Bab. 104
PROFIL KABUPATEN SIMALUNGUN
Secara administrasi Kabupaten Simalungun terletak di Provinsi Sumatra Utara, yang tepatnya berada
di tengah provinsi. Secara geografis tertelak diantara koordinat 20 36’ – 30 18’ Lintang Utara dan 980
32’ - 990 35’ Bujur Timur. Secara administrasi Kabupaten Simalungun memiliki batas dengan:
Dari tabel diatas kecamatan yang paling luas terdapat pada Kecamatan Raya dengan luas wilayah
335,60 Km2 sedang kecamatan yang paling kecil yaitu Kecamatan Haranggaol Horison dengan luas
34,50 Km2.
Luas Kepadatan
Jumlah Penduduk
No. Kecamatan Wilayah Penduduk
(Jiwa)
(Km2) (Jiwa/Km2)
1. Silimakuta 77,50 13.611 176
2. Pematang Silimahuta 68,20 10.334 152
3. Purba 172,00 21.830 127
4. Haranggaol Horison 34,50 4.994 145
5. Dolok Pardamean 99,45 16.008 161
6. Sidamanik 83,56 27.053 324
7. Pematang Sidamanik 125,19 16.283 130
8. Girsang Sipangan Bolon 123,00 14.325 116
9. Tanah Jawa 213,95 46.458 218
10. Hatonduhan 275,80 21.140 77
11. Dolok Panribuan 154,30 17.947 116
12. Jorlang Hataran 92,25 21.425 296
13. Panei 72,39 21.425 296
14. Panombeian Panei 82,20 19.193 233
15. Raya 335,60 30.876 92
16. Dolok Silau 288,45 13.716 48
17. Silau Kahean 220,50 17.000 77
18. Raya Kahean 226,25 17.398 77
19. Tapian Dolok 116,90 38.034 325
20. Dolok Batu Nanggar 126,10 39.364 312
21. Siantar 79,11 62.916 795
22. Gunung Malela 108,97 32.676 300
23. Gunung Maligas 58,52 26.173 447
24. Hutabayu Raja 156,13 29.135 187
25. Jawa Maraja Bah Jambi 73,72 19.951 271
26. Pematang Bandar 95,00 31.324 330
27. Bandar Huluan 102,35 25.738 251
28. Bandar 109,18 63.584 582
29. Bandar Marsilam 97,72 24.316 249
4. 2008 853.112 - -
5. 2009 - - -
6. 2010 817.720 - -
Total
Kel. Umur Laki-laki (jiwa) Perempuan (jiwa)
(jiwa) Persentase (%)
0-4 44.073 42.090 86.163 10,54
5-9 45.668 42.673 88.341 10,80
10-14 46.113 43.614 89.727 10,97
15-19 38.289 35.990 74.279 9,08
Secara umum struktur umur penduduk Kabupaten Simalungun berbentuk piramid namun dengan
penonjolan pada kelompok umur 10-14 dan 5-9 tahun.
KRISTEN LAINNYA
No. Kecamatan ISLAM KATHOLIK
PROTESTAN
1. Silimakuta 924 10.551 2.102 34
2. Pematang Silimahuta 186 9.480 668 -
3. Purba 76 15.955 5.086 13
4. Haranggaol Horison 103 3.406 1.484 1
5. Dolok Pardamean 817 12.961 2.230 -
6. Sidamanik 13.052 12.730 1.260 11
7. Pematang Sidamanik 6.071 8.402 1.790 20
8. Girsang Sipangan Bolon 2.116 10.058 2.085 66
9. Tanah Jawa 27.745 17.520 933 370
10. Hatonduhan 8.951 10.356 1.826 7
11. Dolok Panribuan 948 12.735 4.229 35
12. Jorlang Hataran 4.755 9.742 696 123
13. Panei 5.406 13.589 2.425 5
14. Panombeian Panei 8.760 9.045 1.377 11
15. Raya 3.005 26.664 1.028 179
16. Dolok Silau 676 10.729 2.310 1
17. Silau Kahean 5.704 11.051 162 83
18. Raya Kahean 7.338 9.326 722 12
19. Tapian Dolok 33.437 3.164 662 771
20. Dolok Batu Nanggar 35.058 3.853 167 286
Profil Kabupaten Simalungun IV.6
BANTUAN TEKNIS RPI2JMKabupaten Simalungun2015 - 2019
DALAM IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KETERPADUAN PROGRAM BIDANG CIPTA KARYA
Pada Tahun 2010, struktur mata pencaharian Kabupaten Simalungun dicirikan dengan dominannya
sektor pertanian dan bangunan sebagai sumber mata pencaharian penduduk, yaitu masing-masing
57,34% dan 13,80%. Sementara sektor lainnya masing-masing memiliki proporsi yang relatif rendah,
seperti perdagangan (8,49%), keuangan (6,86%), jasa (5,27%) industri (5,15%). Adapun sektor mata
pencaharian terendah adalah listrik, gas dan air (0,24%), lihat Tabel 4.6.
