Anda di halaman 1dari 7

Proses Kerja Pembuatan Produk Dari Prototipe

Hingga Barang Jadi


Perkembangan perdagangan di Indonesia saat ini semakin pesat, munculnya berbagai
jenis produk barang atau jasa yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen. Dari produk yang kecil sampai produk yang berteknologi canggih. Namun
sayangnya, produk-produk tersebut masih didominasi oleh produk dari negara lain.

Kejelian dalam melihat sebuah peluang usaha dan melihat kebutuhan serta keinginan
pasar yang ada dapat memberikan inspirasi dalam memilih produk apa yang akan
dibuat atau ditawarkan. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan
tantangan tersendiri bagi para pelaku usaha untuk dapat memilih produk apa yang akan
djual atau ditawarkan kepada konsumen. Selain itu, kemampuan dalam berinovasi dan
berkreasi sangat dibutuhkan dalam prosesnya.

Setelah seorang wirausaha menentukan produk yang akan dibuat atau ditawarkannya,
proses selanjutnya adalah pembuatan prototipe yang menjadi model awal sebuah
produk sebelum produk tersebut diproduksi dan dijual atau ditawarkan ke pasaran.
Pembuatan prototipe tersebut membutuhkan beberapa tahapan dan proses yang
membutuhkan kejelian, kreatifitas, inovasi dan kemampuan wirausahawan dalam
beradaptasi dengan perkembangan teknologi saat ini.
Konsep Prototipe Produk
Prototipe merupakan model dari suatu produk barang atas jasa yang akan dibuat.
Prototipe sebuah produk memperlihatkan desain produk serta fungsi dari model produk
tersebut, sebelum diproduksi. Dalam tahap perancangan model produk atau prototipe,
banyak hal yang harus dipertimbangkan oleh seorang wirausaha. Hal itu karena
keputusan dalam perancangan prototipe yang akan dibuat akan memperngaruhi
kegiatan lain yang akan dilakukan. Oleh karena itu, keahlian merancang sangat
diperlukan oleh seorang wirausaha.

Kita bisa menganalisa kegiatan perancangan model produk atau prototipe berdasarkan


4 dimensi, yaitu sebagai berikut.

1. Dimensi Representasi
Dimensi representasi berarti menggambarkan bentuk prototipe atau
memperesentasikan gambar kerja ke dalam bentuk nyata bias visual atau tulisan,
misalnya, kumpulan kertas, sketsa, atau simulasi komputer. Dalam dimensi ini seroang
wirausaha dapat melakukan pertimbangan-pertimbangan seperti pemilihan tempat
produksi dan perhitungan biaya produksi.

2. Dimensi Presisi
Prototipe yang dibuat harus sama persis dengan produk asli yang ingin diproduksi. Agar
sesuai dengan produk aslinya, maka pada proses pembuatan prototipe harus memiliki
tingkat ketelitian yang tinggi. Dimensi presisi dalam pembuatan prototipe terdiri dari
informal, kasar atau halus. Pada dimensi ini seorang wirasuaha ditantang untuk dapat
menggambarkan secara detail produk barang atau jasa yang akan dibuatnya.

3. Dimensi Interaktif
Dimensi interaktif menggambarkan sejauh mana kemampuan prototipe yang dibuat
oleh seorang wirausaha untuk berhubungan dengan konsumen. Dalam dimensi ini,
seorang wirausaha dapat melakukan sebuah uji coba produk dengan cara meminta
beberapa konsumen untuk mencoba produk yang dibuat dan meminta pendapat atau
testimoni dari produk yang kita buat. Proses ini dilakukan pada awal sebelum produk
dijual secara luas.
4. Dimensi Evolusi
Pada dimensi ini, prototipe yang dibuat harus dapat memprediksi apakah produk yang
nanti dihasilkan memiliki daur hidup yang lama atau tidak.

