Anda di halaman 1dari 21

LOG BOOK

Untuk memenuhi tugas matakuliah Kewirausahaan


yang dibina oleh Drs. Hadi Wasito, Dip.Ed., M.Pd

Oleh
Faridatul Umaya
170521626087

PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
DESEMBER 2020
BAB 1

KONSEP TEKNOPRENEURSHIP

A. KONSEP ENTERPRENEURSHIP
Beberapa pakar yang berkecimpung dalam pendidikan bisnis dan ekonomi,
maupun praktisi bisnis tetap bertahan mempergunakan kata entrepreneurship untuk
menjelaskan apa yang mereka yakini sebagai sesuatu kegiatan wirausaha yang memiliki
karakteristik yang spesifik, yang tidak dapat disamakan dengan kegiatan wirausaha pada
umumnya (Ciputra 2009).
1. Wiraswasta
Orang yang mmeiliki sikap mental wiraswasta adalah gambaran ideal orang yang
dapat memenuhi kebutuhannya sendiri secara lahir dan batin. Kewiraswastaan banyak
memerlukan kemampuan untuk berdiri sendiri serta mengandalkan kepercayaan diri
dalam menghadapi kehidupan (Wijandi, 1987).
2. Entrepreneur atau Wirausaha
Lupiyadi (2009) menyimpulkan bahwa wirausaha adalah orang yang memiliki
kemampuan berfikir kreatif dan inovatif untuk ditetapkan dalam tindakannya untuk
memperoleh keuntungan.
B. KONSEP TEKNOPRENEURSHIP
Teknopreneurship adalah pengembangan kecakapan aplikasi teknologi dan
kecakapan kewirausahaan yang lebih menekankan pada pentingnya penemuan produk
baru atau perbaikan untuk dipasarkan sebagai penghasil uang.
Dari uraian di atas, teknopreneurship harus memiliki empat ciri utama sebagai
berikut :
1. Memiliki basis ilmu pengetahuan yang spesifik
2. Memiliki kemampuan rekayasa untuk menentukan produk baru
3. Memiliki kemauan dan kemampuan untuk mengembangkan diri
4. Memiliki kemampuan untuk pemasaran
BAB 2
SPIRIT TEKNOPRENEURSHIP
A. KEMANDIRIAN
Mandiri merupakan suatu jalan keluar dan ketidakberdayaan dalam memperoleh
peluang kerja sebagai buruh atau orang upahan. Mandiri adalah satu tindakan
menghasilkan nafkah yang diperlukan untuk menunjang kebutuhan hidup tanpa harus
menggantungkan diri kepada orang lain.
B. SPIRIT TEKNOPRENEURSHIP
1. Memiliki Motivasi Internal
Motivasi adalah pendorong utama seseorang untuk melakukan perbuatan
atau kegiatan. Motivasi seseorang untuk berbuat sesuatu dapat muncul dari dalam
diri-sendiri ataupun oleh dorongan dari luar.
2. Peduli Terhadap Sesama
Peduli kepada sesame merupakan salah satu cara untuk mempertahankan
kehidupan berkelompok dalam masyaakat. Peduli sesame adalah salah satu
komponen kecakapan hidup yang diperlukan dalam berkehidupan bermasyarakat.
3. Mandiri Dalam Berusaha
Sikap mandiri banyak menekankan segi kemampuan untuk berdiri sendiri
serta keyakinan mampu untuk menghadapi kehidupan atas kemampuan diri. Sikap
mandiri menumbuhkan kreativitas untuk menciptakan lapangan kerja guna
melepaskan diri dari ketergantungan terhadap orang lain
4. Gigih Memperjuangkan Tujuan
Optimisme adalah kekuatan dan kebiasaan berfikir positif bahwa sesuatu
dapat berubah menjadi baik. Rasa optimism dapat mendorong orang untuk
berprestasi dan bahkan orang miskin dapat berubah menjadi kaya karena
optimism dalam memperjuangkan nasibnya.
5. Ketekunan
Keberhasilan yang dicapai oleh banyak wirausahawan kelas dunia adalah
ketekunan berjuang dalam bidang yang diminatinnya secara serius. Salah satu
kunci suses dalam berwirausaha menurut Lupiyoadi (2007) adalah konsisten
dengan kemampuan yang dimilikinnya.
6. Disipin
Menurut Sedarmayanti (2009:2) berdisiplin merupakan adalah salah satu
sifat khusu menunjukkan kualitas prima yang diharakan dari sumber daya
manusia.
7. Jujur
Kejujuran dalam urusan wirausaha/dagang adalah komitmen untuk
memberikan infomasi secara benar, tidak menyembunyikan kekurangan
kekurangan yang ada pada barang dagangan yang diperjual-belikan

BAB 3
MORAL DAN ETIKA TEKNOPRENEUR
A. KONSEPSI MORAL DAN ETIKA
Moral adalah sikap batin dan standar pemikiran tentang apa yang boleh dilakukan
atau yang tidak boleh dilakukan berdasarkan benar dan salah. Sikap moral individu
berhubungan erat dengan budaya dimana individu tersebut berada, terlahir dan hidup
dalam lingkungan budayanya.
B. MORALITAS DAN ETIKA TEKNOPRENEUR INDUSTRI KONSTRUKSI
Teknopreneurship dalam bidang usaha industry konstruksi , yang secara spesifik
menghasilkan produk atau melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan
keselamatan manusia, memerlukan sumberdaya manusia yang bermoral, berdisiplin,
memiliki kepekaan social, memiliki tanggung jawab serta loyalitas (Malik, 2010).
1. Dasar Moral dan Etika Industri Konstruksi
Orang-orang yang terlibat dalam penyelenggaraan proyek konstruksi memiliki
rasa takut, memiliki rasa tanggung jawab terhadap prinsip moral yang diyakini,
apalagi jika memiliki ketakwaan dengan ajaran agama yang dianutnya, niscaya
kejahatan yang terkait dengan semua pekerjaan yang dilakukan tidak akan pernah
terjadi.
2. Penyimpangan Moral dan Etika
Kejahatan dalam proyek konstruksi yang telah terbukti dilakukan oleh orang-
orang yang berkecimpung dalam pekerjaan konstruksi, terlihat bervariasi kedudukan
dan perannya dalam organisasi jasa onstruksi. Ada kejahatan dalam proyek konstruksi
yang dilakukan oleh orang yang berstatus pimpinan, yaitu tidak menyelesaikan
pekerjaan sesuai besarnya anggaran yang telah diambilnya.

BAB 4
KECAKAPAN TEKNOPRENEURSHIP
A. KECAKAPAN KEILMUAN DASAR
Kepemilikan dan penguasaan terhadap satu bidang ilmu dan menjadikan ilmu
tersebut sebagai pilihan dan ketetapan sebagai jalan hidup yang ditempuh merupakan
landasan pijak yang sangat kuat, serta merupakan modal pengembangan yang andal
dalam peningkatan karier.
B. KECAKAPAN PENELITIAN
Proses penelitian dan pengembangan banyak diaplikasikan dalam kegiatan bisnis,
tidak saja dalam industry manufaktur tetapi juga dalam industry jasa.
C. KECAKAPAN RANCANG BANGUN
Perancangan produk merupakan upaya pemecahan masalah yang dihadapi oleh
konsumen yang dibebankan kepada produksen untuk menghasilkan system atau barang
yang dibutuhkan.
D. KECAKAPAN PRODUKSI
Teknopreneur sebagai pemilik gagasan untuk menghasilkan sebuah produk
teknologi, baik yang bersifat barang maupun yang bersifat jasa, harus menguasai konsep
dasar produksi yang menjadi bidang usahannya.
E. KECAKAPAN KEENOMIAN DASAR
Peranan bagian penentuan harga produk menjadi sangat penting untuk
mengembalikkan biaya investasi yang telah dikeluarkan untuk menghasilkan produk.
F. KECAKAPAN BERWIRAUSAHA
Keberhsilan dalam berwirausaha selalu diukur dengan adanya pertamahan jumlah
kekayaan yang dimiliki oleh pelaku usaha. Keberhasilan melakukan kegiatan wirausaha
identic dengan terjualnya produk luaran dengan jumlah yang telah diperhitungkan.
G. KECAKAPAN MANAJERIAL
Melaksanakan kegiatan wirausaha yang berbasis proyek diperlukan pengetahuan
manajemen yang bersifat proyek pula. Melakukan kegiatan wirausaha tanpa pengetahuan
menajemen sam aartinya dengan melaksanaan manajemen tanpa teori dan tanpa
pengetahuan yang di bentuk oleh teori itu.
H. KECAKAPAN KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan yang berhasil adalah kepemimpinan yang dapat mengarahkan
sumber daya untuk mencapai tujuan perusahaan.