TABEL 4.6. PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG BEKERJA MENURUT PEKERJAAN UTAMA
Kondisi ini menunjukkan bahwa sektor-sektor primer masih menjadi mata pencaharian sebagian besar
penduduk Kabupaten Simalungun (lebih dari 50% penduduk). Sementara sektor sekunder dan tersier
bersama-sama hanya menyumbang 25% dari total lapangan kerja. Angka tersebut pertama-tama
mempertegas data PDRB dimana sektor primer merupakan sektor terbesar dalam perekonomian
kabupaten. Selanjutnya informasi ini juga menjadi pertimbangan dalam kebijakan pengembangan
kabupaten dimana penyediaan ruang bagi pengembangan sektor-sektor primer menjadi prioritas
pemerintah kabupaten.
4.3. Topografi
Berdasarkan analisa peta Topografi sekala 1:50.000 yang dikeluarkan oleh Bakosutanal, Tahun 1982,
bahwa kondisi tofografi Kabupaten Simalungun dominan bergerombang, dan sebagian kecil lahan
yang bergunung yang letaknya pada daerah pinggiran Danau Toba ini dominan pegunungan terjal,
kalaupun beberapa daerah permukiman yang relatif datar hingga bergelombang. Daerah yang terjal
(kemiringan lereng > 45 %) yaitu disepanjang pinggiran Danau Toba di mulai dari Prapat hingga ke
Haranggaol. Sedangkan yang datar hingga bergelombang (yang kemiringan lerengnya < 15%) yaitu
Danau Toba yang berbatasan dengan pinggiran Kota Parapat. Untuk lebih jelas mengenai kondisi
kemiringan lereng ini dapat dilihat Tabel 4.7.
4.4. Geohidrologi
Di Kabupaten Simalungun banyak terdapat sungai-sungai besar dan kecil yang mengalir dari daerah
perbukitan. Diantara sungai-sungai tersebut banyak yang dimanfaatkan sebagai irigasi baik teknis
maupun non teknis untuk menunjang lahan pertanian terutama tanaman pangan lahan basah. Selain
itu sebagian besar penduduk kabupaten ini masih menggunakan sungai sebagai sumber kebutuhan
air bersih sehari-hari seperti masak, mandi dan mencuci.
Berdasarkan Peraturan Menteri PU No. 11A/PRT/M/2006 telah ditetapkan peta wilayah sungai (WS) di
Provinsi Sumatera Utara, dimana pada kabupaten ini dilalui oleh:
Toba Asahan
Bah Bolon
Belawan-Ular-Padang.
Kawasan ini menjadi DAS Hulu bagi Danau Toba, dimana dialiri oleh 9 (sembilan) Daerah Aliran
Sungai (DAS), seperti dapat dilihat pada Tabel 4.8 dan Gambar 4.2 berikut ini.
Dari 9 (sembilan) DAS yang terdapat di kabupaten ini, maka ada 9 (sembilan) sungai besar yang
mengaliri kabupaten ini, seperti dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut ini.
4.5. Klimatologi
Suhu udara rata-rata di Kabupaten Simalungun ini adalah 25,5C dengan suhu terendah 21,1 C dan
suhu tertinggi 31,5C. Sementara itu berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan bahwa kelembaban
rata-rata berkisar antara 81% hingga 88%. Rata-rata curah hujan dalam 1 (satu) tahun yaitu 269 mm
dengan curah hujan tertinggi terdapat pada bulan November sebesar 477 mm. Sedangkan rata-rata
dalam 1 (satu) tahun terdapat 14 hari hujan per bulan dengan hari hujan tertinggi terdapat pada bulan
November sebesar 21 hari hujan. Untuk lebih jelasnya curah hujan dan hari hujan di kabupaten ini
dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut ini.
