Anda di halaman 1dari 25

BAB III

DESKRIPSI WILAYAH

3.1 Kabupaten Pasuruan

3.1.1 Letak Geografis Kabupaten Pasuruan

Letak geografis wilayah Kabupaten Pasuruan terletak pada batas wilayah

yang telah ditetapkan pada Permendagri Nomor 47 Tahun 2007 tentang Batas

Daerah Kabupaten Pasuruan Dengan Kota Pasuruan serta lima Kabupaten dan selat

madura antara lain Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Malang, Kota Batu,

Kabupaten Mojokerto, dan Kabupaten Sidoarjo Provinsi Jawa Timur.

Kabupaten Pasuruan berada pada posisi yang sangat strategis sebagai jalur

utama perekonomian yang memberikan kontribusi dalam pengembangan ekonomi

dan membuka peluang bagi investasi di Kabupaten Pasuruan. Selain itu Kabupaten

Pasuruan memiliki luas wilayah sebesar 147.401,50 ha merupakan 3,13 persen dari

luas Provinsi Jawa Timur yang terdiri dari 24 Kecamatan, 24 Kelurahan, 341 Desa,

dan 1.694 Perdukuhan. Perbatasan Kabupaten Pasuruan sebelah utara berbatasan

dengan Kota Pasuruan, Selat Madura, dan Kabupaten Sidoarjo. Sebelah selatan

berbatasan dengan Kabupaten Malang, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten

Probolinggo. Dan di sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Mojokerto dan

Kabupaten Batu.

Selain letak geografis yang strategis wilayah Kabupaten Pasuruan memiliki

letak posisi 112° 35° 30° hingga 113° 06° 30° Bujur Timur dan 7° 32° 30° hingga

7° 57° 30° Lintang Selatan. Sebagaimana letak wilayah Kabupaten Pasuruan dapat

diproyeksikan pada gambar peta berikut:

68
Gambar 2.1 Letak dan batas wilayah Kabupaten Pasuruan

Sumber: RPJMD Kabupaten Pasuruan, 2018-2023

Pada umumnya keadaan iklim di wilayah Kabupaten Pasuruan beriklim

tropis basah yang dipengaruhi oleh hembusan angin muson barat dan angin muson

timur. Terjadinya musim hujan dipengaruhi oleh angin muson timur dan musim

kemarau dipengaruhi oleh angin muson barat. Musim hujan biasanya terjadi mulai

bulan November sampai bulan Mei. Sedangkan musim kemarau terjadi mulai bulan

Juni sampai dengan Bulan Oktober. Rata-rata temperatur berkisar antara 22⁰ C

sampai dengan 32⁰ C terjadi di Bulan Juli dan bulan Agustus. Umumnya bulan

April mencapai 32⁰C.

Kondisi topografis terkait erat dengan wilayah pesisir, ketinggian

perbukitan, dan pegunungan. Wilayah Kabupaten Pasuruan memiliki topografi

sekitar 0->1.000 di atas permukaan laut yang terdiri dari laut atau pesisir, dataran

rendah dan pegunungan. Wilayah Kabupaten Pasuruan sebelah utara berbatasan

dengan Selat Madura yang berpotensi di sektor perikanan khususnya pertambakan.

Wilayah tengah Kabupaten Pasuruan merupakan dataran rendah yang dapat

69
menunjang perkembangan dan kebutuhan perkotaan maupun pedesaan Kabupaten

Pasuruan yang berupa perkembangan permukiman, perkembangan industri,

perkembangan pariwisata dan sebagainya. Sedangkan wilayah Selatan Kabupaten

Pasuruan merupakan daerah pegunungan, yang saat ini telah ada beberapa kawasan

dengan penetapan antara lain membentang dari timur ke barat yaitu Taman

Nasional Bromo Tengger Semeru (TN-BTS) di Kecamatan Tosari,Tutur, Puspo;

Cagar Alam (CA) Gunung Baung di Kecamatan Purwodadi, Taman Hutan Raya

(TAHURA) R. Soerjo di Kecamatan Purwosari, Sukorejo sampai Prigen, termasuk

Pegunungan (Arjuna-Welirang-Penanggungan). Ada juga beberapa kawasan hutan

lainnya seperti CA Gunung Abang di Kecamatan Pasrepan dan Kejayan, dan

Taman Wisata Alam (TWA) Tretes.

