Anda di halaman 1dari 12

PENGERTIAN PROTOTYPE PRODUK

Fenomena dewasa ini banyak manajer menjalankan Total Quality Management


(TQM) sebagai prioritas untuk peningkatan dan pengendalian kualitas produk. Karena
kualitas suatu produk berhubungan erat dengan kepuasan pelanggan (customer satisfaction)
serta keuntungan industri. Dengan kualitas yang lebih tinggi akan menghasilkan kepuasan
pelanggan yang lebih tinggi, sekaligus mendukung harga yang lebih tinggi dan sering juga
biaya lebih rendah.
Perhatian terhadap kualitas yang terbaik adalah bukan pada produk akhir. Hal ini
penting agar produk akhir yang dihasilkan adalah produk yang bebas cacat dan tidak ada lagi
pemborosan karena produk tersebut dibuang atau dikerjakan ulang. Maka sebaiknya
perhatian terhadap kualitas harus dimulai pada saat awal pembangunan produk. Tahapan
yang sangat penting dalam perencanaan awal pembuatan produk adalah pembuatan prototipe
produk.
Prototipe produk (purwa–rupa produk) adalah bentuk dasar dari sebuah produk
merupakan tahapan yang sangat penting dalam rencana pembuatan produk karena
menyangkut keunggulan produk yang akan menentukan kemajuan suatu usaha di masa
mendatang. Dikatakan sebagai tahapan yang sangat penting karena prototipe dibuat untuk
diserahkan pada pelanggan (lead–user) agar pelanggan dapat mencoba kinerja prototipe
tersebut. Selanjutnya jika pelanggan memiliki komplain ataupun masukan mengenai protipe
tersebut maka industri mendokumentasikannya untuk proses perbaikan prototipe tersebut.
Sehingga menciptakan suatu sistem inovasi produk yang dibangun bersama-sama antara
industri dan pelanggan sebagai upaya pemenuhan kepuasan pelanggan (customers).

Sebagai bentuk dasar produk, prototipe memiliki bagian yang ukuran dan bahan sama
seperti jenis produk yang akan dibuat tetapi tidak harus difabrikasi dengan proses sebenarnya
ditujukan untuk pengetesan untuk menentukan apakah produk bekerja sesuai desain yang
diinginkan dan apakah produk memuaskan kebutuhan pelanggan. Prototipe seperti ini disebut
alpha prototype ada juga yang disebut beta prototype yang dibuat dengan bagian yang
disuplai oleh proses produksi sebenarnya, tetapi tidak rakit dengan proses akhir ditujukan
untuk menjawab pertanyaan akan performance dan ketahanan uji untuk menemukan
perubahan yang perlu pada produk final.
TAHAPAN-TAHAPAN PROTOTYPE
Berikut tahapan prototype:

 Pendefinisian produk: merupakan penerjemahan konsep teknikal yang


berhubungan dengan kebutuhan dan perilaku konsumen kedalam bentuk
perancangan termasuk aspek hukum produk dan aspek hukum yang melibatkan
keamanan dan perlindungan terhadap konsumen.

 Working model: dibuat tidak harus mempresentasikan fungsi produk secara


keseluruhan dan dibuat pada skala yang seperlunya saja untuk membuktikan
konsep dari pembuatan produk dan menemukan hal-hal yang tidak sesuai dengan
konsep yang telah dibuat. Working model juga dibangun untuk menguji
parameter fungsional dan membantu perancangan prototipe rekayasa.

 Prototipe rekayasa (engineering prototype): dibuat seperti halnya working model


namun mengalami perubahan tingkat kompleksitas maupun superioritas dari
working model, dibangun mencapai tingkat kualitas teknis tertentu agar dapat
diteruskan menjadi prototipe produksi atau untuk dilanjutkan pada tahapan
produksi.

 Prototipe rekayasa ini dibuat untuk keperluan pengujian kinerja operasional dan
kebutuhan rancangan sistem produksi.

