Anda di halaman 1dari 11

Modul 4 Konsep Desain/Prototype dan Kemasan Produk

II. KONSEP DESAIN PROTOTYPE PERANGKAT LUNAK

Desain perangkat lunak termasuk dalam inti teknik dari proses rekayasa perangkat
lunak dan diaplikasikan tanpa memperhatikan model proses perangkat lunak yang
digunakan. Begitu persyaratan perangkat lunak telah mulai dianalisis dan ditentukan,
desain perangkat lunak menjadi yang pertama dari ketiga aktivitas teknik (desain,
pembuatan kode dan pengujian) yang diperlukan untuk membangun dan menguji
perangkat lunak. Persyaratan perangkat lunak diwujudkan oleh data, fungsional, dan
model-model perilaku, serta mengisi langkah desain. Dengan menggunakan satu dari
sejumlah metode desain, langkah desain menghasilkan :
a. Desain data
b. Desain arsitektur
c. Desain interface
d. Desain procedural
Selama proses desain, kita dapat membuat keputusan yang akan mempengaruhi
kesuksesan konstruksi perangkat lunak dan kemudahan dalam perawatannya. Desain
sangat penting karena dapat menentukan kualitas dari suatu perangkat lunak.
Berikut ini macam-macam desain perangkat lunak berdasarkan metode desain yang
telah disebutkan di atas.
a. Desain Arsitektur
Desain arsitektur digunakan untuk mengembangkan struktur program modular dan
merepresentasikan control antarmodul. Metode desain yang disajikan pada bagian ini
mendorong perekayasa perangkat lunak untuk berkonsentrasi pada desain arsitektur
sebelum merancang sebuah prototype. Faktor seleksi yang penting untuk suatu metode
desain adalah luasnya aplikasi dan aplikasi dapat diaplikasikan. Desain berorientasi
pada aliran data yang dapat menyetujui rentang area aplikasi yang luas.
b. Desain Interface
Desain interface memberikan suatu gambaran mengenai struktur program pada
perekayasa perangkat lunak. Berikut ini fokus desain interface :
Modul 4 Konsep Desain/Prototype dan Kemasan Produk

1) Desain interface antarmodul.


2) Desain interface antara perangkat lunak dan entitas eksternal.
3) Desain interface manusia dengan komputer.
c. Desain Prosedural
Tujuan dari desain prosedural adalah untuk menetapkan detail algoritma yang akan
dinyatakan dalam suatu bahasa tertentu. Desain prosedural akan dilakukan setelah
diselesaikannya perancangan desain data, arsitektur, dan antarmuka software.
d. Desain Coding
Desain coding merupakan tahap konstruksi perangkat lunak yang dibangun dari
model dan desain sebelumnya. Masing-masing bahasa pemrograman memiliki format
yang berbeda-beda.

III. KONSEP DESAIN KEMASAN PRODUK

A. Pengertian Kemasan
Kemasan adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna,
citra, tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk
dapat dipasarkan. Kemasan digunakan untuk membungkus, melindungi, mengirim,
mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi dan membedakan sebuah produk di
pasar (Klimchuk dan Krasovec, 2006:33).

Menurut Kotler & Keller (2009:27), pengemasan adalah kegiatan merancang dan
memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah produk. Pengemasan adalah
aktivitas merancang dan memproduksi kemasan atau pembungkus untuk produk.
Biasanya fungsi utama dari kemasan adalah untuk menjaga produk. Namun, sekarang
kemasan menjadi faktor yang cukup penting sebagai alat pemasaran (Rangkuti,
2010:132).
Modul 4 Konsep Desain/Prototype dan Kemasan Produk

Kemasan yang dirancang dengan baik dapat membangun ekuitas merek dan
mendorong penjualan. Kemasan adalah bagian pertama produk yang dihadapi
pembeli dan mampu menarik atau menyingkirkan pembeli. Pengemasan suatu
produk biasanya dilakukan oleh produsen untuk dapat merebut minat konsumen
terhadap pembelian barang. Produsen berusaha memberikan kesan yang baik pada
kemasan produknya dan menciptakan model kemasan baru yang berbeda dengan
produsen lain yang memproduksi produk-produk sejenis dalam pasar yang sama.

B. Fungsi Kemasan
Banyak perusahaan yang sangat memperhatikan pembungkus suatu barang sebab
mereka menganggap bahwa fungsi kemasan tidak hanya sebagai pembungkus, tetapi
jauh lebih luas dari pada itu. Simamora (2007) mengemukakan pengemasan
mempunyai dua fungsi yaitu:
1. Fungsi Protektif
Berkenaan dengan proteksi produk, perbedaan iklim, prasarana transportasi, dan
saluran distribusi yang semua berimbas pada pengemasan. Dengan pengemasan
protektif, para konsumen tidak perlu harus menanggung risiko pembelian produk
rusak atau cacat.
2. Fungsi Promosional
Peran kemasan pada umumnya dibatasi pada perlindungan produk. Namun
kemasan juga digunakan sebagai sarana promosional. Menyangkut promosi,
perusahaan mempertimbangkan preferensi konsumen menyangkut warna,
ukuran, dan penampilan.

