Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada masa sekarang ini pembangunan di segala bidang sedang giat-giatnya


dilaksanakan oleh pemerintah dan salah satunya adalah pembangunan di bidang
kesehatan masyarakat. Pembangunan kesehatan masyarakat perlu segera dilakukan
karena di Indonesia banyak terjadi masalah kesehatan baik di wilayah pedesaan
maupun perkotaan. Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya
kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan terciptanya
derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Kesehatan dalam hal ini diartikan
sebagai suatu kondisi yang bukan hanya bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan
tapi benar-benar merupakan kondisi yang positif yang dari kesejahteraan fisik,
mental dan sosial yang memungkinkan seseorang untuk hidup produktif .
Salah satu tindakan pemerintah di bidang pelayanan kesehatan masyarakat
dalam mendekatkan akses masyarakat adalah dengan memperbanyak jumlah
Puskesmas. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan
tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setingi-tingginya di wilayah kerjanya.
Puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan. Dalam kondisi tertentu, pada
satu kecamatan dapat didirikan lebih dari satu puskesmas. (Permenkes No 75 Tahun
2014 tentang Puskesmas).
Buku pedoman kerja Puskesmas (1992) menyebutkan bahwa sasaran
penduduk yang dilayani untuk sebuah Puskesmas rata-rata 30.000 penduduk. Hal
ini bisa diartikan bahwa pendirian sebuah Puskesmas idealnya ditempatkan pada
suatu wilayah yang jumlah penduduknya 30.000 jiwa atau kurang dari angka
tersebut. Khusus untuk kota besar dengan jumlah penduduk 1.000.000 atau
lebih,wilayah kerja Puskesmas bisa meliputi satu kelurahan.
Dalam menentukan pendirian serta wilayah kerja Puskesmas terdapat
pertimbangan-pertimbangan yaitu, jumlah dan kepadatan penduduk, luas daerah,
keadaan geografik dan keadaan infrastruktur lainnya. Luas wilayah yang masih
efektif untuk sebuah Puskesmas adalah suatu area dengan jari-jari 5 km, sedangkan
luas wilayah kerja yang dipandang optimal adalah area dengan jari-jari 3 km, jadi
jarak antar Puskesmas adalah 3 sampai 5 km.
Dalam rangka mengefektifkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
maka distribusi lokasi pusat-pusat pelayanan kesehatan hendaknya ditempatkan
pada lokasi yang tepat dengan mempertimbangkan organisasi keruangan. Hal ini
dimaksudkan agar lebih efisien dan merata penyebarannya dalamsuatu wilayah
sehingga dapat ditempuh dalam waktu sesingkat mungkin. Selain itu, dampak
pelayanan kepada masyarakat baru akan nampak apabila pelayanan kesehatan
tersebut merata dan dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dengan
karakteristik sosial ekonomi yang berbeda.

1
B. TUJUAN
1. Sebagai dokumen yang menggambarkan tentang analisis pendirian Puskesmas
Kersana.
2. Sebagai bahan untuk perencanaan pengembangan Puskesmas Kersana agar
memenuhi kriteria yang dipersyaratkan.

BAB II
ANALISIS SITUASI

A. Tinjauan Geografi
Kecamatan Kersana merupakan bagian dari Kabupaten Brebes. Puskesmas
Kersana yang berada di salah satu sarana pelayanan kesehatan milik Pemerintah
Kabupaten Brebes yang berada di wilayah Kecamatan Kersana. Wilayah kerja
Puskesmas Kersana terdiri dari 13 desa.

Puskesmas Kersana adalah Puskesmas Rawat Inap memiliki luas wilayah


25,23 km2 dan wilayah Puskesmas Kersana merupakan dataran rendah.

