Anda di halaman 1dari 18

BAB II

GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN


2.1 Kondisi Fisik Daerah
2.1.1 Administratif dan Geografis
Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah terletak diantara
70 28’12.65”S - 110o56’19.12”T dengan elevasi 89 m dan ketinggian mata 92m.
o

Kecamatan Masaran merupakan wilayah yang di dominasi dataran rendah terletak pada
ketinggian 93 meter di atas permukaan laut. Jarak antara Ibukota Kabupaten Sragen
dengan Ibukota Kecamatan Masaran yaitu 14 km dan jarak antara Kota Solo dengan
Ibukota Kecamatan Masaran yaitu 16 km.
Kecamatan Masaran termasuk bagian wilayah Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa
Tengah, sekaligus sebagai pintu gerbang masuk ibukota Kabupaten Sragen dari ujung
barat daya yang berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar. Kecamatan Masaran
terletak disebelah selatan ibukota Kabupaten Sragen dan hanya berjarak 14 Km.
Kecamatan Masaran mempunyai batas-batas wilayah, sebagai berikut:
 Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kec. Sidoharjo
 Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kec. Kedawung
 Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kab Karanganyar
 Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kec. Plupuh

Gambar 2.1 Peta Wilayah Administrasi Kecamatan Masaran


Luas wilayah Kecamatan Masaran adalah 4.404,08 Ha, yang terdiri dari 13 desa,
dari ke 13 desa tersebut Desa Sepat mempunyai wilayah yang terluas yaitu 457,48 Ha,
sedangkan Desa Karangmalang hanya separuhnya yaitu sebesar 230,90 Ha. Secara
administratif, pada tahun 2015 Kecamatan Masaran terdiri dari 13 Desa, 164 Dukuh, dan
463 RT (setiap kelurahan rata–rata membawahi 35 rukun tetangga (RT)), dapat dilihat
pada Tabel 2.1 di bawah ini:
Tabel 2.1 Pembagian Wilayah Administrasi Dirinci Per Desa/Kelurahan Di Kecamatan
Masaran Tahun 2016
Banyaknya
No. Desa/Kelurahan Status Desa/Kel Pusat Desa/Kel
Dukuh RT RW

1 Sidodadi Desa Sidodadi 13 39 -


2 Karangmalang Desa Karangmalang 13 23 -
3 Krebet Desa Plosokuning 18 40 -
4 Sepat Desa Sepat 13 46 -
5 Jirapan Desa Dukuh 13 36 -
6 Gebang Desa Ngunut 16 38 -
7 Dawangan Desa Gelangan 14 22 -
8 Masaran Desa Masaran 14 49 -
9 Jati Desa Rajosari 10 29 -
10 Kliwonan Desa Kliwonan 10 37 -
11 Pilang Desa Jantran 8 37 -
12 Pringanom Desa Jetak 11 32 -
13 Krikilan Desa Pandak 11 35 *
Jumlah 2015 164 463 -
Sumber: Kecamatan Masaran Dalam Angka 2017
2.1.2 Topografi Wilayah Perencanaan Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen

Sumber : Menggunakan aplikasi Global Mapper 18


Gambar 2.2 Peta Kontur Kecamatan Masaran

Gambar 2.3 Peta Ketinggian Kabupaten Sragen


Gambar 2.4 Peta Lereng Kabupaten Sragen

Dari Gambar 2.3 kondisi tanah di wilayah Kecamatan Masaran berada pada
ketinggian 93 m diatas permukaan air laut. Sedangkan, Gambar 2.4 memperlihatkan
bahwa Kecamatan Masaran sebagian besar memiliki kemiringan lereng 0% - 2% dan 15%
- 40% sebagian kecilnya. Adapun klasifikasi kemiringan lereng di Kabupaten Sragen,
antara lain:
Tabel 2.2 Klasifikasi Kemiringan Lereng di Kabupaten Sragen

No. Kelas Kemiringan


1 Datar 0 - 2%
2 Bergelombang sampai 2 - 15%
berombak
3 Bergelombang sampai 15 - 40%
berbukit
4 Berbukit sampai > 40 %
bergunung-gunung
Sumber : Analisis Data, 2014