TABEL 4.10. DATA CURAH HUJAN DAN HARI HUJAN DI KABUPATEN SIMALUNGUN
1. Januari 85 144 12
2. Februari 82 56 4
3. Maret 83 197 13
4. April 84 139 11
5. Mei 84 96 9
6. Juni 86 372 16
7. Juli 86 355 20
8. Agustus 84 408 17
9. September 85 372 20
10. Oktober 81 243 13
11. November 87 477 21
12. Desember 87 370 17
Rata-rata 85 269 14
Sumber: Kabupaten Simalungun Dalam Angka 2013
4.6.1. Pertanian
Pengelolaan lahan pertanian di Kabupaten Simalungun meliputi lahan basah dan lahan kering yang
diusahakan dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Sektor pertanian, bagi daerah Kabupaten Simalungun ini sampai saat ini masih merupakan tulang
punggung perekonomian daerah sebagai penghasil nilai tambah dan devisa maupun sumber
penghasilan atau penyedia lapangan pekerjaan sebagian besar penduduknya.
Hal ini ditunjukkan dari kontribusi sektor pertanian dalam pembentukan PDRB pada tahun 2010 masih
tetap dominan yakni mencapai 54,59% dari total PDRB yang dihasilkan.
Mengingat pentingnya sektor pertanian bagi daerah Kabupaten Simalungun yang mana memberikan
fasilitas dan dorongan yang lebih terarah bagi perkembangan pembangunan kerakyatan. Pemerintah
daerah Kabupaten Simalungun mempunyai visi yakni “Mewujudkan Kemakmuran Masyarakat Berbasis
Pertanian dan Agroindustri yang didukung oleh sektor Pariwisata“
Sektor pertanian, terdiri dari sub sektor tanaman bahan makanan, perkebunan, peternakan, kehutanan
dan perikanan. Sub sektor pertanian yang paling dominan yang dibudidayakan masyarakat di
Kabupaten Simalungun. Dalam hal ini sub sektor tanaman bahan makanan mencakup tanaman padi,
palawija dan hortikultura. Untuk tanaman padi dan palawija, memiliki luas panen terbesar seluas
157.005,00 Ha. Sedangkan untuk tanaman sayuran, cabe memiliki luas panen terbesar yaitu sebesar
18.840 Ha.
Dari tabel diatas maka luas panen padi sawah yaitu seluas 78.995 Ha dengan produksi sebsar
416.248,70 ton, tingkat produktivitas lahan persawahan yaitu 5,27 ton/Ha. Sementara itu untuk lahan
padi lading luas panen 14.348 Ha dengan total produksi sebesar 45.045,38 ton, tingkat produktivitas
yaitu 3,14 ton/Ha, untuk lebih lelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.12.
Selain tanaman padi, pada Kabupaten Simalungun juga dominan ditanami ketela rambat, seperti pada
Tabel 4.13 berikut ini. Untuk tanaman jagung tingkat produktivitas-nya sebesar 5,06 ton/Ha. Produksi
tertinggi terdapat pada Kecamatan Dolok Pardamean dan Purba dengan produksi masing-masing
sebesar 25.234 ton dan 20.708 ton.
Produktivitas
No. Komoditi Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)
(Ton/Ha)
Untuk tanaman hortikultura, beberapa sentra produksi hortikultura ini diantaranya terdapat di
Kabupaten Simalungun, berada di Kecamatan Pematang Bandar, Raya, Panombeian Panei, Purba dan
Silimakuta. Sedangkan untuk sentra produksi bawang merah di kabupaten ini terutama di daerah
pinggiran Danau Toba. Untuk lebih jelasnya mengenai komoditi sayuran dapat dilihat pada Tabel 4.14
berikut ini.
Produktivitas
No Komoditi Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)
(Ton/Ha)
4.6.2. Perkebunan
Pada umumnya perkebunan di Kabupaten Simalungun adalah perkebunan swasta dan rakyat.
Walaupun demikian dimasa mendatang diharapkan perkebunan rakyat ini semakin berkembang.
Jenis komoditi unggulan yang dibudidayakan masyarakat kabupaten ini adalah tanaman kelapa sawit,
coklat, dan kopi. Hal ini terlihat dari besarnya luas tanaman kelapa sawit yaitu seluas 27.359,81 Ha dan
luas tanam terbesar ada di Kecamatan Hatonduhan seluas 11.944,78 Ha. Kemudian diikuti oleh
tanaman karet dengan luas tanam sebesar 11.073,18 Ha dengan luas tanam terbesar juga terdapat di
Kecamatan Raya Kahean yaitu seluas 8.584,98 Ha. Untuk lebih jelasnya mengenai hasil produksi
perkebunan dapat dilihat pada Tabel 4.15 berikut ini.
4.6.3. Perikanan
Kawasan Perikanan pada daerah Kabupaten Simalungun ini selain memiliki Danau Toba juga terdapat
kolam, persawahan, rawa dan beberapa aliran sungai yang cukup panjang yang dapat dimanfaatkan
untuk pengembangan perikanan. Namun usaha perikanan pada umumnya adalah usaha rumah
tangga dalam skala kecil. Menurut sifat usahanya ada yang sudah dikelola secara budidaya dan
melalui penangkapan di perairan umum. Rumah tangga budidaya ikan lokasi usahanya ada di kolam
dan sawah sedangkan penangkapan ikan dilakukan di sungai, rawa dan danau.
Jumlah rumah tangga budidaya ikan pada tahun 2010 sebanyak 9.651 rumah tangga. Dan hasil
produksi sebanyak 12.983,2 ton. Jumlah rumah tangga dan hasil produksi ini menunjukkan kenaikan
dari tahun 2009. Dibanding sub sektor lainnya, sub sektor perikanan cukup memiliki potensi yang
besar di Kabupaten Simalungun ini. Akan tetapi walaupun demikian beberapa diantaranya masih
mengusahakan subsektor ini secara tradisional hanya untuk dikonsumsi sehari-hari maupun untuk
diperjual-belikan. Jenis ikan yang dibudidayakan adalah ikan nila dan ikan mas. Ikan ikan tersebut
pada umumnya dibudidayakan dari perairan umum, kolam, mina padi dan KJA (Keramba Jaring
Apung). Di sepanjang Danau Toba, petani memelihara ikan nila maupun ikan mas dengan
menggunakan keramba jaring apung. Penggunaan KJA ini sering menggunakan pro dan kontra
karena menimbulkan pencemaran (kekeruhan) sehingga mengurangi daya tarik kawasan danau dan
berdampak pada berkurangnya kunjungan wisatawan domestik maupun internasional.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.16 berikut ini.
TABEL 4.16. POTENSI PERIKANAN DI KABUPATEN SIMALUNGUN
NILAI
JUMLAH PRODUKSI
No. JENIS SUMBER LUAS (Ha) PENJUALAN
RTP (ton)
(Rp 000)
I. Tangkapan 195 10.533 67,5 464.000
1. Danau 105 8.250 40 183.400
2. Rawa-rawa 10 60 0,5 2.800
3. Waduk 40 72 15 157.800
4. Sungai 40 2.151 12 120.000
II. Budidaya 9.651 7.586 12.983 198.873
1. Kolam Air Deras 60 4,1 3.124,6 49.994
2. Kolam Air Tenang 1.947 1.065,7 2.824,6 39.474
3. Sawah 7.186 6.506,36 1.471,5 20.602
4. KJA 458 10,3 5.562,5 88.803
KABUPATEN 9.846 18.119 13.051 662.873
Sumber: Kabupaten Simalungun Dalam Angka, 2013
4.6.4. Peternakan
Luasnya lahan pertanian di Kabupaten Simalungun, menjadi lahan yang potensial bagi
pengembangan peternakan. Dari data
BPS 2011, produksi daging yang terbesar merupakan daging babi sebesar 3.443.262 kg dan diikuti
oleh daging sapi sebesar 1.146.369 kg.
4.6.5. Pertambangan
Pengembangan potensi dari sektor pertambangan dan energi dapat menjadi sektor pendukung
dalam pengembangan dan pembangunan daerah. Bahan tambang yang ditemukan di Kabupaten
Simalungun ini bervariasi jenisnya dan beberapa diantaranya mempunyai prospek yang cukup cerah
untuk dikembangkan, dimana bahan tambang tersebut merupakan komoditi mineral sebagai bahan
baku industri dan komoditi eksport. Sedangkan untuk potensi energi panas bumi merupakan energi
yang ramah lingkungan dan relatif murah untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga listrik.
Jenis potensi bahan galian tambang logam dan non logam di kabupaten ini adalah berupah batu
gamping, granit, granodiorit, pasir kuarsa, marmer, zeolit, feldspar, tembaga, batu kapur, lembung
dan andesit.
Untuk lebih jelasnya jumlah perusahaan/usaha sektor pertambangan/penggalian golongan C dan
potensi bahan galian tambang logam dan non logam di kabupaten ini dapat dilihat pada Tabel 3.18
berikut ini.
