dua sketsa konsep:

• Sebuah sketsa desain yang menunjukkan bagaimana produk mungkin muncul setelah selesai
• Sebuah sketsa teknis yang menunjukkan dimensi produk, bahan, dan bekerja.

• Anda dapat menggunakan perangkat lunak untuk melakukan hal ini, tapi pena dan kertas
kerja yang lebih baik. Anda bahkan dapat beralih ke pena dan kertas gambar-gambar ini
ketika Anda mengajukan paten. Jangan ragu untuk bereksperimen dan menjadi kreatif
dalam langkah ini. Kau jauh dari manufaktur pada saat ini; jangan takut untuk mencoba hal-
hal baru.

2. Membuat model 3D (optional)

• Selanjutnya (optional) Langkah ini untuk mentransfer sketsa konsep Anda ke


perangkat lunak pemodelan 3D. Ini akan membantu Anda (dan setiap pihak ketiga
seperti investor atau mitra) memvisualisasikan produk yang lebih baik. Anda juga
dapat menggunakan model ini untuk membuat salinan cetak 3D prototipe Anda.

• Manfaat lain dari model 3D adalah bahwa Anda dapat menggunakan aplikasi
augmented reality seperti Augment.com untuk memvisualisasikan itu di dunia nyata.
Ini bekerja sangat baik untuk menunjukkan ukuran, bentuk, dan desain sebuah ide
produk. Hal ini dapat mahal untuk bisnis kecil yang belum diluncurkan belum,
meskipun.

Ada sejumlah alat yang dapat digunakan untuk membuat model 3D sederhana. Shapeways
memiliki daftar yang baik dari kedua sumber informasi gratis dan berbayar.

Terkait: Bagaimana Menemukan Trending Produk Untuk Dijual Online

1. Buat “bukti dari konsep”

Sekarang tiba bagian menyenangkan: benar-benar membangun ide produk.

Bagaimana Anda membangun bukti pertama Anda dari konsep akan tergantung pada
sejumlah hal. Jika Anda memiliki produk sederhana yang Anda sudah dimodelkan dalam
perangkat lunak 3D, Anda hanya bisa mendapatkannya 3D dicetak untuk menciptakan
“bukti dari konsep” Anda.

Namun, jika Anda memiliki produk yang kompleks dengan sejumlah bagian mekanik atau
elektronik, Anda harus berimprovisasi lebih keras. Ingat bahwa bukti dari konsep tidak harus
terlihat baik atau bahkan menyerupai produk akhir. Ini hanya harus bekerja. Anda bahkan
dapat menggunakan produk rumah tangga biasa untuk membuat model ini tahap awal.

Untuk produk yang lebih kompleks, Anda mungkin harus mencari bantuan dari seorang
tukang atau masinis.

4. Buat prototipe pertama Anda

Bukti dari konsep menunjukkan bahwa produk Anda bekerja. Model 3D Anda menunjukkan
apa yang mungkin terlihat seperti.

Langkah Anda selanjutnya adalah untuk menggabungkan pelajaran dari bukti konsep dan
model 3D untuk membuat prototipe pertama Anda.

Ini harus menjadi model yang cukup rinci yang terlihat seperti produk akhir Anda dan
memiliki fungsi yang sama.

Itu tidak selalu mungkin untuk menciptakan detail pertama prototipe ini saja. Tergantung
pada kompleksitas, Anda mungkin ingin mendapatkan bantuan dari masinis atau desainer
prototipe khusus.

Anda dapat menggunakan direktori seperti Thomas Net dan Engineering.com untuk
menemukan desainer prototipe.Thomas Net memiliki ribuan desainer prototipe dan
produsen untuk memilih. Karena ini hanya prototipe pertama, Anda tidak perlu khawatir
terlalu banyak tentang jenis bahan yang digunakan atau bahkan biaya. Tujuan Anda adalah
untuk mendapatkan model kerja yang menyerupai produk akhir Anda.
5. Membuat prototipe produksi-siap

Langkah terakhir sebelum Anda sampai ke manufaktur adalah untuk memangkas lemak dari
prototipe pertama Anda dan mendapatkannya untuk negara produksi-siap.

Ini pada dasarnya adalah proses biaya dan kelayakan analisis. Anda harus pergi melalui
setiap bagian dari prototipe dan mencari cara untuk memotong biaya tanpa mengorbankan
fungsionalitas. Pada waktu yang sama, Anda harus melihat cara untuk meningkatkan
estetika produk atau daya tahan.

Misalnya, Anda mungkin mengganti bagian plastik yang sering digunakan dengan logam,
dan bagian logam kecil-digunakan dengan plastik. Ini akan membantu Anda memotong
biaya sambil tetap mempertahankan kualitas.

Ini membantu untuk bekerja dengan produsen dan mencari tahu komponen betapa
berbedanya dalam prototipe mungkin berdampak biaya dan kualitas. Anda juga harus
melihat bahan baku yang berbeda dan melihat mana yang lebih menyenangkan estetis.
Tujuan Anda harus menemukan keseimbangan antara biaya dan kualitas tergantung pada
target pelanggan Anda. Jika Anda menargetkan pembeli mewah, misalnya, kualitas akan
lebih penting daripada biaya. Untuk pelanggan anggaran, itu akan menjadi sebaliknya.

