Anda di halaman 1dari 53

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

1. Kabupaten Demak

a. Kondisi Geografis dan Administratif

Kabupaten Demak adalah salah satu wilayah kabupaten yang

ada di Provinsi Jawa Tengah. Ibukota Kabupaten Demak berada di

Kecamatan Demak berada 26 km berbatasan langsung di sebelah

barat dari Ibukota Jawa Tengah, yaitu Kota Semarang. Rata-rata

curah hujan di Kabupaten Demak di tahun 2019 mencapai 2.944

mm. Secara astronomis, Kabupaten Demak berada pada posisi 6º

43' 26" Lintang Selatan sampai 7º 09' 3" Lintang Selatan dan 110º

27' 58"Bujur Timur sampai 110º48'47"Bujur Timur (BPS

Kabupaten Demak, 2019). Batas administratif wilayah Kabupaten

Demak sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kabupaten Jepara dan Laut Jawa

Sebelah Timur : Kabupaten Kudus dan Kabupaten Grobogan

Sebelah Selatan : Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Semarang

Sebelah Barat : Kota Semarang

Secara jelas, berikut peta wilayah administratif Kabupaten Demak

dalam Gambar 4.1.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 4.1 Peta Wilayah Administratif Kabupaten Demak


Sumber : BPS Kabupaten Demak, diolah (2019)

Kabupaten Demak memiliki luas wilayah sekitar 897,43 ,

terdiri atas 14 kecamatan, 243 desa dan 6 kelurahan. Berikut data

nama kecamatan, jumlah desa, jumlah kelurahan dan luas wilayah

menurut kecamatan di Kabupaten Demak dalam Tabel 4.1.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.1
Nama Kecamatan, Jumlah Desa, Jumlah Kelurahan, Luas Wilayah (Ha)
Menurut Kecamatan di Kabupaten Demak Tahun 2018

Kecamatan Desa Kelurahan Luas Wilayah %


Mranggen 19 0 7.222 8,05
Karangawen 12 0 6.695 7,46
Guntur 20 0 5.753 6,41
Sayung 20 0 7.869 8,77
Karangtengah 17 0 5.155 5,74
Bonang 21 0 8.324 9,28
Demak 16 6 6.113 6,81
Wonosalam 18 0 5.788 6,45
Dempet 17 0 6.161 6,87
Kebonagung 15 0 4.199 4,68
Gajah 13 0 4.783 5,33
Karanganyar 21 0 6.776 7,55
Mijen 20 0 5.029 5,62
Wedung 14 0 9.875 11,88
Jumlah 87.743 100
Sumber : BPS Kabupaten Demak, diolah (2019).

Tahun 2019, wilayah Kabupaten Demak terdiri atas lahan

sawah yang mencapai luas 52.315 ha (58,29%) dan sisanya

merupakan lahan kering. Berikut data luas penggunaan lahan

menurut kecamatan di Kabupaten Demak tahun 2018 dalam Tabel

4.2.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.2
Luas Penggunaan Lahan Menurut Kecamatan di Kabupaten Demak
Tahun 2018 (Ha)

Luas Penggunaan Lahan


Kecamatan
Tanah Sawah Tanah Kering Jumlah
Mranggen 1.308 5.914 7.222
Karangawen 1.241 5.454 6.695
Guntur 3.376 2.377 5.753
Sayung 3.178 4.691 7.869
Karangtengah 3.572 1.583 5.155
Bonang 5.339 2.985 8.234
Demak 4.312 18.01 6.113
Wonosalam 3.677 2.111 5,788
Dempet 4.448 1.713 6.161
Kebonagung 3.280 919 4.199
Gajah 3.524 1.259 4.783
Karanganyar 5.204 1.572 6.776
Mijen 4.191 838 5.029
Wedung 5.665 4.211 9.876
Total 52.315 37.428 89.743
Sumber : BPS Kabupaten Demak, diolah (2019).

b. Kondisi Penduduk

Jumlah penduduk di Kabupaten Demak pada tahun 2018

adalah 1.140.675 jiwa, kemudian laju pertumbuhan penduduk

sebesar 1,00%. Kepadatan penduduk Kabupaten Demak tahun

2018 mencapai 1.271 orang/ (BPS Kabupaten Demak, 2019).

1) Kondisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Penduduk di Kabupaten Demak dengan jenis kelamin

laki-laki tahun 2018 berjumlah 565.102 jiwa (49,54%),

sedangkan penduduk dengan jenis kelamin perempuan

berjumlah 575.573 jiwa (50,46%). Rasio jenis kelamin adalah

98,18 (BPS Kabupaten Demak, 2019). Berikut data jumlah


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

penduduk menurut jenis kelamin dan rasio jenis kelamin per

kecamatan di Kabupaten Demak tahun 2018 dalam Tabel 4.3.

Tabel 4.3
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin (Jiwa) dan Rasio Jenis
(%) Kelamin Per Kecamatan di Kabupaten Demak Tahun 2018

Penduduk
Kecamatan
Laki-laki Perempuan Jumlah Sex Ratio
Mranggen 93.891 95.560 189.451 98,25
Karangawen 44.663 45.499 90.162 98,16
Guntur 39.032 38.516 77.548 101,34
Sayung 53.311 53.061 106.372 100,47
Karangtengah 31.620 31.619 63.239 100,00
Bonang 51.456 50.981 102.437 100,93
Demak 49.158 52.470 101.628 93,69
Wonosalam 37.968 39.702 76.670 98,14
Dempet 26.632 26.977 53.609 98,72
Kebonagung 20.081 20.424 40.506 98,33
Gajah 21.402 22.389 43.792 95,63
Karanganyar 34.942 35.964 70.906 97,16
Mijen 24.887 26.379 51.266 94,34
Wedung 36.057 37.032 73.089 97,37
Total 565.102 575.573 1.140.675 98,18
Sumber : BPS Kabupaten Demak, diolah (2019).

2) Kondisi Penduduk Menurut Usia

Tahun 2018, kelompok usia dengan total paling tinggi

di Kabupaten Demak adalah rentang usia 20-24 tahun

mencapai 106.515 jiwa, sedangkan kelompok usia dengan

total paling rendah yaitu rentang usia 60-64 tahun mencapai

40.317 jiwa. Berikut data lengkap jumlah penduduk menurut

kelompok usia di Kabupaten Demak tahun 2018 dalam Tabel

4.4.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.4
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia di Kabupaten Demak
Tahun 2018 (Jiwa)

Kelompok Penduduk
Usia Laki-Laki Perempuan Jumlah penduduk
0–4 47.946 45.788 93.734
5–9 50.985 47.626 98.611
10 – 14 51.600 49.400 101.000
15 – 19 55.071 54.574 109.645
20 – 24 54.449 52.066 106.515
25 – 29 44.034 43.359 87.393
30 – 34 39.061 42.048 81.109
35 – 39 39.280 42.701 81.981
40 – 44 39.876 41.078 90.945
45 – 49 36.629 37.893 74.522
50 – 54 32.297 33.663 65.960
55 – 59 25.522 26.645 52.167
60 – 64 19.765 20.552 40.317
65 + 28.596 38.180 66.776
Total 565.102 575.573 1.140.675
Sumber : BPS Kabupaten Demak, diolah (2019).

3) Kondisi Penduduk Menurut Pendidikan

Penduduk dengan tingkat pendidikan tertinggi tahun

2018 adalah tamat SD/MI mencapai 308.857 jiwa, sedangkan

penduduk dengan tingkat pendidikan terendah yaitu tamat

Diploma I/II sebesar 1.996 jiwa. Berikut data lengkap

penduduk menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan di

Kabupaten Demak tahun 2018 dalam Tabel 4.5.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.5
Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
di Kabupaten Demak Tahun 2018 (Jiwa)

Penduduk
Pendidikan
Laki-laki Perempuan Jumlah
Belum Pernah Sekolah 8.688 30.094 38.782
Belum Tamat Sd 65.676 87.370 153.046
SD/MI 158.825 150.032 308.857
SLTP/Sederajat 121.580 121.817 243.397
SLTA/Sederajat 75.843 61.336 137.179
SM Kejuruan 17.318 7.793 25.111
D1/D2 658 1.338 1.996
D 3/Akademi 3.060 4.886 7.946
D 4/S1/S2/S3 13.016 15.792 28.808
Total 464.664 480.458 945.122
Sumber : BPS Kabupaten Demak, diolah (2019).