2.1.3 Hidrologi
Sebagian besar wilayah Kecamatan Masaran adalah dataran rendah dan dilalui
sungai yang cukup besar yaitu Sungai Bengawan Solo dan Sungai Grompol, sehingga ada
beberapa Desa yang setiap tahunnya biasanya dilanda banjir.
Luas total wilayah sungai (WS) Bengawan Solo sekitar 20.125 km2, terdiri dari 4
(empat) Daerah Aliran Sungai (DAS), yaitu DAS Bengawan Solo dengan luas 16.100km2,
DAS Kali Grindulu dan Kali Lorog di Pacitan seluas 1.517 km2, DAS kecil di kawasan
pantai utara seluas 1.410 km2dan DAS Kali Lamong seluas 720 km2. WS Bengawan Solo
secara administratif mencakup 17 (tujuh belas) Kabupaten dan 3(tiga) kota di wilayah
Propinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pada wilayah Jawa Tengah : Kota Surakarta, Kab.
Boyolali, Kab. Klaten, Kab. Sukoharjo, Kab. Wonogiri, Kab. Karanganyar, Kab. Sragen,
Kab. Blora dan Kab. Rembang ; dan wilayah Jawa Timur : Kab. Pacitan, Kab. Ponorogo,
Kota Madiun, Kab. Madiun, Kab. Magetan, Kab. Ngawi, Kab. Bojonegoro, Kab. Tuban,
Kab. Lamongan, Kab. Gresik dan Kota Surabaya.
Dan sungai yang melalui Kecamatan Masaran yaitu DAS Grompol yang
merupakan salah satu Sub DAS dari DAS Bengawan Solo (Dept. Kehutanan, 2009)
dengan luas Sub DAS 17.844,37 ha, memiliki area lahan kritis sebesar 157, 27 ha; agak
kritis 1,011 ha; potensial kritis 5, 494 ha (BPDAS Surakarta, 2004). Selain itu, pada DAS
ini juga mengalami perubahan penggunaan lahan dari lahan pertanian menjadi lahan
terbangun. DAS dengan sumber daya air yang melimpah serta tanaman pertanian
tumbuh dengan baik, mulai terdesak dengan adanya perkembangan industri serta lahan
terbangun selama 20 tahun terakhir ini. Secara langsung perubahan penggunaan lahan
di DAS Grompol dapat menyebabkan terjadinya peningkatan limpasan permukaan.

2.1.4 Geologi
Kabupaten Sragen memiliki beragam jenis tanah seperti yang ditunjukkan pada
Tabel 2.3 Jenis tanah di Kabupaten Sragen sebanyak 13 jenis. Semakin tinggi nilai indeks
erodibilitas tanahnyanya (nilai K nya) maka semakin peka tanah tersebut terhadap erosi.

Tabel 2.3 Jenis Tanah dan Luasnya di Kabupaten Sragen


Persentase
No. Jenis Tanah Indeks K Luas (Ha)
(%)
1 Aluvial coklat kelabuan 0.156 4423.59 4.45
2 Aluvial Kelabu 0.156 3092.12 3.11
3 Aluvial kelabu tua 0.156 841.97 0.85
Asosiasi grumusol kelabu
4 tua dan mediteran 0.23 2801.46 2.82
coklat
Asosiasi litosol dan
5 0.3 3723.11 3.74
grumusol
6 Grumusol Kelabu 0.176 8977.89 9.03
7 Grumusol Kelabu tua 0.176 19297.2 19.4
Kompleks litosol
8 0.24 34334.1 34.52
mediteran dan renzina
Kompleks regosol kelabu
9 0.23 1377.2 1.38
dan grumusol kelabu tua
10 Litosol coklat 0.23 4800.98 4.83
11 Mediteran coklat 0.29 1869.83 1.88
Mediteran coklat
12 0.29 2789.65 2.81
kemerahan
13 Mediteran coklat tua 0.29 9202.77 9.25
14 Waduk 1920.11 1.93
Total 99451.98 100%
Sumber: Analisis Data Jenis Tanah, 2014

Gambar 2.5 Peta Jenis Tanah Kabupaten Sragen

Dari gambar diatas menunjukan bahwa Kecamatan Masaran memiliki jenis


tanah grumusol kelabu, asosiasi grumusol kelabu tua dan mediteran coklat, dan
komplek litosol mediteran dan rezina.
2.1.5 Tata Guna Lahan

Gambar 2.4. Peta Tata Guna Lahan Kabupaten Sragen

a. Penggunanaan Lahan
Luas wilayah Kecamatan Masaran adalah 4.404,08 Ha, berdasarkan sumber
dari BPS Sragen luas penggunaan lahan di Kabupaten Sragen 2016 untuk Kecamatan
Masaran di bagi menjadi 3 (tiga) yaitu Lahan Sawah (Wet Land), Pertanian Bukan
Sawah (Agricultural Dry Land), dan Bukan Pertanian (non Agricultural Land). Lahan
Sawah (Wet Land) sebesar 2.926 Ha; Pertanian Bukan Sawah (Agricultural Dry Land)
sebesar 271 Ha; Bukan Pertanian (non Agricultural Land) sebesar 1.207 Ha.
Berdasarkan “Kecamatan Masaran Dalam Angka 2016”, luas Kecamatan
Masaran menurut penggunaan tanah tahun 2016 di bagi menjadi 2 (dua) yaitu
Tanah Sawah dan Tanah Kering. Tanah sawah memiliki luas sebesar 2.904,54
(65,95%) meliputi irigasi teknis, irigasi ½ teknis, tadah hujan, dll. Sedangkan Tanah
kering memiliki luas sebesar 1.499,54 (34,05%) meliputi pekarangan/bangunan,
tegal/kebun, dll. Maka tak heran jika penduduk di Kecamatan Masaran sebagian
besar adalah berprofesi sebagai petani, terutama pertanian tanaman pangan.
Persentase Penggunaan Lahan di Kecamatan Masaran
Tahun 2016

4%
19%
Irigasi
55%
Tadah Hujan
23% Peka ruangan/bangunan
Tegal / Kebun
Lain-lain

32%

Sumber : Kecamatan Masaran Dalam Angka 2017

Dibawah ini merupakan luas tanah sawah dan tanah kering yang di rinci per
desa/kelurahan di Kecamatan Masaran, adalah sebagai berikut:

1) Tanah Sawah
Tabel 2.4 Luas Tanah Sawah Menurut Irigasi Dirinci Per Desa/Kelurahan di
Kecematan Masaran Tahun 2016
Irigasi Tanah Sawah (Ha)
No. Desa/Kelurahan
Teknis 1/2 Teknis Sederhana Tadah Hujan Lain-lain Jumlah (Ha)
1 Sidodadi 269.13 - - - - 269.13
2 Karangmalang 146 - - - - 156
3 Krebet 105 - - 124.73 - 229.73
4 Sepat - - - 178.8 - 178.8
5 Jirapan 38.96 184.85 - 44.65 - 268.46
6 Gebang 309.4 - - 13 - 322.4
7 Dawungan 200.06 - - 7.87 - 207.93
8 Masaran 216.24 - - - - 216.24
9 Jati 148.27 - - 8.73 - 157
10 Kliwonan 239.81 - - - - 239.81
11 Pilang 92.21 - - 75 - 167.21
12 Pringanom 268 - - - - 268
13 Krikilan 225.83 - - 8 - 233.83
Jumlah 2,258.91 184.85 - 460.78 - 2,904.54
Sumber : Kecamatan Masaran Dalam Angka 2017
2) Tanah Kering
Tabel 2.5 Luas Tanah Kering Menurut Penggunaannya Dirinci Per Desa/Kelurahan
di Kecamatan Masaran Tahun 2016
No. Desa/Kelurahan Pekarangan Tegal/Kebun Lain-lain Jumlah (Ha)
1 Sidodadi 107.12 5.17 19.48 131.77
2 Karangmalang 60.8 7.39 17.43 84.9
3 krebet 111.72 - 1.02 112.74
4 Sepat 209.26 65.28 4.14 278.68
5 Jirapan 103.54 8 12 123.54
6 Gebang 89.6 - 12.4 102
7 Dawungan 85.17 1.66 16.26 103.09
8 Masaran 69.27 8.07 14.07 91.41
9 Jati 55.11 1.16 28.94 85.21
10 Kliwonan 90.6 - 8.2 98.8
11 Pilang 76.46 25.02 9.52 111
12 Pringanom 68.86 - 5.71 74.57
13 Klikilan 88.13 0.02 13.68 101.83
Jumlah 1,214.92 121.77 162.85 1,499.54
Sumber : Kecamatan Masaran Dalam Angka 2017

b. Potensi Wilayah
Masaran sebagian besaradalah berprofesi sebagai petani, terutama
pertanian tanaman pangan. Meskipun secara umum di Kecamatan Masaran
masyarakatnya di dominasi sebagian besar oleh petani, tetapi masyarakat di
Kecamatan Masaran juga bekerja disektor–sektor lain seperti perdagangan, Industri
rumah tangga, jasa, dan lain-lain, sehingga sangat beragam antara sektor ekonomi
yang satu dengan yang lain. Berikut ini merupakan potensi wilayah yang ada di
Kecamatan Masaran dari berbagai sektor, adalah sebagai berikut:

1) Pertanian Tanaman Pangan


Kecamatan Masaran merupakan salah satu daerah di kabupaten sragen
yang menjadi penopang hasil pertanian terbesar terutama pertanian tanaman
padi dan sangat potensial dibanding dengan kecamatan yang lain di Kabupaten
Sragen. Kecamatan Masaran juga merupakan salah satu Kecamatan yang
menyumbang produksi pertanian utamanya tanaman pangan yaitu padi dan
palawija yaitu tanaman padi, jagung, kacang tanah, kedelai.
Tanaman padi menyumbang paling banyak diantara jenis tanaman
pangan yang lain. Selama tahun 2016 tercatat luas panen tanaman padi sebesar
8.373 hektar, disusul tanaman kedelai dengan luas panen 148 hektar, kemudian
tanaman jagung 107 hektar, kemudian tanaman kacang tanah dengan luas
panen sebanyak 44 hektar. Dibawah ini merupakan luas panen pertanian di
Kecamatan Masaran, adalah sebagi berikut:
Tabel 2.6 Luas Panen Tanaman Padi dan Palawija (Ha) di Kecamatan Masaran
Tahun 2016

No. Desa/Kelurahan Padi Sawah Jagung Kacang Tanah Kedelai

1 Sidodadi 880 0 0 0
2 Karangmalang 549 1 0 0
3 Krebet 714 3 0 5
4 Sepat 217 65 10 10
5 Jirapan 674 3 24 98
6 Gebang 793 1 0 15
7 Dawungan 513 2 0 20
8 Masaran 685 0 0 0
9 Jati 517 0 0 0
10 Kliwonan 762 0 0 0
11 Pilang 462 30 10 0
12 Pringanom 747 1 0 0
13 Krikilan 860 0 0 0

Jumlah 8373 107 44 148

Sumber : Statistik Daerah Kecamatan Masaran Dalam Angka 2017

2) Pertanian Tanaman Holtikultura


Selain pertanian tanaman pangan, di Kecamatan Masaran juga banyak
terdapat pertanian tanaman hortikultura. Tanaman hortikultura terdiri dari
tanaman sayuran, buah-buahan, tanaman hias dan tanaman obat-obatan.Jenis
tanaman-tanaman yang banyak di produksi oleh masyarakat di Kecamatan
Masaran yaitu unuk tanaman buah-buahan antara lain: buah mangga, rambutan,
pepaya, sawo dan pisang. Tanaman tersebut hampir merata dapat di jumpai di
semua desa di Kecamatan Masaran.
3) Peternakan
Berdasarkani hasil laporan dari dinas peternakan kecamatan Masaran pada
tahun 2016 di masing–masing desa yang meliputi jenis ternak besar seperti sapi
dan ternak sedang seperti kambing dan domba dan babi serta ternak unggas, maka
dapat di katakan bahwa di Kecamatan Masaran termasuk daerah yang potensi
ternak.

2.2 Demografi
2.2.1 Jumlah Penduduk
Berdasarkan laporan registrasi penduduk Kecamatan Masaran, jumlah
penduduk tersebar di 13 wilayah Desa, dan pada akhir tahun 2016, tercatat sebanyak
73.213 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 36.285 jiwa dan penduduk
perempuan sebanyak 36.928 jiwa. Desa Masaran memiliki jumlah penduduk tertinggi
dibanding desa/kelurahan lain yaitu sebanyak 8.715 jiwa, dengan penduduk laki-laki
sebanyak 4.392 jiwa dan 4.323 jiwa penduduk perempuan. Desa Pringanom adalah desa
yang mempunyai penduduk paling sedikit yaitu 4.211 terdiri dari 2.096 jiwa penduduk
laki-laki dan 2.115 jiwa penduduk perempuan.
Rasio jenis kelamin adalah perbandingan penduduk laki-laki dan penduduk
perempuan. Jika nilai rasio di atas 100 berarti jumlah penduduk laki-laki lebih banyak
dari penduduk perempuan, begitu juga sebaliknya jika nilai rasio di bawah 100 berarti
jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari jumlah penduduk laki-laki. Pada tahun
2016 rasio jenis kelamin di Kecamatan Masaran sebesar 983, artinya pada setiap 1000
jumlah penduduk perempuan terdapat 983 penduduk laki-laki. Tabel 2.7 merupakan
tabel jumlah penduduk di Kecamatan Masaran dari tahun 2007-2017.
Tabel 2.7 Jumlah Penduduk di Kecamatan Masaran dari Tahun 2007-2017

Jumlah
Tahun
Penduduk (Jiwa)
2007 64904
2008 65506
2009 65790
2010 69465
2011 70121
2012 70770
2013 71409
2014 72030
2015 72633
2016 73213
2017 74303
Sumber : Kecamatan Masaran Dalam Angka 2017

2.2.2 Kepadatan Penduduk


Kepadatan penduduk menunjukkan persebaran penduduk di suatu daerah
tertentu. Kepadatan penduduk merupakan perbandingan antara jumlah penduduk
terhadap luas wilayah. Pada tahun 2016 kepadatan penduduk Kecamatan Masaran
adalah 1.662 orang/km2 dengan desa terpadat adalah Desa Masaran dengan Kepadatan
2.833 orang/km2 dan paling rendah adalah Desa Pringanom dengan kepadatan 1.229
orang/km2. Tabel 2.8 merupakan tabel kepadatan penduduk di Kecamatan Masaran
sebagai berikut:
Tabel 2.8 Kepadatan Penduduk di Kecamatan Masaran Akhir Tahun 2016

Luas Jumlah Kepadatan


No. Desa/Kelurahan Wilayah Penduduk Penduduk
(km2) (orang) (orang/km2)

1 Sidodadi 4.01 5,059 1,262


2 Karangmalang 2.31 4,261 1,845
3 Krebet 3.42 4,956 1,447
4 Sepat 4.57 7,223 1,579
5 Jirapan 3.92 5,750 1,467
6 Gebang 4.24 6,494 1,530
7 Dawungan 3.11 4,723 1,519
8 Masaran 3.08 8,715 28,833
9 Jati 2.42 4,786 1,976
10 Kliwonan 3.39 5,293 1,563
11 Pilang 2.78 5,881 2,114
12 Pringanom 3.43 4,211 1,229
13 Krikilan 3.36 5,861 1,746
Jumlah 44.04 73,213 1,662
Sumber : Kecamatan Masaran Dalam Angka 2017

2.3 Fasilitas Umum


2.3.1 Fasilitas Kesehatan
Kesehatan adalah salah satu kebutuhan mendasar manusia. Oleh karena itu,
ketersediaan prasarana dan sarana penunjang kesehatan sangatlah penting tercatat.
Pada tahun 2016 jumlah fasilitas kesehatan yang berada di Kecamatan Masaran adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.9 Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Masaran Tahun 2016

Rumah Rumah Puskesmas Balai


No. Desa/Kelurahan Puskesmas Apotik
sakit Bersalin Pembantu Pengobatan

1 Sidodadi 0 1 1 0 1 1
2 Karangmalang 0 1 0 0 0 1
3 Krebet 0 1 0 0 0 0
4 Sepat 0 1 0 1 0 0
5 Jirapan 2 1 0 0 1 1
6 Gebang 0 1 0 1 0 1
7 Dawungan 0 1 0 0 0 0
8 Masaran 0 1 0 0 0 1
9 Jati 0 1 0 0 0 2
10 Kliwonan 0 1 0 0 1 0
11 Pilang 0 1 0 1 1 1
12 Pringanom 0 1 0 0 1 0
13 Krikilan 1 1 1 0 1 2
Jumlah 3 13 2 3 6 10
Sumber : Statistik Daerah Kecamatan Masaran 2017
Selain fasilitas–fasilitas kesehatan seperti tersebut diatas, di Kecamatan
Masaran juga terdapat tempat praktek dokter dan tempat praktek bidang. Meskipun
jumlahnya masih sangat sedikit tapi setidaknya fasilitas–fasilitas tersebut diatas bisa
melayani kebutuhan masyarakat di Kecamatan Masaran pada umumnya yang
membutuhkan masalah kesehatan.

2.3.2 Fasilitas Pendidikan


Kecamatan Masaran terdapat kemajuan di bidang pendidikan dimana dengan
dibangunnya gedung sekolah tingkat lanjutan atas dapat menampung murid–murid
lulusan SMP agar tidak berhenti sekolah dengan alasan tidak terdapat sekolah di
kecamatan ini atau terlalu jauh jarak tempuhnya.
Tabel 2. Jumlah Sekolah di Kecamatan Masaran Tahun 2016

No. Desa/Kelurahan SD/MI SLTP/MTS SLTA/SMK/ALIYAH


1 Sidodadi 3 0 0
2 Karangmalang 2 0 1
3 Krebet 3 0 0
4 Sepat 5 0 0
5 Jirapan 4 2 0
6 Gebang 4 0 0
7 Dawungan 3 0 0
8 Masaran 7 1 0
9 Jati 3 1 2
10 kliwonan 4 1 1
11 Pilang 3 0 0
12 Pringanom 4 0 0
13 Krikilan 2 1 0
Jumlah 47 6 4
Sumber : Statistik Daerah Kecamatan Masaran 2017

