Anda di halaman 1dari 3

1.

Rawa pasang surut merupakan lahan rawa yang genangannya dipengaruhi oleh pasang surutnya air
laut. Tingginya air pasang dibedakan menjadi dua, yaitu pasang besar dan pasang kecil.

2. pasang surut terjadi akibat gaya gravitasi (tarik- menarik) antara bulan dan bumi. Ketika bulan dan
bumi berada pada satu garis lurus.

3. Ketinggiannya yaitu 10cm

4. Wilayah rawa pasang surut air asin/payau merupakan bagian dari wilayah

rawa pasang surut terdepan, yang berhubungan langsung dengan laut lepas.

5.Seperti telah diuraikan sebelumnya, lokasi zona II masih terdapat pada wilayah daerah aliran bagian
bawah, tetapi lebih ke arah hulu, dimana pengaruh langsung air laut/salin sudah tidak ada lagi, tetapi
energi pasang surut masih terasa berupa naik dan turunnya air (tawar) sungai mengikuti siklus gerakan
air pasang surut.

6. Berikut reaksi kimia pembentukan pirit :

Fe2O3 + 4SO4 2- + 8CH2O + ½O2 → 2FeS2 + 8HCO3 - + 4H2O

Sulfat bahan organik PIRIT karbonat

7. Berikut reaksi kimia oksidasi pirit : FeS2 + 15/4O2 + 7/2 H2O → Fe(OH)3 + 2SO4 2- + 4H+ PIRIT oksigen
besi-III (koloidal) asam sulfat

8. Kondisi yang menyebabkan pirit berbahaya bagi tanaman adalah kondidi anaerob. Karena, saat
terkena oksigen pirit akan terkosidasi sehingga membentuk asam sulfat yang akan menyebabkan tanah
menjadi masam yang membahayakan tanaman. Namun, bila tidak terkena oksigen (kondisi aerob/dalam
keadaan tergenang) pirit tidak akan teroksidasi dan aman terhadap tanaman.

9. hubungannya adalah, bila saluran terlalu dalam bisa lapisan pirit akan terkena oksigen yang akan
menyenbabkannya teroksidasi. Sehingga membentuk asam sulfat yang membuat tanah menjadi sangat
masam dan berbahaya bagi tanaman.

10. Hubungannya adalah semakin tebal lapisan pirit maka akan menyebabkan semakin masam pula
tanah tersebut bila terkoksidasi dengan oksigen dan semakin tebal lapisan pirit maka akan semakin sulit
pula pengelolaan tanam masam tersebut.

11. Ferri hidroksida (Fe(OH)3), asam sulfat dan juga ion H+, Fe2+, H2S, CO2 dan asam-asam organik.

12. Analisa kimiawi dan reaksi kimiawi jika terjadi proses penggenangan lapisan pirit adalah sebagai
berikut : FeS2 + 2H2O Fe + 2H2S+ O2 , Jika lapisan pirit (FeS2) terendam air (H2O), maka proses ini akan
berlanjut dengan terbentuknya gas sulfide (H2S) yang dicirikan dengan bau yang menusuk hidung dan
oksigen (O2). Hal ini akan lebih baik jika kondisi air selalu mengalir sehingga proses pencucian senyawa
racun akan berlangsung, dengan adanya penggenangan pada lahan maka resiko teroksidasinya pirit
tidak akan terjadi.

13. Daerah dengan akumulasi bahan organik yang sebagian lapuk, dengan kadar abu sama dengan atau
kurang dari 35%, kedalaman gambut sama dengan atau lebih dari 50 cm, dan kandungan karbon
organik.
14. Tanah gambut terbentuk dari timbunan sisa-sisa tanaman yang telah mati, baik yang sudah lapuk
maupun belum. Timbunan terus bertambah karena proses dekomposisi terhambat oleh kondisi anaerob
dan/atau kondisi lingkungan lainnya yang menyebabkan rendahnya tingkat perkembangan biota
pengurai.

15. Dengan cara meremas gambut dengan menggunakan tangan. Jika setelah diremas kurang dari
sepertiga gambut yang tertinggal dalam tangan (lebih dari dua pertiga yang lolos) maka gambut
digolongkan sebagai gambut saprik, sebaliknya jika yang tertinggal lebih dari dua pertiga maka gambut
tergolong sebagai gambut fibrik. Gambut digolongkan sebagai gambut hemik, jika yang tertinggal atau
yang lolos sekitar 50% . Pada gambut saprik, bagian gambut yang lolos relatif tinggi karena strukturnya
relatif lebih halus, sebaliknya gambut mentah masih didominasi oleh serat kasar.