Sedangkan menurut Kotler (1999:228), terdapat empat fungsi kemasan sebagai satu
alat pemasaran, yaitu :
1. Self service. Kemasan semakin berfungsi lebih banyak lagi dalam proses penjualan,
dimana kemasan harus menarik, menyebutkan ciri-ciri produk, meyakinkan
konsumen dan memberi kesan menyeluruh yang mendukung produk.
Modul 4 Konsep Desain/Prototype dan Kemasan Produk

2. Consumer offluence. Konsumen bersedia membayar lebih mahal bagi kemudahan,


penampilan, ketergantungan dan prestise dari kemasan yang lebih baik.
3. Company and brand image. Perusahaan mengenal baik kekuatan yang dikandung
dari kemasan yang dirancang dengan cermat dalam mempercepat konsumen
mengenali perusahaan atau merek produk.
4. Inovational opportunity. Cara kemasan yang inovatif akan bermanfaat bagi
konsumen dan juga memberi keuntungan bagi produsen.

Selain berfungsi sebagai media pemasaran, kemasan juga memiliki beberapa fungsi
lain, yaitu sebagai berikut:
1. Kemasan melindungi produk dalam pergerakan. Salah satu fungsi dasar kemasan
adalah untuk mengurangi terjadinya kehancuran, busuk, atau kehilangan melalui
pencurian atau kesalahan penempatan.
2. Kemasan memberikan cara yang menarik untuk menarik perhatian kepada sebuah
produk dan memperkuat citra produk.
3. Kombinasi dari keduanya, marketing dan Logistik dimana kemasan menjual
produk dengan menarik perhatian dan mengkomunikasikannya.

C. Tujuan Kemasan
Menurut Louw dan Kimber (2007), kemasan dan pelabelan kemasan mempunyai
beberapa tujuan, yaitu:
1. Physical Production. Melindungi objek dari suhu, getaran, guncangan, tekanan dan
sebagainya.
2. Barrier Protection. Melindungi dari hambatan oksigen uap air, debu, dan
sebagainya.
3. Containment or Agglomeration. Benda-benda kecil biasanya dikelompokkan
bersama dalam satu paket untuk efisiensi transportasi dan penanganan.
Modul 4 Konsep Desain/Prototype dan Kemasan Produk

4. Information Transmission. Informasi tentang cara menggunakan transportasi, daur


ulang, atau membuang paket produk yang sering terdapat pada kemasan atau
label.
5. Reducing Theft. Kemasan yang tidak dapat ditutup kembali atau akan rusak secara
fisik (menunjukkan tanda-tanda pembukaan) sangat membantu dalam pencegahan
pencurian. Paket juga termasuk memberikan kesempatan sebagai perangkat anti-
pencurian.
6. Convenience. Fitur yang menambah kenyamanan dalam distribusi, penanganan,
penjualan, tampilan, pembukaan, kembali penutup, penggunaan dan digunakan
kembali.
7. Marketing. Kemasan dan label dapat digunakan oleh pemasar untuk mendorong
calon pembeli untuk membeli produk.

D. Jenis-jenis Kemasan
Berdasarkan struktur isi, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kaleng
susu, botol minuman, dll).
2. Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok
kemasan lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak
kayu untuk wadah buah-buahan yang dibungkus dan sebagainya.
3. Kemasan Tersier dan Kuarter, yaitu kemasan yang diperlukan untuk menyimpan,
pengiriman atau identifikasi. Kemasan tersier umumnya digunakan sebagai
pelindung selama pengangkutan.

Berdasarkan frekuensi pemakaiannya, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:


1. Kemasan sekali pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah
satu kali pakai. Contohnya : bungkus plastik, bungkus permen, bungkus daun,
karton dus, makanan kaleng.
Modul 4 Konsep Desain/Prototype dan Kemasan Produk

2. Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (Multi Trip), kemasan jenis ini
umumnya tidak dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada agen
penjual untuk kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik. Contohnya botol
minuman dan botol kecap.
3. Kemasan yang tidak dibuang (Semi Disposable). Kemasan ini biasanya digunakan
untuk kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai. Contohnya kaleng
biskuit, kaleng susu dan berbagai jenis botol.
Berdasarkan tingkat kesiapan pakai, kemasan dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Kemasan siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang
telah sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol, wadah
kaleng, dan sebagainya.
2. Kemasan siap dirakit, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan
sebelum pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder
fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik.

E. Desain Kemasan
Hermawan Kertajaya , seorang pakar marketing menyimpulkan bahwa saat ini fungsi
kemasan bukan lagi sebagai pelindung atau wadah namun juga merupakan suatu alat
promosi dari produk yang dikemasnya (Natadjaja, 2007). Faktor-faktor desain
kemasan meliputi,
1. Faktor keamanan
Kemasan harus melindungi produk terhadap berbagai kemungkinan yang dapat
menjadi penyebab timbulnya kerusakan barang.
2. Faktor ekonomi
Perhitungan biaya produksi yang efektif termasuk pemilihan bahan, sehingga tidak
melebihi proporsi manfaatnya.
3. Faktor pendistribusian
Modul 4 Konsep Desain/Prototype dan Kemasan Produk

Kemasan harus mudah didistribusikan hingga ke tangan konsumen, kemudahan


penyimpanan dan pemajangan perlu dipertimbangkan sehingga tidak menyulitkan
perletakan di rak atau tempat pemajangan.
4. Faktor komunikasi
Sebagai media komunikasi kemasan menerangkan dan mencerminkan produk,
citra merk dan juga bagian dari produksi dengan pertimbangan mudah dilihat,
dipahami dan diingat.
5. Faktor ergonomi
Pertimbangan agar kemasan mudah dibawa dan dipegang, dibuka dan mudah
diambil sangatlah penting.
6. Faktor estetika
Keindahan pada kemasan merupakan daya tarik visual yang mencakup
pertimbangan penggunaan warna, bentuk, merek, ilustrasi, huruf, tata letak dan
maskot, tujuannya adalah mencapai mutu daya tarik visual secara optimal.
7. Faktor identitas
Secara keseluruhan kemasan harus berbeda dengan kemasan lain, memiliki
identitas produk agar mudah dikenali dan dibedakan dengan produk lain.
8. Faktor promosi
Kemasan punya peranan penting dalam bidang promosi, dalam hal ini kemasan
berfungsi sebagai ”silent sales person”.
9. Faktor lingkungan
Dalam situasi dan kondisi sekarang ini masalah lingkungan sangatlah penting,
untuk itu banyak perusahaan yang menggunakan kemasan yang ramah lingkungan
dan dapat didaur ulang dan dipakai ulang.
Sebuah kemasan mempunyai daya tarik, digolongkan menjadi dua yaitu (Wirya,
1999) :
1. Daya tarik visual
Modul 4 Konsep Desain/Prototype dan Kemasan Produk

Daya tarik visual pada penampilan kemasan yang mencakup unsur-unsur grafis
untuk menciptakan suatu kesan. Sebuah desain yang baik harus mampu
mempengaruhi konsumen untuk memberikan respon positif tanpa disadarinya.
2. Daya tarik praktis
Daya tarik praktis merupakan efektifitas dan efisiensi suatu kemasan yang
ditujukan kepada konsumen maupun distributor. Sebuah kemasan yang berhasil
merupakan perpaduan antara pemasaran dan desain, yang harus memenuhi
kriteria sebagai berikut:
a. Stand Out (menonjol)
Kalau kemasan tidak atau kurang menonjol maka akan kehilangan fungsinya.
b. Contents (isi)
Kemasan harus dapat memberikan informasi tentang isi kemasan dan apa yang
terkandung dalam produk.
c. Distinctive (unik)
Secara keseluruhan desain kemasan harus unik dan berbeda dengan prduk
pesaing.
d. Suitable (sesuai)
Desain kemasan harus sesuai dengan produk yang dikemas. Kemasan
merupakan salah satu pemecahan masalah untuk menarik konsumen karena
berhadapan langsung dengan konsumen.

F. Material Kemasan
Untuk sebuah produk yang dijual, seorang desainer harus mengetahui produk
tersebut dengan sangat baik. Desainer harus memahami dengan baik akan
kebutuhan, selera, kesukaan, daya beli, dan kebiasaan membeli dari konsumen.
Desainer juga harus mengetahui kebutuhan dan masalah dari klien. Masalah
pemasaran, tingkat persaingan, dan jumlah budget yang dimiliki klien harus menjadi
pertimbangan dalam merencanakan sebuah proyek desain. Desainer harus selalu
ingat bahwa sebuah kemasan tidak pernah sendirian. Ia akan selalu dikelilingi oleh
Modul 4 Konsep Desain/Prototype dan Kemasan Produk