3.1.2 Hidrologi Kabupaten Pasuruan

Kabupaten Pasuruan juga memiliki potensi air cukup besar baik berupa air

permukaan maupun air tanah, oleh karena itu disamping sistem aliran sungai di

Kabupaten Pasuruan terdapat juga danau atau waduk alami cukup besar dan

sejumlah mata air. Untuk kondisi hidrologi wilayah Kabupaten Pasuruan

digambarkan menjadi:

1. Air permukaan, dimana wilayah Kabupaten Pasuruan dialiri oleh enam

sungai besar yang bermuara langsung di Selat Madura antara lain adalah

Sungai Lawean, Sungai Gembong, Sungai Rejoso, Sungai Welang,

Sungai Masangan dan Sungai Kedunglarangan. Hal ini dapat dibuktikan

bahwa sungai terpanjang adalah Sungai Welang dengan panjang

mencapai 40,09 kilometer. Terdapat 15 sungai yang mengaliri daerah

Kabupaten Pasuruan dapat dilihat pada tabel berikut:

70
Tabel 2.1 Nama dan Panjang Sungai di Kabupaten Pasuruan
No Nama Sungai Panjang (km) Kedalaman
(m)

1 Sungai Pakelan 45,60 1,68

2 Sungai Welang 40,09 4,53

3 Sungai Lawean 30,71

4 Sungai Rondoningo 24,16 1,47

5 Sungai Pancarglagas 16,06 2,54

6 Sungai Rejoso 15,72 4

7 Sungai Petung 14,34 4,88

8 Sungai Kedunglarangan 13,99 4,8

9 Sungai Kramat 13,61 5,35

10 Sungai Pilang 9,82

11 Sungai Gembong 8,57 2,42

12 Sungai Kambeng 7,22

13 Sungai Raci 6,87

14 Sungai Gerongan 6,22

15 Sungai Masangan 5,95

Sumber: RPJMD Kabupaten Pasuruan, 2018-2023


2. Danau di wilayah Kabupaten Pasuruan terdapat di Kecamatan Grati yang

dikenal dengan nama Danau Ranu Grati merupakan sumber mata air.

3. Sumber Air di Kabupaten Pasuruan terbesar adalah Sumber Air Umbulan

yang terletak di Kecamatan Winongan dan Sumber Mata Air Banyu Biru

yang juga berada di Kecamatan Winongan.

71
3.1.3 Demografis Kabupaten Pasuruan

Berdasarkan aspek demografis jumlah penduduk Kabupaten Pasuruan

dalam periode tahun 2017-2019 mengalami peningkatan jumlah penduduk setiap

tahunnya yang relatif besar. Pada tahun 2017 mencapai 1.605.307, tahun 2018

meningkat dengan jumlah penduduk total 1.616.578, dan pada tahun 2019 telah

mencapai sekitar 1.627.396. Adapun jumlah penduduk dengan rincian per

Kecamatan ditunjukkan pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.2 Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Pasuruan Tahun


2017-2019
No Wilayah Kecamatan Jumlah Penduduk per Kecamatan (Jiwa)

2017 2018 2019

1 Purwodadi 68.764 69.158 69.530

2 Tutur 53.275 53.389 53.485

3 Puspo 27.947 28.035 28.116

4 Tosari 19.022 19.073 19.116

5 Lumbang 33.612 33.671 33.718

6 Pasrepan 51.872 52.056 52.222

7 Kejayan 65.225 65.503 65.760

8 Wonorejo 59.417 59.788 60.142

9 Purwosari 83.822 84.559 85.273

10 Prigen 86.373 86.814 87.230

11 Sukorejo 87.482 88.298 89.093

72
12 Pandaan 116.117 117.556 118.972

13 Gempol 133.134 134.423 135.674

14 Beji 83.407 84.036 84.641

15 Bangil 88.056 88.449 88.815

16 Rembang 65.665 66.320 66.959

17 Kraton 9.406 94.640 95.190

18 Pohjentrek 30.042 30.251 30.451

19 Gondangwetan 58.719 59.540 60.352

20 Rejoso 47.227 47.666 48.092

21 Winongan 42.926 43.112 43.283

22 Grati 77.224 77.566 77.886

23 Lekok 76.755 77.562 78.353

24 Nguling 55.164 55.113 55.043

Kab. Pasuruan 1.605.307 1.616.578 1.627.396

Sumber: BPS Statistik Kabupaten Pasuruan, 2018

Terdapat 24 Kecamatan di wilayah Kabupaten Pasuruan. Dari keseluruhan

jumlah penduduk Kecamatan Gempol merupakan kecamatan dengan jumlah angka

penduduk terbesar pada tahun 2019 telah mencapai 135.674 jiwa. Sedangkan

Kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit tahun 2019 berdasarkan

73
proyeksi penduduk Kabupaten Pasuruan adalah Kecamatan Tosari dengan jumlah

19.116 jiwa.

