Anda di halaman 1dari 16

MANAJEMEN PRODUKSI

DESAIN PRODUK

Cindy Maukaling
RahmaTang
Zhovanya Mooy
A. PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK
Salah satu fungsi manajerial terpenting dalam semua jenis organisasi itu adalah
menjamin bahwa masukan-masukan berbagai sumber daya organisasi
menghasilkan produk-produk atau jasa-jasa yang dirancang secara cepat, atau
“keluaran-keluaran” yang dapat memuaskan keinginan para langganan.
Berbagai desain produk dan jasa baru muncul menjadi kenyataan karena
seseorang percaya bahwa ada kebutuhan akan produk atau jasa tersebut. Adalah
tanggung jawab para manajer untuk selalu menemukan produk-produk dan jasa-
jasa baru yang mungkin ditawarkan oleh organisasi.
B. PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Penelitian (research) telah memproduksi ilmu pengetahuan ilmiah yang berada dibelakang pengembanga televisi, pesawat
terbang, komputer elektronik, kaos kaki nilon, obat-obatan, insektisida, pabrik bertenaga nuklir, sinar laser, dan ribuan
produk lainnya. Dan sekarang banyak dilakukan penelitian yang diarahkan untuk mengatasi masalah-masalah keamanan
karyawan dan produk, dan pelayanan-pelayan kesehatan.
Kegiatan-kegiatan Penelitian

Biasanya organisasi melakukan penelitian untuk:


1. Mencari hubungan-hubungan kimiawi dan phisikal dasar, terutama yang harus dilakukannya bagi produk dan proses
perusahaan sendiri.
2. Memperbaiki produk-produk dan jasa-jasa perusahaan yang sudah ada.
3. Menemukan penggunaan-penggunaan baru bagi produk atau jasa perusahaan sekarang
4. Mengembangkan berbagai produk dan jasa baru.
5. Mengurangi biaya produk dan jasa sekarang melalui perbaikan operasi-operasi dan proses-proses produksi perusahaan.
6. Mengembangkan pengujian dan spesifikasi bagi operasi-operasi dan bahan-bahan yang dibeli.
7. Menganalisa produk dan jasa para pesaing.
8. Menemukan penggunaan yang menguntungkan dari produk-produk sampingan atau sisa-sisa bahan (sampah) prosesn
produksi .
 Design by Imitation

Dalam kenyataannya pembaharuan produk-produk banyak perusahaan terbesar datang bukan


dari inovasi tetapi dari imitasi, karena perusahaan tidak mungkin menjadi pertama buat segala sesuatu
yang baru dalam industrinya. Salah satu bagian program-program pengembangan produk hampir
semua perusahaan biasanya diarahkan pada pengembangan produk-produk tiruan yang sukses dari
perusahaan lain.
Barang-barang hasil tiruan ini dapat berbeda sama sekali dengan produk yang ditiru, dan bahkan
biasanya lebih baik. Oleh karena itu prusahaan-perusahaan yang menjalankan kebijaksanaan desain
produk melalui imitasi dapat menjadi “second with most”. Para peniru yang mulai selangka lebih
lambat dapat bergerak lebih cepat di banding inovator awalnya,bila mereka mempunyai sukses dalam
desain dan pasarnya.
 Product Life Cycles

