Anda di halaman 1dari 13

BAB 3 TUJUAN DAN KONSEP

PENCAPAIAN PENATAAN RUANG

Tujuan penataan ruang wilayah perencanaan berfungsi:

1. Sebagai acuan untuk penyusunan rencana pola ruang, penyusunan rencana


jaringan, penetapan bagian dari wilayah RDTR yang diprioritaskan penanganannya,
dan penyusunan peraturan SBWPsi; dan
2. Menjaga konsistensi dan keserasian pembangunan kawasan perkotaan dengan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Palembang.

Dalam penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Kecamatan Ilir Timur II
tidak dapat dilepaskan dari beberapa aspek yaitu Kebijakan makro wilayah, yang
mencakup kebijakan tingkat provinsi, kabupaten dan kecamatan baik kebijakan yang
bersifat umum, sektoral maupun tata ruang.

Sesuai dengan esensi RDTR yang tidak terlepas pula dari tujuan umum
penyelenggaraan penataan ruang di daerah yaitu mengupayakan terlaksananya
perencanaan tata ruang secara terpadu dan menyeluruh, baik dengan wilayah di
sekitar Kecamatan Ilir Timur II maupun dengan rencana tata ruang yang lebih makro
(RTRW Kota Palembang); terwujudnya tertib pemanfaatan ruang; serta
terselenggaranya pengendalian pemanfaatan ruang.

3.1 DASAR PERTIMBANGAN

Penetapan tujuan penataan ruang Kecamatan Ilir Timur II ditetapkan berdasarkan


pertimbangan-pertimbangan berikut:
a. RTRW Kota Palembang Menetapkan Kecamatan Ilir Timur II Sebagai Sub Pusat
Pelayanan Kota;
b. Letak Kecamatan Ilir Timur II yang berbatasan dengan Sungai Musi;
c. Kecamatan Ilir Timur II memiliki kawasan industri skala internasional PT. Pusri di
Kecamatan 1 Ilir;

3-1
d. Kecamatan Ilir Timur II memiliki pelabuhan utama Kota Palembang yaitu
Pelabuhan Boom Baru;
e. Adanya rencana pembangunan terminal tipe C di Kelurahan Kuto Batu; dan
f. Memiliki potensi berupa kawasan wisata sejarah.

3.2 TUJUAN PENATAAN RUANG BWP

Tujuan pengembangan tata ruang Kecamatan Ilir Timur II pada masa yang akan datang
pun tidak akan terlepas dari peran dan fungsinya sebagai :

1. Kawasan Sub Pusat Pelayanan Kota;


2. Kawasan Industri;
3. Kawasan Pemerintahan;
4. Kawasan Permukiman Perkotaan dan Perdesaan; dan
5. Kawasan Pariwisata.

Tujuan Penataan Ruang Kecamatan Ilir Timur II tidak akan terlepas dari kebijakan
pengembangan yang lebih luas, diantaranya arahan kebijakan pengembangan sektoral
yang merupakan arahan pembangunan jangka panjang dan jangka menengah baik
Provinsi maupun Kota serta kebijakan pengembangan penataan ruang berdasarkan
arahan RTRW Nasional, RTR Pulau Sumatera, RTRW Provinsi Sumatera Selatan dan
RTRW Kota Palembang. Untuk mendukung pengembangan fungsi-fungsi yang
diarahkan di atas dengan dengan berbagai pertimbangan, maka tujuan pengembangan
ruang Kecamatan Ilir Timur II adalah :

“Mewujudkan Kecamatan Ilir Timur II sebagai pusat kecamatan yang difungsikan


sebagai pusat perindustrian, perdagangan dan jasa, perumahan dan pelabuhan,
yang produktif dan kompetitif melalui penataan ruang yang berkualitas dan
terpadu dengan mempertimbangkan kearifan lokal.”

3.3 KONSEP PENCAPAIAN PENATAAN RUANG BWP

Penjabaran dari tujuan tersebut dituangkan ke dalam sasaran penataan ruang yang
harus dicapai sebagai berikut:

a. Terwujudnya sarana hunian yang layak;

3-2
b. Tersedianya pelayanan prasarana dan sarana Kecamatan Ilir Timur II yang
terintegrasi;
c. Tersedianya jaringan jalan yang menghubungkan antar kelurahan, kecamatan, kota,
dan wilayah yang lebih luas (kabupaten/kota lainnya);
d. Tersedianya kegiatan perdagangan dan jasa serta sarana prasarana yang memadai
berskala regional di dalam kawasan perkotaan;
e. Terwujudnya keserasian kawasan lindung dan budidaya yang seimbang dan
berkelanjutan;
f. Tersedianya ruang publik dan ruang terbuka hijau;
g. Terciptanya aksesibilitas yang mendukung perdagangan regional;
h. Terciptanya pemanfaatan ruang sesuai dengan arahan RTRW Kota Palembang; dan
i. Terwujudnya rencana tata ruang yang lebih rinci sebagai pedoman operasional
melaksanakan pembangunan sekaligus mengatur dan mengendalikan
perkembangan Kecamatan Ilir Timur II di masa yang akan datang.
Sasaran penataan ruang di Kecamatan Ilir Timur II adalah:
 Yang dimaksud dengan daya dukung lingkungan adalah kemampuan lingkungan
hidup untuk mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup lain dan
keseimbangan antar keduanya;
 Menciptakan sarana hunian yang yang sehat;
 pengamanan dan pelestarian kawasan lindung;
 mendukung pencapaian ruang terbuka hijau (RTH) seluas 30 % (tiga puluh persen)
dari luas wilayah Kecamatan Ilir Timur II;
 pengembangan infrastruktur yang ramah lingkungan yaitu pengembangan
infrastruktur kota skala regional yang tetap memperhatikan keutuhan dan
keberlanjutan lingkungan;
 integrasi fungsional antara sektor formal dan informal, dan;
 pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.

Pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana dalam
mengelola lingkungan dengan tetap menjamin keutuhan lingkungan tersebut serta
keselamatan, kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan
generasi masa depan sebagai acuan untuk penyusunan rencana pola ruang, penyusunan
rencana jaringan prasarana, penetapan kawasan yang diprioritaskan penanganannya,

3-3
penyusunan ketentuan pemanfaatan ruang, penyusunan peraturan SBWPsi; dan
menjaga konsistensi dan keserasian pengembangan kawasan perkotaan dengan
RTRW.

3.4 PEMBAGIAN SUB BWP, BLOK, KLASIFIKASI ZONA DAN SUB ZONA

Berdasarkan Konsep Dasar Panduan Penyusunan Peraturan SBWP di Wilayah


Perkotaan yang disusun oleh Kementrian PU, SBWP adalah :
 kategori penggunaan atau aktivitas lahan, bangunan, struktur atau aktivitas yang
diijinkan oleh hukum yang berlaku;
 suatu area yang digambarkan dalam sebuah peta rencana zoning serta disusun dan
dirancang berdasarkan suatu peraturan untuk penggunaan khusus;
 suatu area dalam hubungannya dengan ketetapan peraturan terkait; penggunaan
tertentu dari suatu lahan, bangunan dan struktur diijinkan dan penggunaan lainnya
dibatasi, dimana lapangan dan lahan terbuka diwajibkan; sementara untuk kapling,
batas ketinggian bangunan dan persyaratan lainnya ditetapkan, semua yang
terlebih dahulu diidentifikasikan untuk SBWP dan wilayah dimana penggunaan
dilakukan; dan
 bagian wilayah kota, jalan, gang, dan jalan umum lainnya, yang merupakan
penggunaan tertentu dari suatu lahan, lokasi dan bangunan tidak diijinkan, dimana
lapangan tertentu dan ruang terbuka diwajibkan dan batas ketinggian bangunan
tertentu ditetapkan.
Kecamatan Ilir Timur II terbagi dalam 5 BWP dan 15 SBWP dengan pembagian SBWP
maksimal 60 HA. Adapun Sub BWP ditetapkan berdasarkan batasan fisik berupa jalan,
sungai, gang maupun batasan fisik lainnya.

Tabel 3.1 Hierarki Klasifikasi Zona dan Sub Zona


Rencana Tata Ruang
RDTR Ilir Zonasi Ilir
SUB BWP/ Luas
No Lokasi RTRW Kota Timur II Timur II Kode Karakteristik
Blok (Ha)
Palembang (Pembagian (Pembagian Zona
Zona) Zona)
1 BWP A
Rumah Tersedianya unit
Zona
SBWP A.1 95,52 Kel. 8 Ilir Permukiman Kepadatan R-3 hunian dengan tingkat
Perumahan
Sedang kepadatan sedang
Rumah Tersedianya unit
Zona
SBWP A.2 94,42 Kel. 8 Ilir Permukiman Kepadatan R-3 hunian dengan tingkat
Perumahan
Sedang kepadatan sedang
2 BWP B
Rumah Tersedianya unit
Zona
SBWP B.1 36,69 Kel. 8 Ilir Permukiman Kepadatan R-3 hunian dengan tingkat
Perumahan
Sedang kepadatan sedang