Setelah Anda memiliki prototipe produksi-siap, anda dapat menemukan produsen dan mulai
menjual ide Anda ke dunia.

TAHAPAN – TAHAPAN KEGIATAN DESAIN PRODUK


Seorang product designer harus melalui tahapan – tahapan dalam merencanakan suatu
produk, tahapan tersebut yaitu :
A. Memformulasikan Hasil Marketing Research
Adapun yang menjadi titik tolak dalam tahapan kegiatan Desain Produk adalah riset
pemasaran. Untuk mengetahui produk yang diinginkan pelanggan, product designer dapat
memperoleh data dari riset pemasaran yang langsung berhubungan dengan pelanggan. Riset
ini dilakukan baik untuk produk yang betul – betul baru maupun untuk produk yang sudah
ada.
Pengembangan suatu riset dalam perusahaan akan menghasilkan sebuah gagasan atau ide
untuk membuat suatu produk, dimana ide tersebut diperoleh dari data yang didapatkan saat
riset itu sendiri dilakukan. Dalam riset pembuatan produk baru atau pengembangan produk
yang sudah ada, perusahaan harus mempertimbangkan hal – hal sebagai berikut :

• Keinginan pelanggan dalam hal kegunaan, kualitas, modal dan warna dari produknya
denga tidak mengabaikan penentuan harga
• Biaya dari pembuatan produk baru atau pengembangan dari produk yang sudah ada
apakah perusahaan mampu untuk membayarnya.

Untuk hal – hal tersebut diatas, maka riset ini perlu ditunjang dengan faktor – faktor yang
berupa waktu untuk menjalankan penelitian, mencari informasi atau keterangan berdasarkan
pengalaman.
B. Penciptaan Ide
Tahapan awal bagi kita dalam menentukan produk yang ingin diciptakan. Dalam tahapan
ini biasanya kita memikirkan ide tentang produk apa yang ingin kita buat. Baik produk
tersebut sudah ada di pasaran atau belum.
C. Membuat Sketsa
Dalam membuat sketsa, bentuk dari produk yang akan dibuat akan terlihat jelas satu dengan
yang lainnya. Sketsa tersebut dibuat untuk mempermudah dalam pembuatan gambar kerja (
blue Print ), sketsa dari masing – masing produk walaupun sketsa ini tidak menunjukan
ukuran – ukuran yang sebenarnya, tapi dapat terlihat dal skala perbandingan.
D. Membuat Prototype/Sample
Pada tahapan ini kita mulai membuat serta menguji ide yang telah terbentuk hingga
menjadi sebuah produk yang berkualitas dan sesuai dengan harapan.
E. Pengembangan Strategi Pemasaran
Tahapan kita dalam membuat dan menyusun strategi pemasaran efektif yang dapat
digunakan dalam memperkenalkan produk tersebut kepada konsumen.
F. Analisis Usaha
Dalam tahapan ini adalah kita melihat dan menganalisa apakah produk yang telah
dipasarkan dapat memperoleh keuntungan atau tidak
G. Pengembangan Produk
Pada tahapan ini kita mulai mengembangkan produk yang telah di konsep menjadi
sebuah produk yang sesuai dengan hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya.
• FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DESAIN PRODUK
Faktor-faktor yang mempengaruhi desain produk adalah sebagai berikut:
a. Fungsi Produk
Setiap produk yang akan dihasilkan mempunyai fungsi atau kegunaan yang berbeda, hal ini
tergantung untuk keperluan apa produk itu dibuat. Dengan demikian bahwa desain produk itu
berhubungan bentuk dan fungsi dari suatu produk. Keduanya memegang peranan penting
dalam menentukan suatu desain produk yang pada dasarnya untuk memberikan kepuasan
yang maksimal bagi konsumen atau pelanggan baik segi kualitan maupun segi kuantitas.
b. Standar dan Spesifikasi Desain
Dalam hal spesifikasi dan standar desain suatu produk akan terlihat dari :

• Sambungan – sambungan | Dalam hal ini perusahaan harus merencanakan bagaimana


menyambung bagian-bagian supaya tidak terlihat ada bagian yang kosong.

• Bagian | Bagian ini berfungsi untuk menyesuaikan ukuran keserasian desain


disambung dengan bagian lainnya, sehingga apabila disatukan menjadi satu kesatuan
yang kuat

• Bentuk | Pada waktu mendesain bentuk perlu diperhatikan mengenai keindahan


dengan penyesuaian menurut fungsi dan kegunaannya.

• Ukuran | Yaitu merencanakan ukuran yang seimbang dari bagian – bagian produk
secara keseluruhan.

• Mutu | Mutu suatu produk harus disesuaikan menurut fungsi produk tersebut, apabila
akan digunakan dalam jangka waktu lama, maka mutu produk tersebut harus tinggi
bila dibandingkan dengan produk yang akan digunakan dalam jangka waktu yang
pendek.

