Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


(GF014)

Disusun oleh:

Nama : Gunur Fajar Kusuma


NPM : 19.85.0084

PROGRAM STUDI GEOGRAFI


UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA
2019

1. JUDUL
ACARA
Input Data Koordinat

2. TUJUAN
a. Mahasiswa mampu memahami tentang sistem koordinat yang biasa
digunakan di Indonesia
b. Mahasiswwa mampu melakukan proses input data koordinat pada
software ArcGIS

3. ALAT DAN BAHAN


a. Perangkat Komputer
b. Software ArcGIS 10.3
c. Data tabel titik koordinat

4. CARA KERJA
a. Menjalankan aplikasi ArcGIS

Gambar 1. Tampilan ketika membuka software ArcGIS

b. Membuat peta baru pada jendela Getting Started


Gambar 2. Tampilan jendela Getting Started

c. Menamasukan data koordinat dengan cara, klik File > Add Data > Add XY
Data. Pada jendela Add XY Data klik Browse > Connect to Folders lalu cari
letak lokasi file data koordinat. Klik file tersebut untuk memasukan data
koordinat.

Gambar 3. Jendela Add XY Data

d. Didalam file data koordinat tersebut terdapat 2 sheet tabel titik koordinat, yaitu
UTM dan Geografis. Klik Geografis > Add.
Gambar 4.Tampilan file titik koordinat pada jendela add

e. Merubah sistem koordinat dengan cara klik Edit untuk memunculkan jendela
Spatial Refrence Properties. Kemudian pilih Geographic Coordinate System
> World > WGS 1984 untuk koordinat geografis. Sedangkan untuk koordinat
UTM adalah Projected Coordinate System > UTM > WGS 1984 >
Southern Hemisphere > WGS 1984 UTM Zone 49s. Klik OK

Unknown Coordinate System

Gambar 5. Unknown Coordinate System


Gambar 6. Tampilan jendela Spatial Refrence Properties

f. Melakukan langkah C sampai E untuk memasukan koordinat UTM. Hasil dari


input koordinat Geografis dan UTM adalah sebagai berikut (Gambar 7)

Gambar 7. Hasil input data koordinat.

g. Hasil tersebut (Gambar 7) masih berbentuk data vektor vektor, agar bisa untuk
dianalisis lebih lanju maka perlu diubah kedalam bentuk shapefile. Untuk
merubah menjadi Shapefile, pada Tabel of Contents klik kanan pada layer
UTM$ Events > Data > Export Data untuk memunculkan jendela Export
Data, lalu klik OK.

Gambar 8. Jendela Export Data

h. Memilih letak untuk menyimpan file yang akan diubah, lalu merubah nama
file sesuai dengan kebutuhan. Simpan dalam format Shapefile, lalu klik OK
dan tunggu hingga proses selesai. Lakukan langkah G dan H untuk eksport
data geografis

Gambar 9. Tampilan ketika menyimpan data.


i. Menghapus layer yang tidak digunakan, dengan cara klik kanan pada layer
UTM$ Events atau geografi$ Event > Remove

Gambar 10. Menghapus layer


j. Merubah simbol titik koordinat dengan cara, klik simbol yang berada di
bawah layer UTM SHAPEFILE/GEO SHAPEFILE untuk memunculkan
jendela symbol selector. Pada jendela tersebut ubah simbol sesuai dengan
kebutuhan, lalu klik OK.

Gambar 10. Jendela Symbol Selector


Gambar 11. Tampilan titik koordinat Geografis dan UTM

k. Menambahkan data basemap dengan cara, pada tool bar add data klik panah
kecil lalu pilih Add Basemap. Memilih jenis Basemap sesuai kebutuhan, lalu
klik OK.

Gambar 12. Tampilan jendela Add Basemap.


Gambar 13. Hasil Add Basemap

5. HASIL PRAKTIKUM
1) Shapefile titik koordinat Geografis (Merah) dan UTM (Hitam)
2) Tabel lokasi administratif dari masing-masing koordinat
 Koordinat Geografis

X Y Lokasi Administratif
110.364 -7.804 Kota Yogyakarta
110.359 -7.793 Kota Yogyakarta
110.385 -7.796 Kota Yogyakarta
110.363 -7.713 Kabupaten Sleman
110.511 -7.853 Kabupaten Gunung Kidul
110.383 -7.922 Kabupaten Bantul
110.334 -7.970 Kabupaten Bantul
110.290 -7.980 Kabupaten Bantul
110.245 -7.937 Kabupaten Bantul

110.213 -7.927 Kabupaten Kulon Progo

 Koordinat UTM (Universal Transverse Mercator)

X Y Lokasi Administratif
419822 9134168 Kabupaten Bantul
436556 9150215 Kabupaten Sleman
435596 9122509 Kabupaten Bantul
410359 9146649 Kabupaten Kulon Progo
434224 9148020 Kabupaten Sleman
430109 9136774 Kota Yogyakarta
422291 9118120 Kabupaten Bantul
438613 9113320 Kabupaten Gunung Kidul
438202 9126075 Kabupaten Bantul
407067 9129504 Kabupaten Kulon Progo