2.3.3 Fasilitas Peribadatan


Sarana peribadatan adalah salah satu fasilitas yang sangat penting
ketersediaannya. Dalam tiga tahun terakir ada peningkatan jumlah sarana peribadatan,
terutama masjid yang dulunya mushola berubah menjadi masjid, namun demikian
jumlah yang ada sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam
menjalankan ibadahnya tinggal mempebaiki sarana–sarana yang sudah rusak yang
memerlukan perbaikan atau renovasi.
Tabel 2.10 Jumlah Tempat Ibadah Per Desa di Kecamatan Masaran Tahun 2016
No. Desa/Kelurahan Masjid Langgar Mushola Gereja Klentheng Kuil/Pura
1 Sidodadi 14 11 13 0 0 0
2 Karangmalang 13 0 1 1 0 0
3 Krebet 11 0 8 0 0 0
4 Sepat 12 10 0 0 0 1
5 Jirapan 13 0 4 0 0 0
6 Gebang 9 0 9 0 0 0
7 Dawungan 6 0 14 0 0 0
8 Masaran 10 7 5 4 0 1
9 Jati 9 2 8 0 0 0
10 Kliwonan 14 0 4 0 0 0
11 Pilang 9 0 1 0 0 0
12 Pringanom 11 1 9 0 0 0
13 Krikilan 7 0 12 0 0 0
Jumlah 138 31 88 5 0 2
Sumber :Statistik Daerah Kecamatan Masaran 2017

2.3.4 Fasilitas Perekonomian


Salah satu pusat perekonomian bagi suatu daerah adalah pasar. Sehingga
keberadaannya sangatlah penting tidak hanya bagi pendorong roda perekonomian tapi
juga bagi ketersediaan bahan pokok bagi masyarakat sekiar. Kehidupan secara
keseluruhan di Krcamatan Masaran terdapat 4 pasar tradisional yang terletak masing-
masing di Desa Pringanom, Desa Sidodadi, Desa Sepat, Desa Jati, serta beberapa
warung/toko kelontong yang menyebar di seluruh desa dan ada rumah makan sebanyak
6 buah yang berada di desa yang dilalui jalan raya Sragen-Solo.
Ada juga beberapa minimarket yaitu di Desa Sidodadi, Karangmalang, Jirapan,
Masaran, dan Jati. Karena desa tersebut memanga letaknya yang sangat strategis yaitu
di tepi jalan raya Solo-Sragen dan di dukung dengan adanya SPBU yang mendukung
sektor ekonomi sehingga berjalan dengan baik.

Tabel 2.11 Jumlah Sarana Ekonomi Dirinci Per Desa Di Kecamatan Masaran Tahun
2016

No. Desa/Kelurahan Pasar Tokoh/warung Rumah Makan


1 Sidodadi 1 131 0
2 Karangmalang 0 109 2
3 Krebet 0 79 0
4 Sepat 1 89 0
5 Jirapan 0 123 1
6 Gebang 0 74 0
7 Dawungan 0 65 0
8 Masaran 0 196 3
9 Jati 1 74 1
10 Kliwonan 0 84 0
11 Pilang 0 68 0
12 Pringanom 1 126 0
13 Krikilan 0 86 0
Jumlah 4 1304 7
Sumber : Statistik Daerah Kecamatan Masaran 2017

2.3.5 Fasilitas Perindustrian


Usaha industri ini dapat menyerap tenaga kerja dan sebagai salah satu mata
pencaharian masyarakat sekitar usaha industri ini. Pada tahun 2016 tercatat data
perusahaan industri besar sebanyak 15 buah, industri sedang sebanyak 30 buah industri
kecil sebanyak 156 buah, dan industri rumah tangga sebanyak 2.858 buah yang
penyebarannnya secara umum hampir merata di seluruh desa di Kecamatan Masaran.
Namun ada produk unggulan disetiap masing–masing desa misalnya industri
kain batik di Desa Kliwonan dan Pilang sehingga di desa tersebut dicanangkan jadi desa
wisata batik. Industri tas plastik di Desa Sepat, industri sangkar burung di Desa
Karangmalang dan Desa Jati, industri tahu tempe di Desa Masaran dan Desa Jati,
industri gerabah di Desa Jati dan Pringanom. Sehingga Kecamatan Masaran menjadi
magnet di dunia usaha karena letak geografisnya yang sangat strategis yang berdekatan
dengan kota Karanganyar dan Solo sehingga pertumbuhan ekonominya semakin pesat.
Tabel 2.12 Jumlah Industri Dirinci Per Desa di Kecamatan Masaran Tahun 2016