Proses Pembuatan Prototipe Produk (Prototyping)


Proses pembuatan prorotipe produk disebut sebagai prototyping. Tujuan dari proses ini
adalah untuk menguji konsep prototipe produk yang akan dibuat sehingga seorang
wirausaha dapat mengetahui kelemahan dan keunggulan dari produk yang akan
ditawarkan kepada konsumen sebelum masuk tahap produksi.
Setelah melihat gambar diatas maka bisa didapatkan beberapa tahap-tahap proses
pembuatan produk (Prototyping) yaitu sebagai berikut.
1. Emphatize (tahap empati)
Pada tahap ini, seorang wirausaha melakukan penelitian untuk mendapatkan informasi
dan mengidentifikasi mengenai apa yang konsumen lakukan, katakan, pikirkan, dan
rasakan. Tujuannya adalah mengumpulkan informasi yang cukup, sehingga seseroang
wirausaha dapat benar-benar mengetahui apa yang konsumen butuhkan dan inginkan.

2. Define (mendefinisikan)
Tahap ini adalah proses penggabungan hasil penelitian berupa informasi mengenai apa
yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen. Dalam proses ini, data dan informasi
yang dikumpulkan dari tahap empati digunakan untuk menggambarkan atau
mendefinisikan kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga wirausawan dapat
merancang prototipe yang sesuai. Selain itu, pada tahap ini peluang untuk melalukan
inovasi terhadap prototipe sangat besar.

3. Ideat (mewujudkan)
Pada tahap ini, seorang wirausaha melakukan Brainstorm berbagai ide gila dan kreatif
yang menjawab kebutuhan pengguna yang tidak terpenuhi yang diidentifikasi dalam
tahap define. Pada tahap ini biasanya, wirausaha mengumpulkan semua orang pada
setiap bidang dan meminta semua anggota tim untuk membuat sketsa atau formulasi
atau resep atau gambaran serta gagasan sesuai dengan ide mereka sendiri mengenai
produk yang akan ditawarkan kepada konsumen. Kemudian gabungkan semua
gagasan atau ide yang terkumpul dan diskusikan bersama serta sepakati ide atau
gagasan mana yang akan digunakan dalam membuat prototipe.
4. Membuat prototipe
Proses pembuatan prototipe merupakan proses mewujudkan ide dan gagasan yang
disepakati pada tahap ideat (jika merupakan usah yang dibuat oleh lebih dari satu
orang/tim). Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengetahui apakah gagasan atau ide
yang diwujudkan menjadi prototipe layak atau tidak untuk dipasarkan. Prototipe yang
telah dibuat kemudian diuji secara internal (tim), kemudian petakan dalam sebuah
diagram kasus kelemahan dan keunggulan produk berdasarkan hasil pengujian secara
internal. Jika ada kelemahan maka diperbaiki sebelum diujikan kepada konsumen yang
menjadi target pasar.
5. Test (pengujian)
Pada tahap ini ptototipe yang telah dibuat dan diuji secara internal, kemudian diuji
kembali ke konsumen yang menjadi target pasar dari produk kita. Kumpulkan semua
data dan informasi mengenai kelemahan dan keunggulan produk dari konsumen,
kemudian petakan semua data dan informasi tersebut ke dalam diagram kasus
sehingga memudahkan wirausahawan untuk memperbaiki ptototipe yang telah dibuat.
Selanjutnya adalah proses mengubah atau memperbaiki prototipe berdasarkan diagram
kasus yang telah dibuat dan sesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.

6. Implemetation  (penerapan)
Tahap ini merupakan tahap terpenting dari proses prototyping, karena penggabungan
dari visi dan misi yang kita buat dengan kebutuhan data keinginan konsumen. Pada
tahap ini suatu produk dikatakan berhasil atau sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
dari konsumen apabila hasil penjualannya bagus dan usaha yang dijalankan
berkembang dengan baik serta dapat mengubah kehidupan konsumen.