6. PEMBAHASAN

Koordinat merupakan nilai yang menunjukan informasi lokasi, nilai tersebut


diwakili dalam bentuk X , Y, maupun Z (3D) (ESRI, 2010). Metode-metode untuk
mendapatkan koordinat atau disebut sistem koordinat. Umumnya sistem koordinat
yang sering digunakan untuk pemetaan yaitu sistem koordinat geografis
(geographic coordinate systems) dan sistem koordinat proyeksi (projected
coordinate systems) atau yang disebut UTM. Kedua sistem koordinat tersebut
menggunakan datum WGS (World Geodetic System) 84. Datum adalah sebuah
parameter sebagai acuan untuk mendefinisikan bentuk permukaan bumi
mendekati ellipse sempurna . Karena bentuk permukaan bumi itu tidaklah
berbentuk ellipse utuh oleh karena itu butuh sebuah parameter acuan permukaan
bumi (titik ketinggian nol) mendekati ellipse supaya sistem koordinat bisa
diterapkan dan nilai koordinat yang dihasilkan sesuai dengan aslinya.

Gambar 14.
Perbandingan bentuk asli
permukaan bumi
dengan WGS 84

Sistem koordinat geografis adalah sistem yang mengacu terhadap bentuk


bumi yang sesungguhnya (ESRI, 2010). sistem ini membagi bumi dengan garis
lintang dan bujur. Garis lintang (latitude) terbagi menjadi dua yakni Lintang Utara
(0o s/d 900) dan Lintang Selatan (0o s/d -90o). Sedangkan garis bujur (longitude)
terbagi menjadi dua yakni Bujur Barat (00 s/d 1800) dan Bujur Timur (00s/d -1800).
Penulisan koordinat pada sistem koordinat geografis mengikuti kaidah dalam
sistem koordinat kartesius yakni x,y dengan titik (0,0) pada perpotongan garis
khatulistiwa dan Greenwich. Garis lintang merepresentasikan sebagai x,
sedangkan garis bujur sebagai y. Sistem koordinat geografis juga dapat dituliskan
dengan Degreeo Minute” Second’ (DMS), dengan 1o bernilai 60 menit, dan 1
menit bernilai 60 detik.
Gambar 15. Garis Bujur dan Garis Lintang (sumber : gurugeografi.id)
Sistem koordinat proyeksi atau disebut UTM (Universal Transverse
Mercator). Sistem koordinat ini berbeda dengan sistem koordinat geografis,
sistem koordinat UTM tidak mengacu kepada bentuk bumi melainkan mengacu
kepada bentuk bumi yang datar melalui proyeksi tertentu (. Sistem koordinat
UTM menggunakan proyeksi silinder dengan satuan meter. Sistem koordinat
UTM membagi bumi menjadi 60 bagian, setiap bagian dibatasi oleh garis bujur
sejauh 6o, hal ini disebut dengan zone UTM. Zona 1 dimulai dari 180o BB hingga
zona 60 1800 BT. Sistem koordinat ini juga dibagi oleh garis khatulistiwa menjadi
2 bagian yaitu north (N) untuk daerah yang berada di utara garis khatulistiwa dan
south (S) untuk daerah yang berada di selatan garis khatulistiwa. Pada wilayah
Indonesia sendiri terdapat 9 zona UTM, dan dibagi oleh garis khatulistiwa
menjadi North dan South sehingga total zona UTM di Indonesia menjadi 18 yaitu
Zona 46 sampai 54.

Gambar 16. Zona UTM di Indonesia (sumber : http://www.gispedia.com)


Data merupakan salah satu komponen dalam Sistem Informasi Geografis.
Data yang diolah dalam SIG yaitu data yang memiliki refrensi spasial (Syahrul,
Ridha. 2015), seperti data tabel titik koordinat yang memiliki koordinat x dan y.
data tersebut dapat ditampilkan kedalam bentuk data vektor, seperti lokasi daerah.
Data vektor adalah data yang menggunakan titik (point), garis (line), dan poligon
(polygon) sebagai representasi dari sebuah objek di permukaan bumi, seperti
monumen, pengeboran, jalan raya, danau, dll.

7. KESIMPULAN
1) Sistem koordinat merupsakan semacam pendekatan dalam mendefinisikan
posisi suatu tempat
2) Terdapat 2 sistem koordinat yang sering digunakan untuk pembuatan peta di
Indonesia yaitu sistem koordinat geografis, dan sistem koordinat proyeksi atau
sering disebut dengan UTM (Universal Transverse Mercator).

8. DAFTAR PUSAKA

Ridha Syahrul. 2015. Georefrencing Menggunakan ArcGIS 10.1. Yogyakarta :


Penerbit Andi

Indarto, Arif Faisol. 2012. Konsep Dasar Analisis Spasial. Yogyakarta : Andi
Offset

Irwansya, Edi. 2013. Sistem Informasi Geografis : Prinsip Dasar dan


Pengembangan Aplikasi. Yogyakarta : diggibooks

Barbara Parmenter. 2015. Displaying Latitude & Longitude Data(XY Data) in


ArcGIS. Tufts University Data Lab

G. Manjela Eko Hartoyo Yuli Nugroho Ario Bhirowo Bilaludin Khalil. MODUL
PELATIHAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) Tingkat Dasar.
Diterbitkan oleh: Tropenbos International Indonesia Programme.

Anda mungkin juga menyukai