Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jawa Barat adalah salah satu provinsi dari Indonesia yang memiliki beragam
potensi objek dan daya tarik wisata. Hal tersebut dapat ditinjau dari tabel berikut:

Tabel 1.1 Data Potensi Objek dan Daya Tarik Wisata Di Provinsi Jawa Barat

Jumlah Tenaga
No Kabupaten/Kota Jenis Objek Wisata Jumlah Luas Kerja Total
Objek (Ha) Tenaga
Wisata Kerja

Alam Budaya Minat Pria Wanita


Khusus

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Kabupaten Bogor 38 3 4 45 28,650.0 1,456 671 2,127

2 Kabupaten 38 7 6 51 32,520.0 138 51 189


Sukabumi
3 Kabupaten 12 4 1 17 4,955.1 306 124 430
Cianjur
4 Kabupaten 39 14 0 53 1,088.5 89 33 122
Bandung
5 Kabupaten Garut 28 5 6 39 1,129.9 453 33 486

6 Kabupaten 10 2 1 13 469.0 54 0 54
Tasikmalaya
7 Kabupaten Ciamis 11 6 6 23 1,139.5 62 3 65
8 Kabupaten 19 6 3 28 300.3 181 40 221
Kuningan
9 Kabupaten 6 4 10 79.7 66 66
Cirebon
10 Kabupaten 11 2 13 128.0 105 15 120
Majalengka

1
2

11 Kabupaten 14 7 8 29 232.3 299 63 362


Sumedang
12 Kabupaten 4 1 5 213.1 14 3 17
Indramayu
13 Kabupaten 31 11 25 67 2,934.5 740 134 874
Subang
14 Kabupaten 16 12 23 51 37,307.5 61 18 79
Purwakarta
15 Kabupaten 12 9 3 24 428.0 137 26 163
Karawang
16 Kabupaten Bekasi 4 3 3 10 1,423.0 6 4 10

17 Kabupaten 26 10 3 39 4,772.9 350 107 457


Bandung Barat
18 Kota Bogor 2 55 57 14.557.0 391 229 620
19 Kota Sukabumi 2 2 10.3 9 1 10

20 Kota Bandung 3 3 8 14 21.6 66 20 86


21 Kota Cirebon 1 8 1 10 47.3 106 12 118

22 Kota Bekasi

23 Kota Depok 6 6 10.0 1,091 17 1,108


24 Kota Cimahi 0 0.0 0

25 Kota Tasikmalaya 3 4 0 7 77.4 2 117

26 1 1 35 2 1 3

Jumlah 335 121 158 614 132,498.5 6,184 1,605 7,904

Sumber: Dispudpar Kab./Kota di Provinsi Jawa Barat, 2012

Menurut hasil data diatas bahwa jumlah objek wisata di Provinsi Jawa Barat
adalah jumlah total 614 objek, diantaranya: objek wisata alam jumlah total 335,
objek wisata budaya jumlah total 121 dan objek wisata minat khusus jumlah total
158 objek dengan total luas 132,498.5 Ha dan jumlah total tenaga kerja 7,904
orang.
3

Pada saat ini Provinsi Jawa Barat harus melakukan Pengembangan


Pariwisata supaya terjaga dan meningkatnya kualitas objek wisata yang- dimiliki.
Pengembangan pariwisata memiliki fungsi-fungsi, seperti yang dikemukakan oleh
Joyosuharto dalam Ibrahim (2009) bahwa pengembangan pariwisata memiliki tiga
fungsi, yaitu:

a. Menggalakan ekonomi
b. Memelihara kepribadian bangsa dan kelestarian fungsi dan mutu lingkungan
hidup
c. Memupuk rasa cinta tanah air dan bangsa.

Penerapan pengembangan pariwisata yang baik harus diterapkan


diberbagai wilayah kabupaten dan kota yang berada di Provinsi Jawa Barat,
seperti yang dikemukakan oleh Inskeep dalam Hidayat (2011) sebagai berikut:

1. Continous Incremental, and Flexible Approach, dimana perencanaan dilihat


sebagai proses yang akan terus berlangsung didasarkan pada kebutuhan
dengan memonitor feed back yang ada.
2. System Approach, dimana pariwisata dipandang sebagai hubungan sistem dan
perlu direncanakan seperti dengan tehnik analisa sistem.
3. Comprehensive Approach, berhubungan dengan pendekatan sistem diatas,
dimana semua aspek dari pengembangan pariwisata termasuk didalamnya
institusi elemen dan lingkungan serta implikasi sosial ekonomi, sebagai
pendekatan holistik.
4. Integrated Approach, berhubungan dengan pendekatan sistem dan
keseluruhan dimana pariwisata direncanakan dan dikembangkan sebagai
sistem dan keseluruhan dimana pariwisata direncanakan dan dikembangkan
sebagai sistem yang terintegrasi dalam seluruh rencana dan total bentuk
pengembangan pada area.
5. Environmental and sustainable development approach, pariwisata
direncanakan, dikembangkan, dan dimanajemeni dalam cara dimana sumber
daya alam dan budaya tidak mengalami penurunan kualitas dan diharapkan
4

tetap dapat lestari sehingga analisa daya dukung lingkungan perlu diterapkan
pada pendekatan ini.