BAB 5
REKAYASA DAN INOVASI TEKNOLOGI
A. ANALISIS KEBUTUHAN
Analisis kebutuhan terhadap bahanbaru maupun system teknologi baru dapat
dilakukan dengan mengadakan kajian hubungan antara konstruksi atau aspek-aspek
konstruksi dengan lingkungan alam sekitar atau permasalahan-permasalahan yang
dihadapi dalam pelaksanaan konstruksi, serta yang paling dominan adalah hubungannya
dengan kebutuhan manusia dan budayannya.
B. PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Penelitian untuk bidang konstruksi, khususnya yang menyangkut pengujian
terhadap bahan konstruksi, system konstruksi, maupun system pelaksanaan konstruksi
dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif, khususnya eksperimental, namun
demikian ada beberapa pendekatan penelitian yang khusus sesuai dengan bidang yang
akan diteliti.
C. PERUMUSAN REKAYASA DAN INOVASI DAN PRODUK
Gagasan-gagasan reayasa dan inovasi yang diperoleh dari hasil kegiatan analisis
kebutuhan yang ditindak lanjuti dengan penelitian, pengumpulan informasi, studi
literature dapat digunakan sebagai dasar penyusunan konsep rekayasa dan inovasi
BAB 6
PERENCANAAN PRODUKSI
A. VISUALISASI PRODUK
1. Gambar Sketsa
Gambar sketsa dapat berupa gambar dua dimensi ataupun gambar tiga dimensi.
2. Gambar Perspekstif
Gambar perspektif adalah gambar tiga dimensi yang mempertunjukan bentuk
nyata sebuah bangun konstruksi.
3. Gambar Tampak
Gambar tampak adalah gambar dua dimensi yang menunjukkan pandangan-
pandangan bentuk konstruksi dari berbagai arah yang berbeda secara tegak lurus
terhadap posisi pemandangan atau yang ditampilkan tegak lurus terhadap bidang.
4. Gambar Potongan
Gambar potongan adalah gambar yang menunjukan proyeksi potongan bagian
konstruksi melintang terhadap posisi benda dan diproyeksikan kea rah bidang datar di
belakangnya.
5. Gambar Detail
Gambar detail adalah gambar penjelas masing-masing bagian konstruksi secara
lebih detail, baik ukuran, bentuk maupun konstruksi yang tidak dapat terbaca pada
gambar potongan.
B. SPESIFIKASI PRODUK
1. Spesifikasi Bahan
Spesifikasi bahan adalah lampiran dokumen kontrak yang menjelaskansecara
terperinci mengenai mengenai bahan-bahan yang harus dipakai untuk menyelesaikan
atas untuk mewujudkan produk konstruksi sebagaimana yang dijelaskan dalam
dokumen gambar kerja.
2. Spesifikasi Kinerja
Spesifikasi kinerja adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bagaimana
sebuah produk akan bekerja dan bagaimana kemampuan yang dimiliki maupun
kelemahan-kelemahan atau batas kapasitas yang dimiliki.
C. NASKAH AKADEMIK
1. Target Konsumen
Target konsumen adalah informasi menyangkut siapa dan bagaimana
karakteristiknya dari unit-unit yang ditetapkan menjadi konsumen atau pemakai.
2. Syarta Teknis
Syarat teknis produk adalah ketentuan-ketentuan teknis yang berlaku terhadap
sesuatu jenis produk yang akan dikomersialkan.