4) Kondisi Penduduk Menurut Pekerjaan

Penduduk di Kabupaten Demak tahun 2018 yang

berusia di atas 15 tahun berjumlah 549.295 jiwa. Penduduk

yang bekerja di sektor pertanian, kehutanan, perburuan dan

perikanan berjumlah 146.182 jiwa. Bekerja di sektor industri

pengolahan berjumlah 129.763 jiwa. Bekerja di sektor

perdagangan besar, eceran, rumah makan dan hotel berjumlah

121.675 jiwa. Penduduk yang bekerja di sektor jasa

kemasyarakatan mencapai 77.027 jiwa dan bekerja di sektor

lainnya berjumlah 76.648 jiwa (BPS Kabupaten Demak,

2019). Berikut data lengkap jumlah penduduk usia 15 tahun

ke atas yang bekerja menurut lapangan usaha di Kabupaten

Demak tahun 2019 dalam Tabel 4.6.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.6
Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut
Lapangan Usaha di Kabupaten Demak Tahun 2018 (Jiwa)

Lapangan Usaha Jumlah Penduduk


Pertanian, Kehutanan, Perburuan dan
146.182
Perikanan
Industri Pengolahan 129.763
Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan
121.675
dan Hotel
Jasa Kemasyarakatan 77.027
Lainnya 74.648
Total 549.295
Sumber : BPS Kabupaten Demak, diolah (2019).

c. Kondisi Ekonomi

Kondisi dan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Demak

dapat dilihat dari laju pertumbuhan Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB). Laju pertumbuhan PDRB di Kabupaten Demak

tahun 2018 mencapai (5,56%) secara lengkap, ditunjukan oleh data

laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan 2018 dalam

Tabel 4.7.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.7
Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan
Usaha di Kabupaten Demak Tahun 2016-2018 (%)

Tahun
Lapangan Usaha
2016 2017 2018
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan -0,94 4,04 9,87
Pertambangan dan Penggalian 1,11 13,28 9,53
Industri Pengolahan 8,61 6,51 6,42
Pengadaan Listrik dan Gas 5,92 5,65 4,39
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang 3,18 5,51 6,08
Konstruksi 6,02 4,04 5,86
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor 5,93 5,78 6,44
Transportasi dan Pergudangan 5,57 5,88 7,84
Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum 4,53 4,88 7,43
Informasi dan Komunikasi 9,37 11,29 12,51
Jasa Keuangan dan Asuransi 8,11 5,73 4,82
Real Estat 6,74 5,88 6,31
Jasa Perusahaan 8,27 7,58 8,84
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
dan Jaminan Sosial Wajib 2,23 2,08 3,25
Jasa Pendidikan 6,93 7,54 8,24
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7,29 7,83 9,01
Jasa Lainnya 6,75 6,43 7,66
Total PDRB 5,05 5,56 5,56
Sumber : BPS Kabupaten Demak, diolah (2019).
d. Kondisi Fasilitas Publik

1) Fasilitas Pendidikan

Tahun 2018 jumlah TK negeri dan swasta di Kabupaten

Demak berjumlah 985 unit, SD/MI berjumlah 494 unit,

SMP/MTs berjumlah 84 unit dan SMA/SMK berjumlah 93

unit. Berikut data lengkap fasilitas pendidikan negeri dan

swasta menurut kecamatan di Kabupaten Demak tahun 2018

dalam Tabel 4.8.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.8
Jumlah Fasilitas Pendidikan Negeri dan Swasta (Unit)
Menurut Kecamatan di Kabupaten Demak Tahun 2017

Fasilitas Pendidikan
Kecamatan
TK SD/MI SMP/MTs SMA/SMK
Mranggen 184 54 15 19
Karangawen 72 29 7 6
Guntur 74 39 5 4
Sayung 71 38 8 7
Karangtengah 56 29 4 7
Bonang 72 36 7 5
Demak 86 55 10 15
Wonosalam 65 43 8 10
Dempet 50 32 2 1
Kebonagung 45 26 2 2
Gajah 48 31 5 4
Karanganyar 63 29 2 2
Mijen 50 27 4 6
Wedung 49 26 5 5
Jumlah 985 494 84 93
Sumber : BPS Kabupaten Demak, diolah (2019).
2) Fasilitas Ibadah

Jumlah mushola di Kabupaten Demak pada tahun 2018

mencapai 4.575 unit, masjid 751 unit, gereja 11 unit, tidak

terdapat pura budha dan hanya terdapat 1 unit vihara. Berikut

data lengkap jumlah tempat ibadah menurut kecamatan di

Kabupaten Demak tahun 2018 dalam Tabel 4.9.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.9
Jumlah Tempat Ibadah (Unit) Menurut Kecamatan di Kabupaten
Demak Tahun 2018

Tempat Ibadah
Kecamatan
Masjid Mushola Gereja Vihara Pura

Mranggen 97 539 0 0 0
Karangawen 63 450 0 0 0
Guntur 69 494 0 0 0
Sayung 79 347 0 0 0
Karangtengah 46 261 0 0 0
Bonang 68 325 0 0 0
Demak 49 341 11 1 0
Wonosalam 58 456 0 0 0
Dempet 44 307 0 0 0
Kebonagung 37 203 0 0 0
Gajah 32 271 0 0 0
Karanganyar 42 227 0 0 0
Mijen 28 167 0 0 0
Wedung 39 187 0 0 0
Jumlah 751 4.575 11 1 0
Sumber : BPS Kabupaten Demak, diolah (2019).
3) Fasiitas Ekonomi

Tahun 2018, jumlah pasar tradisional di Kabupaten

Demak mencapai 18 unit, pasar swalayan 87 unit, koperasi unit

desa 17 unit dan koperasi primer 636 unit. Berikut data

lengkap jumlah fasilitas ekonomi menurut kecamatan di

Kabupaten Demak tahun 2018 dalam Tabel 4.10.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.10
Jumlah Fasilitas Ekonomi (Unit) Menurut Kecamatan
di Kabupaten Demak Tahun 2018
Fasilitas Ekonomi
Kecamatan Pasar Koperasi
Tradisional Swalayan KUD Primer
Mranggen 3 15 1 90
Karangawen 2 7 1 32
Guntur 1 6 1 30
Sayung 2 8 1 40
Karangtengah 2 6 1 32
Bonang 1 5 2 39
Demak 2 12 1 121
Wonosalam 1 5 1 51
Dempet 1 4 1 37
Kebonagung 1 5 1 29
Gajah 0 4 1 35
Karanganyar 1 5 2 35
Mijen 1 1 1 25
Wedung 0 4 2 40
Jumlah 18 87 17 636
Sumber : BPS Kabupaten Demak, diolah (2019).

4) Fasilitas Kesehatan

Tahun 201, jumlah RSU di Kabupaten Demak terdapat 3

unit, puskesmas 27 unit, puskesmas pembantu 52 unit, klinik

rawat jalan 38 unit dan klinik rawat inap terdapat 16 unit.

Berikut data lengkap fasilitas kesehatan menurut kecamatan di

Kabupaten Demak tahun 2018 dalam Tabel 4.11.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.11
Jumlah Fasilitas Kesehatan (Unit) Menurut Kecamatan
di Kabupaten Demak Tahun 2018

Fasilitas Kesehatan
Kecamatan Klinik Klinik
Puskes Puskm.
RSU Rawat Rawat
mas Pembantu
Jalan Inap
Mranggen 1 3 4 10 5
Karangawen 0 2 2 4 3
Guntur 0 2 5 0 1
Sayung 0 2 5 3 0
Karangtengah 0 1 4 3 1
Bonang 0 2 4 3 0
Demak 1 3 5 9 1
Wonosalam 1 2 3 1 1
Dempet 0 1 3 1 1
Kebonagung 0 1 2 0 1
Gajah 0 2 3 0 0
Karanganyar 0 2 3 2 1
Mijen 0 2 3 0 1
Wedung 0 2 6 3 0
Jumlah 3 27 52 38 16
Sumber : BPS Kabupaten Demak, diolah (2019).

