ACARA III
PEMBERIAN ARANG PADA TANAH PASIR UNTUK MENINGKATKAN
KETERSEDIAAN AIR BAGI TANAMAN
Oleh :
Dini Sundari
NIM A1L014112
Rombongan 5
A. Latar Belakang
Lahan pasir pantai merupakan lahan marjinal yang memiliki potensi tinggi
kepulauan yang memiliki garis pantai mencapai 106.000 km dengan potensi luas
pertanian. Sebagian lahan pasir sudah diusahakan sebagai lahan pertanian oleh
diusahakan. Lahan pasir adalah suatu jenis tanah yang sangat porous, miskin
unsur hara, kemampuan memegang air yang rendah, kandungan bahan organiknya
rendah, infiltrasi dan evaporasinya tinggi sehingga penggunaan lahan jenis ini
atau bahan-bahan lain yang berfungsi sebagai pengikat air dan sebagai sumber
bahan sintetis atau alami yang berpotensi untuk memperbaiki sifat fisik dan kimia
tanah. Bahan organik merupakan salah satu bahan pembenah tanah yang mudah
43
didapatkan. Bahan organik tanah berfungsi sebagai pemasok hara, serta dapat
kesuburan tanah adalah dengan penambahan arang. Hal ini dimungkinkan karena
arang mempunyai pori yang efektif untuk mengikat dan menyimpan hara tanah
yang akan dilepaskan secara perlahan sesuai konsumsi dan kebutuhan tanaman
meningkatkan aktivitas mikroba perombak bahan organik tanah, selain juga dapat
B. Tujuan
marginal.
pertumbuhan tanaman.
44
II. TINJAUAN PUSTAKA
tanah rendah sebagai akibat dari struktur tanah lepas, kemampuan memegang air
rendah, infiltrasi dan evaporasi yang tingi, kesuburan rendah, bahan organik
rendah, temperatur yang tinggi dan angin kencang beragam, KTK rendah dan
pengeringan dan oksidasi bahan organik berjalan cepat (Rajiman et al, 2008).
Menurut Winarno (2008), dalam kaitannya dengan menyimpan air, tanah pasiran
permukaan kontak antara tanah pasiran ini didominasi oleh pori-pori makro. Oleh
karena itu air yang jatuh ke tanah pasiran akan segera mengalami perkolasi dan air
dangkal, yaitu antara 40 – 100 cm, berwarna coklat pucat atau keputih-putihan
berkisar 3,5 (sangat masam) – 5,5 (masam) dengan Kapasitas Tukar Kation
(KTK) dan Kejenuhan Basa (KB) yang rendah. Tanah berpasir mempunyai
kandungan bahan organik yang rendah, peka terhadap erosi yang disebabkan
mempunyai struktur yang porositasnya tinggi. pada tanah ini umumnya bila
ditanami, tanaman tidak dapat tumbuh subur, karena sifat tanah tersebut sangat
45
mudah merembeskan air yang mengangkut unsur hara jauh kedalam tanah.
Akibatnya unsur hara yang dibutuhkan tanaman tidak terjangkau oleh akar
B. Arang Sekam
Sekam padi merupakan bahan organik yang berasal dari limbah pertanian
yang mengandung beberapa unsur penting seperti protein kasar, lemak, serat
kasar, karbon, hidrogen, oksigen dan silika (Nurbaity et al, 2011). Arang sekam
merupakan hasil pembakaran tidak sempurna dari sekam padi dengan warna
0.30 dan 0.14% serta unsur Mg yang besarnya tidak terukur dan mempunyai pH
6-7. Komposisi arang sekam paling banyak ditempati oleh SiO2(52%), C (31%),
Fe2O3, K2O, MgO, Cao dan Cu (dalam jumlah kecil) sehingga arang sekam
ditambah arang sekam dapat memperbaiki porositas media sehingga baik untuk
dan Arifin (2007) juga menyampaikan bahwa arang sekam mampu memberikan
respons yang lebih baik terhadap berat basah tanaman maupun berat kering
46
tanaman. Karakteristik arang sekam padi adalah memiliki sifat lebih remah
kemampuan penyediaan fospor dan kalium pada tanah berbeda pula. Arang
hara (pupuk) dalam bidang kesuburan tanah karena memiliki luas permukaan
dalam yang besar dan kurang lebih sama dengan koloid tanah. Arang aktif
mempunyai daya serap (adsorpsi) yang tinggi terhadap bahan yang berbentuk
larutan atau uap. Sifat penting arang kayu adalah kerapatan totalnya antara 1,38-
1,46 g/cm3; porositasnya 70%; permukaan dalam 50 m3/g; berat bagian terbesar
antara 80-220 kg/m2; kandungan karbon 80-90%; kandungan abu -2%; dan zat
pasiran mempunyai daya pengikatan terhadap lengas tanah relatif rendah karena
permukaan kontak antara tanah pasiran ini didominasi oleh pori-pori makro.