 Prototipe produksi (production prototype): bentuk yang dirancang dengan


seluruh fungsi operasional untuk menentukan kebutuhan dan metode produksi
dibangun pada skala sesungguhnya dan dapat menghasilkan data kinerja dan
daya tahan produk dan part-nya.

 Qualified production item: dibuat dalam skala penuh berfungsi secara penuh dan
diproduksi pada tahap awal dalam jumlah kecil untuk memastikan produk
memenuhi segala bentuk standar maupun peraturan yang diberlakukan terhadap
produk tersebut biasanya untuk diuji-cobakan kepada umum.

 Untuk mematangkan produk yang hendak diproduksi secara komersil, maka


produk perlu memasuki pasar untuk melihat ancaman-ancaman produk yang
terjadi; misal: keamananan, regulasi, tanggung jawab, ketahanan dan kerusakan
(wear–and–tear), pelanggaran, siklus break even dan polusi, dan konsekuensinya
diperlukan peningkatan program pemasaran.

 Model: merupakan alat peraga yang mirip produk yang akan dibangun (look–
like–models). Secara jelas menggambarkan bentuk dan penampilan produk baik
dengan skala yang diperbesar, 1:1, atau diperkecil untuk memastikan produk
yang akan dibangun sesuai dengan lingkungan produk maupun lingkungan user.

 Prototipe adalah bentuk efektif dalam mengkomunikasikan konsep produk


namun jangan sampai menyerupai bentuk produk sebenarnya karena
mengandung resiko responden akan menyamakannya dengan produk akhir.

PENGERTIAN KEMASAN PRODUK


Kemasan adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna,
citra, tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat
dipasarkan. Kemasan digunakan untuk membungkus, melindungi, mengirim, mengeluarkan,
menyimpan, mengidentifikasi dan membedakan sebuah produk di pasar (Klimchuk dan
Krasovec, 2006:33).
Menurut Kotler & Keller (2009:27), pengemasan adalah kegiatan merancang dan
memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah produk. Pengemasan adalah aktivitas
merancang dan memproduksi kemasan atau pembungkus untuk produk. Biasanya fungsi
utama dari kemasan adalah untuk menjaga produk. Namun, sekarang kemasan menjadi faktor
yang cukup penting sebagai alat pemasaran (Rangkuti, 2010:132).
Kemasan yang dirancang dengan baik dapat membangun ekuitas merek dan
mendorong penjualan. Kemasan adalah bagian pertama produk yang dihadapi pembeli dan
mampu menarik atau menyingkirkan pembeli. Pengemasan suatu produk biasanya dilakukan
oleh produsen untuk dapat merebut minat konsumen terhadap pembelian barang. Produsen
berusaha memberikan kesan yang baik pada kemasan produknya dan menciptakan model
kemasan baru yang berbeda dengan produsen lain yang memproduksi produk-produk sejenis
dalam pasar yang sama.

FUNGSI KEMASAN PRODUK


Banyak perusahaan yang sangat memperhatikan pembungkus suatu barang sebab mereka
menganggap bahwa fungsi kemasan tidak hanya sebagai pembungkus, tetapi jauh lebih luas
dari pada itu. Simamora (2007) mengemukakan pengemasan mempunyai dua fungsi yaitu:
 Fungsi Protektif

Berkenaan dengan proteksi produk, perbedaan iklim, prasarana transportasi, dan saluran
distribusi yang semua berimbas pada pengemasan. Dengan pengemasan protektif, para
konsumen tidak perlu harus menanggung risiko pembelian produk rusak atau cacat.

 Fungsi Promosional

Peran kemasan pada umumnya dibatasi pada perlindungan produk. Namun kemasan juga
digunakan sebagai sarana promosional. Menyangkut promosi, perusahaan
mempertimbangkan preferensi konsumen menyangkut warna, ukuran, dan penampilan.
Sedangkan menurut Kotler (1999:228), terdapat empat fungsi kemasan sebagai satu alat
pemasaran, yaitu :

 Self service. Kemasan semakin berfungsi lebih banyak lagi dalam proses
penjualan, dimana kemasan harus menarik, menyebutkan ciri-ciri produk,
meyakinkan konsumen dan memberi kesan menyeluruh yang mendukung
produk.

