Anda di halaman 1dari 5

UAS Perancangan dan Pengembangan Produk

1. Dalam perancangan dan pengembangan produk agroindustri, terdapat beberapa tahapan


yang harus dilakukan yaitu: 1) Ide, kreativitas, pengetahuan lokal; 2) Kebutuhan
konsumen; 3) Transformasi; 4) Kebutuhan teknis; 5) Penyusunan spesifikasi; 6)
Konsep; 7) Alternatif; 8) Prototipe; 9) Uji penerimaan dan kinerja; 10) Scale-up; 11)
Produk . Sebagai Tim Perancangan dan Pengembangan Produk dalam sebuah
agroindustri, tahapan yang akan saya pilih untuk berkontribusi adalah tahapan 1) Ide,
kreativitas, pengetahuan lokal; 2) Kebutuhan konsumen; dan 8) Prototipe. Berikut ini
alasan setiap tahapan yang saya pilih.
1) Ide, kreativitas, pengetahuan lokal
Sebagai Tim Perancangan dan Pengembangan Produk saya memilih untuk ikut serta
dalam memberikan ide, kreativitas, pengetahuan lokal karena dalam proses
menentukkan ide, kreativitas, pengetahuan lokal dibutuhkan kemampuan dalam
berinovasi dan berkreasi, sehingga dapat memacu kreativitas diri. Dengan ide yang
matang dan kreativitas, sebuah produk sangat potensial untuk berkembang menjadi
produk yang sukses dipasaran. Cara untuk bisa menemukan ide dan memunculkan
kreativitas serta pengetahuan lokal dapat dengan mencari permasalahan yang
dialami pasar, peka terhadap permasalahan yang dialami orang lain, belajar dari tren
masyarakat, dan berpikir out of the box.
Alasan yang kedua adalah bahwa dalam perancangan dan pengembangan produk,
tahap menentukkan ide, kreativitas, pengetahuan lokal merupakan tahap yang
sangat penting dalam menghasilkan konsep produk sehingga dibutuhkan kontribusi
yang besar dalam menentukkan ide, kreativitas, pengetahuan lokal. Kreativitas
sangat penting perannya dalam perancangan suatu produk. Kreativitas terutama
dibutuhkan pada tahap informasi dan pengembangan gagasan pada proses
perancangan produk. Ide, kreativitas, pengetahuan lokal memegang peranan yang
sangat penting dalam mengembangkan produk. Persaingan yang ketat dalam
mengembangkan produk mendorong untuk memiliki kreativitas tinggi. Daya
kreativitas tersebut harus dilandasi dengan cara berpikir yang maju, gagasan-
gagasan baru, dan berbeda dibandingkan produk-produk yang telah ada
sebelumnya. Dengan memaksimalkan ide, kreativitas, dan pengetahuan lokal untuk
mengembangkan produk ini akan mampu tampil outstanding dibandingkan dengan
produk serupa yang telah ada.
2) Kebutuhan konsumen
Sebagai Tim Perancangan dan Pengembangan Produk saya memilih untuk ikut serta
dalam identifikasi kebutuhan konsumen karena dalam menentukkan kebutuhan
konsumen diperlukan memahami setiap perilaku yang dimiliki konsumen, dimana
saya memiliki minat dalam mengamati tingkah laku manusia. Apabila saya mampu
memahami keinginan atau kebutuhan konsumen dengan baik maka saya dapat bisa
menawarkan berbagai macam produk yang akan menjadi solusi sesuai
dengan kebutuhan konsumen. Memahami kebutuhan konsumen dengan
melakukan analisis perilaku konsumen akan membantu perusahaan
mendefinisikan dan menciptakan peluang pasar baru. Dengan perkembangan
ekonomi yang berubah dengan cepat dan teknologi yang dinamis, konsumen juga
mengamati perubahan yang cepat dalam selera pribadi dan preferensi. Sekarang,
