a) Pembelajaran
Prototipe sering digunakan untuk membuat dua tipe pertanyaan “akankah dapat
bekerja?” dan “sejauh mana dapat memenuhi kebutuhan pelanggan?” saat harus
menjawab pertanyaan semacam ini, prototipe dilakukan sebagai alat
pembelajaran.
b) Komunikasi
Prototipe memperkaya komunikasi dengan manajemen puncak, penjual, mitra,
keseluruhan anggota tim, pelanggan, dan investor. Hal ini benar karena sebuah
gambar, alat tampil tiga dimensi dari produk lebih mudah dimengerti dari pada
penggambaran verbal, bahkan sebuah sketsa produk sekalipun.
c) Penggabungan
Prototipe digunakan untuk memastikan bahwa komponen dari produk bekerja
bersamaan seperti yang diharapkan. Prototipe fisik menyeluruh paling efektif
sebagai alat penggabung dalam proyek pengembangan produk karena prototipe
ini membutuhkan perakitan dan keterhubungan fisik dari seluruh bagian dan
sub-assembly yang membentuk sebuah produk.
d) Tonggak pencapaian
Dalam tahap pengembangan produk berikutnya, prototipe digunakan untuk
mendemonstrasikan bahwa produk yang telah mencapai tingkat kegunaan yang
diinginkan. Prototipe menyediakan hasil nyata, memperlihatkan kemajuan, dan
disiapkan untuk menjalankan jadwal.
2. Berdasarkan dari studi kasus di praktikum perancangan dan pengembangan produk
tahun 2021 dikelompok masing masing, uji yang perlu dilakukan untuk mengetahui
penerimaan dan kinerja dari konsep atau prototipe yang dihasilkan untuk Agroindustry
4.0 adalah digital prototyping karena produk yang dikembangkan oleh kelompok saya
berupa aplikasi yang bernama “saveOn”. “saveOn” merupakan sebuah aplikasi yang
membantu orang-orang untuk menemukan barang yang mereka simpan. Pengguna
aplikasi “saveOn” ini merupakan orang-orang yang memiliki masalah dalam
menyimpan dan mengingat barang-barang mereka dan menginginkan cara praktis yang
dapat berperan sebagai solusi bagi permasalahan tersebut. Digital prototyping dipilih
sebagai metode pengujian prototipe produk tersebut karena pengujian tersebut dapat
membuat prototipe aplikasi paling sesuai dan paling optimal dalam menjalankan setiap
fungsi aplikasi dari hasil desain yang sudah dibuat. Lalu menghubungkan antar halaman
desain tersebut menggunakan Marvel, Invision atau tools lainnya. Dengan
menggunakan metode pengujian digital prototyping perancang dapat merancang,
memvisualisasikan dan mensimulasikan produk mulai dari rancangannya, analisis
kekuatan sampai proses pembuatan produk. Pengujian digital prototyping dapat
mengumpulkan respon langsung terhadap deskripsi prototipe produk dari pelanggan
potensial di dalam target pasar menggunakan software atau aplikasi lain. Untuk
pengujiannya, perancang dan pengembang produk dapat menunjukkan pengguna pada
halaman awal, lalu meminta pengguna untuk melakukan sesuatu, seperti menekan salah
satu tombol yang disediakan pada aplikasi. Ketika pelanggan menekan suatu tombol
maka dapat menampilkan halaman berikutnya yang sesuai dengan halaman yang
pengguna tekan. Keuntungan dari menggunakan pengujian digital prototyping, antara
lain
a) Interaksi lebih realistis, dapat langsung menguji bagaimana cara user berinteraksi
dengan produk yang telah dibuat
b) Fleksibilitas, dapat dilakukan pengujian sesering mungkin mulai dari prototipe yang
mudah terlebih dahulu seiring berjalannya proses desain.
c) Lebih cepat, pengujian dapat dilakukan dalam waktu yang singkat tergantung dari
aplikasi apa yang kita gunakan.