Anda di halaman 1dari 12

MODUL

PRODUK KREATIF
DAN
KEWIRAUSAHAAN
KELAS XI AGRIBISNIS
PERIKANAN

Disusun Oleh :

TUTI RAHMAWATI, S.Pd


NIP. 19750507 201001 2 004
PROSES KERJA PEMBUATAN

PROTOTYPE PRODUK

BARANG DAN JASA

Dalam berwirausaha produk kreatif perlu dibuat sebuah prototype, sebagai contoh Yng dijual. Pada
dasarnya pembuatan prototype merupakan kegiatan yang membutuhkan waktu dan langkah-
langkah tertentu.

Mengingat pentingnya peran prototype dalam suatu wirausaha produk kreatif , maka didalam
pembuatan prototype harus dilakukan melalui alur dan proses kerja secara teliti dan rinci.

Proses pembuatan produk kreatif ini hendaknya dibuat dengan alur yang tepat dan model yang
sama yang akan diproduksi masal nantinya, atau dengan kata lain prototype ini sebagai sampel
produk keseluruhan.

A. Proses Kerja Pembuatan Prototype


Pembuatan prototype disebut dengan prototyping. Tujuan dari prototyping adalah sebagai
penguji daya tahan bentuk produk dan usaha yang ingin kita buat.
Inovasi bertahap adalah keadaan dimana suatu badan usaha tidak bisa bisa dibuat dalam
bentuk prototype.
Inovasi bertahap biasanya menyesuaikan keadaan di dunia nyata.
Dengan adanya kegiatan prototyping para wirausaha khususnya bidang produk kreatif akan
mengetahui keunggulan dan kelemahan produk dan usaha yang dibuat.
1. Kegiatan prototyping sebagai artefak dalam pembuatan desain
Prototype dapat dianggap sebagai bentuk artefak, baik dalam tingkatan berdiri sendiri
atau menjadi bagian dalam sebuah desain.
Kita bisa menganalisis prototyp[ng berdasarkan empat dimensi sebagai berikut :
a. Dimensi Representasi
Dimensi representasi berarti menggambarkan bentuk prototype
b. Dimensi Presisi
Dimensi presisi menggambarkan tingkat ketelitian prototype yang akan dievaluasi.
Dalam dimensi tersebut bentuknya kasar atau halus
c. Dimensi interaktif
Dimensi interaktif menggambarkan sejauh mana hubungan antara konsumen
dengan prototype yang dibuat oleh seorang wirausaha Misalnya pembeli menyukai
layanan dan produk kreatif yang ditawarkan
d. Dimensi Evaluasi
Dimensi evaluasi menggambarkan prediksi siklus hidup dari suatu prototype
misalnya protype tersebut bersifat sekali pakai atau permanen.
2. Tahapan-Tahapan dalam Prototyping
Tahap-tahap dalam protyping boleh dikatakan merupakan tahap-tahap yang dipercepat.
Strategi utama dalam prototyping adalah kerjakan yang mudah terlebih dahulu dan
sampaikan hasil kepada pengguna sesegera mungkin.
Prototyping dibagi ke dalam enam tahapan sebagai berikut :

a. Mengidentifikasi model prototype.


Dalam bagian ini pihak wirausahawan menjadi mengert apa saja yang ada didalam badan
usaha yang mereka buat.
b. Rancang bangun prototype.
Dalam rancang bangun ini bisa dibantu oleh seperangkat komputer supaya bisa mendesain
produk yang baru dan kompeten.
c. Uji prototype untuk memastikan prototype dapat dengan mudah dijalankan untuk tujuan
demontrasi.
d. Siapkan prototype USD ( User’s System Diagram ). Untuk mengidentifikasi bagian-bagian
dari produk yang diprototypekan .
e. Evaluasi dengan peangguna untuk mengevaluasi prototype dan melakukan perubahan jika
diperlukan.
f. Transformasikan prototype menjadi produk nyata dan dibutuhkan konsumen sebagai
sebuah sampel atau contoh.

B. Faktor-Faktor Penentu dalam Proses Strategi Pembuatan Prototype


Berikut ini disajiakn berbagai faktor-faktor yang ada di dalam strategi prototyping.
1. Prototyping bisa berupa sebuah sub sistem, serangkaian dari beberapa atau keseluruhan
sistem.
2. Melakukan prototyping atas bermacam macam konsep dengan melakukan prototyping
atas satu konsep.
3. Pembuatan protype bisa dilakukan oleh pihak luar atau dilakukan oleh seorang
wirausaha itu sendiri.
4. Fisik pada suatu prototype dapat dibuat ukuran skala.
5. Hasil akhir suatu bentuk usaha dapat dibuat skala lewat prototype.