2. Kecamatan Kebonagung

a. Kondisi Geografis dan Administratif

Kecamatan Kebonagung adalah salah satu kecamatan yang

berada di Kabupaten Demak. Ibukota Kecamatan Kebonagung

berada di Desa Kebonagung, berjarak 17 km dari Ibukota

Kabupaten Demak (BPS Kecamatan Kebonagung, 2019). Batas

wilayah administratif Kecamatan Kebonagung adalah:

Sebelah Utara : Kecamatan Dempet

Sebelah Timur : Kecamatan Godong, Grobogan


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Sebelah Selatan : Kecamatan Gubung, Grobogan

Sebelah Barat : Kecamatan Wonosalam dan Guntur

Secara jelas, berikut peta wilayah administrasi Kecamatan

Kebonagung dalam Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Peta Wilayah Admnistrasi Kecamatan Kebonagung


Sumber : Data Kantor Kecamatan Kebonagung

Kecamatan Kebonagung memliki luas wilayah mencapai

5.199 ha yang terdiri dari 14 desa dan 44 dusun (BPS Kecamatan

Kebonagung, 2019). Berikut data lengkap nama desa, jumlah

dusun dan luas wilayah desa menurut desa di Kecamatan

Kebonagung 2019 dalam Tabel 4.12.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.12
Luas Wilayah (Ha) dan Jumlah Dusun Menurut Desa
di Kecamatan Kebonagung Tahun 2018

Desa Luas Wilayah Jumlah Dusun


Pilangwetan 196,52 4
Kebonagung 364,31 5
Mijen 298,62 3
Klampok Lor 148,73 1
Mangunan Lor 225,92 3
Wedoyo 519,54 2
Mangunrejo 412 6
Babat 287,62 2
Megonten 422 3
Sokokidul 249 3
Tlogosih 366 3
Prigi 197,66 3
Sarimulyo 288,54 3
Solowire 222,93 3
Total 4.199 44
Sumber : BPS Kecamatan Kebonagung, diolah (2019).

Wilayah Kecamatan Kebonagung tahun 2018 meliputi,

lahan sawah mencapai luas 3.151 ha dan 1.048 ha lahan kering

(BPS Kecamatan Kebonagung, 2019). Berikut data lengkap

penggunaan lahan menurut desa di Kecamatan Kebonagung tahun

2018 Tabel 4.13.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.13
Luas penggunaan Lahan (Ha) Menurut Desa di Kecamatan Kebonagung
Tahun 2018

Penggunaan Lahan
Desa Jumlah
Luas Sawah Lahan Kering
Lahan
Pilangwetan 96,54 100 196,53
Kebonagung 246,23 118,12 364,31
Mijen 190,27 108,46 289,65
Klampok Lor 116,35 32,45 148,74
Mangunan Lor 151 74,94 225,93
Wedoyo 433,89 85,78 519,54
Mangunrejo 299,55 112,53 412
Babat 205 83,83 287,88
Megonten 316 106 422
Sokokidul 187 62 249
Tlogosih 313 53 366
Prigi 109 88,62 197
Sarimulyo 234 54,58 288,56
Solowire 126,84 96,17 222,93
Total 3.023 1.176 4.199,30
Sumber : BPS Kecamatan Kebonagung, diolah (2019).
b. Kondisi Penduduk

Kecamatan Kebonagung pada tahun 2018 memiliki jumlah

penduduk mencapai 40.862 jiwa, dengan tingkat kepadatan

penduduk sebesar 947 orang/ (BPS Kecamatan Kebonagung,

2019).

1) Kondisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Jumlah penduduk laki-laki pada tahun 2018 di

Kecamatan Kebonagung mencapai 20.254 jiwa (49,56%)

dan penduduk perempuan 20.608 jiwa (50,44%). Sex Ratio

di Kecamatan Kebonagung sebesar 98,28% (BPS

Kecamatan Kebonagung, 2019). Berikut data lengkap


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan rasio jenis

kelamin per desa di Kecamatan Kebonagung tahun 2018

dalam Tabel 4.14.

Tabel 4.14
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin (Jiwa) dan Rasio Jenis
Kelamin (%) Per Desa di Kecamatan Kebonagung Tahun 2018

Penduduk
Desa Sex
Laki-Laki Perempuan Jumlah
Ratio
Pilangwetan 1.184 1.348 2.532 87,83
Kebonagung 2.532 2.544 5.076 99,53
Mijen 1.754 1.799 3.553 97,51
Klampok Lor 653 660 1.313 98,94
Mangunan
719 801 1.520 89,76
Lor
Wedoyo 1.794 1.836 3.630 97,71
Mangunrejo 2.231 2.288 4.519 97,51
Babat 1.285 1.262 2.547 101,82
Megonten 1.638 1.620 3.258 101,11
Sokokidul 1.241 1.214 2.455 102,22
Tlogosih 1.444 1.495 2.939 95,59
Prigi 1.048 1.096 2.144 95,62
Sarimulyo 1.485 1.464 2.949 101,43
Solowire 1.246 1.181 2.427 105,51
Total 20.254 20.608 40.862 98,28
Sumber : BPS Kecamatan Kebonagung, diolah (2019).

2) Kondisi Penduduk Menurut Usia

Pada tahun 2018, penduduk Kecamatan Kebonagung

dengan kelompok usia tertinggi adalah rentang usia 15-19

tahun sebesar 3.874 yang terdiri 1.945 laki laki dan 1.929

perempuan, sedangkan kelompok usia terendah adalah

rentang usia 70-74 tahun sebanyak 702 jiwa yang terdiri

301 laki-laki dan 401 perempuan (BPS Kecamatan


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Kebonagung, 2019). Berikut data lengkap jumlah penduduk

menurut kelompok usia di Kecamatan Kebonagung tahun

2018 dalam Tabel 4.15.

Tabel 4.15
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur (Jiwa)
di Kecamatan Kebonagung Tahun 2018

Kelompok Penduduk
Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah
0–4 1.691 1.613 3.304
5–9 1.808 1.688 3.496
10 – 14 1.843 1.759 3.602
15 – 19 1.945 1.929 3.874
20 – 24 1.967 1.873 3.840
25 – 29 1.603 1.561 3.164
30 – 34 1.381 1.476 2.856
35 – 39 1.386 1.514 2.900
40 – 44 1.425 1.468 2.893
45 – 49 1.309 1.351 2.660
50 – 54 1.165 1.216 2.381
55 – 59 929 981 1.910
60 – 64 735 774 1.509
65- 69 479 545 1.024
70 – 74 301 401 702
75 287 460 747
Total 20.254 575.573 40.862
Sumber : BPS Kecamatan Kebonagung, diolah (2019).

3) Kondisi Penduduk Menurut Agama

Tahun 2018, penduduk di Kecamatan Kebonagung

yang beragama islam berjumlah 40.325 jiwa, katolik 50

jiwa, kristen protestan 80 jiwa dan hindu/budha 0 jiwa

(BPS Kecamatan Kebonagung, 2019). Berikut data lengkap

jumlah penduduk menurut agama per desa di Kecamatan

Kebonagung tahun 2018 dalam Tabel 4.16


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.16
Jumlah Penduduk Menurut Agama yang dipeluk Menurut Desa
di Kecamatan Kebonagung Tahun 2018 (Jiwa)

Kristen
Kristen Hindu/ Jumla
Desa Islam Protesta
Katholik Budha h
n
Pilangwetan 2.532 0 0 0 2.531
Kebonagung 5.028 26 22 0 5.076

Mijen 3.468 5 80 0 3.553


Klampok
1.313 0 0 0 1.313
Lor
Mangunan
1.520 0 0 0 1.520
Lor
Wedoyo 3.630 0 0 0 3.630
Mangunrejo 4.519 0 0 0 4.519
Babat 2.547 0 0 0 2.547
Megonten 3.258 0 0 0 3.258
Sokokidul 2.455 0 0 0 2.455
Tlogosih 2.880 19 40 0 2.939
Prigi 2.070 0 5 0 2.075
Sarimulyo 2.836 0 20 0 2.836
Solowire 2.269 0 80 0 2.349
40.32
Jumlah 50 247 0 40.622
5
Sumber : BPS Kecamatan Kebonagung, diolah (2019).

c. Kondisi Fasilitas Publik

1) Fasilitas Pendidikan

Tahun 2018, di Kecamatan Kebonagung terdapat 26

Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI), terdapat 7 unit

Sekolah Menengah Pertama (SMP), 3 Sekolah Madrasah

Aliyah (MA). Berikut data lengkap jumlah fasilitas pendidikan

negeri dan swasta menurut desa di Kecamatan Kebonagung

tahun 2018 dalam Tabel 4.17.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.17
Jumlah Fasilitas Pendidikan Negeri dan Swasta (Unit) Menurut Desa
di Kecamatan Kebonagung Tahun 2018

Fasilitas Pendidikan
Desa SMP dan MA
TK SD
MTs Swasta
Pilangwetan 1 1 1 1
Kebonagung 3 3 1 1
Mijen 3 3 1 0
Klampok Lor 1 1 0 0
Mangunan Lor 2 1 1 0
Wedoyo 3 1 0 0
Mangunrejo 3 4 1 0
Babat 2 2 0 0
Megonten 2 2 1 1
Sokokidul 2 1 0 0
Tlogosih 2 2 0 0
Prigi 1 2 0 0
Sarimulyo 2 2 1 0
Solowire 1 1 0 0
Jumlah 28 26 7,00 3
Sumber : BPS Kecamatan Kebonagung, diolah (2019).