Adapun karakteristik penduduk Kabupaten Pasuruan menurut pekerjaan

terbagi menjadi 16 jenis pekerjaan. Pada tahun 2017 dengan jumlah terbanyak

bekerja sebagai karyawan swasta, BUMN, BUMD, honorer yaitu mencapai sekitar

20 persen. Selanjutnya 16 persen sebagai petani, peternak, dan nelayan. Sedangkan

10 persennya lagi sebagai pedagang dan wiraswasta. Berdasarkan uraian data

tersebut mengindikasikan bahwa ketergantungan terhadap investasi swasta cukup

tinggi.

Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Kabupaten Pasuruan menurut Jenis Pekerjaan


No Jenis Pekerjaan 2016 2017

Jumlah % Jumlah %

1 Belum/Tidak bekerja 383.441 21,96 373.639 21,00

2 Mengurus Rumah Tangga 217.971 12,48 223.851 12,58

3 Pelajar/Mahasiswa 263.729 15,10 271.814 15,28

4 PNS/TNI/Polri/Pensiunan 21.460 1,23 20.351 1,14

5 Petani/Peternak/Nelayan 257.607 14,75 260.483 14,64

74
6 Buruh 25.800 1,48 25.675 1,44
Tani/Ternak/Nelayan

7 Perdagangan/Industri/ 2.477 0,14 2.431 0,14


Konstruks/Transportasi

8 Buruh Harian Lepas 12.795 0,73 12.672 0,71

9 Karyawan 355.066 20,33 367.594 20,66


Swasta/BUMN/BUMD/
Honorer

10 Dokter/Bidan/Perawat/ 1.175 0,07 1.274 0,07


Apoteker/Psikolog

11 Guru/Dosen 11.281 0,65 11.598 0,65

12 Pembantu Rumah Tangga 1.259 0,07 1.191 0,07

13 Tukang Batu/Kayu 2.808 0,16 2.672 0,15

14 Pedagang/Wiraswasta 176.433 10,10 191.159 10,74

15 Kepala /Perangkat Desa 1.400 0,08 1.382 0,08

16 Lainnya 11.387 0,65 11.619 0,65

75
Jumlah 1.746.089 100 1.779.405 100

Sumber: Dispenduk Capil Kabupaten Pasuruan, 2017 dalam RPJMD Kabupaten


Pasuruan, 2018

Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah keseluruhan

pekerjaan pada tahun 2016 mencapai 1.746.089 dan pada tahun 2017 mengalami

kenaikan sebesar 33.316 dengan masing-masing target 100 persen dengan jumlah

jenis pekerjaan terbesar adalah di sektor karyawan swasta/BUMN/BUMD/honorer

yang mengalami kenaikan setiap tahunnya.

3.1.4 Stakeholder Kabupaten Pasuruan

Sampah menjadi permasalahan utama sampai saat ini di Indonesia. Dalam

rangka mengurangi pencemaran dan melestarikan lingkungan hidup Pemerintah

Kabupaten Pasuruan bekerja sama dengan Project Stop (Stop Ocean Plastic) dan

PT. Nestle untuk mengatasi permasalahan sampah di perairan pesisir. Sebelumnya

kerja sama tersebut direalisasikan dalam bentuk penandatanganan nota

kesepahaman PT. Systemic dengan Pemkab Pasuruan yang dihadiri langsung oleh

Bupati Pasuruan, Direktur PT. Systemic Lestari Indonesia, Direktur Teknik dari PT.

Nestle, Kepala Pabrik PT Nestle, dan Kasi Seksi Bina Peritel Direktorat

Pengelolaan sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Pemerintah Kabupaten Pasuruan semakin memperkuat jejaring kerja sama

dengan multi-stakeholders. Diantaranya dengan Project Stop dan Perusahaan

multinasional PT. Nestle sebagai mitra penyandang dana utama. Bentuk hasil kerja

sama berupa pembangunan fasilitas Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu Reduce,

76
Reuse, dan Recycle (TPST3R) di Kabupaten Pasuruan. Hal ini dilakukan di sekitar

daerah pesisir seperti Lekok dan Nguling dengan tujuan mengelola dengan

melakukan pengumpulan dan pemilahan sampah. