Anda di halaman 1dari 22

DESAIN GEDUNG DAN TATA RUANG PERPUSTAKAAN

Oleh:

Pranajaya SIP.,M.Hum
pranajaya@yarsi.ac.id
prana44uu2@gmail.com
082138602782

I. PENDAHULUAN

Perencanaan gedung yang baik akan menghasilkan tempat kerja yang efisien, nyaman dan
menyenangkan bagi staf perpustakaan maupun bagi pengunjung (Sulistyo-Basuki,1991). Oleh
karena itu dalam meerencanakan gdung yang baik diperlukan pemahaman tentang keperluan
pemakai serta obyek dan fungsi perpustakaan. Harus dapat dihindari terjadinya kekeliruan dalam
perencanaan sehingga tidak akan terjadi kerugian yang sangat besar. Apalagi jika dana yang
tersedia untuk membangun perpustakaan tidak besar atau terbatas. Jika dicermati tidak semua
pengunjung perpustakaan datang ke perpustakaan hanya untuk mencari informasi . Adakalanya
mereka datang ke perpustakaan karena perpustakaan merupakan tempat yang nyaman (Martina
dan Farida 2011, hlm.9.34). Dari pernyataan tersebut di atas dapat dilihat bahwa salah satu
faktor yang membuat pengunjung terdorong untuk berkunjung ke perpustakaan adalah
tersedianya tempat yang representatif. Oleh karena itu tidaklah salah kalau kita hendak
membangun perpustakaan maka faktor bangunan atau gedungnya harus direncanakan
sedemikian rupa. Apalagi ternyata perpustakaan juga dapat mempengaruhi lingkungan dan
memberikan kontribusi terhadap para pengunjungnya. The design will set the tone for the
environment and the ethos of the facility and will contribute to the total library experience of all
users and staff (Khan 3009,p.xiii). Menurut Latimer dan Niegaard dalam Khan (2009), entah
mengapa pengelola perpustakaan, perencana, dan arsitek tampaknya terpaku pada perpustakaan
yang didominasi buku klasik dan memiliki masalah besar mendefinisikan ulang perpustakaan
untuk zaman elektronik. Perpustakaan di abad modern seperti sekarang ini sudah barang tentu
berbeda dengan perpustakaan pada masa lalu. Di abad ke 21 perpustakaan sudah terlihat
memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang menghasilkan pelayanan yang
lebih canggih lagi. Perpustakaan masa kini adalah perpustakaan yang tidak lagi berbasis
informasi dalam bentuk cetak dan buku.
Dewasa ini perpustakaan sudah berubah dan melakukan ekspansi serta meningkatkan
layanan berikut fasilitasnya dalam rangka meraih pengguna lebih banyak lagi daripada
sebelumnya. However, libraries of the 21th century are no longer simply repositories for print-
based materials and books. They have changed and expanded, libraries now provide an
increasing range of sevices and facilities, using a multitude of media to reach a more diverse
audience than ever before (Khan 2009, p.xii). Dapat dikatakan bahwa perencanaan sebuah
gedung perpustakaan merupakan hal yang kompleks dan penuh tantangan. Saat ini walaupun
kata perpustakaan masih merupakan sebuah merek (brand image) yang sangat kuat, akan tetapi
banyak lembaga informasi yang menggunakan berbagai istilah baru untuk sebutan perpustakaan.
Misalnya ada yang menyebutkan perpustakaan dengan nama-nama sebagai berikut
Tabel 1 : Istilah-istilah lain dari perpustakaan

No Nama
1 Learning Resource Center ( Pusat Sumber Belajar)
2 Information Centre (Pusat Informasi)
3 Learning Mall (Mal Belajar)
4 Knowledge Centre/Place (Pusat/Tempat Ilmu Pengetahuan)
5 Multimedia Centre (Pusat Multimedia)
6 Idea Store (Toko/Pusat ide/gagasan)
7 Book Bar (Bar Buku)
8 Cultural Centre (Pusat Kebudayaan) (Khan 2009, p.xiv)

Namun keseluruhan sebutan atau nama tersebut di atas pada pokoknya adalah menunjuk ke
istilah perpustakaan.

1.1. Perpustakaan Masa Sekarang

Perpustakaan di zaman sekarang mau tidak mau, suka tidak suka harus mampu mengikuti
perkembangan jika ingin tetap bertahan atau hidup. Setidaknya perpustakaan di masa kini harus
mampu menghadapi tantangan perkembangan di bidang teknologi infomasi dan komunikasi
TIK). Seperti diketahui bahwa bahwa ada beberapa jenis perpustakaan. Mengutip Khan (2009,
p.3) dikatakan bahwa perpustakaan terdiri dari beberapa jenis seperti di berikut :

Tabel: 2. Typed of Library and their key feature (adapted from Edwards with Khan, 2008)
No Main Types of Key Feature
Library

1 National library  National collections of books, journals, maps,etc.


 Research focused
 Conservation element
 Specialist readership

2 Public library  Collections - books and other media – primarily for loan, but
also reference
 Computer for public use (people’s network)
 Family history material
 Local an community information
 Often integrated with other ‘cultural’ buildings
 Wide range of customer base

3 Academic Library  Study support for teaching and learning


 Research collections
 Large computer areas
 Often 24-hours access

4 Professional and  Specialist collection of books and professional journals


special libraries  Often contain rare material
 Limited access facilities
 Conservation element
 Closed community of users

Demikian beberapa jenis perpustakaan disertai dengan ciri-ciri utama yang dimiliki oleh masing-
masing jenis perpustakaan. Selanjutnya perencana pembangunan gedung perpustakaan harus bisa
mengakomodasikan semua ciri tersebut ke dalam bangunan gedung perpustakaan yang akan
didirikan. Jadi jelaslah bahwa peran gedung perpustakaan termasuk penataan ruangan-
ruangannya adalah sangat penting. Di dalam merencanakan gedung perpustakaan hal seperti
diuraikan di muka perlu untuk diperhatikan. Walau bagaimanapun fisik sebuah perpustakaan
adalah sangat dibutuhkan oleh penggunanya. The physical ‘presence’ of a library has great
importance for its users (Chowdhury et.al. 2008, p.35).

Menurut Khan (2009, p.6), perencanaan sebuah gedung perpustakaan akan dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu :

 Libraries as a statement of a knowledge – driven society


 New information technology especially electronic data collections
 A greater community and educational role for libraries
 The expansion in higher education and growth in life – long learning
 The impact of popular culture on libraries
 The increasing importance of library buildings as visitor attractions

Adanya perubahan dari analog atau manual kepada digital atau elektronik seperti disebut pada
faktor no dua di atas mengharuskan kita memikirkan berbagai perubahan dalam hal perencanaan
gedung perpustakaan. However, the shift from a purely print-based library collection to one of
mixed media, particularly those delivered electronically has profound implications for library
design (Khan 2009, p.6-7). Seperti telah dijelaskan di muka, sebagai akibat dari perkembangan
zaman, yaitu terjadinya perubahan dalam hal manajemen perpustakaan, dari semula didominasi
dengan materi-materi cetak kepada materi digital atau elektronik, maka dengan sendirinya
pengaruh perubahan tersebut juga terasa dalam berbagai aspek dari proses perencanaan gedung
perpustakaan. Khan (2009, 0.7) mengatakan bahwa seorang perencana perpustakaan (library
planner) perlu mempertimbangkan berbagai faktor ketika ingin merancang perpustakaan.
Adapun faktor-faktor tersebut adalah :

 Role of reading and relaxation areas in an ICT library (Peran area membaca dan
relaksasi dalam perpustakaan TIK)
 The function of silence in a library dedicated to team based learning (Fungsi keheningan
di perpustakaan yang didedikasikan untuk pembelajaran berbasis tim)
 The balance of provision between social space and study space (Keseimbangan
ketersediaan antara ruang sosial dan ruang belajar)
 The concept of separate rooms as opposed to a large open space for digital interaction
(Konsep ruang terpisah sebagai lawan dari ruang terbuka besar untuk interaksi digital)

Selain itu sejak terjadinya perubahan dalam hal penyampaian informasi menjadi lebih
modern, maka beberapa aspek perpustakaan yang tradisional; juga akan terpengaruh. Berikut
adalah beberapa aspek yang dimaksud menurut Khan (2009, p.7)