2) Fasilitas Ibadah

Jumlah fasilitas ibadah di Kecamatan Kebonagung pada

tahun 2018 terdiri dari, 216 unit mushola, 37 unit masjid dan 2

unit gereja protestan. Berikut data lengkap jumlah fasilitas

ibadah menurut desa di Kecamatan Kebonagung tahun 2018

dalam Tabel 4.18.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.18
Jumlah Fasilitas Ibadah (Unit) Menurut Desa di Kecamatan
Kebonagung Tahun 2018

Fasilitas Ibadah
Desa Gereja
Mushola Masjid
Katholik Protestan
Pilangwetan 14 4 0 0
Kebonagung 24 3 0 0
Mijen 18 3 0 1
Klampok
8 1 0 0
Lor
Mangunan
8 2 0 0
Lor
Wedoyo 21 2 0 0
Mangunrejo 22 5 0 0
Babat 11 2 0 0
Megonten 18 3 0 0
Sokokidul 16 4 0 0
Tlogosih 13 3 0 0
Prigi 8 2 0 0
Sarimulyo 15 2 0 0
Solowire 20 1 0 1
Jumlah 216 37 0 2
Sumber : BPS Kecamatan Kebonagung, diolah (2019).

3) Fasilitas Kesehatan

Tahun 2018, jumlah rumah sakit di Kecamatan

Kebonagung 0 unit, puskesmas 1 unit, puskesmas pembantu 1

unit, poliklinik 5 unit, rumah bersalin 3 unit. Berikut data

lengkap jumlah fasilitas kesehatan menurut desa di Kecamatan

Kebonagung tahun 2018 dalam Tabel 4.19.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.19
Jumlah Fasilitas Kesehatan (Unit) Menurut Desa
di Kecamatan Kebonagung Tahun 2018

Fasilitas Kesehatan
Desa Pusk
Ruma Puskesmas Polikli Rumah
esma
h Sakit Pembantu nik Bersalin
s
Pilangwetan 0 0 0 1 0
Kebonagung 0 1 0 0 0
Mijen 0 0 0 1 0
Klampok Lor 0 0 0 1 0
Mangunan
0 0 0 0 0
Lor
Wedoyo 0 0 0 1 0
Mangunrejo 0 0 0 1 2
Babat 0 0 0 0 1
Megonten 0 0 0 1 0
Sokokidul 0 0 0 0 0
Tlogosih 0 0 1 0 0
Prigi 0 0 0 1 0
Sarimulyo 0 0 0 2 0
Solowire 0 0 0 10 0
Jumlah 0 1 1 2 3
Sumber : BPS Kecamatan Kebonagung, diolah (2019).

3. Desa Werdoyo

a. Kondisi Geografis dan Administratif

Desa Werdoyo adalah salah satu desa di Kecamatan

Kebonagung dengan luas wilayah 519,50 ha atau 12,37% dari luas

wilayah Kecamatan Kebonagung. Wilayah Desa Werdoyo terdiri

dari 433,82 ha tanah sawah dan 85,74 tanah kering, kemudian

dibagi menjadi 2 dusun, 7 RW dan 26 RT (BPS Kecamatan

Kebonagung, 2019).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Kondisi Penduduk

Jumlah penduduk tahun 2018 di Desa Werdoyo adalah 3.997

jiwa yang terdiri dari 19% penduduk dengan usia di bawah 15

tahun, 72% penduduk berusia antara 15-65 tahun dan 9%

penduduk dengan usia diatas 65 tahun, dengan angka Sex Ratio

mencapai 97,71% dan angka kepadatan penduduk mencapai 699

jiwa/ . Penduduk di Desa Werdoyo sebagian besar

bermatapencaharian sebagai petani yaitu sebanyak 1820 jiwa.

Pemeluk agama islam di Desa Werdoyo sebanyak 3.997 jiwa (Data

Desa Werdoyo, 2020)

c. Kondisi Fasilitas Publik

1) Fasilitas Pendidikan

Tahun 2018, jumlah TK di Desa Werdoyo sebanyak 3 unit dan

jumlah sekolah dasar sebanyak 1 unit (BPS Kecamatan

Kebonagung, 2019).

2) Fasilitas Ibadah

Tahun 2018, di Desa Werdoyo terdapat 21 unit mushola dan 2

unit masjid (BPS Kecamatan Kebonagung, 2019).

3) Fasilitas Kesehatan

Tahun 2018, di Desa Werdoyo terdapat 1 unit polikllinik (BPS

Kecamatan Kebonagung, 2019).


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4. Desa Prigi

a. Kondisi Geografis dan Administratif

Desa prigi adalah salah satu desa di Kecamatan Kebonagung

dengan luas wilayah mencapai 197,60 ha atau 4,74% dari wilayah

Kecamatan Kebonagung. Wilayah Desa Prigi di tahun 2018 terdiri

dari, 109 ha tanah sawah dan 88,63 ha tanah kering, kemudian

dibagi menjadi 3 dusun, 3 RW dan 10 RT (BPS Kecamatan

Kebonagung, 2019).

b. Kondisi Penduduk

Tahun 2018, jumlah penduduk Desa Prigi sebesar 2.144 jiwa

dengan kepadatan penduduk mencapai 1.085 jiwa/ . Penduduk

Desa Prigi menurut jenis kelamin terdiri atas, 1.048 laki-laki dan

1.096 perempuan dengan angka Sex Ratio sebesar 95,62%.

Pemeluk agama islam di Desa Prigi sebanyak, 2.070 jiwa dan 5

jiwa yang memeluk agama kristen protestan (BPS Kecamatan

Kebonagung, 2019).

c. Kondisi Fasilitas Publik

1) Fasilitas Pendidikan

Tahun 2018, di Desa Prigi terdapat 1 unit TK dan 2 unit

sekolah dasar (BPS Kecamatan Kebonagung, 2019).

2) Fasilitas Ibadah

Tahun 2018, di Desa Prigi terdapat 8 unit mushola dan 2 unit

masjid (BPS Kecamatan Kebonagung, 2019).


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3) Fasilitas Kesehatan

Tahun 2018, di Desa Prigi terdapat 1 unit poliklinik (BPS

Kecamatan Kebonagung, 2019).

B. Uji Validitas dan Reliabilitas

Berikut pengujian validitas dan reliabilitas terhadap hasil data kuseioner

yang didapatkan:

1. Uji Validitas

Uji Validitas digunakan untuk mengetahui apakah data kuesioner

dikatakan valid atau tidak yaitu dengan menggunakan Corrected Item

Total Correlation. Kuesioner dianggap layak dan disebut valid apabila,

nilai r hitung yang dinyatakan dalam nilai Corrected Item Total

Correlation > r tabel. Hasil dari pengujian yaitu semua pertanyaan

variabel penelitian dalam kuesinoer dikatakan valid karena masing

masing memiliki nilai Corrected Item Total Correlation > r tabel

0,1630, berikut data lengkap hasil uji validitas masing masing variabel

penelitian dalam Tabel 4.20.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.20
Hasil Uji Validitas

Varibel R hitung R tabel Keterangan


Nilai Tukar Petani 0,886 0,1630 Valid
Produksi 0,932 0,1630 Valid
Usia Petani 0,293 0,1630 Valid
Jumlah Tanggungan
0,196 0,1630 Valid
Keluarga
Tingkat Pendidikan 0,241 0,1630 Valid
Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2020

2. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas digunakan untuk melihat konsistensi data atau

reliabilitas suatu data yaitu dengan menggunakan One Shot atau data

dikatakan memiliki konsistensi baik apabila nilai Cronbach Alpha (a)

> 0,6. Hasil dari pengujiana adalah nilai Cronbach Alpha (a) yaitu

0,727 > 0,6, maka disimpulkan bahwa data pada kuesioner dikatakan

reliabel dan memiliki konsistensi yang baik.

C. Karakteristik Responden

Responden penelitian ini yaitu petani padi di Desa Werdoyo dan Desa

Prigi, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Demak dengan jumlah 103

petani. Berikut dijelaskan secara rinci karakteristik responden:

1. Jumlah Responden Berdasarkan Usia

Usia rata-rata responden adalah 51 tahun. Responden dengan usia

termuda yaitu 33 tahun, sedangkan responden dengan usia tertua

adalah 75 tahun. Mayoritas responden adalah berusia 47-52 sebanyak

34 jiwa (29,03%), sedangkan sebagian kecil responden berusia 65-70


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

sebanyak 5 jiwa (4,03%). Berikut data lengkap jumlah responden

berdasarkan usia dalam Tabel 4.21.

