Anda di halaman 1dari 4

Tugas Mata Kuliah Rekayasa Sumber Daya Air

“ 3 Pilar Integrated Water Resources Management(IWRM) ”

Oleh :
Syntia Ayu Kencana
16/396751/SV/10964
A 2016
D3 Teknik Sipil

Departemen Teknik Sipil


Sekolah Vokasi
Universitas Gadjah Mada
IWRM is a process which promotes the coordinated development and management of
water, land and related resources, in order to maximize the resultant economic and social
welfare in an equitable manner without compromising the sustainability of vital ecosystems.
(Wignyosukarto Budi, UGM. GWP, TEC Background Paper No. 4: Integrated Water
Resources Management Toward Sustainable Development and National Prosperity )

IWRM atau Integrated Water Resources Management adalah proses yang


mengutamakan fungsi koordinasi dan pengelolaan air, tanah dan sumber daya terkait guna
memaksimalkan hasil secara ekonomis dan kesejahteraan sosial dalam pola yang tidak
mengorbankan keberlangsungan ekosistem vital (Global Water Partnership-Technical
Advisory Committee, 2000).

“IWRM didasarkan pada persepsi tentang air sebagai bagian yang tidak terpisahkan
dengan ekosistem, sumberdaya alam, sosial dan ekonomi yang baik” (United Nations
Development Programme 1990).

Dalam IWRM terdapat 3 Pilar yaitu :

1. Pendayagunaan Sumber Daya Air


Asal muasal IWRM Pengelolaan Sumber daya Air Terpadu (IWRM)
diperlukan karena pemanfaatan air yang kenyataannya bermacam-macam akan saling
tergantung, saling berpengaruh. Pengelolaan terpadu berarti bahwa pemanfaatan
sumber air yang berbeda-beda dianggap sebagai pemanfaatan satu kesatuan
sumberdaya.
Sumber daya air adalah air, sumber air, dan daya air yang terkandung di
dalamnya. Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang
terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah. (UU SDA no.7 tahun
2004).
Pendayagunaan sumber daya air adalah upaya penatagunaan, penyediaan,
penggunaan, pengembangan, dan pengusahaan sumber daya air secara optimal agar
berhasil guna dan berdaya guna. (UU Sumber Daya Air No.7 tahun 2004 pasal 1
angka 20)
Permasalahan umum dalam pengelolaan sumber daya air pada dasarnya ada 3
aspek yaitu terlalu banyak air, kekurangan air dan pencemaran air. Upaya struktural
untuk permasalahan ini adalah pembuatan tanggul, waduk pengendali banjir, daerah
retensi banjir dan perbaikan lahan (reboisasi, terassering), sedangkan upaya non
struktural adalah pengaturan daratan banjir, peramalan banjir dan peringatan dini.
Penerapan pendayagunaan sumber daya air contohnya adalah air minum,
Pembangkit Listrik Tenaga Air dan Bendungan. Contoh kasus : Sistem tata air yang
ada dalam DAS Bengawan Solo hilir meliputi potensi air semisal waduk, embung,
sungai dan bangunan prasarana pengairan (baik berupa bendungan, bendung maupun
pintu air). Dengan diketahuinya sistem tata air maka dapat diketahui ketersediaan air
di Waduk Sungai Bengawan Solo. (Moeljanto1, Dharma Anton PM2. Pendayagunaan
Sumber Daya Air Untuk Pengembangan Kawasan Pantura Jawa Timur)

2. Pengendalian Daya Rusak Air


Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mangakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda dan dampak psikologis. Daya rusak air adalah daya air yang dapat merugikan
kehidupan. Bencana akibat daya rusak air adalah bencana yang diakibatkan oleh daya
rusak air. (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia No.13/PRT/M/2015 Tentang Penanggulangan Darurat Bencana Akibat
Daya Rusak Air, BAB 1 Pasal 1 angka 1, 2 dan 3)
Pengendalian daya rusak air adalah upaya untuk mencegah, menanggulangi,
dan memulihkan kerusakan kualitas lingkungan yang disebabkan oleh daya rusak air.
(UU Sumber Daya Air No.20 tahun 2004 Pasal 1)
Penerapan pada pengendalian daya rusak air contohnya adalah Irigasi.
Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian.
Contoh kasus diambil dari SRIPOKU.COM dengan judul “Irigasi Siring Ayek Baghu
Jebol, 50 Hektare Sawah di Pagaralam Kekeringan”23 Januari, 2015 : Puluhan
hektar sawah milik warga Dusun Karang Anyar Kota Pagaralam Provinsi Sumatera
Selatan mengalami kekeringan.Warga berupaya utnuk memperbaiki irigasi yang jebol
supaya air bisa mengalir dengan maksimal ke areal sawah. Karena sebelumnya, air
yang berada di daerah tersebut jebol dan mengalir ke lain arah. Sehingga yang
seharusnya mengalir ke areal pertanian, justru malah lain arah.
3. Konservasi Sumber Daya Air
Konservasi sumber daya air adalah upaya memelihara keberadaan serta
eberlan- jutan keadaan, sifat dan fungsi sumber daya air agar senantiasa tersedia
dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan mahluk
hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang.
Salah satu penerapan konservasi sumber daya air adalah sumber resapan.
Sumur resapan, yaitu salah satu jenis teknologi konservasi air yang bentuknya seperti
sumur biasa tapi bukan untuk mengambil air. Sumur resapan merupakan sumur atau
lubang pada permukaan tanah yang dibuat untuk menampung air hujan agar dapat
meresap ke dalam tanah. Kegiatan konservasi sumber daya air selain sumur resapan
contohnya :
a. Meningkatkan pengawasan terhadap air limbah yang dapat mencemari air
permukaan dan air tanah, dengan kegiatan melakukan pengawasan secara rutin
terhadap industri atau kegiatan masyarakat yang dapat mencemari air permukaan
dan air.
b. Pemantauan kualitas air, merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh
laboratorium lingkungan untuk menganalisa sampel limbah industri, menguji
kualitas air sungai dan air tanah (sumur).
c. Di bangunnya rumah kompos di sekitar sungai, agar masyarakat sekitar tidak
membuang kotoran ternak ke sungai melainkan diolah menjadi pupuk kompos.
d. Kegiatan konservasi yang melibatkan siswa-siswa sekolah, antara lain : Pendidikan
Lingkungan Keliling (Dik Ling Ling), Pemanfaatan air wudhu untuk kolam ikan,
menyiram tanaman, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai