Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PERBAIKAN

PREE TEST DAN POST TEST


BENTANG ALAM EOLIAN

Disusun Oleh:
Aji Bagas Putro
21100113140101

LABORATORIUM GEOMORFOLOGI DAN


GEOLOGI FOTO
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
MEI 2014

LAPORAN PRAKTIKUM
GEOMORFOLOGI
BENTANG ALAM EOLIAN

Disusun Oleh:
Aji Bagas Putro
21100113140101

LABORATORIUM GEOMORFOLOGI DAN


GEOLOGI FOTO
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
APRIL 2014

1. Artikel 1
Potensi Angin Tanpa Batas di Pantai Selatan Garut
Dalam Geografi dikenal dengan adanya konsep distribusi , yaitu konsep
yang menjelaskan bahwa Geografi mempelajari fenomena geosfer (permukaan
bumi) yang tersebar di seluruh permukaan bumi dan semua fenomena tersebut
ternyata tidak ada yang identik sama. Begitu pula yang ada di Indonesia yang
dimana seluruh fenomena alamnya memiliki ciri khas tersendiri. Tentunya ciri
khas tersebut bisa mendatangkan manfaat jika pengelolaannya dilakukan dengan
baik. Salah satu ciri khas dari fenomena fenomena tersebut ada di daerah sekitar
pantai selatan Garut, tepatnya di Pantai Sayang Heulang Kecamatan
Pameungpeuk Kabupaten Garut.Padahal secara fisik bentukan dari pantai ini tidak
berbeda dengan bentukan pantai pada umumnya. Hanya saja karena kondisi dan
letak geografisnya yang unik menjadikan pantai ini bisa menjadi salah satu
sumber penghidupan bagi warga di sekitarnya. Secara asatronomis Pantai Sayang
Heulang terletak di sekitar 0703949,9LS dan 10704214,6BB. Sedangkan
secara geografis daerah ini terletak di bagian selatan Pulau Jawa yang langsung
berbatasan dengan Samudera Hindia. Daerah Pantai Sayang Heulang memiliki
bentuk pantai yang landai dan ditumbuhi oleh berbagai vegetasi sekitar 250 meter
dari garis pantai. Tak jauh dari garis pantai tersebut, sekitar 1 km terdapat sebuah
fenomena langka yang terjadi di daerah tropis seperti Indonesia, yaitu sand dune.
Sand dune atau gumuk pasir merupakan gundukan bukit atau igir dari
pasir yang terhembus angin. Dari fenomena inilah dapat dilihat bahwa Pantai
Sayang Heulang memiliki karakteristik angin yang bertiup secara konstan dan
dengan kelajuan yang cukup tinggi pula. Karena gumuk pasir setinggi 46 mdpl ini
tak akan terbentuk jika perantara pembawa pasirnya tidak menunjang. Karena
proses pembentukkan gumuk pasir ini sama sekali tidak melibatkan fluida jenis
lain kecuali angin. Angin yang bertiup dari arah laut menuju daratan membawa
material-material pasir hasil sedimentasi baik dari laut maupun hulu sungai.
Sehingga material-material pasir tersebut berkumpul di suatu tempat yang cukup
jauh dari pengaruh pasang-surut air laut. Lebih jauh lagi, proses ini terus berlanjut