kemasan-kemasan yang lain, biasanya dari produk sejenis/ kompetitor. Oleh karena
itu, penting untuk terlebih dahulu membandingkan kemasan-kemasan kompetitor
tersebut dengan kemasan yang dimiliki klien (Roth, 1990).
Sedapat mungkin, kemasan harus tampil menarik agar mampu menarik
perhatian calon konsumen. Untuk itu dibutuhkan strategi kreatif yang merupakan
konsep dan penerapan desain kemasan berdasarkan data-data yang telah diperoleh
dari hasil riset seluruh aspek pemasaran untuk memaksimalkan daya tarik visual.
Setelah strategi kreatif diterapkan proses pengerjaan bisa dimulai, mencakup
penerapan unsur-unsur visual yang akan diterapkan ke dalam halaman kemasan.
Beberapa hal yang dapat dilakukan mengenai strategi kreatif ini adalah dengan
memodifikasi sisi-sisi tertentu dari suatu produk, antara lain (Nugroho, 2006):
1. Warna
Konsumen melihat warna jauh lebih cepat daripada melihat bentuk atau rupa. Dan
warnalah yang pertama kali terlihat bila produk berada di tempat penjualan.
Warna dengan daya pantul tinggi akan lebih terlihat dari jarak jauh dan
direkomendasikan sebagian besar kemasan, karena memilik daya tarik dan
dampak yang lebih besar. Tapi selain unsur keterlihatan harus dipertimbangkan
pula faktor kekontrasan terhadap warna-warna pendukung lainnya.
2. Bentuk
Bentuk majalah merupakan pendukung utama yang membantu terciptanya
seluruh daya tarik visual. Namun tidak ada prinsip baku yang menentukan bentuk
fisik dari sebuah kemasan karena ini biasanya ditentukan oleh sifat produk,
pertimbangan mekanis, kondisi marketing, pertimbangan pemajangan, dan oleh
cara penggunaan kemasan tersebut.
3. Merek atau logo
Identitas suatu produk sangat diperlukan sekali. Hal ini untuk membedakan
kemasan yang dibuat dengan kemasan yang lain. Tujuan lain dengan adanya merek
atau logo adalah mengenalkan produk kepada masyarakat dalam bentuk
nonproduk. Misalnya dalam pamflet, spanduk dan alat komunikasi yang lain.
Modul 4 Konsep Desain/Prototype dan Kemasan Produk

Dengan adanya simbol-simbol dalam merek atau logo, maka masyarakat akan
cepat mengenali produk. Membuat sebuah logo hendaknya yang simple, yang
menggambarkan ciri khas, mudah untuk dijelaskan, menggugah, mengandung
keaslian dan tidak mirip dengan logo-logo produk lain.
4. Ilustrasi
Ilustrasi merupakan salah satu unsur penting yang sering digunakan dalam
komunikasi sebuah kemasan karena sering dianggap sebagai bahasa universal
yang dapat menembus rintangan yang ditimbulkan oleh perbedaan bahasa kata-
kata. Ilustrasi, dalam hal ini termasuk fotografi, dapat mengungkapkan suatu yang
lebih cepat dan lebih efektif daripada teks. Pembubuhan ilustrasi dalam suatu
produk media harus didasarkan pada fungsinya yang khas. Suatu kemasan
dipandang akan lebih berdaya tarik bila dibubuhi ilustrasi, kecuali untuk kondisi
tertentu mungkin tidak diperlukan ilustrasi.
5. Tipografi
Teks pada produk media merupakan pesan kata-kata, digunakan untuk
menjelaskan produk yang ditawarkan dan sekaligus mengarahkan sedemikian
rupa agar konsumen bersikap dan bertindak sesuai dengan harapan produsen.
Tipe huruf harus disesuaikan dengan tema dan tujuan dari produk itu sendiri.
Maka disinilah diperlukan kejelian dalam memilih huruf atau font yang sesuai atau
menjiwai dari produk tersebut.
6. Tata Letak
Menata letak berarti meramu seluruh aspek grafis, meliputi warna, bentuk, merek,
ilustrasi, tipografi menjadi suatu kemasan baru yang disusun dan ditempatkan
pada halaman kemasan secara utuh dan terpadu. Enam butir pertimbangan bagi
pengembangan tata letak adalah:
a. keseimbangan ( balance )
b. titik pandang ( focus )
c. lawanan ( contrast )
d. perbandingan ( proportion )
Modul 4 Konsep Desain/Prototype dan Kemasan Produk

e. alunan pirza ( pirza-motion )


f. kesatuan ( unity )

Daya tarik kemasan menurut Wirya (1999 : 15), antara lain :


a. Kemasan yang menjamin dapat melindungi produk.
b. Kemasan yang mudah dibuka atau ditutup kembali untuk disimpan.
c. Kemasan dengan porsi yang sesuai.
d. Kemasan yang dapat digunakan kembali.
e. Kemasan yang mudah dibawa, dipegang dan dijinjing.
f. Kemasan yang memudahkan pemakaian dalam menghabiskan dan mengisinya
kembali.

Anda mungkin juga menyukai