Aspecs of Library
No Traditional Modern
1 Hierarchical design and circulation Open-plan design and circulation (Desain
(Desain dan sirkulasi hierarkis) dan sirkulasi rencana terbuka
2 Imposing steps and entrance (Memaksakan Street-level retail entrance (Pintu masuk ritel
langkah dan pintu masuk tingkat jalanan)
3 Domes and rotunda (Kubah dan Rotunda) Atriums and top-floor cafes (Atrium dan kafe
lantai atas)
4 Restricted access to books Open access to books and othe material
5 Temple of knowledge The ‘living room’ in the city
6 Intitutional furniture Domestic or club furniture
7 Stand-alone building Shared space with other services
8 Librarians as knowledge custodians Librarian as knowledge navigators
9 Child free Child friendly
10 Galleries amd mezzanines Escalators and lifts
11 Individual study carrels Seminar rooms and computer suites

Perbedaan lain antara rancangan tata ruang (layout) perpustakaan tradisional dengan perpustakaan

modern adalah aspek pencahayaan alam (natural light) dan pandangan (view). Khan (2009, p.8)
menggambarkan hal tersebut di atas dengan membuat diagram sebagai berikut :

Gambar 1 :
Perubahan Tata Ruang perpustakaan dari tradisional ke modern

Knowledge

Knowledge
Dalam merencanakan gedung perpustakaan yang baru perlu dipertimbangkan beberapa
aspek untuk disertakan :

1. Gedung atau Ruang perpustakaan

Disebut gedung perpustakaan karena merupakan bangunan besar dan permanen, terpisah
dari gedung lain dan memang diperuntukkan untuk seluruh kegiatan sebuah perpustakaan. Jika
relatif kecil dan hanya menempati sebagian gedung atau hanya sebuah bangunan (penggunaan
ruang kelas), maka disebut ruang perpustakaan. Beberapa orang terlibat dalam proyek
pembangunan gedung perpustakaan yang baru. Menurut Khan (2009,p43) orang-orang tersebut
antara laian:

1. Arsitek
2. Tim desain (anggota-anggota inti dalam tim ini selain arsitek bekerja secara individual
maka arsitek juga masuk dalam tim inti bersama dengan engineers, juga konsultan
keuangan)
3. Pustakawan, orang ini beraksi sebagai klien. Seyogyanya orang ini ada dalam penunjukan
personalia karena pustakawan kaya pengalaman dan mampu menterjemahkan
pengalamannya mengenai kebutuhan perpustakaan dalam bentuk instruksi tertulis.
Instruksi tertulis ini penting artinya bagi perencanaan dan desain gedung (Sulistyo-Basuki,
1991, hlm. 303)
4 Sponsor proyek, adalah sponsor yang dianggap benar-benar bisa mewakili pustakawan,
misal direktur layanan kebudayaan atau wakil rektor universitas. Seberapapun besarnya
proyek gedung perpustakaan ini maka orang tersebut haruslah merupakan
 komunikator yang baik
 cerdas
 pengambil keputusan yang berpikiran tajam
 memiliki motivasi tinggi
5. Manajer proyek
6. Konsultan keuangan atau pembiayaan
7. Konsultan-konsultan khusus lainnya
8. Manajer fasilitas seperti keamanan, kebersihan pengiriman dan berbagai kegiatan lainnya
yang mendukung penggunaan gedung
9. Administrator, orang yang menjamin lancar dan mulusnya administrasi proyek.
10. Staf perencana atau surveyor
11. Staf keuangan, staf ini berurusan dengan masalah-masalah pembayaran (payments) Yang
berhubungan dengan proyek gedung perpustakaan.
12. Staf Legal, dalam hubungan ini kegiatan yang ada adlah tentang kontrak dan melakukan
pendekatan-pendekatan dengan kementerian yang terkait.

Pada dasarnya keberhasilan proyek hanya membutuhkan adanya:

 kepemimpinan yang kuat (strong leadership)


 antusiasme (enthusiasm)
 tangung jawab atau komitment (commitment) (Khan, 2009,p. 44).