TABEL 4.18. POTENSI BAHAN GALIAN TAMBANG LOGAM DAN NON LOGAM
No. LOKASI JENIS BAHAN GALIAN KETERANGAN
1. Prapat, tersingkap di sekitar Danau Toba, Batu Gamping Tebal ± 300 mtr, bagian atas
Kec. Raya Kahean, Kec. Haranggaol Horison mengandung urat kalsit, bagian
bawah diisi oleh rijang,
berumur permorkarbon
2. Prapat Granit dan Granodiorit Granit/Diorit sebagai intrusi
yang bersifat masif
3. Kec. Purba (Urung Pane), Negeri Dolok, Pasir Kuarsa Batu pasir kuarsa bercampur
Penahatan, Tanjung Dolok dengan konglamrat
4. Siwajan, Panahatan, Kec. Girsang Sipangan Marmer Berwarna, hitam, kompak
Bolon (Sibaganding, Tanjung Dolok)
5. Sati Borno, Urung Pane, Dolok Pardamean Zeolit -
6. Danau Toba, Girsang Sipangan Bolon Feldspar -
7. Dolok Pardamean Tembaga -
8. Negeri Dolok Tinggi Raja Batu Kapur -
9. Ujung Padang Lempung -
10. Se- Kecamatan Andesit -
Sumber: RTRW Kabupaten Simalungun
4.6.6. Pariwisata
Industri pariwisata memegang peranan penting dalam pembangunan kawasan ini baik bagi sektor
ekonomi maupun budayanya. Sejalan dengan rencana pembangunan bahwa pembangunan
pariwisata adalah sektor unggulan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Kondisi pariwisata di kawasan ini dibedakan atas: wisata alam, wisata budaya, wisata agro dan wisata
rekreasi. Kegiatan pariwisata yang paling mendominasi di kawasan ini adalah wisata alam sebanyak 31
objek wisata. Selengkapnya jenis dan jumlah obyek wisata menurut kecamatan di kawasan ini dapat
dilihat pada Tabel 3.19 dan Tabel 3.20.
7. Jorlang Hataran
a. Batu Silaon Wissata Budaya
b. Kasinder Wisata Agro
8. Silau Kahean
a. Tinggi Raja Wisata Alam
9. Siantar
a. Museum Wisata Budaya
b. Perkebunan Marihat Wisata Agro
c. Permandian Bah Tio Wisata Rekreasi
10. Gunung Maligas
a. Karang Anyer Wisata Rekreasi
11. Gunung Malela
a. Perk. Karet Bangun Wisata Agro
12. Dolok Batu Nanggar
a. Dolok Ilir Wisata Rekreasi
b. Dolok Merangir Wisata Agro
c. Bah Bolon/Air Terjun Wisata Agro
d. Bah Bolon/Kolam Air Tawar Wisata Agro
e. Bah Tobu/Brombus Wisata Alam
f. Dolok Hataran Wisata Alam
13. Panaombeian Panei
a. Marjandi Wisata Agro
14. Bandar
a. Kramat Kubah Wisata Budaya
15. Hatonduhan
a. Air Terjun Bah Hapusuk Wisata Alam
16. Tanah Jawa
a. Air Terjun Turunan Bunhit Wisata Alam
b. Perk. Belimbingan Wisata Agro
17. Jawa Maraja Bah Jambi
a. Bah Jambi Wisata Agro
b. Moho Wisata Alam
18. Raya
a. Sampuran Bah Bala Wisata Alam
b. Pemandian Sampuran Tarak Ni Wisata Alam
Onggang
c. Panjat Tebing Panatapan Dolok Wisata Alam
Simarsola dan Simarsumpit
19. Pematang Bandar
a. Kerasan I Wisata Alam
b. Maeriah Bandar Wisata Alam
20. Bosar Maligas
a. Air terjun Turgit Sandi Wisata Rekreasi
21. Tapian Dolok
a. Pemandian Dolok Seribu Wisata Rekreasi
Industri Pariwisata Kabupaten Simalungun sebagai salah satu sektor andalan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat hingga saat ini masih mengalami kelesuan, rendahnya tingkat penghunian
kamar Hotel (Hotel Occupancy Rate) untuk seluruh kelas hotel masih dibawah 30%.
Untuk sarana pendidikan tingkat TK, kecamatan yang belum memiliki sarana pendidikan ini ada 10
kecamatan, yaitu Kecamatan Pematang Silimahuta, Purba, Dolok Pardamean, Dolok Panribuan,
Panombeian Panei, Dolok Silou, Silou Kahean, Raya Kahean, Tapian Dolok, dan Gunung Maligas.
Untuk sarana pendidikan tingkat SD dan SLTP pada tiap kecamatan telah memiliki fasilitas untuk
jenjang pendidikan ini.