hingga ribuan hingga puluhan ribu lamanya sehingga menjadi gumuk pasir yang
sekarang.
Selain itu, daerah Pantai Sayang Heulang pun tercatat memiliki kecepatan
angin dari perairan ke daratan sekitar 4,5 m/s atau sama dengan 16,2 km/jam yang
diukur di garis pantai. Angin yang berderajat kecepatan 3 skala beaufort ini dapat
disetarakan dengan angin yang dapat menggoyangkan dahan-dahan dan rantingranting kecil secara terus menerus. Ditambah lagi, dengan adanya gumuk pasir
yang telah disebutkan menjadikan angin ini mendaki ke puncak dan bergabung
dengan aliran udara diatasnya. Sehingga aliran udara yang dihasilkan bersifat
streamline atau berbentuk garis arus yang searah dan beraturan.
Adapun angin yang diatasnya itu adalah angin pasat. Angin pasat adalah
aliran udara yang bergerak dari daerah berlintang sedang (300LS dan 300 LU)
menuju daerah ekuator (00) karena faktor panas yang diakibatkan oleh radiasi
matahari. Angin ini bergerak dengan cakupan daerah yang luas dan bergerak pada
ketinggian yang cukup tinggi pada bagian troposfer. Belum lagi ditambah dengan
angin muson dan angin lokal yang juga bergabung pada bagian puncak gumuk
pasir. Pada posisi ini tentunya angin yang bertiup akan memiliki kelajuan lebih
dari 4,5 m/s.
Disamping itu, setelah dilakukan survey ke tempat tersebut, ternyata angin
yang berhembus pun hampir tidak berhenti selama kurang lebih 60 menit pada
waktu sore hari. Ini menandakan bahwa berbagai macam aliran udara banyak
yang terkumpul di daerah ini dan berhembus saling bergantian. Hasilnya angin
yang sewaktu-waktu dapat berhenti dapat tertutupi oleh angin lain yang masih
bertiup. Sehingga tidak diragukan lagi bahwa daerah potensial yang nampaknya
tertinggal ini bisa menjadi sumber energi listrik baru yang lebih bersih dan
ekonomis atau potensi lainnya yang memanfaatkan proses angin.
Sebenarnya tidak hanya di Pantai Sayang Heulang saja, tapi fenomena
seperti ini diperkirakan ada di sepanjang pantai selatan Pulau Jawa yang tentunya
memiliki kondisi geografis yang mirip dengan Pantai Sayang Heulang. Belum lagi
dengan pulau-pulau lain yang memiliki potensi angin yang melebihi bayangan
kita. Perlu diketahui bahwa Indonesia merupakan negara dengan garis pantai yang

terpanjang, yaitu sekitar 80.791,42km. Oleh karena itu, sangat disayangkan jika
tidak ada penelitian lebih lanjut tentang faktor pembentuk angin, berikut kelajuan
dan aliran udaranya. Karena tidak mungkin pemerintah harus memasang
Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTA) di sepanjang garis pantai Indonesia.
Para ilmuwan dituntut untuk dapat memberikan rekomendasi di mana tempattempat yang paling memberikan keuntungan untuk dijadikan PLTA.
Namun setiap usaha yang direncakan tentunya tidak pernah luput dari
segala macam kendala. Angin yang bertiup dari perairan laut menuju daratan
dapat mengikis logam yang menjadi salah satu bahan bangunan kincir angin
karena ia bersifat korosif. Harus dilakukan peneltian bagaimana cara
mengantisipasi kendala ini, baik dengan melakukan pelapisan pada setiap bagian
bangunan kincir atau mengganti beberapa bagian yang rawan dengan plastik.
Belum lagi dengan masalah anggaran negara yang belum tentu ada untuk proyek
sebesar ini.
Sumber artikel : http://anakgerbongkereta.blogspot.com/2010/08/potensi-angintanpa-batas-di-pantai.html
Pembahasan

Untuk proses terbentuknya sand dune di Pantai Sayang Heulang tersebut


dipengaruhi oleh angin yang bertiup ke arah daratan yang membawa materialmaterial kecil atau pasir hasil proses sedimentasi di sekitar laut ataupun daratan di
daerah pantai Sayang Heulang. Pasir atau material yang terkumpul disekitaran
daerah tersebut lalu tertransportasi oleh angin, lalu terendapkan disuatu tempat
pada saat gaya transportasi angin tersebut melemah, hal itu terjadi secara
berulang-ulang dan dengan waktu yang cukup lama sehingga terbentuklah gumuk
pasir seperti yang sekarang ini.

