by Fatkul Mansyah
Januari 6, 2022
in Prakarya dan Kewirausahaan
A D V E R T I S E M E N T
C O N T I N U E R E A D I N G B E L O W
Kejelian dalam melihat sebuah peluang usaha dan melihat kebutuhan serta
keinginan pasar yang ada dapat memberikan inspirasi dalam memilih produk apa
yang akan dibuat atau ditawarkan. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
memberikan tantangan tersendiri bagi para pelaku usaha untuk dapat memilih
produk apa yang akan djual atau ditawarkan kepada konsumen. Selain itu,
kemampuan dalam berinovasi dan berkreasi sangat dibutuhkan dalam prosesnya.
Setelah seorang wirausaha menentukan produk yang akan dibuat atau
ditawarkannya, proses selanjutnya adalah pembuatan prototipe yang menjadi model
awal sebuah produk sebelum produk tersebut diproduksi dan dijual atau ditawarkan
ke pasaran. Pembuatan prototipe tersebut membutuhkan beberapa tahapan dan
proses yang membutuhkan kejelian, kreatifitas, inovasi dan kemampuan
wirausahawan dalam beradaptasi dengan perkembangan teknologi saat ini.
2. Dimensi Presisi
Prototipe yang dibuat harus sama persis dengan produk asli yang ingin diproduksi.
Agar sesuai dengan produk aslinya, maka pada proses pembuatan prototipe harus
memiliki tingkat ketelitian yang tinggi. Dimensi presisi dalam pembuatan prototipe
terdiri dari informal, kasar atau halus. Pada dimensi ini seorang wirasuaha ditantang
untuk dapat menggambarkan secara detail produk barang atau jasa yang akan
dibuatnya.
3. Dimensi Interaktif
Dimensi interaktif menggambarkan sejauh mana kemampuan prototipe yang dibuat
oleh seorang wirausaha untuk berhubungan dengan konsumen. Dalam dimensi ini,
seorang wirausaha dapat melakukan sebuah uji coba produk dengan cara meminta
beberapa konsumen untuk mencoba produk yang dibuat dan meminta pendapat
atau testimoni dari produk yang kita buat. Proses ini dilakukan pada awal sebelum
produk dijual secara luas.
4. Dimensi Evolusi
Pada dimensi ini, prototipe yang dibuat harus dapat memprediksi apakah produk
yang nanti dihasilkan memiliki daur hidup yang lama atau tidak.
2. Define (mendefinisikan)
Tahap ini adalah proses penggabungan hasil penelitian berupa informasi mengenai
apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen. Dalam proses ini, data dan
informasi yang dikumpulkan dari tahap empati digunakan untuk menggambarkan
atau mendefinisikan kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga wirausawan
dapat merancang prototipe yang sesuai. Selain itu, pada tahap ini peluang untuk
melalukan inovasi terhadap prototipe sangat besar.
3. Ideat (mewujudkan)
Pada tahap ini, seorang wirausaha melakukan Brainstorm berbagai ide gila dan
kreatif yang menjawab kebutuhan pengguna yang tidak terpenuhi yang diidentifikasi
dalam tahap define. Pada tahap ini biasanya, wirausaha mengumpulkan semua
orang pada setiap bidang dan meminta semua anggota tim untuk membuat sketsa
atau formulasi atau resep atau gambaran serta gagasan sesuai dengan ide mereka
sendiri mengenai produk yang akan ditawarkan kepada konsumen. Kemudian
gabungkan semua gagasan atau ide yang terkumpul dan diskusikan bersama serta
sepakati ide atau gagasan mana yang akan digunakan dalam membuat prototipe.
4. Membuat prototipe
Proses pembuatan prototipe merupakan proses mewujudkan ide dan gagasan yang
disepakati pada tahap ideat (jika merupakan usah yang dibuat oleh lebih dari satu
orang/tim). Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengetahui apakah gagasan atau ide
yang diwujudkan menjadi prototipe layak atau tidak untuk dipasarkan. Prototipe yang
telah dibuat kemudian diuji secara internal (tim), kemudian petakan dalam sebuah
diagram kasus kelemahan dan keunggulan produk berdasarkan hasil pengujian
secara internal. Jika ada kelemahan maka diperbaiki sebelum diujikan kepada
konsumen yang menjadi target pasar.