Untuk sarana pendidikan tingkat SMA, kecamatan yang belum memiliki sarana pendidikan ini ada 3
kecamatan, yaitu Kecamatan Pematang Silimahuta, Haranggaol Horison, dan Hatonduhan.
A. Transportasi Darat
Sistem transportasi darat yang terdapat pada Kabupaten Simalungun mencakup jaringan jalan. Sistem
jaringan jalan terdiri atas sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder, dimana
sistem jaringan primer merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan distribusi barang dan jasa
untuk pengembangan semua kawasan, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang
berwujud pusat-pusat pelayanan.
Sistem jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi
barang dan untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan. Kabupaten Simalungun dilalui oleh jalan
arteri primer yang menghubungkan kota-kota di Sumatera Utara bagian timur dengan dataran tinggi
(bagian tengah Sumatera Utara).
Kondisi jalan di Kabupaten Simalungun tediri dari 1.205,86 Km dengan kondisi baik atau sebesar
41,23% dari seluruh panjang jalan di kabupaten ini, 742,17 Km dengan kondisi sedang atau 25,38%
dari seluruh panjang jalan di kabupaten ini, 730,50 Km dengan kondisi rusak atau 24,98% dari seluruh
panjang jalan di kabupaten ini, sedangkan panjang jalan dengan kondisi rusak berat 245,95 Km atau
8,41% dari total panjang jalan di Kabupaten Simalungun. Untuk melihat kondisi jaringan jalan di
Kabupaten Simalungun ini dapat dilihat pada Tabel 3.23 berikut ini.
Sedangkan kondisi jaringan jalan di kawasan ini menurut jenis permukaan dan keadaan jalan yaitu,
jalan yang sudah diaspal berdasarkan panjang jalan menurut status jalan berkisar 1.997,60 Km, jalan
kerikil berkisar 535,88 Km dan jalan tanah berkisar 361,00 Km. Untuk lebih jelasnya panjang jalan
menurut jenis permukaan dan keadaan jalan di kabupaten ini tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel
4.24 berikut ini.
Pada kabupaten ini terdapat beberapa terminal, lokasi terminal ini terletak:
Terminal Perdagangan, dengan luas 16.700 m 2 dan
Terminal Sukadane, dengan luas 28.000 m 2.
Lokasi terminal ini sangat baik dan terletak tidak jauh dari pusat kota dengan sarana jalan yang
memadai dan memiliki jalan kolektor sebagai penghubung sehingga tingkat pencapaian
aksesibilitasnya mudah.
B. Transportasi Danau
TABEL 4.25. JUMLAH ANGKUTAN KAPAL, DAN PENUMPANG YANG MASUK DAN KELUAR
MENURUT DERMAGA PENYEBERANGAN
JUMLAH KUNJUNGAN PENUMPANG
No. BULAN
KAPAL/SHIP (BUAH/UNIT) (jiwa)
pembangkit listrik. Untuk lebih jelasnya pola jaringan dan kondisi pengairian/irigasi di kabupaten
dapat dilihat pada Tabel 4.26.
Saluran irigasi di kabupaten ini dibedakan atas 2 (dua) yaitu: saluran pembawa induk & sekunder dan
saluran pembuangan drainase. Panjang saluran pembawa induk dan sekunder yaitu 5.270,90 meter,
sedangkan panjang saluran pembuang/drainase adalah 615,46 meter. Saluran pembawaan induk dan
sekunder berada di Kecamatan Tanah Jawa dengan panjang 147,24 meter.
Luas baku areal irigasi di kabupaten ini pada Tahun 2010 adalah sebesar 41.794 Ha. Luas baku areal
irigasi yang paling besar berada di Kecamatan Hutabayu Raja yaitu sebesar 5.031 Ha, sedangkan luas
baku areal irigasi yang paling kecil berada di Kecamatan Tapian Dolok yaitu sebesar 152 Ha.
Daerah irigasi di kabupaten ini berada di 21 (dua puluh satu) kecamatan. Sumber air yang digunakan
untuk irigasi pada kabupaten ini berasal dari sungai yang mengalir pada kabupaten ini. Untuk lebih
sumber air irigasi dapat dilihat pada Tabel 4.27.
4.7.5. Energi/Listrik
Jumlah pelanggan PLN di Kabupaten Simalungun sekitarnya pada tahun 2010 berjumlah 181.581
pelanggan, artinya hampir di setiap kecamatan di kabupaten ini sudah terlayani jaringan listrik.