3. Syarat Ekonomis
Untuk menghasilkan suatu produk diperlukan sejumlah komponen biaya,
termasuk didalamnya adalah biaya bahan baku, biaya peralatan, biaya tenaga kerja,
serta pajak-pajak yang dibebankan atas biaya produksi.
D. PENGEMBANGAN CONTOH PRODUK
Ujung akhir perencanaan produk adalah dihasilkannnya contoh produk. Tujuan
dari pembuatan contoh produk adalah untuk menunjukkan wujud produk, fungsi produk,
serta kinerja produk.

BAB 7
ANALISIS KEEKONOMIAN
A. MENGHITUNG BIAYA OPERASI
1. Biaya Langsung
Biaya langsung adalah sejumlah biaya yang dibayarkan untuk pengadaan barang-
barang yang secara langsung digunakan untuk proses menghasilkan produksi ataupun
iuran dalam bentuk jasa pelayanan.
a. Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku adalah semua biaya yang harus dibayarkan untuk
membeli komponen-komponen bahan baku yang digunakan pada satu unit
produk.
b. Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar upah
tenaga kerja yang langsung berhubungan dengan proses produksi untuk
menghasilkan satu unit barang.
c. Buaya Mesin dan Suku Cadang
Biaya mesin dan suku cadang merupakan biaya yang harus dibayarkan
untuk penggunaan mesin, suku cadang yang harus diganti, serta bahan bakar atau
sumber energy yang digunakan untuk menjalankan mesin.
d. Biaya Langsung Tak Terduga
Biaya angsung tak terduga adalah biaya-biaya yang harus dikeluarkan
karena adanya pekerjaan-peerjaan khusus yang tidak dapat ditandangi pada unit
tertentu.
2. Biaya Tidak Langsung
a. Biaya administrasi
Biaya administrasi adalah semua biaya yang harus dibayarkan untuk
keperluan pengadaan ATK, pembayaran biaya personel non-produksi, biaya
legalitas kegiatan usaha, dan pungutan-pungutan atau pajak yang menjadi beban
kegiatan usaha.
b. Biaya Penelitian dan Pengembangan
Penelitian dan pengembangan adalah satu unit kegiatan yang menjadi
pusat pengendalian perubahan, yaitu upaya untuk memperbaiki produk,
memperbaiki system pemasaran, atau menemukan produk-produk baru.
c. Biaya Distribusi dan Penjualan
Biaya distribusi dan penjualan adalah segala biaya yang dkeluarkan untuk
transportasi pengiriman barang dari pabrik ke unit distribusi, biaya pengemasan,
biaya iklan, biaya pameran, biaya untuk agen penjualan, dan biaya untuk agen
hubungan masyarakat.
d. Biaya Lain-Lain
B. MENGHITUNG BIAYA INVESTASI DAN TITIK IMPAS
1. Biaya Investasi
a. Biaya Gedung dan Prasarana Fisik
Gedung dan prasarana fisik sebagai komponen utama untuk kegiatan
usaha manufaktur memerlukan berbagai pertimbangan yang matang dalam
pengadaannya.
b. Biaya Permesinan
Pengadaan peralatan roduksi untuk sebuah uasaha baru ditentukan oleh
kompleksitas dari produk yang akan dihasilkan serta bagaimana produk tersebut
akan diproses.

c. Biaya Alat Kantor


Pembiayaan untuk kegiatan administrasi kantor seperti barang habis pakai
dan biaya personel dimasukkan dalam pembiayaan rutin, sedangkan untuk
kelengkapan kantor yang berupa perangkat keras dimasukkan dalam pembiayan
investasi.
2. Pengembalian Modal
a. Biaya Pokok Produksi
Biaya pokok produksi adalah biaya yang diperlukan untk menghasilkan
per-satuan item produksi.
b. Harga Jual
Harga jual adalah nilai nominal yang ditetapkan sebagai pengganti biaya
operasional untuk menghasilkan persatuan unit produk ditambah dengannilai
nominal keuntungan yang direncanakan oleh produsen.
c. Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi adalah kemampuan satu unit produksi/perusahaan
dalam menghasilkan prduk/barang dalam satuan waktu yang tertentu.
d. Kapasitas Penjualan
Kapasitas penjualan adalah kemampuan perusahaan untuk menjual produk
yang dihasilkan dalam satuan waktu tertentu.
e. Titik Impas
Perhitungan titik impas dipengaruhi oleh jumlah penjualan, persentase
keuntungan yang diperoleh, serta berita operasional yang dikeluarkan yang
terbagi atas biaya tetap dan biaya variable.
C. MENILAI INVESTASI
1. Menghitung NPV
NPV adalah perhitungan pengembalian nilai investasi yang dikomparasikan atau
dibandingkan dengan nilai nominal saat investasi ditanam.
2. Menghitung IRR
IRR adalah suatu metode untuk menilai investasi dengan menghitung persentase
pengembalian rata-rata.