C. Alur Kerja dan Pembuatan Usaha Produk Kreatif.


Ada beberapa alur proses dalam pembuatan produk kreatif sebagai berikut :
1. Langkah persiapan alat dan bahan
a. Alat Utama
Alat utama yang digunakan untuk membuat produk kreatif sesuai prosedur dan
ketentuan yang diisyaratkan.
b. Alat pendukung
Alat pendukung adalah peralatan yang membantu pekerjaan pembuatan produk
kreatif agar mencapai mutu yang baik dengan standar kerapian yang tinggi.
2. Pengolahan Bahan
Tujuan pengolahan bahan untuk pembuatan produk kreatif adalah untuk mengolah
bahan baku untuk menjadi produk kreatif yang siap dilihat konsumen sebagai sampel
atau contoh.
3. Pembentukan
Tahap pembentukan adalah tahap mengubah bahan untuk dijadikan produk-produk
kreatif yang diinginkan.
4. Pengemasan
Tahap selanjutnya pengemasan untuk produk kreatif yang sudah dibuat sehingga
konsumen tertarik untuk melihat dan memilikinya.

ANALISIS LEMBAR KERJA

PEMBUATAN PROTOTYPE PRDUK KREATIF

A. Logo Usaha Produk Kreatif


Logo atau tanda gambar merupakan identitas yang dipergunakan untuk menggambarkan
citra dan karakter suatu lembaga atau usaha maupun organisasi.
Pada prinsipnya logo merupakan symbol yang mewakili sosok, wajah, atau eksistensi suatu
usaha atau produk dari sebuah perusahaan.
Secara visualisasi logo adalah suatu gambar . Gambar itu bisa berupa berbagai unsur bentuk
dan warna.
Pengertian logo secara bahasa adalah suatu huruf atau lambang (gambar) yang mengandung
makna, terdiri atas satu kata atau lebih sebagai lambang atau nama badan usaha dan lain
sebagainya.
Logo merupakan elemen yang sangat penting untuk sebuah produk kreatif atau badan-
badan lainnya. Di dalam logo pun terdapat arti dan tujuan dari yang memakainya baik dari
warnanya, gambarnya, tulisannya maupun pembuatannya.

1. Fungsi Desain Logo Bagi Usaha Produk Kreatif


Desain logo memiliki fungsi yang cukup penting bagi sebuah usaha terutama produk
kreatif. Dimana logo dalam progam marketing yang dapat menyampaikan pesan
keppada klien atau konsumen.
Tujuan pembuatan sebuah logo adalah untuk menyampaikan pesan sebuah produk
kepada konsumen.
2. Tujuan Desain Logo
a. Bentuk / marking
Bentuk marking dari logo ini biasanya diambil dari sebuah objek yang terkait dengan
usaha atau produk yang nantinya akan dibuatkan desain logonya.
b. Menarik Mata / Eye Catching
Desain logo harus memiliki nialai tambah dan harus lebih dari cuma sekedar menarik
untuk dilihat.
c. Trend
Perkembangan desain logo akan sangat dipengaruhi oleh trend dan perkembangan
zaman. Seperti trend dalam dunia seni, teknologi atau bisnis usaha maka ternd
dalam logo ini seringkali mewakili sisi dinamis dari bentuk atau lambang yang
diambil oleh seorang wirausaha.

B. Evolusi dan Merancang Usaha Produk Kreatif


1. Evolusi Perkembangan Logo Usaha
Awalnya logo disebut Logotype, Logotype hanya berupa tulisantanpa gambar.
Selanjutnya logo berkembang semakin inovatif dibuat dengan lebih menarik. Salah satu
caranya membuatnya lebih menarik adalah dengan menambahkan gambar.
Logo pertama kali digunakan oleh S.P.Q.R. atau Senatus Populusque Romanus
merupakan instansinasional pertama yang menggunakan logo sebagai simbol
identitasnya. Logo S.P.Q.R. ini diterapkan pada beberapa benda milik Roma.Sepert i
halnya koin atau monmen-monumen yang dibangun pada saat itu.
Setelah digunakan oleh Roma, kemudian kerajaan inggris pun turut menambahkan
lambang kerajaan pada benda serta bangunan milik mereka.
2. Merancang konsep desain logo
Konsep atau tema besar adalah hal yang harus diperhatikan dalam mendesain logo.
Konsep merupakan poin paling utama yang pertama kali harus desainer tentukan
sebelum memulai pekerjaannya denganpensil dan kertas untuk membuat skesa.
Konseplah yang akan menentukan logo akan dibuat dan konsep pula yang akan
menentukan hasil dari logo tersebut.
Konsep logo dibuat setelah desainer mengenali klien yang memesan logo padanya. Hal
yang paling mendasar untuk dijadikan sebagai konsep logo adalah pesan apa yang ingin
disampaikan oleh kliennya tersebut kepada publik. Logo tersebut akan berhasil apabila
ia memiliki konsep visual yang kuat.
Brand image yang dibentuk oleh logo sangat berkaitan dengan warna dan bentuk dari
logo. Bentuk dan warna inilah yang akan ditentukan saat membuat konsep logo.
Konsep logo menjadi sangat penting karena setiap logo harus mampu masuk kepikiran
calon konsumenengan cepat.
Setiap logo harus mampu menggambarkan usaha produkkreatif, instansi atau organisasi
yang menggunakannya.
Logo yang mampu masuk ke dalam pikiran calon konsumen dengan cepat akan menjadi
daya tarik bagi pemilik logo tersebut.