Industri
Industri Industri Industri
No. Desa/Kelurahan Rumah
Besar Sedang Kecil
Tangga
1 Sidodadi 0 1 11 246
2 Karangmalang 2 4 9 123
3 Krebet 0 1 6 76
4 Sepat 1 1 9 113
5 Jirapan 2 3 6 129
6 Gebang 1 1 8 47
7 Dawungan 0 0 6 115
8 Masaran 0 2 27 107
9 Jati 0 0 13 262
10 Kliwonan 4 4 16 725
11 Pilang 3 9 22 621
12 Pringanom 0 1 12 235
13 Krikilan 1 3 11 57
Jumlah 15 30 156 2858
Sumber : Statistik Daerah Kecamatan Masaran 2017
2.1 Karakteristik Teknik Pendukung
2.1.1 Air Bersih
Dalam perencanaan penyaluran air limbah diperlukan data mengenai kondisi air
bersih pada daerah perencanaan. Sebagian besar warga di Kecamatan Masaran
menggunakan PDAM. Berikut data pelanggan PDAM unit Masaran tahun 2007-2011.
Tabel 2. Data Pelanggan PDAM Unit Kecamatan Masaran Tahun 2007-2011
Jumlah
No Tahun Pelanggan
PDAM (SR)
1 2007 1565
2 2008 1544
3 2009 1617
4 2010 1569
5 2011 1549
Sumber: PDAM Sragen, 2011

2.1.2 Drainase
Secara umum drainase (baik makro maupun mikro) di Kabupaten Sragen
mengalami kerusakan dan dalam kondisi yang tidak layak. Saluran drainase yang dikelola
oleh Kabupaten Sragen adalah berjumlah 85 ruas dengan panjang total 63.852 m. dari
total panjang drainase tersebut ada 9.230 m yang kondisinya rusak.
Pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten Sragen masih menggunakan
metode pengelolaan tradiosional yaitu bercampurnya buangan air limbah rumah tangga
(grey water) dengan air hujan dalam saluran, sehingga sungai sebagai tempat
pembuangan akhir menjadi tercemar.
Umumnya banjir dan genangan lingkungan di Kabupaten Sragen disebabkan
pengelolaan sistem drainase yang kurang baik penyebabnya adalah sampah yang masih
berada di saluran. Pengelolaan drainase kota terkendala oleh perubahan tata guna
lahan di kawasan kota atas dan penurunan permukaan tanah di kawasan kota bawah.
Selain itu juga terkendala perubahan kapasitas sungai dan drainase.

2.1.3 Persampahan
Pengelolaan persamphana Kabupaten Sragen secara formal merupakan
tanggung jawab Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sragen. Dari cakupan layanan
persampahan di Kabupaten Sragen perkiraan jumlah timbunan sampah per hari sebesar
208,2205 m3/hari. Perkiraan sampah terangkut sebanyak 180 m3/hari atau 93% dari
cakupan pelayanan yang ada.
Fasilitas pelayanan pengumpulan sampah di Kabupaten Sragen berupa 6 dump
truk, 1 dump truk untuk transfer depo, 2 engkle truk, 2 double ban, 4 pick up dan 6
motor roda tiga. Sampah dari wilayah pelayanan di Kota Sragen diangkut ke TPA
Tanggan dengan luas total lahan kurang lebih 2,85 Ha untuk ditimbun. Metode
penimbunan yang digunakan adalah penggalian dan pengurugan tanah terkendali
(controlled landfill) . penutupan dengan lapisan tanah penutup dilakukan dengan
menggunakan alat berat bulldozer dan pemadatan serta perataan dengan menggunakan
excavator. TPA Tanggan berjarak 13 km dari pusat kota dan jarak dari permukiman 50
km serta jarak dari bedan air 1 km. frekuensi pergurukan TPA Tanggan dilakukan 2-3 kali
setahun.
Selain TPA Tanggan, Kabupaten Sragen juga memilki TPA Gemolong dengan
lokasi di Desa Geneng Duwur, Kecamatan Gemolong dengan luas lahan 9.340 m2
menggunakan sistem pengolahan sampah Sanitary Land Fill, namun sampai saat ini TPA
Gemolong belum beroperasi. Untuk pengelolaan sampah 3R di Kabupaten Sragen baru
dilaksanakan oleh 4 desa di tahun 2010 dengan 2KSM yang menangani dan volume
sampah yang diolah sebanyak 18 m3.