konsumen semakin sulit untuk diprediksi karena sifat mereka yang sangat dinamis
saat ini. Jadi, perancang produk harus melakukan riset pasar secara reguler dengan
data dan informasi berdasarkan perkembangan tren terbaru. Dengan
penelitian, produk yang dirancang dan dikembangkan akan mampu
menghasilkan strategi pemasaran yang baru dan mendapatkan berbagai informasi
penting yang dapat mendorong kemajuan.
Alasan yang kedua adalah bahwa dalam perancangan dan pengembangan produk,
tahap identifikasi kebutuhan konsumen merupakan tahap yang sangat penting
sehingga dibutuhkan kontribusi yang besar dalam identifikasi kebutuhan
konsumen. Daftar kebutuhan konsumen yang dihasilkan digunakan untuk
menuntun anggota tim dalam menetapkan spesifikasi produk, membuat konsep
produk, dan menseleksi konsep produk untuk pengembangan selanjutnya. Jika
perancang dan pengembang produk mengetahui kebutuhan konsumen dengan baik,
maka produk yang diciptakan tentunya lebih tepat sasaran. Atau dengan kata lain
sesuai dengan permintaan konsumen. Hal ini penting untuk menghindari produk
yang tidak laku atau gagal produksi, sehingga biaya yang dikeluarkan dapat
diminimalisir sekecil mungkin.
3) Prototipe
Sebagai Tim Perancangan dan Pengembangan Produk saya memilih untuk ikut serta
dalam pembuatan prototipe karena prototipe produk berbentuk bukti fisik dari
konsep perancangan produk dimana saya tertarik dan cukup menguasai kemampuan
dalam desain produk. Prototipe menjadi bentuk penerapan langsung dari sebuah
desain produk yang akan dibuat. Pada tahapan pembuatan prototipe, keahlian dalam
merancang sangat diperlukan sehingga kemampuan mendesain dalam perancangan
prototipe yang akan dibuat akan mempengaruhi gambaran fungsi dari model produk
tersebut.
Alasan kedua adalah bahwa dalam perancangan produk, tahap prototipe merupakan
tahapan yang sangat penting untuk memengaruhi keunggulan produk serta
keberhasilan pengembangannya sehingga dibutuhkan kontribusi yang besar dalam
pembuatan prototipe. Dengan adanya prototipe, dapat diketahui apakah gagasan
atau ide yang diwujudkan menjadi prototipe layak atau tidak untuk
dipasarkan. Prototipe mendefinisikan pelanggan sasaran perusahaan dan juga
perusahaan pesaing. Untuk dapat menjadi prototipe yang baik, prototipe harus
memaksimalkan pemanfaatan kompetensi inti perusahaan. kompetensi ini pada
dasarnya merupakan kapasitas atau kemampuan personil perusahaan untuk
melakukan sesuatu berdasarkan keahlian, pengetahuan, dan pengalaman yang
dimilikinya. Kemampuan personil perusahaan dapat dilihat menurut apa yang
sekarang ini dikuasi dan diterapkan, kapasitas potensial yang dimiliki sekarang, dan
kapasitas potensial di masa yang akan datang. Kapasitas itu merupakan wujud
keseimbangan antara pemikiran kritis dan pemikiran bersifat membangun (yang
memperhatikan kompleksitas pengolahan) serta tingkatan pengembangan dan
aspirasi pribadi.
Alasan ketiga adalah bahwa prototipe memiliki kegunaan yang banyak pada
perancangan dan pengembangan produk sehingga dibutuhkan kontribusi yang besar
untuk meningkatkan potensi dari setiap kegunaan yang dapat diberikan oleh
prototipe. Dalam proyek perancangan dan pengembangan produk, prototipe
berguna untuk memenuhi empat tujuan, yaitu.