BAB 8
PENGELOLAAN PRODUKSI
A. SARANA PRODUKSI
1. Jenis Pekerjaan
Para industry konstruksi yang memiliki begitu banyak bidang pekerjaan dengan
spesifikasinya masing-masing yang kadang unik memerlukan pertimbangan tersendiri
dalam menentukan peralatan kerja yang dibutuhkan.
2. Volume Pekerjaan
Volume pekerjaan sangat berpengaruh terhadap kebutuhan peralatan, khususnya
kalau dalam proses pengerjaan proyek dibatasi oleh waktu pelaksaan, dibatasi jumlah
volume yang harus dapat diselesaikan dalam satuan waktu yang tertentu.
3. Kapasitas Produksi
Pertimbangan kapasitas dan efesiensi sebuah industry konstruksi memakai
peralatan kerja yang berbasis mesin sepenuhnya, mengingat bahwa dengan peralatan
mesin akan diperoleh hasil kerja yang lebih banyak, lebih cepat, dan lebih presisi
dibanding dengan pekerjaan manual.
4. Biaya Operasional
Pertimbangan biaya operasi menjadi dasar pemilihan jenis mesin, kapasitas, serta
tingkat kebutuhan dalammenunjang proses produksi.
5. Cara Pengadaan
Pengadaan mesin produksi bukan berarti semua jenis peralatan yang diperlukan
dalam proses produksi harus tersedia sebagai asset milik sendiri.
a. Membeli
b. Menyewa
c. Sub-Kontrak
B. BAHAN BAKU
Bahan baku untuk industry konstruksi terdiri atas beraneka ragam bahan, mulai
dari bahan mentah, bahan setengah jadi, dan bahan jadi yang masing-masing memiliki
karakter yang berbeda-beda.
1. Menghitung Jenis Kebutuhan
2. Menghitung Volume
3. Cara Pengadaan

BAB 9
SISTEM PRODUKSI DAN PENJADWALAN

A. ANALISIS UNIT PEKERJAAN


1. Analisis Langkah Kerja
Analisis langkah kerja dimaksudkan adalah suatu analisis untuk
mengklasifikasikan langkah-langkah kerja yang terdapat dalam satu jenis pekerjaan.
2. Analisis Kapasitas
Analisis kapasitas adalah analisis yang dimaksudkan untuk mneghitung berapa
jumlah produk yang dapat dihasilkan oleh sebuah mesin produksi atau oleh seorang
pekerja dalam satuan waktu yang tertentu.
3. Analisis Waktu Kerja
Analisis waktu kerja adalah perhitungan kebutuhan waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan atau melakukan setiap langkah kerja dalam rangkaian proses kerja
mengolah satu satuan unit produk.
B. PENYUSUNAN MODEL SISTEM PRODUKSI
1. Menyusun Matriks Hubungan Pekerjaan
Menyusun matriks hubungan pekerjaan adalah upaya mencari hubungan
ketergantungan yang paling dekat antara unit pekerjaan yang satu dengan unit
pekerjaan yang lain.
2. Menyusun Alur Produksi dan Penjadwalan
Alur produksi adalah urutan pekerjaan yang disusun berdasarkan kualitas
hubungan antar unit pekerjaan.
3. Menghitung Waktu Penyelesaian Proyek
Waktu penyelesaian proyek adalah total waktu yang dibutuhkan secara komulatif
semua kegiatan yang ada dalam proyek.
C. SISTEM KONTROL
Control terhadap kegiatan proyek diperlukan untuk mengetahui apakah tahapan
demi tahapan proyek dapat terlaksana dengan benar.