2. Perabot Perpustakaan

Yang satu ini merupakan sarana pendukung atau perlengkapan perpustakaan antara lain:

a) Rak atlas dan kamus

b) Rak surat kabar

c) Sirkulasi koleksi swalayan

d) Papan pameran

e) Rak Majalah

f) Laci Penitipan Tas

g) Lemari Multi Media

h) Meja dan Kursi Sirkulasi

i) Lemari Arsip

j) Meja dan Kursi Staf

3. Peralatan Perpustakaan
Merupakan barang-barang yang diperlukan secara langsung untuk pekerjaan sehari-hari antara
lain:

a. Buku Pedoman Perpustakaan g. Buku induk


b. Buku Klasifikasi h. Katong Buku
c. Komputer i. Lembar tanggal kembali (date due slip)
d. Alat Tulis Kantor (ATK) j. Label
e. Selotip k. Cap inventaris
f. Katalog buku

4. Ruang Sirkulasi dengan rincian 15 %-20 % untuk area umum atau public, dan 20 %-25 %
untuk area staf atau pegawai (Khan, 2009, p.16)

5. Untuk Perpustakaan yang besar keberadaan café merupakan fasilitas yang diinginkan.

6. Space yang tersedia hendaknya memungkinkan untuk layanan-layanan mekanis seperti untuk
elevator (tangga jalan), ventilasi, perawatan, tempat penyimpanan untuk peralatan kebersihan
(IFLA dalam Khan, 2009, p.16)

Sementara itu dari hasil penelitian Edwards dan Fisher dalam Khan (2009, p.16) ditawarkan
beberapa konsep terkait perencanaan gedung sebagai berikut:

1. Perpustakaan merupakan bangunan atau gedung yang merekatkan komunitas dari berbagai
jenis, misal masyarakat kota, desa, akademik maupun professional.

2. Perpustakaan merupakan tempat pertemuan oleh karenanya harus dapat didesain lebih
welcome dan mengakomodasi non pengguna (non readers)

3. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) tidak melenyapkan perpustakaan malahan


memungkinkan penyediaan layanan umum, menarik pengguna yang potensial.
4. Perpustakaan merupakan jalur (channel) ilmu pengetahuan yang melengkapi sekolah maupun
perguruan tinggi, dan mendukung pembelajaran seumur hidup (long-life learning).

5. Untuk beberapa pihak perpustakaan merupakan kendaraan (vehicle) untuk mentransfer


ketrampilan TIK(ICT skills transfer), pintu gerbang migrasi teknologi kepada masyarakat.

6. Sebagai lembaga, perpustakaan merupakan elemen yang esensial dalam hubungannya dengan
pengayaan intelektual, merupakan mitra termasuk museum dan galeri. Ketiganya adalah pada
mana terjadi tranformasi budaya

PENENTUAN LOKASI GEDUNG/RUANG PERPUSTAKAAN

Beberapa kriteria yang harus dipenuhi agar pemanfaatan lokasi bisa semaksimal mungkin maka
beberapa hal perlu diperhatikan, antara lain:

1. Tempatnya luas, tanahnya memungkinkan diperluas untuk menghadapi perkembangan ke


depan.

2. Berada di sekitar pusat kegiatan masyarakat, sekolah, pemukiman dan pemerintah.

3. Satu gedung bukan ruangan atau bagian dari sebuah gedung.

4. Mudah dicapai oleh pengguna.

5. Bebas dari suara-suara gaduh, aman dan tenang.

ALOKASI GEDUNG/RUANG PERPUSTAKAAN

Lazimnya perpustakaan memiliki empat macam ruang di antaranya:

1. Ruang Koleksi, satu rak lima susun dengan lebar 100 cm bisa menampung 115-116 buku, dan
jarak antara rak 100-110 cm

2. Ruang Baca, ruang ini idealnya terpisah dengan ruang koleksi dengan luas yang cukup.

3. Ruang Pengolahan, umumnya setiap petugas yang berada di ruangan ini memerlukan 2,5 m2.

4. Ruang Sirkulasi, digunakan untuk melayanani pinjam kembali koleksi, minimum terdapat
meja sirkulasi dan perlengkapannya
PEMBAGIAN RUANGAN MENURUT FUNGSI