• Bahan | Apabila produk yang akan digunakan ingin mempunyai mutu yang baik,
maka bahan yang dipergunakan pun harus dapat menunjang agar semua yang
diharapkan dapat terwujud dan pelanggan merasakan kepuasan tersendiri.
• Warna | Warna mempunyai arti tersendiri bagi konsumen, karena tiap orang
mempunyai ciri dan kesukaan yang khas terhadap warna tertentu. Dan hal inilah yang
harus dicermati oleh perusahaan agar dapat bersaing dengan perusahaan lain yang
sejenis.

c. Tanggung jawab Produk


Ini adalah merupakan salah satu tanggung jawab dari produsen sebagai pembuat produk
kepada konsumen akan keselamatan dan kenyamanan pemakai produk tersebut. Oleh karena
itu faktor ini menjadi sangat penting untuk dipertimbangkan oleh perusahaan pada waktu
mendesain produk tersebut.
d. Harga dan Volume
Harga dihubungkan dengan jumlah produk yang akan dibuat, untuk produk yang akan dibuat
berdasarkan pesanan biasanya harga jualnya akan berbeda dengan produk yang dibuat untuk
dipasakan kepada konsumen luas yang harganya relatif lebih murah sehingga desain
produknya akan berbeda pula.
e. Prototype
Prototype merupakan model produk yang pertama yang akan dibuat, prototype ini
memperlihatkan bentuk serta fungsi yang sebenarnya, sehingga sebelum perusahaan
memproduksi maka prototype diusahakan untuk dibuat terlebih dahulu.
Dari pengujian prototype tersebut, apabila lulus uji coba mungkin memberikan gambaran
mengenai perubahan-perubahan yang perlu dilakukan serta sebagai informasi dalam
penyusunan terakhir desain produk.

• ALUR DAN PROSES KERJA PEMBUATAN PROTOTYPE PRODUK


BARANG/JASA
Diagram Alur Proses Produksi (Production Flow Chart Diagram)
Diagram alur proses produksi ini harus dibuat secara jelas terlebih dahulu sebelum
suatu proses produksi dijalankan. Berdasarkan diagram alur proses produksi tersebutlah
pengetesan dan monitoring atas barang dalam proses produksi (work in process) harus
dilakukan agar produk akhir bermutu sesuai dengan rencana. Seandainya timbul variasi mutu
pun, tingkat toleransinya dari penyimpan masih dalam batas-batas yang dapat diterima.
Artinya, melalui tes-tes pada berbagai tahapan proses produksi harus dilakukan agar bila
terjadi komponen atau barang yang cacat (defect) dapat segera diketahui untuk segera
ditindak lanjuti. Masing-masing jenis industri manufaktur mempunyai diagram alur proses
produksi yang berbeda satu sama lain karena produk yang harus dihasilkan berbeda. Bahkan
untuk produk yang sejenis pun, diagram alur proses produksinya belum tentu persis sama
karena masing-masing mempunyai ciri khas atau spesifikasi sendiri-sendiri.
Diagram alur proses produksi yang berbeda produk, misalnya diagram alur proses produksi
tekstil sama sekali berbeda dengan diagram alur proses produksi pembuatan obat-obatan
(farmasi). Akan tetapi, walaupun sama-sama industri manufaktur farmasi (obat-obatan),
diagram alur proses produksinya dapat berbeda, misalnya yang satu berbentuk tablet,
sedangkan yang lain berbentuk cair.

Tujuan Pembuatan Alur Kerja


• Meminimalkan biaya / memaksimalkan laba
• Memaksimalkan proses pembuatan
• Meminimalkan perubahan dalam nilai produksi
• Meminimalkan perubahan dalam tingkat tenaga kerja
• Memaksimalkan pemanfaatan pabrik dan perlengkapan

Manfaat Perencanaan

Terdapat dua alasan mendasar tentang perlunya sebuah perencanaan yaitu :

1. Untuk mencapai “Protective Benfits” yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan


terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan.
2. Untuk mencapai “Positive Benefits” daam bentuk mengingkatnya kemungkinan
sukses pencapaian tujuan atau target dari suatu perusahaan.

Tujuan dari pembuatan sebuah perencanaan sebenarnya cukup simple karena pada dasarnya
perencanaan sendiri bertujuan untuk dapat meningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan
atau target yang telah di tentukan. Adapun kelebihan dan kekurangan yang diakibatkan oleh
perencanaan antara lain :
Kelebihan Perencanaan

1. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang dapat terjadi
2. Memungkinkan manajemen memahami keseluruhan gambaran operasi yang
diinginkan
3. Membantu penempatan tanggung jawab secara lebih jelas dan tepat
4. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi
5. Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi
6. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah di pahami
7. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
8. Menghemat waktu, usaha, dan dana

Kelemahan Perencanaan

1. Pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan terkadang berlebihan atau tidak sesuai
dengan kenyataannya.
2. Perencanaan cenderung menunda kegiatan
3. Perencanaan mungkin terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif dan berinovasi
4. Kadang-kadang hasil yang paling baik didapatkan oleh penanganan setiap masalah
pada saat masalah tersebut terjadi

Anda mungkin juga menyukai