Standar kebutuhan listrik untuk setiap rumah tangga adalah 90 VA/orang untuk domestik, 22,5
VA/jiwa untuk sarana umum/sosial, dan untuk komersial dan lain-lain yaitu 112,5 VA/jiwa. Pembangkit
listrik pada kawasan ini terdapat di Kecamatan Raya Kahean yaitu berupa PLTG, sedangkan untuk
jaringan listrik berupa gardu induk berada di Kota Pematangsiantar. Untuk lebih jelasnya jumlah
pelanggan listrik di Kabupaten Simalungun dapat dilihat Tabel 4.28 berikut ini.
Kabupaten Simalungun ini juga memiliki potensi energi dari beberapa air terjun. Air terjun yang
digunakan untuk menghasilkan energi adalah Air terjun Karai 1-17 yang terdapat di Kecamatan Silau
Kahean, Air terjun Silau 1 dan 2 di Kecamatan Hatonduhan, Air terjun Siporkas di Kecamatan Raya dan
Air terjun Nionggang di Kecamatan Raya. Selain energi air terjun, juga terdapat potensi panas bumi
Dolok Merawan sebesar 225 Mwe yang terdapat di Kecamatan Silau Kahean. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 4.29 berikut ini.
4.7.6. Telekomunikasi
Dalam menunjang kegiatan kawasan terutama kegiatan perdagangan dan perkantoran maka akan
semakin menuntut sarana jaringan komunikasi. Sarana telekomunikasi di kabupaten ini ini telah
dilayani oleh PT. Telkom, serta operator HP seluler.
Saat ini, pelayanan jaringan telekomunikasi hanya melayani sebagian kawasan yang letaknya dekat
dengan perkotaan (Kota Pematangsiantar dan ibukota kecamatan di Kabupaten Simalungun). Untuk
kawasan yang tidak terlayani oleh PT. Telkom, telah terjangkau jaringan telekomunikasi selular. Sarana
yang sangat membantu masyarakat perdesaan juga tersedia warung telepon (wartel) yang ada di
desa-desa yang belum terjangkau jaringan telepon selular.
Kapasitas sambungan telepon dan sistem jaringan distribusi telepon belum seluruhnya dapat melayani
kebutuhan masyarakat yang ada saat ini, walaupun ada, hanya untuk melayani kebutuhan yang vital,
seperti pada kantor pemerintahan, perdagangan dan sebagian perumahan.
Sistem distribusi jaringan telepon ini yang digunakan dengan jaringan primer dan jaringan sekunder.
Jaringan primer menghubungkan sentral dengan daerah-daerah lokasi, sedangkan jaringan sekunder
menghubungkan jaringan primer dengan rumah-rumah penduduk.
A. Persampahan
Sistem pengelolaan persamahan di kabupaten ini sampai saat ini masih melayani masyarakat di
sepanjang jalan negara terutama di sekitar pasar dan terminal. Namun pada umumnya masyarakat di
kabupaten ini masih menggunakan pengelolaan sampah dengan sistem individual yaitu dengan cara
mengumpulkan sampah pada satu tempat dan kemudian sampah tersebut dibakar, ditimbun ataupun
dibuang ke hutan.
Wilayah yang dilayani masih terbatas pada pusat-pusat kota, pusat perdagangan, jalan-jalan protokol
dan kawasan permukiman yang padat penduduknya. Pada kawasan tersebut di atas terlihat cukup
bersih dengan tidak adanya tumpukan-tumpukan sampah pada jumlah yang relatif besar yang
terkesan tidak tertangani.
Pada kawasan yang tidak terlayani, masyarakat melakukan pengelolaan sampahnya secara swadaya
dengan cara ditimbun/dibakar yang masih dapat pada halaman rumah masing-masing.
Cara pelayanan sampah yang dilaksanakan saat ini untuk kawasan ini, dilakukan dengan siklus
operasional, sebagai berikut:
Pasar
Timbulan sampah Container Baja Arm Roll Truck TPA (tempat pembuangan
akhir di Kecamatan Bandar)
Permukiman
Timbulan sampah Perwadahan Drump Truck TPA (tempat pembuangan akhir
di Kecamatan Bandar)
Pengelolaan sampah dengan penggunaan dump truck langsung ke sumber sampah seperti yang
dikembangkan saat ini memiliki kendala sebagai berikut:
Sulit melayani permukiman padat pada jalan-jalan lingkungan yang relatif sempit untuk dilalui
truck sampah.
Pengumpulan sampah menggunakan truck akan cenderung mengurangi efektifitas pengangkutan
sampah sehingga rotasi perhari ke TPA berkurang.