Tabel 4.21.
Jumlah Responden Menurut Rentang Usia

Jumlah Responden
Rentang Usia (Tahun)
Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
30-40 14 14,51
41-46 17 17,74
47-52 34 29,03
53-58 18 18,54
59-64 10 11,29
65-70 5 4,03
>70 6 4,80
Jumlah 103 100,00
Sumber : Data Primer Tahun 2020

2. Jumlah Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga

Rata-rata jumlah tanggungan keluarga responden yaitu 3 jiwa.

Jumlah tanggungan keluarga terkecil yaitu 1 jiwa, sedangkan jumlah

tanggungan keluarga terbesar adalah 6 jiwa. Mayoritas responden

memiliki jumlah tanggungan keluarga 2 jiwa mencapai 33 jiwa

(35,48%), sedangkan sebagian kecil responden memiliki jumlah

tanggungan keluarga 6 orang yaitu hanya 1 jiwa (0,80%). Berikut data

lengkap jumlah responden menurut jumlah tanggungan keluarga dalam

Tabel 4.22.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.22
Jumlah Responden Menurut Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah Tanggungan Jumlah Responden


Keluarga (Jiwa) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 24 23,38
2 33 35,48
3 15 14,51
4 20 19,35
5 7 6,40
6 1 0,40
0 1 0,40
Jumlah 103 100,00
Sumber : Data Primer Tahun 2020

3. Jumlah Responden Berdasarakan Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan terendah responden adalah tamat SD,

sedangkan pendidikan tertinggi adalah tamat S1. Mayoritas responden

menyelesaikan pendidikan sampai tamat SD yaitu sebanyak 62 jiwa

(58,06%), sedangkan sebagian kecil responden menyelesaikan

pendidikan sampai tamat S1 sebesar 5 jiwa (4,03%). Berikut data

lengkap jumlah responden menurut tingkat pendidikan dalam Tabel

4.23.

Tabel 4.23
Jumlah Responden Menurut Tingkat Pendidikan

Jumlah Responden
Tingkat Pendidikan Persentase
Jumlah (Jiwa)
(%)
Tamat SD/Sederajat 62 58,06
Tamat SMP/Sederajat 22 22,58
Tamat SMA/SMK/Sederajat 14 15,32
Tamat S1/S2/S3 5 4,03
Jumlah 103 100,00
Sumber : Data Primer Tahun 2020
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4. Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah responden penelitian sebagian besar berjenis kelamin laki-

laki berjumlah 85 jiwa (83,41%), sedangkan responden berjenis

kelamin perempuan hanya berjumlah 18 jiwa (15,59%). Berikut data

lengkap jumlah responden menurut jenis kelamin dalam Tabel 4.24.

Tabel 4.24
Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin

Jumlah Responden
Jenis Kelamin Persentase
Jumlah (Jiwa)
(%)
Perempuan 18 15,59
Laki-Laki 85 83,41
Jumlah 103 100,00
Sumber : Data Primer Tahun 2020

D. Diskripsi Variabel Penelitian

1. Luas Lahan

Rata-rata luas lahan seluruh responden mencapai 1,20 hektare.

Sebagian besar luas lahan responden lebih dari 1 hektare yaitu 41 jiwa

(37,90%), sedangkan sebagian kecil luas lahan responden di antara 0,5

hektare sampai 1 hektar yaitu 28 jiwa (26,61%). Berikut data lengkap

jumlah responden menurut luas lahan dalam Tabel 4.25.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.25
Jumlah Responden Menurut Luas Lahan

Jumlah Responden
Luas Lahan (Hektare)
Jiwa %
<0,5 34 35,48
0,5-1 28 26,61
>1 41 37,90
Jumlah 103 100,00
Sumber : Data Primer Tahun 2020

2. Produksi Padi

Rata-rata produksi padi yang dihasilkan responden sebesar 34,05

kuintal per musim tanam. Produksi terbesar yaitu 240 kuintal per

sekali musim tanam, sedangkan produksi padi terkecil hanya 7 kuintal

persekali musim tanam. Secara keseluruhan sebagian besar responden

dengan produksi kurang dari 50 kuintal yaitu mencapai 79 jiwa

(75,00%), sedangkan sebagian kecil responden dengan produksi padi

lebih dari 100 kuintal yaitu 5 jiwa (4,03%). Berikut data lengkap

jumlah responden menurut jumlah produksi padi (kuintal) dalam Tabel

4.26.

Tabel 4.26
Jumlah Responden Menurut Total Produksi Padi

Jumlah Responden
Produksi (Kuintal/Sekali Musim Tanam)
Jiwa %
<50 79 75,00
50 - 100 20 20,97
>100 5 4,03
Jumlah 103 100,00
Sumber : Data Primer Tahun 2020
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3. Nilai Tukar Petani

Nilai tukar petani merupakan pengukuran daya beli petani yang

menggambarkan tingkat kesejahteraan petani. Pengukuran nilai tukar

petani dengan menggunakan penerimaan rumah tangga petani dari

produk pertanian maupun dari luar pertanian, kemudian dibandingkan

dengan pengeluaran rumah tangga petani untuk usahatani maupun

untuk konsumsi pangan dan non pangan. Menurut Arifin, dkk. (2012)

nilai tukar petani dirumuskan sebagai berikut:

(4.1)

Keterangan :

Yt : Total penerimaan rumah tangga petani padi

Et : Total pengeluaran rumah tangga petani padi

Ypt : Total penerimaan dari usahatani

Ynpt : Total penerimaan dari luar usahatani

Ept : Total pengeluaran usahatani

Enpt : Total pengeluaran dari luar usahatani

a. Penerimaan Rumah Tangga Petani Padi

Total penerimaan rumah tangga petani berasal dari penerimaan

usahatani padi dan penerimaan lain dari luar usahatani.

1) Penerimaan Usahatani Per Sekali Musim Tanam

Penerimaan usahatani adalah hasil perkalian antara total

produksi padi per kuintal dengan harga jualnya. Rata-rata


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pendapatan usahatani responden mencapai Rp 15,47 juta/sekali

musim tanam. Pendapatan usahatani terbesar mencapai Rp 108

juta/sekali musim tanam, sedangkan pendapatan usahatani

terendah yaitu Rp 3,15 juta/sekali musim tanam. Berikut data

lengkap jumlah responden menurut pendapatan usahatani

dalam Tabel 4.27.

Tabel 4.27
Jumlah Responden Menurut Pendapatan Usahatani
Per Musim Tanam

Pendapatan Usaha Tani Jumlah Responden


(Rp/Sekali Musim Tanam) Jiwa %
3 juta -19,99 juta 74 73,38
20 juta - 36,99 juta 22 19,35
37 juta -53,99 juta 4 3,22
54 juta -70,99 juta 2 1,61
>71 juta 3 2,40
Jumlah 103 100,00
Sumber : Data Primer Tahun 2020

Berdasarkan tabel sebagaian besar responden menerima

pendapatan dari usahatani Rp 3 juta – Rp 19,99/sekali musim

tanam yaitu 74 jiwa (73,38%), sedangkan sebagian kecil

responden menerima pendapatan dari usahatani yaitu Rp 54

juta – Rp 70,99 juta/sekali musim tanam sebanyak 2 jiwa

(1,61%).

2) Penerimaan Luar Usahatani Per Bulan

Penerimaan rumah tangga petani yang lain berasal dari

penerimaan luar usahatani. Petani memerlukan tambahan

pendapatan dari luar sektor pertanian per bulan untuk


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Berikut data lengkap

penerimaan luar usahatani padi di Desa Werdoyo dan Prigi

Kecamatan Kebonagung dalam Tabel 4.28.

Tabel 4.28
Rata-Rata Penerimaan Luar Usahatani Padi
di Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Demak

Penerimaan Luar Usahatani Penerimaan (Rp/Bulan)

Maksimal 20 juta
Minimal 0
Rata-Rata 6,098 juta
Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2020

Berdasarkan tabel 4.27, penerimaan luar usahatani padi

rata-rata sejumlah Rp 6,08 juta/bulan. Penerimaan tersebut

diperoleh dari pekerjaan di luar usahatani, contohnya bekerja

sebagai buruh, tukang batu, tukang bangunan, swasta

(pedagang, UMKM dan sebagainya), PNS, pedagang

serabutan, perangkat desa, sewa traktor, giling padi, mandor,

penebas padi, supir dan kuli. Penerimaan luar usaha tani

tertinggi yaitu berjumlah Rp 20 juta/bulan. Penerimaan

tersebut didapat salah satu petani yang bekerja sebagai mandor

proyek bangunan dan penebas padi, selain itu penelitian juga

menjelaskan bahwa terdapat petani yang tidak memiliki

pekerjaan di luar usahatani, sehingga petani tidak mendapatkan

tambahan pemasukan hanya mengandalkan penerimaan dari

usahatani. Hal tersebut dikarenakan faktor usia petani yang

tidak mendukung untuk bekerja di luar sektor pertanian.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Sebagian besar pendapatan luar usaha tani yang diperoleh

responden adalah Rp 4 juta – Rp 7,99/bulan 61 jiwa (59,62%),

sedangkan sebagian kecil pendapatan luar usahatani yang

diperoleh adalah Rp 12 juta – Rp 15,99 juta/bulan 2 jiwa

(1,61%). Berikut data lengkap jumlah responden menurut

pendapatan luar usahatani dalam Tabel 4.29.