Wilayah Puskesmas Kersana mempunyai batasan – batasan sebagai berikut :

a. Bagian Utara : Wilayah Puskesmas Tanjung


b. Bagian Timur : Wilayah Puskesmas Ketanggungan
c. Bagian Selatan : Wilayah Puskesmas Banjarharjo
d. Bagian Barat : Wilayah Puskesmas Luwunggede

Transportasi dari Puskesmas Kersana ke seluruh desa dapat dijangkau dengan


kendaraan bermotor maupun mobil. Secara administrasi Puskesmas Kersana terdiri
dari 13 desa yaitu :

Tabel 1 : Wilayah Kerja Puskesmas Kersana


Luas Wilayah
No Desa RT RW
(Km²)
1 Kradenan 0,9 14 7
2 Sindangjaya 1,8 27 4
3 Pende 2,6 29 6
4 Kubangpari 2,1 35 6
5 Cikandang 2,3 25 7
6 Cigedog 2,1 42 7
7 Ciampel 1,9 25 4
8 Jagapura 2,7 43 7
9 Kersana 2,5 35 7
10 Kemukten 1,6 26 5
11 Kramatsampang 0,8 10 5
12 Limbangan 2,6 52 7

2
13 Sutamaja 1,4 21 5
Jumlah 25,3 384 77

B. Tinjauan Demografi

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kersana pada tahun 2017


tercatat sebanyak 52.166 jiwa dengan 29.349 orang penduduk laki-laki dan
29.678 orang penduduk perempuan (Tabel 2). Kepadatan penduduk di wilayah
kerja Puskesmas Kersana sebesar 1.013 jiwa/km², sangat berpengaruh terhadap
upaya pelayanan kesehatan yang dilakukan.

TABEL 2 : JUMLAH PENDUDUK TAHUN 2017

JUMLAH PENDUDUK
NO DESA
LAKI- JML
PEREMPUAN JUMLAH
LAKI KK

1. Kradenan 919 883 1.802 718

2. Sindangjaya 1.587 1.638 3.225 1.007

3. Pende 2.496 2.542 5.038 1.523

4. Kubangpari 2.716 2.657 5.373 1.598

5. Cikandang 3.046 3.011 6.057 1.609

6. Cigedog 2.921 2.931 5.852 1.525

7. Ciampel 1.445 1.540 2.985 1.051

8. Jagapura 3.702 3.655 7.357 2.097

9. Kersana 2.074 2.260 4.334 1.383

10. Kemukten 2.224 2.289 4.513 1.371

11. Kramatsampang 598 616 1.214 422

12. Limbangan 4.017 4.092 8.109 2.452

13. Sutamaja 1.604 1.564 3.168 958

JUMLAH 29.349 29.678 52.166 17.714

Sumber data : Kecamatan

3
BAB III

ANALISIS SARANA DAN BANGUNAN FISIK

A. Tinjauan Sarana dan Prasarana


Puskesmas Kersana berdiri diatas tanah milik pemerintah Kabupaten
Brebes dengan luas tanah sebesar 1.161 m² dengan kondisi gedung pelayanan
baru yang direhab total pada tahun 2016. Puskesmas Kersana saat ini memiliki
bangunan satu atap terdiri dua lantai yang memudahkan petugas dalam
memberikan pelayanan kepada pelanggan. Ditinjau dari persyaratan bangunan
sudah memenuhi standar keamanan dan kenyamanan serta perlindungan
keselamatan pengunjung (PMK no 75 tahun 2014).

Sarana pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Kersana


memiliki 9 PKD dan 4 Puskesmas Pembantu seperti pada tabel berikut:

Tabel 3 : Matriks evaluasi kondisi Puskesmas Kersana berdasarkan Permenkes no


75 tahun 2014

1. Persyaratan lokasi

No Standar Permenkes Kondisi Yang Ada Keterangan


1.1 Geografis
a. Tidak ditepi Ya -
lereng
b. Tidak didekat Ya -
kaki gunung
rawan longsor
c. Tidak di tepi Ya -
anak
sungai/sungai
atau badan air
yg mengikis
pondasi
d. Tidak diatas Ya -
/dekat jalur
patahan aktif
e. Tidak Ya -
didaerah
rawan
tsunami
f. Tidak Ya -
didaerah
rawan banjir
g. Tidak dalam Ya -
zona topan

h. Tidak Ya -
didaerah

4
No Standar Permenkes Kondisi Yang Ada Keterangan
rawan badai
1.2 Akses jalur Mudah dijangkau Terletak di Desa
transportasi umum oleh transportasi Ciampel
umum.
1.3 Kontur tanah Datar -
1.4 Fasilitas parkir Luasan 8 m x 12 m -
1.5 Fasilitas Keamanan Ada dan belum Pagar keliling ada
memadai dan belum terealisasi
pagar gerbang lipat
1.6 Ketersediaan fasilitas Tersedia dan belum Air bersih dengan
utilitas publik memadai PDAM, limbah
dikelola (tersedia
IPAL limbah medis)
maupun limbah
domestik di angkut
oleh DPU
1.7 Pengelolaan Tersedia Sudah bekerjasama
kesehatan lingkungan dengan pihak ketiga
untuk pengelolaan
sampah medis
1.8 Kondisi lainnya Tidak dibawah / Cukup Jelas
didaerah SUTT/
SUTET

2. Persyaratan Bangunan Puskesmas

a. Arsitektur bangunan
Tata Ruang
No Standar Permenkes Kondisi Yang Ada Keterangan
1 Rancangan tata ruang Sesuai tapi tidak
memperhatikan sesuai permenkes
fungsi sebagai
fasilitas kesehatan
2 Bangunan Sesuai tapi tidak
diselenggarakan sesuai permenkes
sesuai peruntukan
lokasi
3 Tata ruang Sesuai tapi tidak
puskesmas mengikuti sesuai permenkes
peraturan
tata ruang daerah
a. Nilai Sesuai
koefisien
bangunan
maksimal 60
%

5
b. Nilai Sesuai
koefisien
lantai
bangunan
maksimal 1,8
c. Nilai Tidak Sesuai
koefisien
daerah hijau
minimal 15 %
d. Garis Sesuai
sempadan
bangunan dan
garis
sempadan
pagar

1.1.1 Desain
No Standar Permenkes Kondisi Yang Ada Keterangan
1 Tata letak ruang pelayanan Tidak sesuai
pada bangunan puskesmas
memperhatikan zona
puskesmas sebagai
bangunan fasilitas
kesehatan
2 Tata letak diatur dengan Tidak sesuai
memperhatikan zona
infeksius dan zona non
infeksius
3 Zona berdasarkan privasi Tidak Sesuai
kegiatan
a.Area Publik Tidak Sesuai
b.Area semi publik Tidak Sesuai
c.Ruang privat Tidak Sesuai
4 Zone berdasarkan Tidak Sesuai
pelayanan
5 Pencahayaan dan Tidak Sesuai
penghawaan yang aman
dan nyaman bagi semua
bagian bangunan

6 Tersedianya fasilitas Tersedia


pendingin untuk
menyimpan obat obat
khusus dengan suplai listrik
yang tidak boleh terputus
7 Lebar koridor dengan Sesuai
standar 2,4 meter dan tinggi

6
No Standar Permenkes Kondisi Yang Ada Keterangan
2,8 meter
Dan bila ada perbedaan
ketinggian permukaan
pijakan dibuat ram dengan
kemiringan 7o