Produk Dalam Berwirausaha


Produk adalah barang yang ditawarkan untuk dijual dengan tujuan memenuhi
kebutuhan konsumen. Suatu produk dapat berupa layanan atau item. Ini bisa berbentuk
fisik atau virtual atau cyber. Setiap produk dibuat dengan biaya dan masing-masing
dijual dengan harga tertentu. Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam sebuah
produk adalah produk apa yang akan dibuat, bagaimana kemasannya, apa mereknya,
warna yang akan digunakan, label produk, harga jualnya, kualitasnya, pelayanan, dan
jaminan. Saat ini produk-produk yang berada di masyarakat sangat beragam,
keberagaman produk tersebut sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat
yang menginginkan segala sesuatunya lebih praktis. Selain itu, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi juga sangat mempengaruhi keberagaman produk saat ini.
Seorang wirausaha harus mampu melihat peluang usaha yang ada di lingkungan
sekitar, sehingga proses pemilihan produk usaha sesuai dengan tren dan selera
masyarakat saat ini. Dalam pemilihan produk alangkah lebih baiknya seorang
wirsusaha melakukan studi kelayakan usaha terlebih dahulu agar terhindar dari
kerugian dan kegagalan dalam menjalankan usahanya. Selain itu, beberapa prinsip
dalam pembuatan produk, di antaranya sebagai berikut.

Prinsip Pembuatan Sebuah Produk


1. Suatu produk harus relevan, artinya sesuai dengan tujuan dan fungsi dari produk itu dibuat.
Kesesuaian fungsi dan tujuan produk dibuat dapat menggambarkan kualitas produk tersebut.
2. Suatu produk perlu dikomunikasikan, ini berarti sebuah produk harus dikenalkan terlebih
dahulu kepada konsumen. Konsumen harus dapat merasakan manfaat dari produk tersebut dan
mengetahui perbedaannya dengan produk-produk lainnya. Periklanan dan pembangunan merek
atau rebranding sebaiknya dilakukan.
3. Suatu produk membutuhkan nama, nama yang mudah diingat dan dihubungkan orang.
Produk dengan nama menjadi merek, dengan adanya merek dapat membantu produk untuk
bersaing dengan produk-produk lainnya.
4. Suatu produk harus dapat beradaptasi, artinya produk yang dibuat dapat menyesuaikan diri
dengan tren, waktu dan perubahan dari segmen pasar yang ada, sehingga dapat membuatnya
lebih relevan dan mempertahankan aliran pendapatannya.
Secara umum produk dapat dibagi 2, yaitu sebagai berikut.

1. Produk Barang
Produk barang adalah produk berupa benda yang dapat dilihat, disentuh, dirasa,
dipegang, dan disimpan. Berdasarkan daya tahannya, barang terdiri dari 2 macam,
yaitu sebagai berikut.

a. Barang tahan lama (durable goods). Merupakan barang yang dapat tidak mudah habis, artinya
memiliki masa penggunaan yang lama atau memiliki jangka usia ekonominya satu tahun atau
lebih. Contoh, microwave  dan setrika.
b. Bahan tidak tahan lama (non durable goods) atau sering disebut juga barang habis pakai,
artinya dapat dipakai hanya satu kali atau memiliki jangka usia ekonominya kurang dari satu
tahun. Contoh, sikat gigi dan sampo.

2. Produk jasa
Jasa adalah pelayanan yang ditawarkan dan dijual untuk memenuhi kebutuhan
konsumen. Berbeda dengan produk barang, produk jasa tidak menyebabkan
kepemilikan oleh konsumen yang menggunakannya. Produk jasa dapat berupa produk
fisik maupun tidak. Dalam memilih produk jasa yang akan ditawarkan kepada
konsumen, hal yang pertama dapat dilakukan adalah menggali informasi dari konsumen
dan segmen pasar mengenai jasa yang sedang diminati dan dibutuhkan saat ini.
Sehingga, pemilihan produk jasa sebagai produk usaha yang akan jalankan dapat lebih
tepat sasaran.

Anda mungkin juga menyukai