Tabel 4.29
Jumlah Responden Menurut Pendapatan Luar Usaha Tani

Pendapatan Luar Usahatani Jumlah Responden


(Rp/Bulan) Jiwa %
0- 3,99 juta 15 28,88
4 juta – 7,99 juta 61 59,62
8 juta - 11,99 juta 22 21,77
12juta - 15,99 juta 2 1,61
>16 juta 3 2,42
Jumlah 103 100
Sumber : Data Primer Tahun 2020

Sebagian besar responden memiliki pekerjaan di luar

usahatani yaitu di bidang swasta (pedagang serabutan,

karyawan swasta, pengusaha menengah kecil dan sebagainya)

sebanyak 27 jiwa (29,82%), sedangkan sebagian kecil

responden bekerja sebagai PNS yaitu sebanyak 1 jiwa (0,81%).

Berikut data lengkap jumlah responden menurut pekerjaan di

luar usahatani dalam Tabel 4.30.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.30
Jumlah Responden Menurut Pekerjaan di Luar Usahatani

Jumlah Responden
Pekerjaan
Jiwa %
Buruh 25 24,14
Swasta 27 29,82
Pedagang 14 14,51
PNS 1 0,81
Supir 9 7,25
Perangkat Desa 4 3,22
Tukang Kayu 4 3,23
Tukang Bangunan 6 4,84
Kuli 2 1,61
Tidak Bekerja 11 10,40
Jumlah 103 100
Sumber : Data Primer Tahun 2020

3) Total Penerimaan Per Sekali Musim Tanam

Total penerimaan didapatkan petani dari jumlah

penerimaan usahatani per sekali musim tanam dan penerimaan

luar usahatani per bulan. Berdasarkan data penerimaan

usahatani dan luar usahatani, maka berikut jumlah penerimaan

total rumah tangga petani dalam Tabel 4.31.

Tabel 4.31
Rata-Rata Total Penerimaan Rumah Tangga Petani Padi
di Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Demak

Rata-rata
Uraian
Rp %
Penerimaan Usahatani
16,54 juta 40,47
Padi/Sekali Musim Tanam
Penerimaan di Luar
Usahatani/Sekali Musim 24,32 juta 59,52
Tanam
Total Penerimaan 40,86 juta 100
Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2020
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Berdasarkan tabel 4.30, penerimaan rumah tangga petani

tertinggi berasal dari penerimaan di luar usahatani sebesar

24,32 juta/sekali musim tanam atau (59,52%), sedangkan

penerimaan usahatani padi hanya sebesar 16,54 juta/sekali

musim tanam atau (40,47%). Hal tersebut menunjukkan peran

besar sektor pertanian di Desa Wedoyo dan Prigi Kecamatan

Kebonagung Kabupaten Demak.

b. Pengeluaran Rumah Tangga Petani Padi

Pengeluaran rumah tangga petani merupakan total biaya yang

dikeluarkan petani guna memenuhi kebutuhan rumah tangga

petani. Pengeluaran rumah tangga petani meliputi biaya input

usahatani padi dan biaya kebutuhan pangan dan non pangan.

1) Pengeluaran Usahatani Per Sekali Musim Tanam

Pengeluaran usahatani adalah pengeluaran yang

dikeluarkan petani untuk pelaksanaan usahatani contohnya,

biaya untuk menanam, merawat dan memanen tanaman padi

per sekali musim tanam. Biaya input pertanian yang

dikeluarkan meliputi biaya pembelian bibit, pupuk, obat hama,

pestisida, sewa traktor, sewa tenaga kerja, biaya panen dan

sebagainya. Rata-rata pengeluaran usahatani responden per

sekali musim tanam adalah Rp 8,81. Pengeluaran usahatani

terbesar responden sebesar Rp 51,49 juta/sekali musim tanam,

sedangkan pengeluaran usahatani terendah responden adalah


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Rp 1,36 juta/sekali musim tanam. Sebagian besar pengeluaran

usahatani responden antara Rp 1 juta – Rp 4,99 juta/sekali

musim tanam sebanyak 48 jiwa (49,15%), sedangkan sebagian

kecil pengeluaran usahatani responden lebih dari Rp 20

juta/sekali musim tanam sebanyak 5 jiwa (4,34%). Berikut data

lengkap jumlah responden menurut pengeluaran usahatani per

sekali musim tanam dalam Tabel 4.32.

Tabel 4.32
Jumlah Responden Menurut Pengeluaran Usahatani
Per Sekali Musim Tanam

Pengeluaran Usaha Tani Jumlah Responden


(Rp/Sekali Musim Tanam) Jiwa %
1 juta – 4,99 juta 48 49,15
5 juta – 9,99 juta 26 23,34
10 juta – 14,99 juta 19 16,13
15 juta-19,99 7 7,26
>20 juta 5 4,34
Jumlah 103 100,00
Sumber : Data Primer Tahun 2020

2) Pengeluaran Luar Usahatani

Pengeluaran luar usahatani dibedakan menjadi dua yaitu

pengeluaran pangan dan non pangan rumah tangga petani.

a) Pengeluaran Pangan Petani Per Sekali Musim Tanam

Pengeluaran pangan rumah tangga petani merupakan biaya

pemenuhan kebutuhan pangan sehari hari meliputi ikan,

daging, teh, kopi, gula telur, mie instan, rokok dan

sebagainya. Rata-rata pengeluaran pangan per sekali

musim tanam responden adalah Rp 5,86 juta. Pengeluaran


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pangan terbanyak responden adalah Rp 10,39 juta/sekali

musim tanam, sedangkan pengeluaran pangan terkecil

responden adalah Rp 2,14 juta/sekali musim tanam.

Sebagian besar pengeluaran pangan responden per sekali

musim tanam adalah Rp 4 juta – Rp 5,99 juta sebanyak 46

jiwa (37,09%), sedangkan sebagian kecil pengeluaran

pangan responden per sekali musim tanam adalah Rp 2

juta – Rp 3,99 juta sebanyak 20 jiwa (16,14%). Berikut

data lengkap jumlah responden menurut pengeluaran

pangan per sekali musim tanam dalam Tabel 4.33.

Tabel 4.33
Jumlah Responden Menurut Pengeluaran Pangan
Per Sekali Musim Tanam

Pengeluaran Pangan Jumlah Responden


(Rp/Sekali Musim
Tanam) Jiwa %
2 juta – 3,99 juta 20 16,14
4 juta – 5,99 juta 46 37,09
6 juta – 7,99 juta 34 27,41
>8 juta 24 19,66
Jumlah 103 100,00
Sumber : Data Primer Tahun 2020

b) Pengeluaran Non Pangan Petani Per Sekali Musim Tanam

Biaya non pangan meliputi biaya listrik, perbaikan rumah,

bahan bakar minyak, pulsa, biaya pendidikan anak, biaya

kebutuhan rumah tangga (sabun, shampo, pakaian dan

sebagainya), biaya pelayanan jaminan kesehatan dan

sebagainya. Rata-rata pengeluaran non pangan responden


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

per sekali musim tanam adalah Rp 5,57 juta. Pengeluaran

non pangan responden terbesar adalah Rp 15,46 juta/sekali

musim tanam, sedangkan pengeluaran non pangan per

sekali musim tanam responden terkecil adalah Rp 2,70

juta. Sebagian besar pengeluaran pangan per sekali musim

tanam responden adalah Rp 4 juta – 5,99 juta sebanyak 45

jiwa (41,22%), sedangkan sebagian kecil pengeluaran non

pangan responden per sekali musim tanam adalah lebih

dari Rp 8 juta sebanyak 18 jiwa (14,51%). Berikut data

lengkap jumlah responden menurut pengeluaran pangan

per sekali musim tanam dalam Tabel 4.34.