 Consumer offluence. Konsumen bersedia membayar lebih mahal bagi


kemudahan, penampilan, ketergantungan dan prestise dari kemasan yang lebih
baik.

 Company and brand image. Perusahaan mengenal baik kekuatan yang dikandung
dari kemasan yang dirancang dengan cermat dalam mempercepat konsumen
mengenali perusahaan atau merek produk.

 Inovational opportunity. Cara kemasan yang inovatif akan bermanfaat bagi


konsumen dan juga memberi keuntungan bagi produsen.

Selain berfungsi sebagai media pemasaran, kemasan juga memiliki beberapa fungsi lain,
yaitu sebagai berikut:

 Kemasan melindungi produk dalam pergerakan. Salah satu fungsi dasar kemasan
adalah untuk mengurangi terjadinya kehancuran, busuk, atau kehilangan melalui
pencurian atau kesalahan penempatan.

 Kemasan memberikan cara yang menarik untuk menarik perhatian kepada


sebuah produk dan memperkuat citra produk.
 Kombinasi dari keduanya, marketing dan Logistik dimana kemasan menjual
produk dengan menarik perhatian dan mengkomunikasikannya.

TUJUAN KEMASAN PRODUK


Menurut Louw dan Kimber (2007), kemasan dan pelabelan kemasan mempunyai
beberapa tujuan, yaitu:

 Physical Production. Melindungi objek dari suhu, getaran, guncangan, tekanan


dan sebagainya.

 Barrier Protection. Melindungi dari hambatan oksigen uap air, debu, dan
sebagainya.

 Containment or Agglomeration. Benda-benda kecil biasanya dikelompokkan


bersama dalam satu paket untuk efisiensi transportasi dan penanganan.

 Information Transmission. Informasi tentang cara menggunakan transportasi,


daur ulang, atau membuang paket produk yang sering terdapat pada kemasan
atau label.

 Reducing Theft. Kemasan yang tidak dapat ditutup kembali atau akan rusak
secara fisik (menunjukkan tanda-tanda pembukaan) sangat membantu dalam
pencegahan pencurian. Paket juga termasuk memberikan kesempatan sebagai
perangkat anti-pencurian.

 Fitur yang menambah kenyamanan dalam distribusi, penanganan, penjualan,


tampilan, pembukaan, kembali penutup, penggunaan dan digunakan kembali.

 Kemasan dan label dapat digunakan oleh pemasar untuk mendorong calon
pembeli untuk membeli produk.

JENIS-JENIS KEMASAN
Berdasarkan struktur isi, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

 Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kaleng
susu, botol minuman, dll).

 Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok


kemasan lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak
kayu untuk wadah buah-buahan yang dibungkus dan sebagainya.
 Kemasan Tersier dan Kuarter, yaitu kemasan yang diperlukan untuk menyimpan,
pengiriman atau identifikasi. Kemasan tersier umumnya digunakan sebagai
pelindung selama pengangkutan.

Berdasarkan frekuensi pemakaiannya, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

 Kemasan sekali pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang


setelah satu kali pakai. Contohnya bungkus plastik, bungkus permen, bungkus
daun, karton dus, makanan kaleng.

 Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (Multi Trip), kemasan jenis ini
umumnya tidak dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada
agen penjual untuk kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik. Contohnya botol
minuman dan botol kecap.

 Kemasan yang tidak dibuang (Semi Disposable). Kemasan ini biasanya


digunakan untuk kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai.
Contohnya kaleng biskuit, kaleng susu dan berbagai jenis botol.

Berdasarkan tingkat kesiapan pakai, kemasan dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

 Kemasan siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk
yang telah sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol,
wadah kaleng, dan sebagainya.

 Kemasan siap dirakit, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan
sebelum pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder
fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastic.