2. Artikel 2
Gumuk Pasir Di Pantai Parangtritis, Yogyakarta
Jalan-jalan ke gumuk pasir di Yogyakarta ibarat berkunjung ke gurun
sahara Timur Tengah. Hamparan pasir yang luas di selatan Provinsi DIY
merupakan fenomena alam unik dan satu-satunya di Asia Tenggara. Kawasan
gumuk pasir dapat ditempuh dari kota Yogyakarta dengan waktu + 30 menit
kearah selatan dan tidak jauh dari objek wisata pantai Parangtritis.
Gumuk pasir yang terbentuk di antara pantai Parang Kusumo sampai Pantai
Depok ini pada umumnya disusun atas material pasir hitam gunung Merapi yang
terbawa oleh aliran sungai Oyo dan Opak yang kemudian diendapkan dimuara
sungai. Besarnya angin di pesisir selatan Yogyakarta membuat material pasir
terdeflasi dalam bentuk saltasi atau rayapan pasir. Adanya hambatan yang berupa
vegetasi ataupun topografi penghalang akan menyebabkan material mengendap
sehingga terbentuk gumuk pasir. Gumuk pasir yang paling fenomenal di
Yogyakarta adalah tipe barchan yang menyerupai bulan sabit.
Sebagai fenomena yang langka Gumuk pasir memiliki fungsi ekologis
yang sangat penting. Daerah berpasir seperti ini memiliki kemampuan meloloskan
air yang tinggisehingga memberikan cadangan air bagi masyarakat pesisir. Selain
itu keberadaan gumuk pasir dapat meredam hantaman gelombang tsunami,

sehingga dengan keberadaan gumuk pasir resiko yang ditimbulkan akibat bencana
tsunami dapat berkurang. Gumuk pasir yaitu hamparan bukit-bukit pasir pun
menjadi arena latihan para penghobimotocross. Medan dengan tingkat kesulitan
yang variatif dan luas ini menjadi tempat favorit para crosser. Adrenalin
para crosser pun terpacu dibuatnya ketika berlati di hamparan gumuk pasir ini.
Sumber : http://worldislife.blogspot.com/2013/03/gumuk-pasir-parangtritis-satusatunya.html

Pembahasan :
Pada daerah pantai parangtritis sendiri, gumuk pasir tersebut terbentuk dari
aktivitas vulkanisme gunung merapi, pasir dan material halus lainnya hasil dari
gunung merapi tersebut lalu mengalami transportasi oleh angin, material tersebut
terbawa hingga material tersbut terendapkan di daerah pantai parangtritis
pengendapan itu terjadi dikarenakan massa angin yang tidak mampu lagi untuk
membawa hasil dari hasil sedimen tersebut, oleh karena itu butiran pasir tersebut
mulai berjatuhan dan membentuk gumuk pasir dengan proses waktu yang cukup
lama.

3. Artikel 3

Pengaruh Erosi Angin Terhadap Pembentukan Sculpturing (Mushroom


Rock State Park) Di Smokey Hill, Kansas
Hampir sepertiga permukaan daratan planet bumi merupakan padang pasir
dengan curah hujan kecil yang didukung tumbuh-tumbuhan tertentu dengan
jumlah yang terbatas dan suatu populasi manusia dan hewan yang terbatas pula.
Daerah di bumi telah terbagi menjadi tiga kategori menurut jumlah curah
hujan yang diterima setiap tahunnya. Negeri beriklim sangat kering mempunyai
sedikitnya 12 bulan berurutan tanpa curah hujan, negeri beriklim kering
mempunyai kurang dari 250 mm curah hujan per tahunnya, dan negeri beriklim
basah mempunyai curah hujan per tahunnya antara 250 dan 500 mm. Daratan
yang sangat kering adalah padang pasir, sedangkan daerah kering dimana hanya
terdapat padang rumput biasanya dikenal sebagai stepa. Savannah atau sabana,
merupakan daerah padang rumput dengan beberapa tumbuhan pohon yang
tumbuh, terletak diantara padang pasir dan hutan hujan tropis.
Sebagian besar daerah di bumi yang beriklilm kering, bentuk bentang
alamnya dipengaruhi oleh aktivitas angin (Bentang alam eolian). Dibawah ini peta
persebaran bentang alam eolian di dunia. Bentuk bentang alam eolian tersebut
dapat disebabkan oleh proses berupa erosi oleh angin ataupun pengendapan oleh
angin. Proses tersebut berlangsung sama seperti proses erosi dan pengendapan
yang dilakukan oleh arus air laut terhadap pantai.
Sculpturing merupakan salah satu bentuk bentang alam eolian akibat erosi
yang dilakukan oleh angin. Sculpturing dalam bahasa Indonesia, diartikan sebagai
proses pengukiran, sehinggasculpturing merupakan erosi angin pada batuan yang
menyebabkan terbentuknya tekstur seperti ukiran pada batuan tersebut. Salah satu
bentuk