3. Persyaratan Ruangan

No Standar Permenkes Kondisi Yang Ada Keterangan


1 Ruang Administrasi Ada dan memadai
Kantor
2 Ruang Kepala Ada dan memadai
puskesmas
3 Ruang Rapat Ada dan kurang Kurang luas
memadai
4 Ruang Pendaftaran Ada dan kurang Kurang luas
dan Rekam medis memadai
5 Ruang Tunggu Ada tapi kurang Kurang luas
memadai
6 Ruang Tindakan Ada Terlalu sempit
Kegawat daruratan
7 Ruang Pemerikasaan Ada tapi kurang Terlalu sempit
Umum memadai
8 Ruang KIA /KB dan Ada tapi kurang Terlalu sempit
Imunisasi memadai sehingga
menyulitkan petugas
untuk melakukan
tindakan
9 Ruang Kesehatan Ada tapi kurang
Gigi dan Mulut memadai
10 Ruang ASI Ada
11 Ruang Promosi Ada
kesehatan
12 Ruang Farmasi Ada dan kurang
memadai
13 Ruang persalinan Ada Belum memadai
14 Ruang rawat pasca Ada Belum memadai
salin
15 Laboratorium Ada tapi kurang Terlalu sempit
memadai
16 Ruang Fisioterapi Belum ada
17 Ruang Sterilisasi Ada
18 Ruang Ada Tidak memenuhi
penyelenggaraan syarat
makanan
19 Km/ wc pasien Ada tidak memadai Belum terpisah

7
No Standar Permenkes Kondisi Yang Ada Keterangan
antara wc laki laki
dan wc perempuan
20 Km / wc untuk Ada
persalinan
21 Km/ wc untuk Ada tapi kurang Tidak dipisahkan
petugas memadai antara wc laki laki
dan wc perempuan
22 Gudang umum Ada tapi kurang
memadai
23 Rumah tenaga Belum ada
kesehatan
24 Parkir roda 2 dan Ada tapi kurang
roda 4 serta dan memadai
kendaraan puskesmas
keliling

4. Persyaratan komponen bangunan

No Standar Permenkes Kondisi Yang Keterangan


Ada
4.1 Atap
a. Kekuatan atap tahan Ya memadai
terhadap bencana , tidak
bocor ,tahan lama dan
tidak menjadi perindukan
vektor
b. Material tidak korosif Ya memadai
dan tidak mudah terbakar
4.2 Langit langit

a. Langit langit harus kuat, Ya memadai


berwarna terang, mudah
dibersihkan,tanpa profil,
tanpa sambungan
b. Ketinggian minimal 2,8 Ya memadai
m dari lantai
4.3 Dinding
a. Material dinding harus Ya memadai
keras, rata, tidak
berpori,tidak
menyebabkan silau,
kedap air, mudah
dibersihkan
b. Dinding km/wc kedap air Ya memadai
dan dilapisi keramik
setinggi 150 cm

8
No Standar Permenkes Kondisi Yang Keterangan
Ada
c. Dinding laboratorium Ya memadai
harus tahan bahan kimia
tidak berpori dan mudah
dibersihkan
4.4 Lantai harus kuat, tahan air, Ada
tidak licin, berwarna terang dan
mudah dibersihkan
4.5 Pintu dan jendela
a. Lebar pintu utama dan Ada
ruang gawat darurat
minimal 120 cm agar
dapat dilalui brankar,
pintu yg bukan akses
brankar lebar bukaan 90
cm dan terbuka keluar
b. Pintu km/wc penyandang Ada
disabilitas lebar bukaan
90 cm dan terbuka keluar
c. Material pintu km/ wc Ya mamadai
harus kedap air
4.6 Kamar mandi (KM )/ wc
a. Memiliki ruang gerak Ya memadai
yang cukup untuk masuk
dan keluar pengguna
b. Lantai terbuat dari bahan Ya memadai
yang tidak licin dan air
buangan tidak boleh
menggenang
c. Pintu harus mudah Ya memadai
dibuka dan ditutup
d. Kunci dipilih sedemikian Ya memadai
rupa agar mudah dibuka
pada kondisi darurat
e. Pemilihan kloset Ya memadai
disesuaikan dengan
kebutuhan dan kebiasaan
pengguna
f. Minimal disediakan satu Belum ada
kamar mandi khusus
penyandang disabilitas
4.7 Aksesabilitas penyandang
disabilitas dan lansia
a. Umum Ya memadai
Puskesmas menyediakan
fasilitas dan aksesabilitas

9
No Standar Permenkes Kondisi Yang Keterangan
Ada
demi terwujudnya
kemudahan,kenyamanan
dan keamanan
b. Persyaratan teknis yang Belum memadai
meliputi KM/WC,
tempat parkir, telepon
umum, jalur pemandu,
rambu dan marka,
tangga, pintu,ram.