Penggunaan pembenah tanah di lahan pasir pantai merupakan salah satu alternatif
47
digunakan untuk memperbaiki struktur tanah pasir yaitu dengan penambahan
kandungan lebih dari 40%. Fraksi lempung memiliki ukuran koloid rendah,
menyediakan hara, kapilaritas sangat baik, melepaskan air lambat dan aerasi jelek.
lumpur merupakan hasil pengendapan bahan sedimen di sungai yang kaya akan
absorpsi lebih besar dari lempung (Rajiman et al, 2008). Selain itu, penambahan
biochar sebagai pembenah tanah dapat memperbaiki sifat fisika dan kimia tanah,
disamping itu juga dapat berfungsi sebagai sumber hara organik di dalam tanah
yang dihasilkan melalui proses pembakaran (pirolisis) pada suhu kurang dari
kapasitas lapangan, tergantung dari bahan biochar dan temperatur pirolisis. Pada
48
III. METODE PRAKTIKUM
Jawa Tengah. Praktikum ini berlangsung pada tanggal 11 Oktober 2016 sampai
timbangan, ember, screenhouse, sprayer dan alat tulis. Bahan yang digunakan
yaitu tanah pasir pantai, benih jagung, bahan organik (arang kayu dan arang
C. Prosedur Kerja
3. Arang sekam dan arang kayu yang telah dihaluskan disiapkan, kemudian
1,25 gram dan untuk perlakuan dengan taraf 1,25% sebanyak 6,25 gram.
4. Arang dicampur hingga merata dengan tanah pasir yang sudah disiapkan.
5. Benih ditanam pada masing masing polybag sebelum ditanami, polybag yang
49
6. Semua perlakuan diatur dengan RAKL 5 ulangan
10. Destruksi dilakukan pada 5 HST dengan menyisakan satu tanaman terbaik.
11. Pemupukan dilakukan pada 10 HST dan 20 HST pada setiap polyba dengan
Perhitungan :
1. Media (polybag)
Dosis 0,625%
y = 1000 x 108
32 x 108
= 31,25 gr
50
Dosis 1,25%
= 62,5 gr
D. Rancangan Percobaan
51
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah tajuk, bobot akar dan panjang akar.
Kesimpulan:
tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah tajuk, bobot akar dan panjang akar.
52
B. Pembahasan
meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar, bobot akar dan bobot tajuk,
dengan perlakuan pemberian arang dan dosis yang berbeda pada tanah pasir
menunjukan pengaruh yang tidak nyata. Hal ini disebabkan karena jagung mampu
tetap tumbuh pada berbagai kondisi lahan. Seperti penelitian dari Ekowati dan
Nasir (2011) tanaman jagung dapat tumbuh baik pada lahan pasir pantai. Menurut
persyaratan tanah yang khusus, hampir berbagai jenis tanah dapat diusahakan
untuk pertanaman jagung. Tetapi jagung yang ditanam pada tanah gembur, subur
dan kaya akan humus dapat memberi hasil dengan baik. Jenis tanah yang dapat
Tinggi Tanaman
Salah satu parameter yang diukur pada penelitian ini adalah tinggi tanaman.