nyata

dari sculpturing adalah

batu

jamur

(Mushroom

Rock).

Proses sculpturing dapat terlihat jelas pada tekstur permukaan batu jamur
(Mushroom Rock). Batu Jamur (Mushroom Rock) yang terkenal antara lain
terdapat di Smokey Hills, Kansas, Mushroom Rock di Mesir, Mushroom Rockdi
Timna Park Israel.

Pada tanah, kekasaran permukaan tanah memegang suatu peranan penting


di dalam mengendalikan sifat alami dari proses erosi oleh angin. Batu bundar
besar, pohon, bangunan, semak belukar, dan bahkan pabrik serta tumbuhan kecil
seperti rumput dan tumbuh-tumbuhan lainnya dapat meningkatkan kekasaran
permukaan bumi. Akibatnya angin yang melewati daerah tersebut tertahan oleh
berbagai macam material yang ada sehingga dapat mengurangi percepatan angin.
Dengan berkurangnya percepatan angin maka proses erosi akan berlangsung
dengan tenaga yang relatif kecil dalam jangka waktu yang lama. Tumbuhtumbuhan dapat juga mengurangi efek erosional angin itu dengan membungkus
partikel unsur atau butir lahan yang berasal dari angin ke akar. Pada umumnya,
area yang menunjukkan bentang alam hasil erosi angin berada pada lingkungan
yang terbuka dengan sedikit atau tidak ada pabrik maupun tumbuh-tumbuhan
yang meliputinya seperti daerah Smokey Hills, Kansas sehingga angin dapat
dengan bebas mengerosi batuan-batuan besar di sana secara kontinu hingga
membentuk suatu bentukan batuan yang khas dan unik yang disebut Mushroom
Rock.
Selain akibat dari erosi yang disebabkan angin, pembentukan Mushroom
rock juga dapat disebabkan oleh pelapukan batuan akibat perubahan suhu yang
begitu ekstrem dimana siang hari suhu sangat panas dan malam hari suhu akan

menurun menjadi dingin, sehingga menyebabkan susunan partikel-partikel atom


penyusun batuan menjadi kurang kompak karena ikatan antar atomnya yang tidak
lagi kuat akibat perubahan volume setiap atomnya saat suhu naik dan turun.
Akibatnya batuan lebih mudah tererosi oleh angin.
Sumber

http://quiinyta90.blogspot.com/2011/03/pengaruh-erosi-anginterhadap.html

Pembahasan :
Batu jamur merupakan hasil dari Sculpturing/penghiasan,batu jamur
sendiri terbentuk oleh akibat dari pengerosi dan pengkikisan material suatu batuan
dengan angin. Umumnya batu jamur terbentuk di daerah yang memiliki gurun
pasir. Pembentukan batu jamur dimulai dengan gesekan-gesekan antara batu yang
utuh dengan angin, angin tersebut juga mengandung pasir yang ukurannya kecil,
sehingga terjadilah gesekan-gesekan antara material pasir yang terbawa oleh angin
dengan batuan tersebut, gesekan-gesekan yang terjadi terus-menerus dan dengan
waktu yang cukup lama mengakibatkan batuan tersebut mengalami perubahan
bentuk, maka perubahan bentuk itulah yang membuat bentuk batuan tersebut yang
awal mulanya utuh kini terbentuk menjadi batu jamur.

Anda mungkin juga menyukai