Awal mula timbulnya konsep product life cycle (PLC) atau siklus kehidupan produk tidaklah
diketahui dengan persis. Tetapi sejak Raymon Prescot t memanfaatkan kurva “ S shape” untuk
menggambarkan trend penjualan mobil di amerika serikat pada tahun 1922, maka tatkala itulah
sesungguhnya telah dibeberkan konsep PLC.
Secara ringkas 4 tahap PLC tersebut dapat diperinci sebagai berikut :
1. Tahap pengenalan ( intuduction). Bila produk baru diperkenalkan, operasi penjualan tidak
selalu bekerja baik. Hanya para konsumen yang suka mencoba-coba mungkin membeli
pada tahap ini, sehingga kegiatan pemasaran perusahaan sangat krusiar untuk
menimbulkan “awareness”, perhatian, percobaan, dan pembelian.
2. Tahap pertumbuhan (growth). Dalam tahap ini, produk diperbaiki dan distandardisasi,
menjadi dapat diandalkan dalam penggunaan dan harga lebih rendah, serta para konsumen
membeli dengan sedikit desakan. Bagian penelitian dan pengembangan perusahaan
penting untuk terus mempertahankan kenaikan penjualan melalui usaha-usaha perbaikan
kualitas produk serta mengembangkan dan menambah model-model dan “feature” baru
pada produk.
3. Tahap kejenuhan ( maturity). Kebanyakan produk yang ada dipasaran sekarang, seperti televisi,
alat-alat dan perlengkapan rumah tangga, radio, mobil, dan sebagainya, berada dalam tahap
kejenuhan. Tugas manajemen produksi pada tahap in adalah memodifikasi produk (peningkatan
kualitas, penambahan “feature” dan model) dan mengusahakan inovasi produk baru.

4. Tahap penurunan (decline). Bagaimanapun juga, karena banyak produk akan mencapai tahap akhir
kehidupannya, perusahaan harus senantiasa bekerja pada pengembangan produk-produk baru untuk
menggantikan produk-produk lama.

 Kecenderungan dalam Pengembangan Produk

Kecenderungan pertama yang tampak akhir-akhir ini adalah bahwa banyak perusahaan mengurangi
macam produk dan menghentikan pembuatan barang-barang dalam produknya yang hanya
menguntungkan secara marginal. Disamping itu, kecenderungan kedua adalah bahwa banyak
perusahaan sedang memcoba untuk menyederhanakan (simplifikasi) produk-produk mereka melalui
perancangan kembali bagian-bagian dan komponen-komponen sehingga unit-unit dengan jumlah
lebih sedikit akan melakukan pekerjaan yang sama.
C. PROSES PENGEMBANGAN PRODUK BARU
Langkah-langkah proses pengembangan produk baru antara lain :
1. Pencarian gagasan. Gagasan- gagasan pasar merupakan berbagai kebutuhan dan
keinginan para konsumen (langganan) yang belum terpenuhi. Disamping itu, gagasan
produk baru dapat juga berasal dari observasi terhadap produk-produk sekarang, pendapat
para penyalur, para ahli, desain, orang-orang penjualan, dan manajemen puncak.
2. Seleks produk. Gagasan produk baru perlu memenuhi paling tidak tiga kriteria : (1)
potensi pasar, (2) kelayakan finansial, dan (3) kesesuaian operasi. Tujuan analisis seleksi
produk adalah untuk menyaring gagasan-gagasan yang jelek, karena menerima suatu
gagasan jelek dan mengembangkannya menjadi suatu produk akan membuat perusahaan
rugi. Setelah pengembangan awal, analisi yang lebih ekstensif dapat dilakukan melalui uji
pasar dan operasi-operasi percobaan sebelum keputusan final dibuat untuk
memperkenalkan produk.
3. Desain produk pendahuluan. Bila disain pendahuluan disetujui, bagian penelitian dan
pengembangan produk perusahaan kemudian perlu membuat prototype-prototype untuk pengujian
dan analisis selanjutnya. Dalam hal ini, perusahaan akan menghadapi “trade-offs” antara biaya,
kualitas dan nilai produk. Hasilnya seharusnya berupa desain produk yang dapat bersaing dipasar dan
dapat diproduksi melalui operasi-operasi perusahaan.

4. Pengujian (testing). Pengujian terhadap prototype-prototype ditujukan pada pengujian pemasaran


dan kemampuan teknikal produk. Satu cara untuk menilai potensi pemasaran adalah dengan
melakukan uji pasar. Maksud uji pasar ini adalah mendapatkan data kuantitatif tentang pendapat
konsumen terhadap suatu produk baru.