Tabel 4.34
Jumlah Responden Menurut Pengeluaran Non Pangan
Per Sekali Musim Tanam

Pengeluaran Non Pangan Jumlah Responden


(Rp/Sekali Musim Tanam) Jiwa %
2 juta – 3,99 juta 20 21,83
4 juta – 5,99 juta 45 41,22
6 juta – 7,99 juta 25 22,55
>8 juta 18 14,51
Jumlah 103 100,00
Sumber : Data Primer Tahun 2020

c) Total Pengeluaran Petani Per Sekali Musim Tanam

Total pengeluaran petani adalah jumlah pengeluaran

petani baik dari pengeluaran usahatani, maupun luar

usahatani yang meliputi, pengeluaran pangan dan non

pangan untuk sekali musim tanam. Rata-rata total

pengeluaran rumah tangga petani di Desa Werdoyo dan


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Prigi Kecamatan Kebonagung sebesar Rp 19,89 juta per

sekali musim tanam. Pengeluaran tertinggi dikeluarkan

untuk pengeluaran usahatani yaitu Rp 8,19 juta/sekali

musim tanam (40,56%), sedangkan pengeluaran terendah

dikeluarkan untuk biaya non pangan sebesar Rp 5,82

juta/sekali musim tanam (29,73%). Berikut data lengkap

rata-rata pengeluaran rumah tangga petani padi di

Kecamatan Kebonagung dalam Tabel 4.35.

Tabel 4.35
Rata-Rata Pengeluaran Rumah Tangga Petani Padi
di Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Demak

Pengeluaran Rata-
Persentase
No Uraian Rata (Rp/Sekali
(%)
Musim Tanam)
1 Pengeluaran Usahatani 8,19 juta 40,56
Pengeluaran Luar
2
Usahatani
A. Pangan 5,88 juta 29,84
B. Non Pangan 5,82 juta 29,73
Total Pengeluaran 19,89 juta 100
Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2020

3) Nilai Tukar Petani Padi

Nilai Tukar Petani (NTP) untuk menggambarkan tingkat

kesejahteraan petani. Apabila NTP semakin tinggi maka petani

semakin sejahtera. Indikator NTP dijelaskan jika lebih dari

100, maka petani dapat dikatakan sejahtera, tetapi sebaliknya

apabila NTP kurang dari 100, maka petani dikatakan tidak

sejahtera. Berikut perhitungan rata-rata Nilai Tukar Petani padi


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

responden di Kabupaten Demak dengan sampel Desa Werdoyo

dan Desa Prigi, Kecamatan Kebonagung:

NTP (4.2)

= × 100%

= × 100%

= 113,67%

Hasil analisis di atas menunjukan nilai tukar petani padi di

Kabupaten Demak adalah 113,67% yang menggambarkan

petani memperoleh surplus. Hal tersebut dikarenakan

pengeluaran rumah tangga petani lebih rendah dibandingkan

dengan penerimaan rumah tangga petani, sehingga dapat

disimpulkan bahwa petani padi di Kabupaten Demak dalam

kondisi sejahtera.

Rata-rata nilai tukar petani padi Kabupaten Demak

adalah 113,67% , nilai tukar petani paling tinggi sebesar

186,66% dan nilai tukar petani terendah yaitu 51,33%. Berikut

secara lengkap distribusi frekusensi nilai tukar petani

Kabupaten Demak 2020 dalam Tabel 4.36.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.36
Distribusi Frekuensi Nilai Tukar Petani Kabupaten Demak
Tahun 2020

Interval (%) Frekuensi (Jiwa) Persentase (%)


50-70 13 12,62
71-91 16 15,53
92-112 28 27,18
113-133 20 19,41
134-154 14 13,59
155-175 11 10,67
176-196 1 0,97
Jumlah 103 100
Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2020

Menurut tabel 3.5 mayoritas nilai tukar petani berada dalam

interval 92-112 % yaitu sebanyak 28 jiwa atau (27,18),

sedangkan nilai tukar petani paling kecil berada dalam interval

176-196% yaitu 1 jiwa atau (0,97).

E. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda dan Pembahasan

1. Hasil analsis regresi

Berikut hasil olah data regresi linier berganda dengan menggunakan

program SPSS 16 dalam Tabel 4.37.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.37
Hasil Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar Petani Padi

Nama Koefisien Standar t Probabilitas


Notasi
Variabel Regresi Eror Statistik (t Statistik)

Konstanta C 103,359 9,908 10,456 0,000


Usia Petani UP -0,092 0,179 -0,516 0,607
Produksi PRO 0,643 1,425 11,461 0,000
Jumlah
Tanggungan JT -5,750 0,056 -4,036 0,000
Keluarga
Tingkat
Pendidikan DTP -5,452 4,034 -1,351 0,180
Petani
R
R-Squared 0,586
Adjusted R-Square 0,569
Standar. Error Of The
14,79482
Estimate
F Statistik 34,041
Probabilitas (F
Statistik)
Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2020

Setelah dilakukan analisis regresi dengan menggunakan SPPS

didapatkan model persamaan regresi berikut ini:

NTP = 103,356 + 0,643 PRO - 0,092 UP – 5,750 JT – 5,452 DTP (4.3)

a. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas

Uji Normailitas digunakan untuk mengetahui masalah

normalitas yaitu dengan melihat hasil Uji Kolmogorov-Smirnov.

Apabila nilai asymp. Sig (2-tailed) > dari 0,05, maka tidak

terdapat masalah normalitas. Hasil dari pengujian didapat nilai

asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,897 (lebih besar dari) 0,05.


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Kesimpulan yang didapat yaitu tidak terdapat masalah

normalitas.

2) Uji Multikolinearitas

Untuk mengetahui masalah multikoliniearitas yaitu dengan

melihat nilai Tolerance dan nilai VIF dalam regresi. Apabila

nilai Tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10,00, maka didapat

kesimpulan bahwa tidak ada masalah multikoliniearitas, berikut

hasil uji multikolinearitas:

a) Produksi

Variabel produksi memiliki nilai Tolerance sebesar 0,890

(lebih besar dari 0,10), kemudian nilai VIF sebesar 1,124

(lebih kecil dari 10,00). Kesimpulan yang didapat adalah

tidak ada masalah multikolinearitas pada variabel

produksi.

b) Usia Petani

Variabel usia memiliki nilai Tolerance sebesar 0,880

(lebih besar dari 0,10), kemudian nilai VIF sebesar 1,137

(lebih kecil dari 10,00). Kesimpulan yang didapat adalah

tidak ada masalah multikolinearitas pada variabel usia.

c) Jumlah Tanggungan Keluarga

Variabel jumlah tanggungan keluarga memiliki nilai

Tolerance sebesar 0,943 (lebih besar dari 0,10), kemudian

nilai VIF sebesar 1,060 (lebih kecil dari 10,00).


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Kesimpulan yang didapat yaitu tidak ada masalah

multikolinearitas di dalam variabel jumlah tanggungan

keluarga.

d) Tingkat Pendidikan Petani

Variabel tingkat pendidikan memiliki nilai Tolerance

sebesar 0,872 (lebih besar dari 0,10), kemudian nilai VIF

sebesar 1,147 (lebih kecil dari 10,00). Kesimpulan yang

didapat yaitu tidak ada masalah multikolinearitas pada

variabel tingkat pendidikan petani.

Berikut data lengkap hasil analisis Uji Multikoliniearitas dalam

Tabel 4.38.

Tabel 4.38
Hasil Uji Multikoliniearitas

Nama Variabel Tolerance VIF

Produksi 0,890 1,124


Usia Petani 0,880 1,137
Jumlah Tanggungan Keluarga 0,943 1,060
Pendidikan 0,872 1,147
Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2020

3) Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui masalah

heteroskedastisitas yaitu melihat nilai signifikansi Uji Glejser.

Apabila nilai siginifikansi Uji Glejser > 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.

Berikut hasil Uji Heteroskedastisitas:


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a) Produksi

Variabel usia memiliki nilai signifikansi sebesar 0,441

(lebih besar dari 0,05). Kesimpulan yang didapat adalah

tidak ada masalah heteroskedastisitas pada variabel

produksi.

b) Usia Petani

Variabel usia memiliki nilai signifikansi sebesar 0,742

(lebih besar dari 0,05). Kesimpulan yang didapat adalah

tidak ada masalah heteroskedastisitas pada variabel usia.

c) Jumlah Tanggungan Keluarga

Variabel usia memiliki nilai signifikansi sebesar 0,064

(lebih besar dari 0,05). Kesimpulan yang didapat adalah

tidak ada masalah heteroskedastisitas pada variabel jumlah

tanggungan keluarga.

d) Tingkat Pendidikan Petani

Variabel tingkat pendidikan memiliki nilai signifikansi

sebesar 0,199 (lebih besar dari 0,05). Kesimpulan yang

didapat adalah tidak ada masalah heteroskedastisitas pada

variabel tingkat pendidikan petani.