PENGERTIAN SKETSA
Menurut Linda Murray dan Peter, Sketsa adalah rancangan kasar dari suatu komposisi
atau sebagian komposisi dibuat demi kepuasan pribadi. Pada tahap ini ada beberapa hal yang
menjadi acuan yaitu skala, perbandingan, komposisi, penyinaran dan lain sebagainya.
Sementara menurut H.W Flower, Sketsa adalah begitu saja tanpa persiapan.
Merupakan gambaran atau lukisan pendahuluan yang kasar, ringan dan semata-mata garis
besar. Kegiatan menggambar sketsa pada dasarnya memerlukan alat dan bahan yang sangat
sederhana untuk dapat membuat tanda goresan yang mewakili bentuk sesungguhnya.
Beberapa garis yang digoreskan pada bidang datar dapat memberikan suatu kesan
simbol tentang bentuk yang ada di sekitar kita atau gagasan tentang sesuatu yang terlihat dan
terlintas dalam benak seseorang.
Dengan demikian pikiran dan perasaan dapat diungkapkan dalam bentuk visual
melalui kegiatan menggambar, sehingga menggambar termasuk kegiatan mendasar dalam
berkarya seni rupa.
Kegiatan menggambar sketsa dapat dianalogikan dengan kegiatan menulis. Ketika
kita hendak menulis, sebelum dapat menulis kalimat yang baik kita cenderung menulis dan
merangkai beberapa kata terlebih dahulu hingga diperoleh kalimat yang sesuai.
Demikian pula halnya dengan kegiatan menggambar sketsa. Sebelum dapat membuat
karya seni rupa yang utuh, umumnya para seniman membuat sketsa terlebih dahulu.
Menurut Fajar Sidik (1981) garis atau penggarisan merupakan unsur yang paling
menonjol hakiki dalam seni lukis, akan tetapi pada dasarnya terdapat perbedaan antara sketsa
dengan lukisan. Ada ungkapan yang menarik yang disampaikan oleh Kusnadi, seorang
seniman dan kritikus seni rupa.
Sketsa ibarat gesekan biola tunggal, sedangkan lukisan merupakan sebuah orkes yang
lengkap.
Ungkapan ini menyatakan dua hal, pertama, sketsa sebagai ungkapan estetis
dihadirkan secara sangat sederhana karena menggunakan garis secara hemat dan selektif.
Umumnya sketsa dikerjakan dengan cepat dan secara spontan. Jika sketsa dibangun
oleh unsur-unsur garis sebagai medium utamanya, lukisan merupakan ungkapan lengkap,
dalam arti penyajiannya dibangun dengan menggunakan unsur-unsur lain, seperti tekstur,
kedalaman/ruang, gelap-terang, dan warna di samping unsur garis.
Bahkan, dalam lukisan unsur warna menjadi penting sebagai unsur tambahannya
(Schinneller,1966). Sebagaimana halnya dengan karya lukisan, sketsa juga memiliki
keragaman tema, gaya dan teknik pengungkapannya. Perbedaan yang mencolok hanyalah
pada medium pengucapannya.
JENIS-JENIS SKETSA

 Gambar garis besar yaitu sketsa yang membuat garis-garis bentuk sederhana
tanpa rincian dan tidak selesai.
 Sketsa cepat yaitu sketsa yang menggunakan beberapa garis saja untuk
menampilkan citra suatu sketsa yang sudah selesai.

 Studi citra yaitu sketsa yang berupa coretan dengan cepat dan kurang terperinci
hanya menunjukan bentuk global.

KOMPOSISI UNSUR SKETSA


Komposisi memiliki peranan penting dalam terciptanya sebuah sketsa yang bagus.
Komposisi atau susunan unsur-unsur dalam seni rupa harus berada pada perbandingan yang
tepat agar dihasilkan karya yang pas. Adapun unsur-unsur dalam sketsa antara lain :

 Garis – Garis adalah unsur yang memiliki peran utama di dalam membentuk
komposisi. Jenis garis yang dapat membentuk komposisi : komposisi garis lurus;
komposisi garis lengkung.