5. Desain akhir (final). Dalam desain akhir, spesifikasi-spesifikasi produk dan komponen-komponennya
dan gambar-gambar pratikan disusun, yang memberikan basis bagi proses produksinya sebagai hasil
pengujian prototype, perubahan-perubahan tertentu perlu dimasukkan dalam desain akhir.
D. DESAIN PRODUK DAN SPESIFIKASI KUALITAS
Dalam pembutan pilihan di antara berbagai kemungkinan yang ada, para perancang
perlu selalu mempertimbangkan faktor-faktor (a) kebutuhan spesifikasi produk atau
komponen, (b) biaya-biaya bahan relatif, dan (c) biaya-biaya pemrosesan relatif.
• Modular design
Gagasan pokok “modular design” adalah untuk mengembangkan serangkaian
komponen-komponen produk dasar yang dapat dirakit menjadi sejumlah besar produk yang
berbeda-beda “modular design” memungkinkan perusahaan untuk memproduksi berbagai
variasi produk yang relatif banyak dan variasi komponen yang sedikit pada saat yang sama.
Disamping itu, “modular design” , dengan bagian-bagian rakitan yang mudah dipisah-
pisahkan, memungkinkan perusahaan untuk melakukan reparasi, pemeliharaan atau
penggantian salah satu produk atau komponen yang rusak.
• Diversifikasi
Ada tiga macam kesempatan pengembangan diversifikasi :
1. Divesifikasi konsentrik, yaitu usaha menambah produk baru yang mempunyai sinergik
teknologik atau sinergik pemasaran dengan garis produk (product-line) yang ada.
2. Diversifikasi horizontal, yaitu usaha menambah produk-produk baru yang dapat
menarik para konsumen meskipun produk barn tersebut tidak mempunyai hubngan
dengan garis produk yang ada.
3. Diversifikasi konglomerat, yaitu usaha menambah produk baru untuk dijual pada
golongan pembeli barn, dengan tujuan menjaga stabilitas produksi atau penjualan atau
merupakan pemanfaatan kesempatan lingkungan yang menguntungkan.
 Standardisasi
“Standarisasi” adalah sesuatu agak lain, yaitu proses penentuan spesifikasi ukuran, bentuk, dan
karakteristik-karakteristik lain pada barang-barang yang dibuat. Berbagai keuntungan dan
kelemahan standardisasi adalah sebagai berikut :
Keuntungan standardisasi. Standardisasi menngurangi macam, tipe da ukuran-ukuran berbagai
bahan mentah yang harus dibeli dan berbagai barang yang harus diproduksi. Bila kuantitas total
yang dibeli atau dibuat didistribusikan ke lebih sedikit macam barang, dapat menghasilkan
“economies of scale”, yang berarti biaya-biaya lebih rendah, pola-pola lebuh sedikit, dan
berkurangya peralatan, pencampuran, dan persiapan produksi, yang semuanya akan menurunkan
biaya.
Kelemahan standardisasi dan simplifikasi. Banyak perusahaan, terutama yang memproduksi
barang-barang rakitan, tidak menerima standrdisasi industri karena mereka menemukan bahwa
penggunaan “komponen sempurna” adalah lebih baik bagi mereka daripada penggunaan
komponen standar yang tidak cocok bagi penggunaan tertentu.
 Reliabilitas (keandalan)

Reliabilitas (keandalan) adalah probabilitas bahwa suatu komponen atau produk akan aus pada lama waktu tertentu di bawah
kondisi penggunaan normal. Jadi :

 Aspek pertama reliabilitas adalah lama atau umur kehidupan yang diperkirakan.

 Aspek kedua reliabilitas adalah kondisi penggunaan. Suatu produk yang dirancang untuk penggunaan dibawah kondisi normal
tentu saja akan cepat aus bila digunakan dalam kondisi ekstrim.

 Aspek Ketiga, reliabilitas bertalian dengan komponen-komponen individual dan produk-produk keseluruhan. Produk akan rusak
bila sesuatu komponen kritikal rusak, sehingga reliabilitas produk keseluruhan adalah jauh lebih kecil daripada reliabilitas
komponen-komponen individual.

 Aspek keempat adalah seberapa serius kerusakan ? .