Perencanaan atau pengembangan pariwisata tersebut harus diterapkan di


Jawa Barat khususnya di Kabupaten Garut yang sedang mengalami peningkatan
kunjungan wisatawan, Hal tersebut dapat dilihat dari tabel tentang kunjungan
wisatawan ke objek wisata pada tahun 2010 sampai tahun 2014 sebagai berikut:

Tabel 1. 2 Pertumbuhan Kunjungan Wisatawan Ke Objek Wisata


di Kabupaten Garut

Tahun Wisatawan Wisatawan Jumlah


Mancanegara Domestik (orang) Wisatawan
(orang) (orang)
2010 4.267 1.352.881 1.357.148
2011 4.308 1.421.388 1.425.696
2012 4.729 1.574.797 1.579.526
2013 6.487 1.789.879 1.796.366
2014 5.559 1.645.354 1.650.913
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Garut, 2015

Demi menjaga dan meningkatkan lagi jumlah kunjungan wisatawan ke


objek wisata di Kabupaten Garut, maka pengembangan pariwisata yang baik harus
diterapkan di Kabupaten Garut. Kunjungan wisatawan ke objek wisata alam dan
wisata budaya seperti:
Tabel 1. 3 Objek Wisata Budaya dan Wisata Alam di Kabupaten Garut

Wisata Alam Wisata Budaya


Pantai Pamempeuk Kampung Pulo
Kawah Derajat Situ Bagendit
Cipanas
Kawah Derajat
Talaga Bodas
5

Kampung Pulo
Kampoeng Bali
Sumber: Olahan Peneliti, 2017

yang berada di Kabupaten Garut, salah satunya bertujuan untuk mencari


kepuasan. Hal tersebut sama seperti pendapat Spillane dalam (Kalebos, 2016)
bahwa, “Pariwisata adalah kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan
mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki
kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, berziarah dan
lain-lain” (Hal.492). Kepuasan Wisatawan itu muncul karena Objek wisata
tersebut memiliki komponen pariwisata yang baik seperti yang dikemukakan oleh
Poerwanto dalam Kalebos (2016) bahwa, “Kualitas produk wisata merupakan
berbagai kesatuan yang terpisahkan antara kualitas dimensi yang satu dengan
lainnya yang berkaitan dengan kepuasan wisatawan” (hal.495). Disini yang bisa
mengembangkan kualitas produk wisata tersebut yaitu manusia, yang
dimaksudkan yaitu bahwa manusia atau pengelola wisata tersebut yang dapat
menciptakan atraksi yang menarik, fasilitas yang lengkap, infrastruktur yang
menunjang, transportasi yang lancar dan manusia atau pengelola wisata yang
ramah dan murah senyum. hal ini dapat akan mendukung terhadap kepuasan
wisatawan yang berkunjung, Poerwanto dalam (Kalebos, 2016).

Terlepas dari itu Wisata Budaya & Wisata Alam Graha Liman Kencana
(Kampoeng Bali) di Kabupaten Garut, menyatukan antara Wisata Alam dan
Wisata Budaya menjadi satu objek wisata yang cukup menarik. Wisata budaya
yang disuguhkan yaitu 1022 benda pusaka, termasuk jenis-jenis rumah adat di
Nusantara dan wisata alam seperti pohon maha body yang dipercaya oleh umat
hindu sebagai pohon suci, pohon aboe afrika, arung jeram dan pemandangan alam
sekitar yang dekat dengan sungai Cimanuk. Ditambah atraksi pendukung yaitu
seperti flying fox dan paint ball. Hasil dari observasi yang dilakukan penulis
bahwa Wisata Budaya & Wisata Alam Graha Liman Kencana (Kampoeng Bali)
masih memiliki kekurangan dalam komponen pariwisata 4A (Atraksi,
Aksesibilitas, Amenitas dan Ancillary). Seperti dari sisi Atraksi di Kampoeng Bali
6