Tinggi tanaman dihitung dari pangkal batang hingga ruas batang terakhir sebelum
bunga. Tinggi tanaman merupakan ukuran tanaman yang sering diamati sebagai
Hasil analisis (tabel 1.) menunjukan bahwa penambahan arang pada media
pasir tidak menunjukan pengaruh yang berbeda nyata terhadap tinggi tanaman.
Hal ini dikarenakan pada tanah pasir tanaman jagung masih dapat tumbuh
optimal. Pertumbuhan tinggi tanaman jagung yang tertinggi yaitu pada perlakuan
53
arang kayu dengan dosis 1,25% (78,6 cm) diikuti dengan perlakuan arang sekam
dosis 1,25% (76,8 cm). Taraf dosis penambahan arang terhadap tanah pasir
menunjukan bahwa semakin banyak arang yang dimasukan kedalam tanah maka
arang kayu ataupun arang sekam dapat meningkatkan tinggi tanaman. menurut
pertumbuhan tanaman terutama pada tinggi tanamannya. Karena jenis biochar dari
sisa tanaman lebih cepat terdekomposisi, sehingga unsur hara lebih cepat tersedia
penelitiannya tertinggi pada perlakuan arang tempurung kelapa. Hal ini berkaitan
tanaman. Biochar kayu berdasarkan kandungan N 0,71%, sekam padi 0,95% dan
biochar kayu diduga menjadi penyebab rendahnya tinggi tanaman pada perlakuan
disampaikan Maftu’a (2015) bahwa kadar nitrogen yang terdapat pada biochar
tempurung kelapa dalam kategori status tinggi yaitu 1,28%, dari data tersebut
tinggi dibandingkan biochar sekam padi dan kayu. Hal itu sangat mendukung
degradasi.
54
Jumlah Daun
untuk menjelaskan proses pertumbuhan yang terjadi. Hasil rerata jumlah daun
tanaman jagung pada akhir pengamatan (minggu ke-4 setelah tanam) disajikan
pada Tabel 1. Hasil analisis menunjukan bahwa jumlah daun pada tanaman jagung
dengan adanya penambahan arang sekam dan arang kayu menunjukan hasil yang
tidak berbeda nyata pula. Pertumbuhan jumlah daun dengan penambahan arang
baik arang kayu maupun arang sekam dengan dosis yang berbeda memiliki nilai
yang hampir sama dengan jumlah daun perlakuan kontrol. Hal ini dikarenakan
menurut Ekowati (2011) perbedaan kandungan N pada arang kayu yaitu 0,71%
perbedaan yang signifikan. Menurut Sumei (2016) Kandungan yang terdapat pada
hara N yang rendah dapat menjadi faktor pembatas terhadap proses pertumbuhan
Panjang Akar
Berdasarkan hasil analisis statistik bahwa panjang akar dengan perlakuan kontrol
maupun penambahan arang kayu dan arang sekam dengan dosis yang berbeda
55
tidak menunjukan perbedaan secara nyata. Pertumbuhan panjang akar yang
bahwa penambahan arang kayu atau arang sekam tidak berpengaruh secara nyata
akar dapat meningkat 10,76%- 20,37%. Panjang akar pada perlakuan kontrol ini
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa tanah pasir memiliki laju
infiltrasi yang tinggi sehingga daya mengikat airnya rendah, tanpa adanya
penambahan arang maka daya ikat air pada perlakuan kontrol yang menyebabkan
tanah pasir memiliki porositas yang tinggi sehingga memberikan ruang untuk akar
kaitannya dengan ruang pori tanah yang berperanguh juga terhadap panjang akar
dimana pertumbuhan panjang akar akan meningkat dengan adanya ruang pori
yang tinggi.