Pengembangan sistem sampah secara off site sistem kemungkinan akan lebih efisien dilakukan
dengan pengembangan sebagai berikut:
Pengumpulan sampah menggunakan becak sampah atau gerobak sampah pada wilayah yang sulit
dilalui oleh truck sampah.
Penyediaan lokasi transfer sampah dari becak/gerobak ke truck sampah untuk permukiman padat
yang tidak dapat dilalui truck sampah.
B. Air Limbah
Pada umumnya sistem air limbah di kabupaten ini adalah sistem pembuangan air limbah setempat
(on site system). Lumpur tinja diolah pada septic tank pribadi. Sedangkan air limbah rumah tangga
masih menyatu dengan saluran drainase.
Penduduk yang memiliki sarana sanitasi masih sangat kecil, dimana penduduk pada umumnya
membuang limbah tinja di sungai atau ruang-ruang terbuka lainnya.
Pengelolaan air limbah rumah tangga di kawasan ini dilakukan dengan cara:
Membuang kotoran WC ke dalam spetic tank di kawasan perumahan, perkantoran, ruko dll.
Membuang air limbah kamar mandi dan dapur ke saluran darinase, dengan memisahkan
saluran air limbah WC dan kamar mandi/dapur.
Masyarakat yang tingal dipinggiran kota sebagian masih menggunakan cubluk, berupa galian
tanah sebagai sarana pembuangan kotoran WC.
Untuk industri diwajibkan membuat sarana pengolaan air limbah sebelum membuang air limbahnya
ke sungai, pengawasan pengelolaan air imbah industri ini berada pada Bappedalda (Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah).
Hitam dan berbaunya air parit/saluran drainase menjadi indikasi tercemarnya saluran drainase
tersebut dengan air limbah rumah tangga. Hal ini terjadi karena septic tank dibangun dengan outlet
langsung ke saluran drainase tanpa adanya bidang resapan. Kondisi ini dapat dilihat pada saluran
drainase di sepanjang jalan protokol dan jalan lingkungan permukiman. Padatnya permukiman akibat
terbatas dan sempitnya luas kavling di kawasan ini, akan berdampak pada menurunnya kualitas air
tanah dangkal seperti sumur gali karena jaraknya septic tank kurang dari 15 meter.
Tidak adanya sekat ruang pengendapan pada konstruksi septic tank mengakibatkan tinja dapat
mengalir ke saluran drainase dan tidak penuhnya septic tank, sehingga permintaan jasa pengurasan
truk tinja dikeluhkan sangat rendah oleh Dinas Pasar dan Kebersihan yang menyediakan sarana
tersebut.
Pengembangan pengendalian/pengelolaan air limbah rumah tangga secara umum, antara lain:
Persyaratan pembuatan septic tank dengan konstruksi yang memenuhi syarat dikaitkan pada
pengeluaran izin SIMB (surat izin mendirikan bangunan).
Pembangunan perumahan dilengkapi dengan prasarana saluran drainase yang terpadu
hingga saluran primer yang ada.
Sebaiknya pembangunan perumahan dilengkapi dengan fasilitas air dari PDAM, meskipun air
tanah dangkal relatif mudah diproses.
C. Air Bersih
Saat ini pelayanan air bersih di kabupaten ini hampir tersedia di setiap kecamatan, sedangkan
kecamatan yang belum terlayani jaringan air bersih terdapat di Kecamatan Pematang Silimahuta,
Pematang Sidamanik, Hatonduhan, Raya Kahean, Hutabayu Raja, Bandar Huluan, Bandar Marsilam,
Bosar Maligas dan Ujung Padang, dalam hal ini masyarakat umumnya masih menggunakan sumur,
mata air dan air sungai. Bagi daerah yang berada pada pinggiran Danau Toba masyarakat masih
menggunakan air danau tersebut sebagai pemenuhan akan kebutuhan air bersih sehari-hari.
Banyaknya pelanggan air bersih di Kabupaten Simalungun ini pada tahun 2011 didominasi oleh
penggunaan untuk rumah tangga yaitu sebesar 30.099 pelanggan untuk rumah tangga,
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.30.
Kapasitas pelanggan air bersih ini diperuntukan oleh: rumah tangga, hotel, badan sosial rumah sakit,
tempat ibadah, umum, toko, dan industri, instansi pemerintah dan penggunaan lain-lain.
Volume pelayanan air bersih di kawasan ini yang paling banyak digunakan untuk rumah tangga yaitu
sebesar 5.049.690 m3, sedangkan penggunaan air bersih yang paling sedikit adalah penggunaan
sarana hotel dengan 17.000 m3.