 Warna – Meskipun umumnya sketsa terdiri dari satu jenis warna, akan tetapi
pengaturan komposisi warna pada objek sktesa sangat diperlukan agar
memberikan kesan harmonis. Komposisi warna pada sketsa umumnya diatur
berdasarkan gelap terang pencahayaan.

 Bidang dan bentuk – Bidang dan bentuk adalah unsur yang dibentuk melalui
garis-garis yang disusun atau digores sedemikian rupa. Keharmonisan dari
komposisi bentuk ditentukan dari berbagai faktor unsur-unsurnya yaitu simetris,
asimetris, sentral, dan diagonal.

 Efek pencahayaan – Unsur gelap terang merupakan pelengkap dalam


pengkomposisian warna. Meskipun sketsa cenderung berupa gambar kasar yang
tidak selesai, akan tetapi goresan-goresan yang dihasilkan kerap kali
menghasilkan efek gelap terang sehingga sebuah objek dapat diamati dengan
cukup jelas.

ATURAN DALAM MEMBUAT SKETSA

 Membuat kerangka gambar yang terdiri dari garis-garis vertical, horizontal,


maupun lengkung secara tipis.

 Menggambar garis sekundernya, misalnya melukis kerangka kubus atau kotak


dalam keadaan tipis
 Menebalkan garis sketsa yang sudah benar. Ketebalan sesuai dengan karakter
jenis garis yang diinginkan.

FUNGSI ATAU MANFAAT SKETSA


Senada dengan defenisinya, sktesa memiliki beberapa fungsi yaitu :

 Untuk lebih memfokuskan gambaran atau gagasan tema

 Meminimalisir kesalahan

 Mempertajam pengamatan

 Meningkatkan kemampuan koordinasi hasil pengamatan dan keterampilan


tangan.

Jika Anda membaca ini, Anda mungkin sudah memiliki ide untuk produk. Ini
mungkin sebuah sketsa sederhana di belakang serbet, 3D render, atau bahkan sepenuhnya
fleshed bukti dari konsep.

Langkah Anda selanjutnya adalah untuk mengubah gambaran kasar ini menjadi
prototipe fungsional. Kami akan berbagi proses untuk membuat prototipe Anda sendiri di
bawah ini:

1. Membuat diagram rinci atau sketsa

Langkah pertama dalam menciptakan prototipe adalah untuk menciptakan sebuah


konsep sketsa rinci atau diagram. Tujuan Anda harus menangkap ide sebanyak mungkin
dengan cara visual yang.

Idealnya, Anda harus memiliki dua sketsa konsep:

·       Sebuah sketsa desain yang menunjukkan bagaimana produk mungkin muncul setelah selesai

·       Sebuah sketsa teknis yang menunjukkan dimensi produk, bahan, dan bekerja.

Anda dapat menggunakan perangkat lunak untuk melakukan hal ini, tapi pena dan
kertas kerja yang lebih baik. Anda bahkan dapat beralih ke pena dan kertas gambar-gambar
ini ketika Anda mengajukan paten. Jangan ragu untuk bereksperimen dan menjadi kreatif
dalam langkah ini. Kau jauh dari manufaktur pada saat ini; jangan takut untuk mencoba hal-
hal baru.
2. Membuat model 3D (optional)

Selanjutnya (optional) Langkah ini untuk mentransfer sketsa konsep Anda ke


perangkat lunak pemodelan 3D. Ini akan membantu Anda (dan setiap pihak ketiga seperti
investor atau mitra) memvisualisasikan produk yang lebih baik. Anda juga dapat
menggunakan model ini untuk membuat salinan cetak 3D prototipe Anda.

Manfaat lain dari model 3D adalah bahwa Anda dapat menggunakan aplikasi
augmented reality seperti Augment.com untuk memvisualisasikan itu di dunia nyata. Ini
bekerja sangat baik untuk menunjukkan ukuran, bentuk, dan desain sebuah ide produk. Hal
ini dapat mahal untuk bisnis kecil yang belum diluncurkan belum, meskipun.