 Aspek kelima adalah akibat logik aspek keempat. Seberapa cepat suatu komponen yang rusak dapat diganti atau diperbaiki, dan
seberapa besar pekerjaan perbaikan tersebut. Sedangkan kegawatan suatu kerusakan tergantung pada seberapa cepat dan
murah perbaikan dan penggantian dapat dilakukan.

 Aspek keenam adalah bahwa reliabilitas sistem-sistem biasanya dapat diperbaiki melalui pembuatan produk dengan komponen-
komponen yang lebih sempurna, komponen-komponen dibuat lebih tepat atau dibuat dari bahan-bahan khusus.

 Aspek ketujuh, yaitu derajat kerusakan.

 Aspek kedelapan adalah bahwa rehabilitas berkaitan erat dengan pemeliharaan, terutama pemeliharaan preventif.
 Konflik-konflik Disain
Orang-orang produksi, teknisi, pemasaran dan keuangan dalam organisasi sering mempunyai
tujuan-tujuan yang berbeda, dan semuanya itu atau sebagian dapat mempengaruhi desain akhir
suatu produk dan menyebabkan timbulnya konflik diantara mereka. Di lain pihak, teknisi desain
biasanya ingin untuk merancangkan produk yang tahan lama tanpa memperhatikan naiknya biaya
bahan mentah dan proses. Orang-orang pemasaran hampir selalu menginginkan variasi yang besar
dalam garis produk sehingga mereka dapat menarik banyak konsumen.
 Dimensi Kualitas pada Disain Prodak
Bagi perusahaan yang penting adalah mencoba untuk memproduksi produk terbaik pada tingkat
harga di mana sebagian besar langganan potensial bersedia membayar. Kualitas merupakan faktor
yang terdapat dalam suatu produk yang menyebabkan produk tersebut bernilai sesuai dengan
maksud untuk apa produk itu diproduksi.
Secara konsep, tingkat kualitas optimal bagi suatu organisasi untuk diterapkan pada produk atau
jasanya adalah dimana jarak antara garis “biaya penyediaan” dan “nilai sekumpulan kegunaan”
terlebar. Dalam sektor jasa, langganan tidak mempunyai banyak masalah penentuan jasa yang baik
tetapi justru para manajer organisai-organisasi jasa yang menghadapinya.
E. PERANCANGAN JASA
Organisasi-organisasi jasa biasanya lebih fleksibel dan dapat merubah kegiatan-kegiatan mereka
lebih cepat dibanding perusahaan-perusahaan manufaktur yang biasanya mempunyai investasi lebih
besar dalam pabrik dan peralatan.
Organisasi-organisasi jasa harus memutuskan beberapa faktor kunci pelayanan,yang secara ringkas
dapat diperinci sebagai berikut:
1. Lini pelayanan yang ditawarkan. Organisasi jasa harus memutuskan seberapa luas lini pelayanan
yang akan ditawarkan.
2. Ketersediaan pelayanan.
3. Tingkat pelayanan. Manajer harus menghadapi “trade-off” antara biaya penyediaan fasilitas
tingkat pelayanan dan biaya konsumen menunggu.
4. Garis tunggu dan kapasitas pelayanan.
 Model-model Antrian dalam Perancangan Jasa

Model-model antrian didasarkan atas asumsi-asumsi probabilitas matematikal tentang


berapa banyak langganan yang membutuhkan untuk dilayani dan bagaimana dan kapan
mereka akan datang untuk dilayani pada suatu fasilitas pelayanan.
Model-model antrian memerlukan paling tidak tiga jenis data: (a) tingkat kedatangan
rata-rata para langganan untuk mendapatkan pelayanan, (b) tingkat pelayanan rata-rata, (c)
jumlah fasilitas pelayanan. Informasi lain mungkin juga dibutuhkan dalam berbagai kasus.
Variabilitas pola kedatangan dan pola pelayanan biasanya tidak diperlukan karena rumusan-
rumusan antrian dasar telah mancakup asumsi bahwa faktor-faktor itu akan mengikuti
suatu pola distribusi probabilitas “poisson”.
Sekian dan terimakasih

Anda mungkin juga menyukai