1. Perpustakaan dengan sistem tertutup, persentase pembagian ruang sbb:

area untuk koleksi = 45 %


area untuk pengguna = 25 %
area untuk staf = 20 %
Area untuk keperluan lain = 10 %

2. Perpustakaan dengan sistem terbuka :

area untuk koleksi = 70 %


area untuk staf = 20 %
Area untuk keperluan lain = 10 %

AREA KOLEKSI

Yang termasuk dalam area ini adalah:

- area buku rujukan

- area majalah, Koran

- area koleksi non buku

AREA PENGGUNA

Yang termasuk dalam area ini adalah:

- area peminjaman

- area baca yang menjadi satu dengan koleksi

- area katalog
- area fotokopi

- area baca per orangan (study carrel)

- area pameran

AREA STAF/PEGAWAI

Yang termasuk dalam area ini adalah:

- area pengadaan , pengolahan

- area kerja pimpinan/kepala

- area komputer pengolahan

- area administrasi/tata usaha

- area makan

- gudang buku dan perlengkapan

BENTUK RUANG

Disarankan bentuk ruang adalah bentuk bujursangkar, bentuk ini fleksibel dan mudah dalam
pengaturan perabot dan rak buku.

BEBERAPA STANDAR TENTANG PERALATAN DAN PERLENGKAPAN ATAU


SARANA DAN PRASARANA PERPUSTAKAAN
Perpustakaan sebagai salah satu lembaga informasi dalam melaksanakan tugasnya
mendesimenasikan informasi memerlukan peralatan dan perlengkapan. Dengan adanya kedua hal
yang disebut terakhir memungkinkan perpustakaan dapat berperan dengan baik. Ada juga yang
menggunakan istilah sarana dan prasarana sebagai pengganti kata peralatan. Dengan perkataan
lain perpustakaan memerlukan sarana dan prasarana dalam rangka menjalankan tugasnya sebagai
penyedia dan penyebar informasi. Begitu pentinganya sarana dan prasarana ini maka jika
ketersediaan semua hal tersebut tidak ada maka bisa menimbulkan ketidaknyamanan bagi
pengguna yang kesemuanya itu akan berujung pada keengganan mereka mengunjungi
perpustakaan. Jika berbicara tentang sarana dan prasarana di perpustakaan maka ada dua bagian
dari hal yang disebut terakhir ini yaitu:
 Sarana dan prasarana fisik yaitu segala sesuatu yang berupa benda atau yang dibendakan
yang mempunyai peranan untuk memudahkan usaha seperti gedung dan ruangan
perpustakaan, koleksi perpustakaan dan layanan perpustakaan.

 Sarana dan prasarana non fisik, misal kenyamanan ruangan, tata ruang, suhu ruangan,
ventilasi udara, pencahayaan (Krisma, 2014)

Dalam hubungannya dengan akreditasi bagi perpustakaan perguruan tinggi sarana dan prasarana
di perpustakaan merupakan salah satu komponen yang dinilai (Lihat gambar 1)

Gambar 1 :
Komponen yang dinilai versi Perpustakaan Nasional

Sumber: Akreditasi (Akreditasi, 2010) dalam Sulistyo-Basuki (2013)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sarana dan prasarana merupakan komponen yang dinilai
ketika akreditasi untuk perpustakaan perguruan tinggi. Lebih lanjut dijelaskan oleh Sulistyo-
Basuki (2013) bahwa versi Perpusnas sangat lengkap, mencakup antara lain:

 rak buku

 rak jurnal/kliping

 multimedua
 buku referens

 locker

 filing cabinet

 papan pengumuman

 meja belajar perorangan

 meja baca untuk 4 – 8 orang

 meja sirkulasi

 kursi baca

 kursi tamu

 komputer dan printer

 Scanner (pemindai)

 komputer untuk pemakai (> 4 komputer)

 perangkat multimedia

 Televisi

 kipas angin (≥ 2 buah)

 AC (≥ 2 buah).