C. Membuat Logo sebagai Bentuk Gambar Kerja Prototype


1. Syarat pembuatan logo usaha produk kreatif
Dalam kaitannya dengan merancang gambar kerja prototype, logo harus memiliki syarat-
syarat sebagai berikut :
a. Cepat
Gambar kerja prototype dibuat dengan cepat
b. Murah
Gambar kerja prototype harus dibuat dengan biaya semurah mungkin
c. Dapat dibuang
Sebuah gambar kerja harus bisa dibuang jadi jangan membuat lembar kerja dari
bahan yang tidak dapat dibuang
d. Resolusi rendah
Gambar kerja prototype harus disajikan dalam resolusi rendah karena gambar kerja
merupakan rancangan sederhana suatu prototype.
e. Ambigu
Gambar kerja prototype memang sengaja dibuat ambigu sehingga dapat
diinterprestasikan pada segala sisi.
f.Bersifat menyarankan, bukan menetapkan
Karena sifatnya ambigu gambar kerja prototype harus bersifat menyarankan supaya
interprestasi atas prototype tetap terbuka.
2. Tahapan Membuat Logo Usaha Produk Kreatif
Tahapan tersebut diuraikan sebagai berikut :
a. Riset dan analisis
Dalam membuat logo hal yang diriset serta dianalisis visi, misi, struktur usaha,
analisis pasar, target group, keunggulan atau kelemahan dari entitas tersebut.
b. Thumbnails
Thumbnails berupa cara pengembangan ide melalui visual yang berupa sketsa-sketsa
kasar dengan memakai pensil atau bolpoin yang dibuat secara manual tanpa
bantuan komputer.
c. Komputer
Membuat desain menggunakan komputer thumbnails-thumbanails yang telah
digambar dapat dipilih desainnya yang bagus dengan menggunakan komputer.
d. Pendaftaran Merek
Setelah logo selesai dibuat didaftarkan ke Dirjen HAKI dan Departemen Hukum dan
Ham untuk melindungi karya yang dibuat.
e. Sistem identitas
f. Produksi

ANALISIS BIAYA PRODUKSI

PROTOTYPE PRODUK

BARANG / JASA

A. Pengetahuan Umum Mengenai Biaya Produksi


Biaya adalah semua pengeluaran yang dapat diukur dengan uang, baik yang telah, sedang,
maupun yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk.
Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh wirausahawan untuk
memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk
menciptakan barang-barang produk kreatif tersebut.
1. Unsur-unsur Biaya produksi
a. Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku adalah berbagai macam bahan yang diolah menjadi produk jadi
dan pemakaiannya dapat diidentifikasikan secara langsung yang merupakan
bagian intergral dari produk tertentu.
Selain itu biaya bahan baku adalah harga yang terdiri atas semua bahan yang
dikerjakan didalam proses produksi untuk diubah menjadi barang lain yang
nantinya akan dijual.
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung adalah jasa yang diberikan kepada tenaga kerja
langsung oleh seorang wirausaha .
Biaya tenaga kerja langsung adalah balas jasa yang diberikan oleh pengusaha
kepada tenaga kerja langsung dan jejak manfaatnya dapat diidentifikasikan oleh
produk tertentu.
c. Biaya Overhead
Biaya overhead merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi seluruh
kegiatan usaha dalam mencapai tujuan.
Biaya overhead terdiri atas biaya bahan tidak langsung, biaya tenaga kerja tidak
langsung dan semua jenis biaya pabrik seperti pajak, asuransi, penyusutan, barang
persediaan, perbaikan dan pemeliharaan.
d. Biaya Eksplisit
Biaya ekplisit adalah sejumlah pengeluaran untuk mendapatkan faktor-faktor
produksi dan input lainnya yang dibayarkan menggunakan uang.
e. Biaya Implisit
Biaya implisit merupakan biaya yang tidak secara langsung terlihat contohnya
biaya penyusutan barang modal.