a) Pembelajaran
Prototipe sering digunakan untuk membuat dua tipe pertanyaan “akankah dapat
bekerja?” dan “sejauh mana dapat memenuhi kebutuhan pelanggan?” saat harus
menjawab pertanyaan semacam ini, prototipe dilakukan sebagai alat
pembelajaran.
b) Komunikasi
Prototipe memperkaya komunikasi dengan manajemen puncak, penjual, mitra,
keseluruhan anggota tim, pelanggan, dan investor. Hal ini benar karena sebuah
gambar, alat tampil tiga dimensi dari produk lebih mudah dimengerti dari pada
penggambaran verbal, bahkan sebuah sketsa produk sekalipun.
c) Penggabungan
Prototipe digunakan untuk memastikan bahwa komponen dari produk bekerja
bersamaan seperti yang diharapkan. Prototipe fisik menyeluruh paling efektif
sebagai alat penggabung dalam proyek pengembangan produk karena prototipe
ini membutuhkan perakitan dan keterhubungan fisik dari seluruh bagian dan
sub-assembly yang membentuk sebuah produk.
d) Tonggak pencapaian
Dalam tahap pengembangan produk berikutnya, prototipe digunakan untuk
mendemonstrasikan bahwa produk yang telah mencapai tingkat kegunaan yang
diinginkan. Prototipe menyediakan hasil nyata, memperlihatkan kemajuan, dan
disiapkan untuk menjalankan jadwal.
2. Berdasarkan dari studi kasus di praktikum perancangan dan pengembangan produk
tahun 2021 dikelompok masing masing, uji yang perlu dilakukan untuk mengetahui
penerimaan dan kinerja dari konsep atau prototipe yang dihasilkan untuk Agroindustry
4.0 adalah digital prototyping karena produk yang dikembangkan oleh kelompok saya
berupa aplikasi yang bernama “saveOn”. “saveOn” merupakan sebuah aplikasi yang
membantu orang-orang untuk menemukan barang yang mereka simpan. Pengguna
aplikasi “saveOn” ini merupakan orang-orang yang memiliki masalah dalam
menyimpan dan mengingat barang-barang mereka dan menginginkan cara praktis yang
dapat berperan sebagai solusi bagi permasalahan tersebut. Digital prototyping dipilih
sebagai metode pengujian prototipe produk tersebut karena pengujian tersebut dapat
membuat prototipe aplikasi paling sesuai dan paling optimal dalam menjalankan setiap
fungsi aplikasi dari hasil desain yang sudah dibuat. Lalu menghubungkan antar halaman
desain tersebut menggunakan Marvel, Invision atau tools lainnya. Dengan
menggunakan metode pengujian digital prototyping perancang dapat merancang,
memvisualisasikan dan mensimulasikan produk mulai dari rancangannya, analisis
kekuatan sampai proses pembuatan produk. Pengujian digital prototyping dapat
mengumpulkan respon langsung terhadap deskripsi prototipe produk dari pelanggan
potensial di dalam target pasar menggunakan software atau aplikasi lain. Untuk
pengujiannya, perancang dan pengembang produk dapat menunjukkan pengguna pada
halaman awal, lalu meminta pengguna untuk melakukan sesuatu, seperti menekan salah
satu tombol yang disediakan pada aplikasi. Ketika pelanggan menekan suatu tombol
maka dapat menampilkan halaman berikutnya yang sesuai dengan halaman yang
pengguna tekan. Keuntungan dari menggunakan pengujian digital prototyping, antara
lain
a) Interaksi lebih realistis, dapat langsung menguji bagaimana cara user berinteraksi
dengan produk yang telah dibuat
b) Fleksibilitas, dapat dilakukan pengujian sesering mungkin mulai dari prototipe yang
mudah terlebih dahulu seiring berjalannya proses desain.
c) Lebih cepat, pengujian dapat dilakukan dalam waktu yang singkat tergantung dari
aplikasi apa yang kita gunakan.

Anda mungkin juga menyukai