3-4
Rencana Tata Ruang
RDTR Ilir Zonasi Ilir
SUB BWP/ Luas
No Lokasi RTRW Kota Timur II Timur II Kode Karakteristik
Blok (Ha)
Palembang (Pembagian (Pembagian Zona
Zona) Zona)
Rumah Tersedianya unit
Zona
SBWP B.2 106,18 Kel. 8 Ilir Permukiman Kepadatan R-3 hunian dengan tingkat
Perumahan
Sedang kepadatan sedang
Kel. 8 Ilir, Rumah Tersedianya unit
Zona
SBWP B.3 60,12 Kel 9 Ilir, Kel Permukiman Kepadatan R-2 hunian dengan tingkat
Perumahan
Duku Tinggi kepadatan tinggi
3 BWP C
Kel. 8 Ilir,
Rumah Tersedianya unit
Kel Duku, Zona
SBWP C.1 145,01 Permukiman Kepadatan R-3 hunian dengan tingkat
Kel 5 Ilir dan Perumhan
Sedang kepadatan tinggi
Kel 2 Ilir
Kel. 2 Ilir Rumah Tersedianya unit
Zona
SBWP C.2 143,78 dan Kel. Permukiman Kepadatan R-3 hunian dengan tingkat
Perumahan
Duku Sedang kepadatan tinggi
Rumah Tersedianya unit
Kel 2 Ilir dan Zona
SBWP C.3 126,5 permukiman Kepadatan R-3 hunian dengan tingkat
Kel 5 Ilir Perumahan
Sedang kepadatan tinggi
4 BWP D
Kel Duku, Rumah Tersedianya unit
Zona
SBWP D.1 1,59 Kel 9 Ilir, Kel Permukiman Kepadatan R-3 hunian dengan tingkat
Perumahan
Kuto Batu Sedang kepadatan sedang
Kel Duku,
Kel Batu, Kel Rumah Tersedianya unit
Zona
SBWP D.2 75,3 Lawang Permukiman Kepadatan R-2 hunian dengan tingkat
Perumahan
Kidul dan Tinggi kepadatan tinggi
Kel 3 Ilir
Kel 9 Ilir, Kel
Rumah Tersedianya unit
Kuto Batu Zona
SBWP D.3 53,05 Permukiman Kepadatan R-2 hunian dengan tingkat
dan Kel 11 Perumahan
Tinggi kepadatan tinggi
Ilir
Kel Kuto
Batu, Kel Rumah Tersedianya unit
Zona
SBWP D.4 90,52 Lawang Permukiman Kepadatan R-2 hunian dengan tingkat
Perumahan
Kidul, Kel 3 Tinggi kepadatan tinggi
Ilir
E BWP E
Kel Sungai Rumah Tersedianya unit
Zona
SBWP E.1 148,39 Buah dan Permukiman Kepadatan R-3 hunian dengan tingkat
Perumahan
Kel 1 Ilir Sedang kepadatan sedang
 Pengembangan
kegiatan industri
secara terpadu
 Tersedianya
Kel Sungai
Zona Industri fasilitas-fasilitas
SBWP E.2 266,93 Buah dan Industri I-1
Industri Kimia Dasar bersama
Kel 1 Ilir
 Keselamatan kerja
maupun bangunan
termonitor dengan
baik
 Menghasilkan bahan
pangan, palawija,
tanaman keras, hasil
peternakan, dan
hasil perikanan
 Sebagai daerah
Peruntukan resapan air hujan
SBWP E.3 49,19 Kel 1 Ilir Pertanian PL-1
lainnya untuk kawasan
sekitarnya
 Membantu
penyediaan
lapangan kerja bagi
masyarakat
setempat
Sumber: Hasil Pengolahan, 2014

3-5
3.5 ARAHAN POLA RUANG

Berdasarkan guna lahan terjadi berubahan (deviasi) penggunaan lahan RTRW dengan
kondisi eksisting. deviasi tersebut terjadi karena peningkatan intensitas kegiatan atau
up-zoning. Oleh sebab itu perlu dilakukan pengklasifikasian zona ulang untuk
Kecamatan Ilir Timur II, sehingga didapatkan aturan yang jelas mengenai arahan zoning
baik berupa intensitas pemanfaatan ruan, kegiatan yang diizinkan dalam suatu zona dan
pengaruh adanya zona baru (up-zonning) terhadap struktur ruang (khususnya rencana
jaringan atau transportasi). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut

Sumber: Hasil Pengolahan, 2014


Gambar 3.1 Deviasi Guna Lahan di SBWP A.1

3-6
Sumber: Hasil Pengolahan, 2014
Gambar 3.2 Deviasi Guna Lahan di SBWP D.1

3-7
Gambar 3.3 Peta Pola Ruang SBWP A

3-8
Gambar 3.4 Peta Pola Ruang SBWP B

3-9
Gambar 3.5 Peta Pola Ruang SBWP C

3-10
Gambar 3.6 Peta Pola Ruang SBWP D

3-11
Gambar 3.7 Peta Pola Ruang SBWP E

3-12
3-13

Anda mungkin juga menyukai