BAB 10
PENGELOLAAN SUMBER DAYA

A. PERENCANAAN
1. Estimasi Keahlian Tenaga Kerja
2. Estimasi Jumlah Kebutuhan Tenaga Kerja
a. Dihitung Berdasarkan Volume Pekerjaan
b. Dihitung Berdasarkan Waktu Penyelesaian Pekerjaan
c. Dihitung Berdasarkan Areal Tempat Kerja
B. PENGORGANISASIAN
1. Struktur Organisasi
Ada dua model struktur organisasi yang masing-masing memiliki karakteristik
dan keunggulan yang berbeda, yaitu struktur fungsional dan struktur matriks.
2. Tim Kerja
Tim kerja didefinisikan sebagai sekelompok orang yang bekerja berdekatan dalam
satu kesatuan kebersamaan untuk mencapai sebuah tujuan
3. Komunikasi
Komunikasi yang dibutuhkan oleh organisasi yang pertama adalah komunikasi
kedalam dan keluar.
C. PENGELOLAAN
Dalam pengelolaan sumber daya harus terfokus pada pemenuhan kebutuhan
individu yang dapat membangkitkan semangat kerja, yaitu : factor ekonomi (pendapatan),
factor psikologi (kepuasan batin, keamanan), serta factor kebutuhan social (kebersamaan,
kenyamanan)

BAB 11
PEMASARAN
A. KONSUMEN
1. Perkembangan Konsumen
Setiap konsumen memiliki karakter dan kebutuhan yang berbeda, masing-masing
dari mereka harus dapat dilayani sesuai dengan karakter dan kebutuhan mereka.
2. Segmentasi Konsumen
Dasar untuk pemilihan segmen yang menjadi sasaran pemasaran adalah tujuan
jangka pendek dan tujuan jangka panjang perusahaan, serta kemampuan sumber daya
perusahaan.
3. Survey Konsumen
Data yang diperoleh dari survey pasar dpat digunakan untuk mellihat produk apa
yang diinginkan konsumen, produk apa yang sudah jenuh dan mulai ditinggalkan
konsumen, serta harapan konsumen terhadap produk baru.
B. STRATEGI PEMASARAN
1. Orientasi Pemasaran
a. Orientasi Pemasaran Pada Produk
Pemasaran yang berorientasi pada produk adalah strategi pemasaran yang
lebih mementingkan aspek produk yang ditawarkan dari pada aspek konsumen.
b. Orientasi Pemasaran Pada Konsumen
2. System Distribusi
a. Penjualan Hak Paten
Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada investor
atas hasil invensinya di bidang teknologi, yang untuk salaam waktu tertentu
melaksanakan sendiri invensinya tersebut.
b. Penjualan Lisensi
Penjualan lisensi memberikan keuntngan kepada pemilik produk berupa
royalty atas penjualan produk yang dilakukan oleh oemegang lisensi dengan batas
waktu dan batas wilayah usaha sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui
bersama.
c. Penjualan Langsung
Penjualan langsung adalah metode penjualan barang atau jasa tertentu
melalui jaringan pemasaran yang dikembangkan oleh mitra usaha yang bekerja
atas dasar komisi dan/atau bonus atas penjualan kepada konsumen di luar lokasi
eceran tetap.
d. Penjualan Lewat Keagenan
Penjualan lewat keagenan adalah penjualan yang dilakukan dengan
meallui kerjasama dengan mitra kerja yang diberikan kewenangan untuk
memasarkan atau menjual produk di wilayah yang telah ditentukan dengan
imbalan komisi.
3. System Produksi
a. Pengenalan Produk
Tujuan dari pemasangan iklan dengan cara tersebut adalah untuk
memperkenalkan produk kepada konsumen.
b. Pemberian Jaminan
Jaminan diberikan terhadap pembelian barang oleh produsen untuk
meyakinkan bahwa barang yang dijual adalah barang yang berkualitas.
c. Pemberian Insentif
Insentif adalah bentuk pemberian penghargaan atas pembelian produk atau
jasa oleh perusahaan kepada konsumen dengan tujuan untuk meningkatkan omzet
penjualan.
d. Pelayanan Khusus
Promosi dapat pua dilakukan dengan cara memberikan pelayanan khusus
kepada pembeli potensial.
C. PENENTUAN HARGA PRODUK
1. Penetapan HargaMark-Up
Penetapan harga mark-up adalah penetapan harga dengan menambah beberapa
persen keuntungan dari harga pokok perolehan.
2. Penetapan Harga Standar
Penetapan harga standar adalah penetapan harga berdasarkan tingkat
pengembalian investasi.
3. Penetapan Harga Persepsi Nilai Pembeli
4. Penetapan Harga Atas Nilai Mutu
5. Penetapan Harga Sesuai Pasar
6. Penetapan Harga Tertutup