2.1.4 Sarana Jalan dan Transportasi

2.2 Kondisi Eksisting Sistem Penyaluran Air Limbah Wilayah Perencanaan


Pengelolaan limbah cair rumah tanga di Kecamatan Masaran secara umum masih
menggunakan sistem setempat (on site), baik limbah dari toilet (black water) maupun limbah air
cucian dan kamar mandi (grey water). Pengelolaan dengan sistem perpipaan (sewerage system)
sudah dilakukan disejumlah titik, khususnya di wilayah Perumahan tertentu.
Karena belum tersedianya layanan luas sistem pengelolaan limbah cair domestik, maka
mayoritas masyarakat masih menggunakan jamban dengan sistem pembuangan ke tangki septik
di rumah masing-masing. Sampai dengan tahun 2010 di Kabupaten Sragen memiliki 1 unit truk
tinja dengan volume lumpur tinja terangkut 900 m3 yang kesemuanya dapat diolah di IPLT
Tanggan.
Limbah industry di Kabupaten Sragen terbagi menjadi dua, yakni industry besar dan
industry rumah tangga. Industri besar berasal dari industry tekstil, sedangkan limbah industri
kecil dari industry batik dan tahu. Sedangkan rumah sakit yang ada di Kabupaten Sragen di
samping rumah sakit pemerintah masih ada juga beberapa rumah sakit swasta dalam
penanganan medis di masyarakat.
Penanganan Limbah Industri dan limbah domestic di Kabupaten Sragen belum maksimal
dan sesuai yang diharapkan dengan terlihat masih banyaknya industry yang belum mempunyai
IPAL. Limbah Industri besar umumnya sudah dikelola melalui Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL), untuk limbah industri dan jasa dalam skala besar, seperti pabrik, rumah sakit atau hotel,
Pemerintah Kabupaten Sragen telah mewajibkan adanya IPAL di lingkungan industri/jasa
tersebut.
Kecamatan Masaran terdapat IPAL industri kecil tahu IKT. Limbah dari rumah sakit dan
puskesmas telah diolah dengan incinerator. Rumah sakit yang ada di Kabupaten Sragen juga
mengolah limbah cair di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Instalasi Pengelola limbah cair
di Kabupaten Sragen adalah Badan Lingkungan Hidup (BLH) tetapi hanya menangaini dan
mengawasi limbah cair dan home industry saja, untuklimbah industri mencegah keatas BLH
hanya bertugas mengawasi pengelolaan limbah cair yang dilakukan oleh industri tersebut.
2.3 Rencana Sistem Penyaluran Air Limbah Wilayah Perencanaan Berdasarkan RTRW
Dalam rencana pengembangan prasarana sanitasi di Kabupaten Sragen meliputi:
a) Pengembangan pengelolaan air limbah domestik dengan pengelolaan air limbah sistem off
site dan on site
b) pengembangan prasarana terpadu pengolahan limbah tinja (IPLT) yang dapat diintegrasikan
dengan TPA Tanggan berada di Kecamatan Gesi;
c) pengembangan instalasi pengolahan limbah tinja dan limbah rumah tangga perkotaan; dan
d) pemantapan dan pengembangan instalasi pengolahan limbah kotoran hewan dan rumah
tangga perdesaan.

Dalam pengembangan pengelolaan air limbah domistik dengan pengelolaan air limbah
sistem off site dan on site meliputi:
a) pemenuhan prasarana jamban ber-septic tank untuk setiap rumah pada kawasan
permukiman perkotaan;
b) pengenalan penggunaan sistem septic tank dalam pembuatan jamban pada kawasan
permukiman perdesaan; dan
c) pengembangan jamban komunal pada kawasan permukiman padat masyarakat
berpenghasilan rendah dan area fasilitas umum seperti terminal dan ruang terbuka public.

Rencana pengembangan prasarana limbah industri menengah besar di Kecamatan


Masaran meliputi:
a) pembangunan instalasi pengolahan limbah pada kawasan peruntukan industri dan
b) pembangunan instalasi ini menjadi tanggungjawab pengelola yang melakukan kegiatan
industri; dan
c) pemantauan baku mutu air limbah terhadap perusahaan industri yang berpotensi
menimbulkan pencemaran lingkungan dari limbahnya.

Anda mungkin juga menyukai