Sementara itu Versi BAN-PT tidak menyebutkan keberadaan sarana dan prasarana; mungkin
diasumsikan bahwa setiap perpustakaan PT pasti sudah memiliki semuanya sehingga tidak perlu

dirinci.
Gambar 2 :
Peralatan dan Perlengkapan yang Dibutuhkan di masing-masing Ruangan

Ruangan Peralatan dan Perlengkapan yang Dibutuhkan


Lobi Fasilitas/tempat penitipan barang, papan pengumuman, papan display dan
kursi
Pintu control Pintu putar (turnstile) dan security gate
Ruang sirkulasi Meja dan kursi layanan, computer, scanner, telephone, rak koleksi
Area catalog Meja dan kursi, komputer
Ruang koleksi rujukan Rak koleksi, rak catalog, meja dan kursi staf, computer
Ruang terbitan berkala Rak koleksi terbitan berkala, meja dan kursi staf
Ruang baca Meja dan kursi baca
Ruang kerja staf Meja dan kursi, komputer
Ruang tata usaha Meja, kursi, filling cabinet, lemari, computer, printer, mesin fotokopi, alat
pemotong kertas
Ruang perawatan Alat pemotong kertas, alat jilid, mesin press, pisau potong, lemari
Gudang Lemari, rak buku

Sarana dan Prasarana untuk Perpustakaan Perguruan Tinggi (Badan, 2011)

a. Ruang perpustakaan berfungsi sebagai tempat mahasiswa dan dosen memeroleh

informasi dari berbagai media dan tempat pustakawan mengelola perpustakaan.

b. Minimum terdapat satu ruang perpustakaan per kampus perguruan tinggi.

Perpustakaan dapat disediakan di tingkat universitas, fakultas, dan program studi, sepanjang
memenuhi standar sesuai dengan jumlah sivitas akademika yang
menggunakannya.

c. Rasio luas ruang perpustakaan adalah 0,2 m2 per mahasiswa satuan pendidikan tersebut,
dengan luas total minimum 200 m2 dan lebar minimum 8 m.

d. Ruang perpustakaan terletak di tempat yang strategis dalam kampus sehingga mudah dicapai
dan memperhatikan pemakai berkebutuhan khusus.

e. Ruang perpustakaan dilengkapi dengan sarana sebagaimana tercantum pada

Gambar 3 :
Jenis, Rasio, dan deskripsi Sarana Ruang Perpustakaan
Ruang Perpustakaan
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007
tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI),
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA).
a. Ruang perpustakaan berfungsi sebagai tempat kegiatan peserta didik dan guru memperoleh
informasi dari berbagai jenis bahan pustaka dengan membaca,mengamati, mendengar, dan
sekaligus tempat petugas mengelola perpustakaan.
b. Luas minimum ruang perpustakaan sama dengan luas satu ruang kelas. Lebar minimum ruang
perpustakaan 5 m.

c. Ruang perpustakaan dilengkapi jendela untuk memberi pencahayaan yang memadai untuk
membaca buku.

d. Ruang perpustakaan terletak di bagian sekolah yang mudah dicapai.

e. Ruang perpustakaan dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada

Tabel 2.6
Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Perpustakaan No Jenis Rasio Deskripsi
RANCANGAN STANDAR NASIONAL TENTANG SARANA DAN PRASARANA
PERPUSTAKAAN DALAM SEBUAH DISKUSI YANG DISPONSORI ANTARA LAIN
OLEH ISIIPI
Dalam sebuah diskusi yang berlangsung pada tanggal 16-18 Nopember di Bandung yang
membahas tentang standar nasional perpustakaan, bab tentang sarana prasana ada dalam Bab 3
yang redaksinya sebagai berikut:

Pasal 12

(1) Setiap perpustakaan wajib memiliki sarana dan prasarana perpustakaan.