5. Test (pengujian)
Pada tahap ini ptototipe yang telah dibuat dan diuji secara internal, kemudian diuji
kembali ke konsumen yang menjadi target pasar dari produk kita. Kumpulkan semua
data dan informasi mengenai kelemahan dan keunggulan produk dari konsumen,
kemudian petakan semua data dan informasi tersebut ke dalam diagram kasus
sehingga memudahkan wirausahawan untuk memperbaiki ptototipe yang telah
dibuat. Selanjutnya adalah proses mengubah atau memperbaiki prototipe
berdasarkan diagram kasus yang telah dibuat dan sesuaikan dengan kebutuhan dan
keinginan konsumen.
6. Implemetation (penerapan)
Tahap ini merupakan tahap terpenting dari proses prototyping, karena
penggabungan dari visi dan misi yang kita buat dengan kebutuhan data keinginan
konsumen. Pada tahap ini suatu produk dikatakan berhasil atau sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan dari konsumen apabila hasil penjualannya bagus dan
usaha yang dijalankan berkembang dengan baik serta dapat mengubah kehidupan
konsumen.
Produk Dalam Berwirausaha
Produk adalah barang yang ditawarkan untuk dijual dengan tujuan memenuhi
kebutuhan konsumen. Suatu produk dapat berupa layanan atau item. Ini bisa
berbentuk fisik atau virtual atau cyber. Setiap produk dibuat dengan biaya dan
masing-masing dijual dengan harga tertentu. Beberapa aspek yang harus
diperhatikan dalam sebuah produk adalah produk apa yang akan dibuat, bagaimana
kemasannya, apa mereknya, warna yang akan digunakan, label produk, harga
jualnya, kualitasnya, pelayanan, dan jaminan. Saat ini produk-produk yang berada di
masyarakat sangat beragam, keberagaman produk tersebut sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan masyarakat yang menginginkan segala sesuatunya lebih
praktis. Selain itu, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga sangat
mempengaruhi keberagaman produk saat ini.
Seorang wirausaha harus mampu melihat peluang usaha yang ada di lingkungan
sekitar, sehingga proses pemilihan produk usaha sesuai dengan tren dan selera
masyarakat saat ini. Dalam pemilihan produk alangkah lebih baiknya seorang
wirsusaha melakukan studi kelayakan usaha terlebih dahulu agar terhindar dari
kerugian dan kegagalan dalam menjalankan usahanya. Selain itu, beberapa prinsip
dalam pembuatan produk, di antaranya sebagai berikut.
1. Produk Barang
Produk barang adalah produk berupa benda yang dapat dilihat, disentuh, dirasa,
dipegang, dan disimpan. Berdasarkan daya tahannya, barang terdiri dari 2 macam,
yaitu sebagai berikut.
a.
a. Barang tahan lama (durable goods). Merupakan barang yang dapat tidak mudah habis,
artinya memiliki masa penggunaan yang lama atau memiliki jangka usia ekonominya satu
tahun atau lebih. Contoh, microwave dan setrika.
b. Bahan tidak tahan lama (non durable goods) atau sering disebut juga barang habis pakai,
artinya dapat dipakai hanya satu kali atau memiliki jangka usia ekonominya kurang dari satu
tahun. Contoh, sikat gigi dan sampo.
2. Produk jasa
Jasa adalah pelayanan yang ditawarkan dan dijual untuk memenuhi kebutuhan
konsumen. Berbeda dengan produk barang, produk jasa tidak menyebabkan
kepemilikan oleh konsumen yang menggunakannya. Produk jasa dapat berupa
produk fisik maupun tidak. Dalam memilih produk jasa yang akan ditawarkan kepada
konsumen, hal yang pertama dapat dilakukan adalah menggali informasi dari
konsumen dan segmen pasar mengenai jasa yang sedang diminati dan dibutuhkan
saat ini. Sehingga, pemilihan produk jasa sebagai produk usaha yang akan jalankan
dapat lebih tepat sasaran.