5. Persyaratan prasarana puskesmas

No Standar Permenkes Kondisi Yang Keterangan


Ada
5.1 Sistem penghawaan (ventilasi)
5.1.1 Ventilasi merupakan Ya memadai
proses mensuplai udara segar
kedalam gedung yang bertujuan
menghilangkan gas yang tidak
menyenangkan,menghilangkan
uap air berlebih untuk
kenyamanan termal
5.1.2 Ventilasi ruangan dapat Ya memadai
berupa ventilasi alami atau
mekanis, ventilasi alami tidak
boleh kurang dari 15% dari luas
lantai ruangan yang
membutuhkan ventilasi
5.1.3 Besaran pertukaran udara Belum memadai
di berbagai fungsi ruangan untuk KM/WC
adalah 12 kali pertukaran per
jam dan 10 kali pertukaran udara
per jam untuk KM/WC
5.1.4 Penghawaan dalam Ya memadai
ruangan perlu memperhatikan 3
elemen dasar 1) Jumlah udara
berkualitas baik yang masuk
raungan dalam waktu tertentu 2)
arah aliran udara yg seharusnya
mengalir dari area bersih ke area
terkontaminasi serta distribusi
udara keluar dalam setiap
ruangan dialirkan secara efisien
3)setiap ruangan diupayakan
udara bergerak dan terjadi

10
No Standar Permenkes Kondisi Yang Keterangan
Ada
pertukaran udara
5.1.5 pemilihan sistem ventilasi Ya memadai
alami dan mekanik atau
campuran dengan
memperhatikan kondisi lokal
seperti struktur bangunan, cuaca,
biaya dan kualitas udara luar
5.2 Sistem Pencahayaan
5.2.1 Bangunan puskesmas Ya memadai
harus mempunyai sistem
pencahayaan alami dan/ buatan
5.2.2 Pencahayaan harus Ya memadai
terdistribusi merata disetiap
ruang
5.2.3 Lampu lampu yang
digunakan diupayakan jenis
yang hemat energi
5.3 Sistem Sanitasi
5.3.1 Sistem air bersih
5.3.1.1Sistem air bersih Ya memadai
harus direncanakan dan
dipasang dengan
mempertimbangkan sumber
air bersih dan sistem
pengalirannya

11
BAB IV

ANALISIS RASIO JUMLAH PENDUDUK DAN KETERSEDIAAN TENAGA


FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kersana pada tahun 2017 tercatat
sebanyak 52.166 jiwa dengan 29.678 orang penduduk laki-laki dan 29.349 orang
penduduk perempuan (Tabel 2). Kepadatan penduduk di wilayah kerja Puskesmas
Kersana sebesar 1.013 jiwa/km², sangat berpengaruh terhadap upaya pelayanan
kesehatan yang dilakukan.

JUMLAH PENDUDUK TAHUN 2017

JUMLAH PENDUDUK
NO DESA
LAKI- JML
PEREMPUAN JUMLAH
LAKI KK

1. Kradenan 919 883 1.802 718

2. Sindangjaya 1.587 1.638 3.225 1.007

3. Pende 2.496 2.542 5.038 1.523

4. Kubangpari 2.716 2.657 5.373 1.598

5. Cikandang 3.046 3.011 6.057 1.609

6. Cigedog 2.921 2.931 5.852 1.525

7. Ciampel 1.445 1.540 2.985 1.051

8. Jagapura 3.702 3.655 7.357 2.097

9. Kersana 2.074 2.260 4.334 1.383

10. Kemukten 2.224 2.289 4.513 1.371

11. Kramatsampang 598 616 1.214 422

12. Limbangan 4.017 4.092 8.109 2.452

13. Sutamaja 1.604 1.564 3.168 958

JUMLAH 29.349 29.678 52.166 17.714

Sumber data : Kecamatan

12
JUMLAH
JUMLAH FASILITAS
SEKOLAH PELAYANAN
JARAK JMH KESEHATAN
NO DESA
KE PKM KK
S S P B
T DR
SD M M K P
K SWASTA
P A D S

1 Kradenan 3 718 2 1 1

2 Sindangjaya 5 1.007 1 2 1

3 Pende 4 1.523 1 4 1 1

4 Kubangpari 2 1.598 2 2 1 1

5 Cikandang 1 1.609 1 4 1

6 Cigedog 1 1.525 2 5 1 1 1

7 Ciampel 0 1.051 1 2 1 1 1 2

8 Jagapura 2 2.097 2 5 1 1 1 1

9 Kersana 1 1.383 1 3 1

10 Kemukten 3 1.371 1 3 1

11 Kramatsampang 4 422 0 1 1

12 Limbangan 4 2.452 1 5 1

13 Sutamaja 5 958 1 3 1 1

JUMLAH 17.714 16 40 5 5 9 6

Tenaga kesehatan menurut Permenkes No 75 Tahun 2014 tentang


Puskesmas adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan dan atau ketrampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan
upaya kesehatan. Kebutuhan SDM kesehatan pada dasarnya dapat ditentukan
berdasarkan:
1 Kebutuhan epidemiologi penyakit utama masyarakat.
2. Permintaan (demand) akibat beban pelayanan kesehatan.
3. Sarana upaya kesehatan yang ditetapkan.

13
4. Standar atau rasio terhadap nilai tertentu.
Determinan lain yang berpengaruh dalam perencanaan kebutuhan SDM adalah:
1. Perkembangan penduduk, baik jumlah, pola penyakit, daya beli, maupun
keadaan sosiobudaya dan keadaan darurat/bencana.
2. Pertumbuhan ekonomi.
3. Berbagai kebijakan di bidang pelayanan kesehatan. (Kepmenkes No. 81 Tahun
2004).
Salah satu metode penyusunan kebutuhan SDM kesehatan berdasarkan rasio
terhadap sesuatu nilai (Ratio Method). Langkah awal menentukan rasio dari tenaga
terhadap suatu nilai tertentu misalnya jumlah penduduk. Perkiraan kebutuhan
jumlah dari jenis tenaga kesehatan tertentu diperoleh dengan membagi nilai yang
diproyeksikan termasuk dengan rasio yang ditentukan. Rasio dokter terhadap
penduduk bervariasi dalam suatu daerah, mulai dari 1 : 5.000 sampai 1 : 2.500, atau
rata-rata 1 : 4.000. Bila proyeksi penduduk pada tahun target adalah satu juta
dengan rasio pada tahun target yang diinginkan sebesar 1 : 4.000, kebutuhan dokter
yang diperlukan adalah = 1.000.000 : 4.000 = 250 dokter Full Time Equivalent
(FTE).

Penghitungan kebutuhan tenaga kesehatan


Analisis data secara deskriptif menggunakan beberapa rumus berikut.
1. Analisis standar kebutuhan tenaga medis (dokter)
P
TM = ----- .................... (1)
Km
Keterangan :
TM = Kebutuhan tenaga medis
P = Penduduk daerah
Km = Konstanta medis (5.000)

2. Analisis standar kebutuhan tenaga keperawatan


P
TK = ----- .................... (2)
Kk
Keterangan :
TK = Kebutuhan tenaga keperawatan
P = Penduduk daerah
Kk = threshold (konstanta) keperawatan (1.250)

