Anda di halaman 1dari 17

PENGELOLAAN

LAHAN GAMBUT
PENGELOLAAN LAHAN GAMBUT
Tanah gambut

Di dalam Taksonomi Tanah, tanah gambut


atau Histosol didefinisikan sebagai tanah
yang mengandung bahan organik lebih dari
20 persen (bila tanah tidak mengandung
liat), bila tanah mengandung liat 60 persen
atau lebih maka kandungan bahan organik
tanah lebih dari 30 persen dan memiliki
ketebalan lebih dari 40 cm.
PENGERTIAN & MACAM TANAH GAMBUT

• TANAH ORGANIK
– Tnh Gambut (Peat)  BO > 65 %
– Tnh Bergambut (Peaty Soil)  BO 35-65 %
– Tnh Humus  BO 12 – 35 %
• SUSUNAN KIMIA :
– EUTROF = SUBUR
– MESOTROF = AGAK SUBUR
– OLIGOTROF = TIDAK SUBUR
LAHAN RAWA GAMBUT
Sebaran
• Penyebaran gambut di Indonesia meliputi
areal seluas 18.480 ribu hektar, tersebar
pada pulau-pulau besar Kalimantan,
Sumatera, Papua serta beberapa pulau
Kecil
• Dengan penyebaran seluas sekitar 18 juta
ha maka luas lahan gambut Indonesia
menempati urutan ke-4 dari luas gambut
dunia setelah Kanada, Uni Sovyet dan
Amerika Serikat.
SIFAT TANAH GAMBUT

• Sifat-sifat fisik tanah gambut yang penting


adalah: tingkat dekomposisi tanah
gambut; kerapatan lindak (bulk density)
0,1 -1,2 gr/cc  daya dukung gambut
(bearing capasity), irreversible dan
subsiden.
• Ketebalan gambut, lapisan bawah, dan
kadar lengas gambut merupakan sifat-sifat
fisik yang perlu mendapat perhatian dalam
pemanfaatan gambut.
Berdasarkan atas tingkat pelapukan
(dekomposisi) tanah gambut dibedakan
menjadi:
– (1) gambut kasar (Fibrist ) yaitu gambut yang
memiliki lebih dari 2/3 bahan organik kasar;
– (2) gambut sedang (Hemist) memiliki 1/3-2/3
bahan organik kasar; dan
– (3) gambut halus (Saprist) jika bahan organik
kasar kurang dari 1/3.
• KEMATANGAN
– SAPRIK = LANJUT
– HEMIK = SEDANG
– FIBRIS = MENTAH
• FAKTOR PEMBENTUK (POLAK)
– OMBROGEN  PENGARUH HUJAN 
TERGENANG  OLIGOTROF
– TOPOGEN  PENGRH TOPOGRAFI
(EUTROF)
– PEGUNUNGAN  DATARAN TINGGI
SIFAT KIMIA
• Atas dasar kesuburannya gambut
dibedakan atas
– gambut subur (eutropik),
– gambut sedang (mesotropik) dan
– gambut miskin (oligotropik).
• Kemasaman tanah gambut berkisar antara
3-5 dan semakin tebal bahan organik
maka kemasaman gambut meningkat.
• Gambut yang sangat masam akan
menyebabkan kekahatan hara N, P, K, Ca,
Mg, B dan Mo.
• Unsur hara Cu, B dan Zn merupakan
unsur mikro yang seringkali sangat kurang
• KB gambut harus ditingkatkan mencapai
25-30% agar basa-basa tertukar dapat
dimanfaatkan tanaman
• C/N gambut umumnya sangat tinggi
melebihi 30 ini berarti hara nitrogen
kurang tersedia untuk tanaman sekalipun
hasil analisis N total menunjukkan angka
yang tinggi.
• Unsur P dalam tanah gambut terdapat
dalam bentuk P organik dan kurang
tersedia bagi tanaman.
Menurut Bellamy (1974) dalam Andriesse (1988) terdapat lima
tahap
pembentukan gambut tropika sebagai berikut:
Tahap 1. Pengisian rawa (cekungan) oleh sedimen dari luar yang
terbawa oleh aliran air (banjir). Laju pembentukan gambut pada
tahap ini sangat lambat. Melalui aliran air ditambahkan bahan-bahan
sedimen dari luar.
Tahap 2. Pengisian rawa dimulai pada saluran-saluran utama yang
semula terbentuk kemudian tertutup. Pada tahap ini terjadi
perubahan muka air tanah menjadi lebih dalam, sehingga sebagian
massa gambut menjadi kering atau lembab.
Tahap 3. Pertumbuhan lanjut gambut lebih cepat secara horisontal
dan vertikal. Pasokan air menjadi tergantung pada hujan yang jatuh
langsung pada permukaan atau rembesan dari sekitarnya.
Tahap 4. Pertumbuhan lanjut gambut lebih cepat mulai menebal
yang terdiri atas sisa tumbuhan, berupa sisa ranting, batang dan
akar tumbuhan hutan alami. Kondisi gambut tidak lagi dipengaruhi
oleh perpindahan air, tetapi muka air tanah menaik apabila terjadi
hujan lebih banyak.
Tahap 5. Permukaan gambut naik, muka air tanah tidak lagi
dipengaruhi oleh musim. Permukaan gambut dapat naik turun
dipengaruhi oleh air tanah. Terbentuk kubah gambut (peat dome).
Gambar 1. Sketsa terbentuknya dataran pantai pada masa 5.500 silam
(atas) dan pergeseran garis pantai serta pengisian rawa/gambut
(bawah)
Menurut Page et al. (2002) gambut
Kalimantan Tengah pada kedalaman
0,5-1,0 m berumur 140 tahun,
sedang kedalaman 1-2 m berumur
antara 500-5.400 tahun, kedalaman
2-3 m berumur 5.400-7.900 tahun,
kedalaman 3-4 m berumur 7.900-
9.400, kedalaman 4-8 m berumur
9.400-13.000 tahun, dan kedalaman
8-10 m berumur 13.000-25.000
SIFAT BIOLOGI

• Perombakan bahan organik saat


pembentukan gambut dilakukan oleh
mikroorganisme anaerob dalam perombakan
ini dihasilkan gas methane dan sulfida.
• Setelah gambut didrainase untuk tujuan
pertanian maka kondisi gambut bagian
permukaan tanah menjadi aerob, sehingga
memungkinkan fungi dan bakteri
berkembang untuk merombak senyawa
sellulosa, hemisellulosa, dan protein.
PENGELOLAAN LAHAN GAMBUT
• PEMANFAATAN GAMBUT
1. tempat berburu
2. pengusahaan hutan
3. usaha pertanian
1. pembukaan hutan
2. merendahkan air tanah
4. media bibit
1. Sifat fisik baik (mengikat ait tinggi, ringan,
porus, dpt dipadatkan, & mudah ditembus akar)
2. kimia (pengapuran & pemupukan proporsional).
5. sumber energi  dicetak batang, penggunaan dg tungku.
6. penghasil gas (CO2, CO, NO, NO2)
7. bahan dasar karbonaktif

Anda mungkin juga menyukai