Ada sejumlah alat yang dapat digunakan untuk membuat model 3D sederhana.
Shapeways memiliki daftar yang baik dari kedua sumber informasi gratis dan berbayar.

Terkait: Bagaimana Menemukan Trending Produk Untuk Dijual Online

3. Buat “bukti dari konsep”

Sekarang tiba bagian menyenangkan: benar-benar membangun ide produk.

Bagaimana Anda membangun bukti pertama Anda dari konsep akan tergantung pada
sejumlah hal. Jika Anda memiliki produk sederhana yang Anda sudah dimodelkan dalam
perangkat lunak 3D, Anda hanya bisa mendapatkannya 3D dicetak untuk menciptakan “bukti
dari konsep” Anda.

Namun, jika Anda memiliki produk yang kompleks dengan sejumlah bagian mekanik
atau elektronik, Anda harus berimprovisasi lebih keras.

Ingat bahwa bukti dari konsep tidak harus terlihat baik atau bahkan menyerupai
produk akhir. Ini hanya harus bekerja. Anda bahkan dapat menggunakan produk rumah
tangga biasa untuk membuat model ini tahap awal.

Untuk produk yang lebih kompleks, Anda mungkin harus mencari bantuan dari
seorang tukang atau masinis.

4. Buat prototipe pertama Anda


Bukti dari konsep menunjukkan bahwa produk Anda bekerja. Model 3D Anda
menunjukkan apa yang mungkin terlihat seperti.

Langkah Anda selanjutnya adalah untuk menggabungkan pelajaran dari bukti konsep
dan model 3D untuk membuat prototipe pertama Anda.

Ini harus menjadi model yang cukup rinci yang terlihat seperti produk akhir Anda dan
memiliki fungsi yang sama.

Itu tidak selalu mungkin untuk menciptakan detail pertama prototipe ini saja.
Tergantung pada kompleksitas, Anda mungkin ingin mendapatkan bantuan dari masinis atau
desainer prototipe khusus.

Anda dapat menggunakan direktori seperti Thomas Net dan Engineering.com untuk


menemukan desainer prototipe.Thomas Net memiliki ribuan desainer prototipe dan produsen
untuk memilih.

Karena ini hanya prototipe pertama, Anda tidak perlu khawatir terlalu banyak tentang
jenis bahan yang digunakan atau bahkan biaya. Tujuan Anda adalah untuk mendapatkan
model kerja yang menyerupai produk akhir Anda.

5. Membuat prototipe produksi-siap

Langkah terakhir sebelum Anda sampai ke manufaktur adalah untuk memangkas


lemak dari prototipe pertama Anda dan mendapatkannya untuk negara produksi-siap.

Ini pada dasarnya adalah proses biaya dan kelayakan analisis. Anda harus pergi
melalui setiap bagian dari prototipe dan mencari cara untuk memotong biaya tanpa
mengorbankan fungsionalitas.

Pada waktu yang sama, Anda harus melihat cara untuk meningkatkan estetika produk
atau daya tahan.

Misalnya, Anda mungkin mengganti bagian plastik yang sering digunakan dengan
logam, dan bagian logam kecil-digunakan dengan plastik. Ini akan membantu Anda
memotong biaya sambil tetap mempertahankan kualitas.
Ini membantu untuk bekerja dengan produsen dan mencari tahu komponen betapa
berbedanya dalam prototipe mungkin berdampak biaya dan kualitas. Anda juga harus melihat
bahan baku yang berbeda dan melihat mana yang lebih menyenangkan estetis.

Tujuan Anda harus menemukan keseimbangan antara biaya dan kualitas tergantung
pada target pelanggan Anda. Jika Anda menargetkan pembeli mewah, misalnya, kualitas akan
lebih penting daripada biaya. Untuk pelanggan anggaran, itu akan menjadi sebaliknya.

Setelah Anda memiliki prototipe produksi-siap, anda dapat menemukan produsen dan


mulai menjual ide Anda ke dunia.

Anda mungkin juga menyukai