2. Jenis-Jenis Biaya Produksi Berdasarkan Jangka Waktunya


a. Jangka Waktu Pendek
Biaya jangka waktu pendek adalah jangka waktu dimana sebagian faktor produksi
tidak dapat ditambah jumlahnya.
Berikut ini jenis-jenis biaya jangka pendek :
1. Biaya Total ( Total Cost / TC )
Keseluruhan biaya yang dikeluarkanoleh suatu usaha yang terdiri atas biaya
variabel dan biaya tetap.
Rumus : TC = TVC + TFC

2. Biaya variabel Total ( Total Variabel Cost / TVC )


Keseluruhan biaya yang dikeluarkan usaha dalam faktor produksi dan bersifat
variabel atau dapat berubah –ubah sesuai dengan hasil produksi yang akan
dihasilkan.
Contoh : Biaya bahan baku, upah tenaga kerja, bahan bakar dan lain
sebagainya.
Rumus : TVC = TC – TFC

3. Biaya Tetap ( Total Fixed Cost )


Biaya yang tidak berubah sesuai tingkat produksi. Contoh : Biaya abonemen
telepon, biaya pemeliharaan bangunan, biaya penyusutan dan lain lain
Rumus : TFC = TC – TVC

4. Biaya Total Rata-rata (Average Total Cost / ATC)


Biaya Total (TC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu dibagi dengan
jumlah produksi tertentu oleh perusahaan tsb (Q)
Rumus : ATC=TC/Q
Q = jumlah output yang dihasilkan
Biaya total rata-rata juga dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
ATC = AVC + AFC

5. Biaya Variabel rata-rata (Average Variabel Cost / AVC)


Rumus : AVC = TVC/Q
Q = jumlah output yang dihasilkan
Atau dengan rumus sbb :
AVC = ATC – AFC

6. Biaya tetap rata-rata (average Fixed Cost / AFC)


Rumus : AFC = TFC/Q
Atau dapat dihitung dengan rumus sbb :
AFC = ATC – avc

7. Biaya Marginal (Marginal Cost/ MC)


Kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah satu satuan
output.

b. Jangka Waktu Panjang


a. Biaya Marginal jangka panjang
Rumus : LMC = LTC /Q LMC = biaya marginal jangka panjang (Long run
marginal cost)
LTC + Perubahanbiaya total jangka panjang
Q = perubahan out put
b. Biaya Rata-rata
Biaya total dibagi jumlah out put
Rumus : LRAC= LTC/Q dengan LRAC = Biaya rata-rata jangka panjang ( Long
Run Average Cost) dan Q = jumlah out put

3. Jenis-jenis Biaya Produksi jika dilihat dari volume kegiatannya


a. Biaya tetap
Biaya tetap didefinisikan sebagai biaya yang secara total tidak berubah saat
aktivitas bisnis meningkat atau menurun.
b. Biaya variabel
Biaya yang berubah sesuai dengan volume barang atau jasa yang dihasilkan oleh
usaha produk kreatif.
c. Biaya semi variabel
Biaya semi variabel atau biaya campuran adalah biaya yang merupakan campuran
dari biaya tetap dan biaya variabel.
PENGAWETAN IKAN DENGAN TEKNIK
PENGGARAMAN

A. Pengertian Penggaraman
Pengaraman merupakan salah satu cara pengawetan ikan dengan menggunakan garam
kristal, larutan garam dan air laut pada kondisi penyimpanan suhu kamar, suhu dingin, dan
atau pemanasan.
Garam berfungsi sebagai pengawet karena dapat menarik air dari daging ikan akibat
perbedaan osmotik, dikui dengan penetrasi garam ke dalam daging ikan sehingga akan
memecahkan dinding sel mikroba pembusuk serta menurunkan aktivitas air (Aw) bahan
sehingga mikroba tidak dapat berkembang biak.