16. Tingkat kematangan gambut merupakan karakteristik fisik tanah gambut yang menjadi faktor
penentu kesesuaian gambut untuk pengembangan pertanian. Berdasarkan tingkat kematangannya,
gambut dibedakan menjadi saprik (matang), hemik (setengah matang), dan fibrik (mentah).

17. Lahan gambut dangkal, yaitu lahan dengan ketebalan gambut 50-100 cm.

Lahan gambut sedang, dengan ketebalan gambut 100-200 cm.

Lahan gambut dalam, dengan ketebalan gambut 200-300 cm. Lahan gambut sangat dalam, dengan
ketebalan gambut lebih dari 300 cm.

18. Karna bahan bahan penyusun tanah gambut adalah bahan bahan organik sehingga sangat mudah
terbakar jika sudah kering.

19.-Tanah gambut biasanya memiliki ciri-ciri bertekstur basah, lembek, dan lunak.

-Selain itu, warna tanah gambut juga terlihat agak gelap.

-Tanah gambut juga memiliki sifat asam yang tinggi.

-Tanah gambung cenderung kurang subur karena memiliki unsur hara yang terbatas.

-Banyak ditemukan di kawasan lahan yang basah, seperti rawa-rawa.

20. Lahan sulfat masam potensial (SMP) merupakan lahan yang mempunyai bahan sulfidik (pirit) paa
kedalaman >100 cm dari permukaan tanah, mempunyai pH > 3,5 yang makin tinggi selaras dengan
kedalaman tanah.

25. Tidak ada

26. Sifat kimia tergolong masam, kandungan C organiknya sangat tinggi, N total juga sangat tinggi, P
tersedia sangat rendah dan kation yang dapat dipertukarkan untuk Ca dan Mg tergolong rendah, K dan
Na tergolong sedang dan sangat tinggi. Sifat fisik sifat fisiknya seperti kering tak balik akan
menyebabkan degradasi sifat-sifat tanah lainnya baik secara kimia maupun biologi

27. Tata air makro adalah pengelolaan air dalam suatu kawasan yang luas dengan cara membuat
jaringan reklamasi sehingga keberadaan air bisa dikendalikan.

28. Tata air mikro ialah pengelolaan air pada skala petani
29. Saluran ini dimulai dari bangunan sadap tersier dan berakhir pada boks kuarter terakhir.

30. Saluran Primer Adalah saluran yang membawa air dari bangunan utama ke saluran sekunder dan
petak-petak yang diari.

Saluran Sekunder Adalah saluran yang membawa air dari saluran primer ke petak-petak yang dilayani
oleh saluran sekunder tersebut.

Saluran Tersier Adalah saluran yang membawa air dari bangunan sadap tersier di saluran primer
maupun sekunder dan mengalirkannya ke saluran kuarter serta petak tersier yang dilayani.

Saluran Cacing adalah saluran yang mernbawa air dari bangunan yang menyadap dari boks tersier
menuju petak-petak sawah yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut

31. Yaitu untuk mengatur kebutuhan air dan untuk menahan air agar tidak berlebihan

32. Reklamasi merupakan upaya meningkatkan sumber daya alam lahan dari aspek ekonomi, sosial, dan
lingkungan dengan cara pengeringan lahan atau pengurukan tanah dengan menambah tanah sejumlah
volume tertentu ke dalam laut dan daerah pesisir pantai.

33. Bahan yang digunakan adalah kapur, tanah mineral, pupuk kandang, kompos dan abu.

34. 1. Meningkatkan pH tanah menjadi netral

2. Meningkatkan ketersedian unsur hara dalam tanah sehingga mudah diserap tanaman

3. menetralisir senyawa-senyawa beracun, baik organik maupun an-organik meningkatkan populasi &
aktivitas mikro organisme tanah yang sangat menguntungkan terhadap ketersediaan hara tanah

4. Memacu pertumbuhan akar dan membentuk perakaran yang lebih baik sehingga penyerapan unsur
hara menjadi optimal

5. Membuat tanaman lebih hijau dan segar serta mempercepat pertumbuhan

6. Meningkatkan produksi dan mutu hasil panen

Anda mungkin juga menyukai