pertumbuhan akar yang banyak. Menurut Hanafiah (2007) arang aktif melalui
tumbuh yang tidak saja berfungsi sebagai gudang udara dan air, tetapi juga
sebagai ruang untuk akar berpenetrasi. Makin sedikit ruang pori tanah akan makin
56
penambahan arang aktif menyebabkan pertumbuhan akar menjadi lebih banyak
antaranya dapat disebabkan oleh pengaruh suhu tanah. Arang aktif dan arang
adalah bahan yang berwarna hitam, sehingga menyerap panas matahari. jika 1 m2
permukaan tanah ditaburi dengan 200 g arang, suhu permukaan tanah akan
meningkat sebesar 70C. Jumlah dan laju pembentukan rambut akar lebih tinggi
pada tanah yang bersuhu 26 0C daripada yang bersuhu 15 0C. Pertumbuhan suatu
haranya tetapi juga tergantung pada kapasitas sitem perakaran untuk menyerap
biomassa tanaman relatif mudah diukur dan merupakan gabungan dari hampir
semua peristiwa yang dialami oleh suatu tanaman selama siklus hidupnya. Oleh
karena itu, parameter ini merupakan indikator pertumbuhan tanaman yang paling
segar dan berat kering. Berat segar tanaman dihitung dengan jalan menimbang
tanaman cepat-cepat sebelum kadar air dalam tanaman banyak berkurang. Berat
basah suatu tanaman sangat dipengaruhi oleh status air. Status air suatu jaringan
tanaman dan dipengaruhi oleh lingkungan yang jarang konstan (Ekowati, 2011).
57
Berdasarkan hasil analisis, bobot basah tajuk tanaman jagung dengan
perlakuan penambahan arang kayu ataupun arang sekam dan kontrol tidak
berbeda secara nyata. Bobot basah tajuk berdasarkan hasil pengamatan pada
tanaman jagung umur 4 MST tertinggi yaitu pada perlakuan penambahan arang
kayu dengan dosis 1,25% yaitu 18,07 gram diikuti dengan perlakuan penambahan
arang sekam dengan dosis 1,25% 17,60 gram. Besarnya bobot basah tajuk pada
tanaman jagung perlakuan penambahan arang kayu dengan dosis 1,25% ini
menunjukan bahwa arang kayu dapat meningkatkan daya ikat air pada tanah pasir
arang sekam juga mempunyai nilai bobot basah tajuk yang lebih besar
karena arang kayu mempunyai karakteristik mampu menyimpan air lebih baik
mempunyai nilai kadar lengas yang lebih tinggi dibandingkan arang lainnya yaitu
12,5%, arang sekam padi 8,42%, arang serbuk gergaji 8,42% dan arang
tempurung kelapa 7,30%. Kandungan lengas juga erat kaitannya denan berat jenis
arang. Semakin tinggi berat jenis arang maka kandungan lengasnya semakin
rendah. Arang kayu memiliki berat jenis 1,11 g/cm2, tempurung kelapa 1,15
/cm2, arang sekam padi 1,23 /cm2 dan arang serbuk gergaji 1,53 /cm2.
akar di dalam tanah. Sifat – sifat fisika tanah yang mempengaruhi pertumbuhan
58
dan perkembangan akar yaitu struktur, tekstur, kepadatan tanah, porositas,
sifat – sifat fisika tanah dan meningkatkan pertumbuhan serta perkembangan akar
(Kurnia dkk, 2006). Berdasarkan hasil analisis statistik, berat akar memiliki
pengaruh yang tidak berbeda nyata antar perlakuan baik dengan arang sekam,
arang kayu ataupun dengan perlakuan kontrol. Berat akar tanaman jagung hasil
pemberian arang sekam dengan dosis 1,25%. Besarnya bobot basah akar pada
perlakuan penambahan arang sekam ini menurut Irawan dan Kafiar (2015) karena
karakteristik arang sekam padi adalah memiliki sifat lebih remah dibanding media
tanam lainnya. Sifat inilah yang diduga memudahkan akar tanaman jagung yang
diuji dapat menembus media dan daerah pemanjangan akar akan semakin besar
menambahkan bahwa arang sekam padi memiliki daya serap tinggi karena
memiliki pori yang lebih besar sehingga mampu menyerap unsur hara yang ada
59
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pemberian arang sekam maupun arang kayu dilakukan dengan tiga perlakuan
yaitu kontrol, pemberian arang dengan dosis 1,25% dan 0,625% pasir dengan
2. Pemberian arang kayu maupun arang sekam memberikan hasil yang tidak
berbeda nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah tajuk,
bobot basah akar dan panjang akar. Pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah
daun, bobot basah tajuk tertinggi ada pada perlakuan dengan penambahan
arang kayu dosis 0,625%, sedangakan panjang akar tertinggi pada perlakuan
kontrol, dan bobot basah akar tertinggi ada pada perlakuan arang sekam
B. Saran
misalnya arang tempurung kelapa dan arang serbuk gergaji sehingga dapat dilihat
60
DAFTAR PUSTAKA
Agustin DA, Riniarti M, Duryat. 2014. Pemanfaatan limbah serbuk gergaji dan
arang sekam sebagai media sapih untuk cempaka kuning (Michelia
champaca). Jurnal Sylva Lestari 2 (3): 49-58.