B. Sifat Antimikroba Dari garam


Garam dapat berpengaruh positif dan bersifat pengawet bila ditambahkan pada jaringan
hewani atau tumbuhan yang segar.
Garam akan berperan sebagai penghambat selektif pada mikroba perusak atau pembusuk.
Mikroba, spora mikroba, dan enzim proteolitik pembusuk daging ikan adalah yang paling
mudah tertekan walaupun dengan kadar garam yang sangat rendah (sampai 6%)
Pengawetan dengan proses penggaraman dibagi menjadi dua cara yaitu :
1. Penggaraman kering (dry salting)
Penggaraman kering merupakan pengawetan yang mengkombinasikan antara proses
penggaraman dan pengeringan (alami/sinar matahari atau buatan pemanasan dengan
oven).
2. Penggaraman basah (wet salting)
Penggaraman basah dapat dilakukan dengan larutan garam jenuh maupun garam
kristal.
Garam jenuh merupakan salah satu alternatif bahan pengawet yang efektif, efisien
dan ekonomis.

C. Penggaraman Ikan
Penggaraman ikan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
1. Penggaraman kering (dry salting)
Yaitu cara penggaraman ikan dengan menggunakan garam kering (garam kristal).
Caranya adalah ikan disiangi dibuang isi perutnya, kemudian ikan dicuci bersih dari
lendir dan darah kemudian ditiriskan beberapa lama dengan tujuan untuk
mengurangikadar air ikan. Selanjutnya dilumuri dengan garam kristal dan disusun
secara berlapis lapis dengan garam.
2. Penggaraman basah (brine salting)
Yaitu cara penggaraman ikan dengan menggunakan larutan garam jenuh . Ikan
ditumpuk dalam bejana/wadah kedap air lalu diisi denganlarutan garam.
3. Penggaraman kering tanpa wadah kedap air (kench salting)
Cara ini hampir sama dengan metode penggaraman kering, tetapi karena wadah yang
digunakan tidak kedap air maka larutan/cairan garam yang berbentuk akan langsung
mengalir kebawah dan dibuang.
4. Penggaraman yang diikuti dengan perebusan (pemindangan)
5. Yaitu metode penggaraman ikan dengan cara mencelupkan ikan dalam larutan garam
panas (cue).

D. Pengolahan Ikan Asin Kering


a. Alat yang dipakai
1. Timbangan untuk mengukur banyaknya ikan dan garam yang diperlukan.
2. Ember besar sebagai wadah ikan setelah selesai ditimbang/pencucian/tempat
penggaraman .
3. Keranjang agar ikan tidak berserakan waktu masuk ketungku perebusan
4. Para-para sebagai tempat pengeringan penjemuran.
5. Plastik sebagai tempat penyimpanan ikan yang sudah dijemur untuk kelompok
kemasan kecil dan kardus sebagai tempat penyimpanan ikan untuk kelompok
kemasan besar.serta sealer dipakai untuk menutup produk dengan kemasan
plastik.
b. Bahan yang digunakan : Ikan segar, bumbu-bumbu dan bahan kimia pengawet lainnya.
c. Prosedur pembuatan ikan asin kering :
1. Penimbangan ikan
Ikan yang akan diproses terlebih dahulu ditimbang dan ditempatkan ke dalam
keranjang plastik sebelum dicuci.
2. Pencucian
Pencucian ikan dilakukan dengan air untuk menghilangkan kotoran yang
tercampur dengan ikan dan menghilangkan darah serta lendir sebanyak dua kali
hingga bersih.
3. Penggaraman
Ikan yang sudah dibersihkan diberikan garam dengan perbandingan 3:1 antara
garam dan berat ikan.
4. Penirisan
Penirisan ikan dilakukan dengan mengangin –anginkan ikan.
5. Pencucian
Pencucian dilakukan untuk membersihkan garam yang masih menempel pada
ikan.
6. Pengeringan
Penjemuran ikan dapat dilakukan dengan meletakkan ikan diatas para-para diikuti
dengan penjemuran dibawah sinar matahari 8 – 10 jam tergantung jenis ikan dan
cuaca.
7. Disortasi/seleksi dan pengemasan
Langkah terakhir ini sangat penting untuk meyakinkan konsumen bahwa produk
yang akan dikonsumsi aman bagi kesehatan sehingga menjadi jaminan usaha.
TUGAS MODUL

1. Buatlah produk ikan asin kering dari jenis ikan laut atau air tawar
Minimal sebanyak 500 gr untuk masing-masing siswa
2. Buatlah secara berkelompok masing kelompok terdiri dari 2 orang siswa
3. Masing-masing siswa membuat laporan pembuatan produk yang berisi:
a. Nama produk
b. Alat dan bahan
c. Langkah-langkah pembuatan produk yang dilengkapi dengan foto sebagai
dokumentasinya
4. Produk dikemas semenarik mungkin supaya konsumen berminat untuk
membelinya
5. Produk dan laporan dikumpulkan paling lambat seminggu setelah selesai
prakrin!
6. Selamat mengerjakan

Anda mungkin juga menyukai