masih kurangnya pengunjung yang datang ke museum wisata budaya,


aksesibilitas disana yang kurang menunjang tidak terlihat signboard, tidak tersedia
transportasi umum menuju objek wisata, dan kondisi jalan menuju Kampoeng
Bali kurang baik, Tidak hanya dilihat dari Aksesibilitas tetapi hasil observasi
amenitas disana masih kurang memadai, seperti untuk tempat makan hanya
memiliki satu kantin yang kecil, area parkir untuk bus tidak tersedia, keadaan
toilet pada saat hari biasa terlihat kotor, tempat pembuangan sampah kurang
banyak, dan tidak adanya papan tulisan tentang deskripsi benda pusaka.dari sisi
Ancillary disana masih belum berperan, terutama masyarakat sekitar yang masih
kurang berpartisipasi dengan objek wisata tersebut. Oleh karena itu disini penulis
mengambil judul “Gambaran Komponen Pariwisata 4A di Wisata Budaya &
Wisata Alam Graha Liman Kencana (Kampoeng Bali)”.

1.2 Identifikasi Masalah


1. Bagaimana kondisi Atraksi dari Wisata Budaya & Wisata Alam Graha Liman
Kencana (Kampoeng Bali)?
2. Bagaimana kondisi Aksesibilitas dari Wisata Budaya & Wisata Alam Graha
Liman Kencana (Kampoeng Bali)?
3. Bagaimana kondisi Amenitas dari Wisata Budaya & Wisata Alam Graha
Liman Kencana (Kampoeng Bali)?
4. Bagaimana kondisi Kelembagaan dari Wisata Budaya & Wisata Alam Graha
Liman Kencana (Kampoeng Bali)?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui kondisi Atraksi dari Wisata Budaya & Wisata Alam Graha
Liman Kencana (Kampoeng Bali).
2. Mengetahui kondisi Aksesibilitas dari Wisata Budaya & Wisata Alam Graha
Liman Kencana (Kampoeng Bali).
3. Mengetahui kondisi Amenitas dari Wisata Budaya & Wisata Alam Graha
Liman Kencana (Kampoeng Bali).
4. Mengetahui kondisi Kelembagaan dari Wisata Budaya & Wisata Alam Graha
Liman Kencana (Kampoeng Bali).
7

1.4 Manfaat Penelitian


1. Untuk mengetahui kekurangan dari Atraksi dari Wisata Budaya & Alam
Graha Liman Kencana (Kampoeng Bali) agar dapat ditambahkan kekurangan
tersebut.
2. Untuk mengetahui kekurangan dari aksesibilitas dari Wisata Budaya & Alam
Graha Liman Kencana (Kampoeng Bali) agar dapat ditambahkan kekurangan
tersebut.
3. Untuk mengetahui kekurangan dari Amenitas dari Wisata Budaya & Alam
Graha Liman Kencana (Kampoeng Bali) agar dapat ditambahkan kekurangan
tersebut.
4. Untuk mengetahui kekurangan dari kelembagaan dari Wisata Budaya & Alam
Graha Liman Kencana (Kampoeng Bali) agar dapat ditambahkan kekurangan
tersebut.

1.5 Ruang Lingkup Batasan Masalah


Penelitian ini Dilakukan sekitar bulan Juni - Oktober 2017 dengan melibatkan
Wisata Budaya & Alam Graha Liman Kencana (kampoeng Bali) sebagai objek
yang akan diteliti. Penelitian ini meliputi pengaruh Komponen Pariwisata 4a
Terhadap Kepuasan Wisatawan di Wisata Budaya & Alam Liman Kencana (
Kampoeng Bali)

1.6 Sistematika Pelaporan Tugas Akhir


Secara Garis Besar penulisan tugas akhir yang disusun ini memiliki lima bab
dan beberapa sub di dalamnya. Rincian dari setiap bab nya sebagai berikut:

Bab I berisi latar belakang peenelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian,


manfaat peneltian, ruang lingkup penelitian dan sistematika tugas akhir.

Bab II berisi Tinjauan Pustaka yang didalamnya terdapat teori-teori pendukung


dalam penelitian ini.

Bab III berisi mengenai metode penelitian yang merupakan barometer untuk
melakukan dan menyelsaikan penelitian ini.
8

Bab IV berisi mengenai pembahasan dan hasil dari penelitian yang dilakukan di
Wisata Budaya & Alam Graha Liman Kencana (Kampoeng Bali).

Bab V berisi mengenai kesimpulan dan saran terhadap semua yang telah diteliti

Anda mungkin juga menyukai