Berikut data lengkap hasil analisis Uji Heteroskedastisitas dalam

Tabel 4.39
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.39
Hasil Analisis Uji Heteroskedastisitas

Nama Variabel Nilai Signifikansi

Produksi 0,441
Usia Petani 0,742
Jumlah Tanggungan Keluarga 0,064
Tingkat Pendidikan Petani 0,199
Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2020

4) Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi digunakan untuk mengetahui masalah

autokorelasi adalah menggunkan Uji Run Test. Apabila nilai

asymp. Sig (2-tailed) > dari 0,05, maka tidak terdapat masalah

autokorelasi. Nilai asymp. Sig (2-tailed) dalam regresi yaitu

0,920 (lebih besar dari) 0,05. Kesimpulan yang didapat adalah

tidak ada masalah autokorelasi.

b. Uji Statistik

1) Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh secara simultan

(bersama-sama) variabel independen terhadap variabel

dependen. Nilai F hitung sebesar 34,041, sedangkan nilai F tabel

yaitu 1,91 (F hitung 34,041 > F tabel 2,45), maka di tolak

dan diterima, sehingga kesimpulan yang didapat yaitu

variabel independen (usia petani, produksi, jumlah tanggungan

keluarga dan tingkat pendidikan petani) secara bersamaan


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (nilai tukar

petani).

2) Koefisien Detrminasi )

Koefisien determinasi digunakan untuk melihat besaran variasi

variabel independen menjelaskan dan menerangkan variabel

dependen. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,569. Kesimpulan

yang didapat adalah variasi variabel independen dalam

penelitian menerangkan dan menjelaskan variabel dependen

sebesar 56,9%, kemudian sisanya sebesar 44,1% dijelaskan oleh

variasi variabel di luar model.

3) Uji t

a) Produksi

Nilai t hitung produksi sebesar 11,461, kemudian nilai t

tabel sebesar 1,660888 (t hitung 11,461 > t tabel 1,29025),

maka diterima dan ditolak, sehingga didapat

kesimpulan bahwa variabel produksi secara individu

berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai tukar

petani.

b) Usia Petani

Nilai t hitung usia petani sebesar -0,516 (0,516), kemudian

nilai t tabel sebesar 1,660888 (t hitung 0,516 < t tabel 1,

29025), maka diterima dan ditolak, sehingga

didapat kesimpulan bahwa variabel usia petani secara


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

individu tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai tukar

petani.

c) Jumlah Tanggungan Keluarga

Nilai t hitung jumlah tanggungan keluarga sebesar -4,036

(4,036), dan nilai t tabel sebesar 1,660888 (t hitung 4,036

> t tabel 1,29025), maka diterima dan ditolak,

sehingga didapat kesimpulan bahwa variabel jumlah

tanggungan keluarga secara individu berpengaruh negatif

dan signifikan terhadap nilai tukar petani.

d) Tingkat Pendidikan

Nilai t hitung tingkat pendidikan sebesar -1,351 (1,351),

kemudian nilai t tabel sebesar 1,660888 (t hitung 1,351 < t

tabel 1,29025), maka diterima dan ditolak, sehingga

didapat kesimpulan bahwa variabel tingkat pendidikan

secara individu tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai

tukar petani.

Berikut data lengkap hasil analisis uji t dalam Tabel 4.40

Tabel 4.40
Hasil Analisis Uji t

Nama Variabel t hitung t tabel

Produksi 11,461 1,290


Usia Petani -0,516 1,290
Jumlah Tanggungan Keluarga -4,036 1,290
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tingkat Pendidikan Petani -1,351 1,290


Sumber : Tabel Analisis Regresi.

2. Pembahasan

a. Produksi Padi

Produksi padi berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai

tukar petani. Koefisien regresi variabel produksi adalah 0,643.

Ini berarti bahwa setiap kenaikan 1 kuintal produksi padi yang

dihasilkan petani, maka nilai tukar petani akan naik sebesar

0,643% dengan asumsi variabel lain dianggap tetap. Besarnya

produksi padi yang dihasilkan petani berpengaruh terhadap

tingkat pendapatan petani, semakin tinggi produksi padi yang

dihasilkan, maka semakin tinggi pendapatan yang diperoleh

petani, sehingga kesejahteraan petani meningkatkan

kesejahteraan petani. Hasil olahan data (tabel 4.29) menunjukan

produksi padi rata-rata responden mencapai 34,05 kuintal/sekali

musim tanam dan petani paling banyak menghasilkan produksi

padi pada skala <50 kuintal/sekali musim tanam, sedangkan

hasil dijual dengan harga Rp 4,5 juta per ton dalam sekali

musim tanam, kemudian rata-rata pendapatan petani dari hasil

produksi padi per sekali musim tanam mencapai Rp 15,47

juta/sekali musim tanam (tabel 4.33). Pendapatan tinggi yang

diperoleh petani dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan

petani dan membuat taraf kesejahteraan petani semakin


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

meningkat. Inilah mengapa produksi padi berpengaruh terhadap

nilai tukar petani. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

terdahulu Wahed (2015), Riyadh (2015), Fajri, dkk. (2016),

Mazwan, dkk. (2018), Kurniawan, dkk. (2018), yang

menyatakan bahwa variabel produksi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap nilai tukar petani.

b. Usia Petani

Usia petani tidak berpengaruh terhadap nilai tukar petani. Hasil

penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu Ademiluyi

(2014) yang menyatakan bahwa variabel usia petani

berpengaruh positif terhadap nilai tukar petani. Petani dengan

usia muda dianggap lebih sejahtera dari petani dengan usia tua,

karena memiliki fisik yang lebih bagus untuk menunjang

usahatani dan dapat bekerja dari luar sektor pertanian, sehingga

pendapatan yang diperoleh petani dengan usia muda lebih

maksimal. Hasil penelitian langsung di lapangan menunjukan

hal yang berbeda, bahwa usia petani tidak menjamin seorang

petani sejahtera, karena di desa banyak petani dengan usia yang

lebih tua memiliki pengalaman yang lebih untuk mengelola

usahatani mereka. Mayoritas petani berusia 47-52 tahun (tabel

4.30) petani dengan usia tersebut memiliki banyak pengalaman,

berani mengambil kebijakan sendiri, memiliki keahlian untuk

mengelola usahatani mereka dan memiliki pekerjaan luar


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

usahatani yang mapan, sedangkan jumlah petani dengan usia

termuda 30-40 tahun adalah hanya sebagian dari anak muda

yang bersedia mengelola usahatani dan pekerjaan luar usahatani

mereka kurang mapan contoh bekerja sebagai buruh tidak tetap

dikarenakan mayoritas anak muda lebih memilih bekerja di luar

sektor pertanian. Iniliah mengapa usia petani tidak berpengaruh

terhadap nilai tukar petani.

c. Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah tanggungan keluarga berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap nilai tukar petani. Koefisien regresi variabel jumlah

tanggungan keluarga sebesar -5,750. Berarti bahwa setiap

kenaikan jumlah tanggungan keluarga sebanyak 1 jiwa, maka

nilai tukar petani akan turun sebesar 5,750% dengan asumsi

variabel lain dianggap tetap. Semakin banyak jumlah

tanggungan keluarga petani, maka biaya kebutuhan hidup

sehari-hari seperti biaya pangan rumah tangga petani, biaya

pendidikan anak, biaya jaminan kesehatan dan sebagainya

semakin tinggi, sementara pendapatan dari usahatani hanya akan

habis untuk mencukupi kebutuhan sehari hari dan jarang anak

petani di Desa Werdoyo dan Prigi yang mau membantu bekerja

sebagai petani di desa dan memilih bekerja di kota maupun luar

negeri. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu

Ademiluyi (2014) yang menyatakan bahwa, variabel jumlah


library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

tanggungan keluarga berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap nilai tukar petani karena biaya tanggungan keluarga

lebih besar dari pendapatan usahatani yang diperoleh.

d. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai

tukar petani. Hasil tersebut berbeda dengan penelitian terdahulu

Ademiluyi (2014) yang menyatakan bahwa, variabel tingkat

pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai

tukar petani. Tingkat pendidikan petani merupakan modal

terpenting yang harus dimiliki petani untuk mengelola

usahatani. Hasil olah data pada (tabel 4.22) menunjukan bahwa,

mayoritas petani menyelesaikan pendidikan hanya sampai tamat

sekolah dasar yaitu (58,06%), namun pendidikan yang ditempuh

para petani bersifat kompleks dan tidak khusus mempelajari

tentang pertanian. Pengetahuan mengelola usahatani yang

dimiliki para petani bukan diperoleh dari pembelajaran

pendidikan secara formal, namun berasal dari warisan orang tua

terdahulu dan pengalaman mengelola usahatani. Inilah mengapa

tingkat pendidikan petani tidak berpengaruh terhadap nilai tukar

petani.

Anda mungkin juga menyukai