D. PEMANFAATAN TEKNOLOGI PEMASARAN


1. Teknologi Percetakan
2. Teknologi Komputer
3. Teknologi Komunikasi Jarak Jauh

BAB 12
PENGELOLAAN KEUANGAN

A. KEPENTINGAN PENGELOLAAN KEUANGAN


1. Kepentingan Bagi Investor
2. Kepentingan Bagi Kreditor
3. Kepentingan Bagi Suplier
4. Kepentingan Bagi Pekerja
5. Kepentingan Bagi Pemerintah
6. Kepentingan Bagi Konsumen
B. FUNGSI PENGELOLAAN KEUANGAN
1. Fungsi Penganggaran
Penganggaran adalah proses kegiatan yang menghasilkan pedoman kerja,
pengoordinasian kerja dan alat pengawasan kerja sebagai perencanaan dan
pengendalian laba yang menyeluruh.
a. Penganggaran Penjualan dan Pendapatan
b. Penganggaran Bahan Baku
c. Penganggaran Biaya Produksi
d. Penganggaran Persediaan
e. Penganggaran Kas
2. Fungsi Pertanggungjawaban/Laporan
Fungsi keuangan sebagai laporan pertanggung jawaban diwujudkan dalam bentuk
arus kas, neraca, dan laba/rugi. Untuk menyusun laporan pertanggungjawaban
keuagan diperlukan data-data transaksi keuangan yang akurat yang terjadi pada
periode yang sedang berjalan.
a. Arus Kas
Arus kas adalah laoran keungan yang menunjukkan kinerja keuangan pada
bulan yang sedang berjalan.
- Saldo Kas Awal
- Penjualan/Pendapatan
- Modal Sendiri
- Utang
- Lain-Lain
- Investasi
- Biaya Produksi
- Biaya Umum
- Angsuran Utang
b. Laporan Laba/Rugi
Laporan laba/rugi diperlukan untuk mengetahui apakah dalam satu periode
usaha diperoleh keuntungan atau kerugian.
c. Maraca (balance sheet)
Neraca merupakan laporan keuangan yang menunjukkan posisi keuangan
sebuah organisasi perusahaan pada suatu saat yang tertentu.
- Kelompok Harta
- Kelompok Utang
- Kelompok Modal