14
Hasil dan Pembahasan
1. Tenaga Medis
Tenaga medis adalah tenaga kesehatan yang meliputi dokter umum, dokter
spesialis, dan dokter gigi. Tenaga medis merupakan tenaga kesehatan yang sangat
vital perannya dalam pembangunan kesehatan. Mengingat pentingnya peran tenaga
medis dalam pelayanan kesehatan, maka tenaga medis sering dikaitkan dengan
threshold (jumlah penduduk) tertentu. Dokter yang merupakan tenaga kesehatan
vital, memiliki threshold 5.000. Artinya, untuk setiap 5.000 penduduk perlu
disediakan 1 orang dokter. Analisis ini sering digunakan sebagai dasar dalam
penentuan standar kebutuhan tenaga medis.
Per Desember 2017, Puskesmas Kersana memiliki 3 tenaga medis yaitu 3
dokter umum. Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kersana adalah
52.116 jiwa. Sementara standar kebutuhan tenaga medis berbasis threshold sebesar
10 orang. Artinya, ada selisih antara ketersediaan tenaga medis riil dengan standar
kebutuhan berjumlah 6 orang.
2. Tenaga Keperawatan
Tenaga keperawatan mencakup tenaga perawat dan bidan. Data bulan
Desember 2017 menunjukkan Puskesmas Kersana memiliki 17 orang tenaga
perawat dan 32 orang tenaga bidan (termasuk bidan desa). Secara keseluruhan,
Puskesmas Kersana pada tahun 2017 memiliki tenaga keperawatan 17 orang.
Sementara standar kebutuhan tenaga keperawatan berbasis threshold sebesar 15
orang (belum termasuk bidan desa). Artinya, tidak ada selisih antara ketersediaan
tenaga keperawatan riil dengan standar kebutuhan.
Berdasarkan analisis kebutuhan tenaga medis dengan metode threshold di
atas, sesuai dengan standar kebutuhan tenaga berdasarkan Permenkes No 75 Tahun
2014 tentang Puskesmas.
Terkait dengan tenaga kesehatan, langkah-langkah yang perlu dilakukan
oleh Puskesams Kersana adalah segera berupaya menambah tenaga medis dengan
mengusulkan ke dinas kesehatan agar pelayanan yang diberikan lebih optimal.
3. Tenaga Administrasi
Berdasarkan standar minimal tenaga administrasi di Puskesmas Pedesaan,
paling tidak memiliki tenaga administrasi 3 orang dan tenaga pekarya 2 orang.
Namun saat ini di Puskesmas Kersana terdapat 1 orang Kasubbag TU dan tenaga
administrasi nya 14 orang (Staf TU termasuk supir dan pramu kantor).

15
BAB V

KESIMPULAN

1. Berdasarkan beberapa analisis diatas maka pendirian Puskesmas Kersana dari


tinjauan jumlah penduduk, letak geografis sudah memenuhi persayaratan dalam arti
sebagai upaya untuk mendekatkan akses masyarakat guna mendapatkan pelayanan
kesehatan.
2. Berdasarkan analisis kondisi fisik bangunan memenuhi persyaratan dikarenakan
lahan puskesmas yang sangat sempit sehingga diperlukan relokasi bagi Puskesmas
Kersana sehingga sarana ruangan, lahan parkir, area hijau, jalur bagi pejalan kaki
dapat dipenuhi untuk meningkatkan kenyamanan, keamanan dan kemudahan
pelayanan yang diharapkaan kepuasan masyarakat akan bisa meningkat.
3. Untuk tinjauan kebutuhan tenaga juga masih kurang artinya belum semuanya
memenuhi persyaratan minimalnya baik tenaga dokter.
4. Untuk itu perlu diusulkan untuk relokasi dan pemenuhan tenaga serta sarana
prasarana pendukung yang kurang memenuhi syarat.

16

Anda mungkin juga menyukai