(2) Sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi aspek teknologi,
ergonomik, konstruksi, lingkungan, efektifitas, efisiensi dan kecukupan.
(3) Penyediaan sarana dan prasarana mempertimbangkan kebutuhan pemustaka khusus.
Pasal 13
(1) Setiap perpustakaan wajib memiliki sarana penyimpanan koleksi, sarana akses informasi, dan
sarana layanan perpustakaan.
(2)Sarana penyimpanan koleksi sekurang-kurangnya berupa perabot sesuai dengan bahan
perpustakaan yang dimiliki.
(3)Sarana akses informasi sekurang-kurangnya berupa perabot, peralatan, perlengkapan sistem
temu kembali bahan perpustakaan dan informasi.
(4) Sarana layanan perpustakaan sekurang-kurangnya berupa perabot dan peralatan sesuai
dengan jenis layanan perpustakaan.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai sarana penyimpanan koleksi, sarana akses informasi, dan
sarana layanan perpustakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sampai dengan ayat (4) diatur
dengan Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional RI.
Pasal 14
(1) Perpustakaan yang telah memiliki sarana sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 dapat
melengkapi sarana teknologi informasi dan komunikasi untuk:
a.pengelolaan koleksi
b.penyelenggaraan layanan
c.pengembangan perpustakaan; dan
d.kerja sama perpustakaan
(2) Sarana teknologi informasi dan komunikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan
dengan perkembangan dan kemajuan teknologi
Pasal 15
(1) Setiap perpustakaan wajib memiliki lahan, gedung atau ruang.
(2) Lahan perpustakaan harus berlokasi yang mudah diakses, aman, nyaman dan memiliki status
hukum yang jelas.
(3) Gedung atau ruang harus memenuhi aspek keamanan, kenyamanan, keselamatan dan
kesehatan.
(4) Gedung perpustakaan sekurang-kurangnya memiliki ruang koleksi, ruang baca, ruang staf
yang ditata secara efektif, efisien dan estetik.
(5) Ruang perpustakaan sekurang-kurangnya memiliki area koleksi, baca, dan staf yang ditata
secara efektif, efisien dan estetik.

DAFTAR PUSTAKA
Akreditasi Perpustakaan Perguruan Tinggi. https://sulistyobasuki.wordpress.com/2013/10/27/akreditasi-
perpustakaan-perguruan-tinggi/ diakses 6 April 2018.
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2011. Rancangan Standar Sarana dan Prasarana
Pendidikan Tinggi Program Pascasarjana dan Profesi.BSN, Jakarta.
Building a 21 str Century Library : Libraries in the Digital Age. 2008.
diakses 28 January 2013. http://mynewlibrary.org/building-a-21-century-library

Chowdhury, GG et.al., 2008. Librarianship.Facet, London.

Departemen Pendidikan Nasional RI. 2005. Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi.


Departemen Pendidikan Nasional RI Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Jakarta

Designing a Fine Library, 2001. Diakses 11 February 2013.http://skyways.lib.ks.us/kansas/.

Indonesia.Kementerian Pendidikan Nasional. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik


Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA).
Jakarta.

Jakovlevas-Mateckis, L.Kostinaite, Pupeliene, J., 2004. ‘Conceptual Principles of the


Planning of Modern Public Libraries’, Liber Quarterly : The Journal of The Association of
European Research Libraries

Khan, Ayub, 2009. Better by Design: An Introduction to Planning and Designing a New
Library Building. Facet Publishing, London.

Krisma, Richa. 2014. Pengelolaan Perpustakaan: sarana dan prasarana.


http://pengelolaanperpustakaan.blogspot.co.id/2014/07/diakses 6 April 2018

Malaque III, Isidoro R., 2008. Reconfiguring the Library Landscape : strategies in Defining
Library Architecture, Philippine Women University, Davao City.

Martini, Nina Ariyani & Farida, Ida 2011, Psikologi Perpustakaan, Universitas Terbuka,
Jakarta.

Sulistyo-Basuki (1991). Pengantar Ilmu Perpustakaan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Mutia, Fitri. 2012. Sarana dan Prasarana Ruang Perpustakaan sebagai Asfek Kekuatan dalam
Mengembangkan Perpustakaan. http://fitri-m-a-fisip.web.unair.ac.id/artikel_detail-70031-
Artikel-Sarana diakses 6 April 201

Purwati, Sri. 2007. Gedung/Ruang, Peralatan dan Perlengkapan.[s.l.], Surabaya.


Undang-undang No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional

2018-2 GENAP DGTRP 21FEB2019 HANDOUT

Anda mungkin juga menyukai