BAB 13
PERENCANAAN USAHA

A. RASIONAL PRODUK
1. Nama Produk
Nama produk merupakan tanda identifikasi yang diperlukan untuk mengingat,
untuk mengenali, dan untuk membedakan antara produk yang satu dengan produk
yang lainnya.
2. Fungsi Produk
Fungsi atau kegunaan dari suatu produk perlu dijelaskan untuk memberikan
gambaran bagaimana sebuah produk menempati posisinya dalam lingkup konstruksi.
3. Spesifikasi Produk
Spesifikasi produk memberikan penjelasan tentang bentuk, ukuran, bahan baku
yang digunakan, serta kinerja yang dimiliki oleh suatu produk.
4. Keunggulan Produk
Paparan tentang kenggulan produk yang preentatif dapat menarik minat investor
untuk membiayai proyek usaha yang dimaksud.
B. METODOLOGI PELAKSANAAN
Metodologi pelaksanaan merupakan pemaparan bagaimana usaha tersebut akan
dijalankan.
C. BIAYA INVESTASI
1. Biaya Investasi Tanah dan Bangunan
Investasi tanah dan bangunan untuk kegiatan industry merupakan bagian yang
utama untuk mendukung jalannya perusahaan.
2. Biaya Investasi Gedung
Gedung adalah fasilitas untuk menjalankan produksi, perkantoran untuk
mengendalikan kegiatan, pergudangan untuk menyimak bahan baku dan produk yang
perlu perlindungan dari cuaca.
3. Biaya Investasi Peralatan Kantor
4. Biaya Investasi Mesin Produksi
D. MODUL KERJA
1. Biaya Bahan Baku
2. Biaya Bahan Pendukung
3. Biaya Tenaga Kerja
4. Biaya Umum
Biaya umum adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk kepentingan-
kepentingan jalannya perusahaan yang tidak terkait dengan produksi.
E. ANALISIS USAHA
1. Biaya Produksi
Biaya produksi adalah jumlah komulatif biaya yang dikeluarkan untuk
menghasilkan satu satuan barang produksi.
2. Perhitungan Harga Jual
Harga jual produk ditentukan dengan memperhitungkan semua biaya produksi
yang telah dikeluarkan per satuan barang ditambah dengan sejumlah keuntungan yang
ingin diperoleh serta beban lain-lain yang harus ditanggung dan dimasukkan sebagai
beban harga.
3. Rencana Penjualan
Rencana penjualan adalah asumsi-asumsi mengenai jumlah produksi yang dapat
dijual pada bulan yang ditentukan serta perkembangan penjualan yang diharapkan
pada bulan-buan berikutnya.
4. Rencana Aliran Kas
Rencana aliran kas adalah prediksi kondisi keuangan usaha mulai dari awal bualn
usaha sampai pada bulan tutup buku.
5. Rencana Laba/Rugi
Perhitungan laba/rugi pad aumumnya dilakukan pada akhir tahun \. Namun
demikian untuk mencapai target keberhasilan dalam menjalankan usaha perhitungan
laba/rugi dapat dilakukan pada awal usaha dalam bentuk perenbcanaan laba/rugi.
6. Rencana Neraca

BAB 14
KEPEMIMPINAN

A. GAYA KEPEMIMPINAN
1. Gaya Autokratis
Gaya kepemimpinan autokratis adalah gaya kepemimpinan dimana
pemegang kendali organisasi usaha hanya terletak pada pimpinan perusahaan.
2. Gaya Demokrasi
3. Gaya Laissez- Faire (mandiri)
Gaya kepemimpinan laissez-faire atau mandiri adalah gaya kepemimpinan
yang menerapkan kemandirian bagi pekerja untuk menentukan keputusan-
keputusan yang terkait dengan pekerjaan yang menjadi bagiannya.
B. KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF
1. Aspek Lingkungan
2. Aspek personal
3. Aspek Tugas
C. MEMILIH GAYA KEPEMIMPINAN

BAB 15
LEGALITAS USAHA
A. FUNGSI DOKUMEN LEGALITAS USAHA
1. Fungsi dan Kepemimpinan Pemilik Usaha
a. Fungsi Bukti Kepemilikan
b. Fungsi Perlindungan Hukum
c. Fungsi Penunjang Kelancaran Usaha
2. Fungsi dan Kepentingan Pemerintah
a. Fungsi Data-Base Perekonomian
b. Fungsi Kontrol dan Pengawasan
c. Fungsi Pengendalian
3. Fungsi dan Kepentingan Masyarakat
B. DOKUMEN LEGALITAS USAHA INDUSTRI KONSTRUKSI
1. Kartu Tanda Penduduk (KTP)
2. Surat Keterangan Tempat Usaha
3. Nomor Pokok Wajib Pajak
4. Akta Pendirian
5. Surat Izin Usaha Perdagangan
6. Tanda Daftar Industri
7. HO atau SITU
8. Paten (HAKI)

Anda mungkin juga menyukai