Aurum, Mustika. 2005. Pengaruh jenis media tanam dan pupuk kandang terhadap
pertumbuhan setek sambang colo. Skripsi. Fakultas Pertanian, IPB, Bogor.
Ekowati, Diah dan Mochamad Nasir. 2011. Perumbuhan tanaman jaguung (Zea
mays L.) pada pasir reject dan pasir asli di panta Trisik Kulon Progo, Jurnal
manusia dan lingkungan 18(3) : 220-231.
Hanafiah, K.A. (2007). Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Irawan, Arif., Yeremias Kafiar. 2015. Pemanfaatan cocopeat dan arang sekam
padi sebagai media tanam bibit cempaka wasian (Elmerrilia ovalis).
Prosiding seminar nasional masyarakat biodiverstas indonesia 1(4) : 805-
808.
61
Prasetyo., Herru Djatmiko., Niken Sulistyningsih. 2010. Pengaruh kombinasi
bahan baku dan dosis biocharterhadap perubahan sifst fisika tanah pasiran
pada tanaman jagung. Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas Negeri
Jember.
Prayitnno, Adi. 2015. Respon pemberian kapur dolomit dan pupuk organik
granule moderen terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah (Allium
ascalonicum L.) pada tanah berpasir. Skripsi. Fakultas pertanian dan
Kehutanan, Universitas Muhamadiyah Palangkaraya.
Rajiman, et al. 2008. Pengaruh pembenah tanah terhadap sifat fisika tanah dan
hasil bawang merah pada lahan pasir pantai Bugel Kabupaten Kulon Progo.
Agrin 12(1).
Rostaliana, Pevi., Priyono P., Edhi T. 2012. Pemanfaatan biochar untuk perbaikan
kualitas tanah dengan indikator tanaman jagung hibrida dan padi gogo pada
sistem lahan tebang dan bakar. Jurnal penelitian pengelolaan sumberdaya
alam dan lingkungan 1(3) : 179-188.
Soemeinaboedhy, I.N., Sri Tejowulan. 2009. Pemanfaatan arang sebagai sumber
unsur hara P dan K serta pembenah tanah. Jurnal agroteksos 19 (3).
Sukaryorini P, Arifin. 2007. Kajian pembentukan caudex Adenium obesum pada
diversifikasi media tanam. Jurnal Pertanian Mapeta 10 (1): 31-41.
Sumei, Theresia., Widowati dan Sutoyo. 2016. respon tanaman jagung (Zea mays
L.) terhadap aplikasi biochar dan pupuk susulan N dan K pada tanah
terderadasi. Skripsi. Fakultas pertanian, Universitas Tribhuana Tunggadewi.
Supriyanto., Firdayaningsih Fiona. 2010. Pemanfaatan arang sekam untuk
memperbaiki pertumbuhan semai jabon (Anthocepalus cadamba) pada
Media Subsoil. Jurnal silvikultur tropika 1(1) : 24-28.
Widowati, Asnah, W H Utomo 2014. The Use Of Biochar To Reduce Nitrogen
And Potassium Leaching From Soil Cultivated With Maize. ISSN:2339-
076X,Vol 2 No 1
Winarno, C.G,P. 2008. Efisiensi pemupukan P pada lahan sawah pasir pantai
selatan yogyakarta yang diberi zeolit dengan indikator tanaman padi (Oryza
sativa L.). Skripsi. Universitas Negeri Semarang, Semarang.
62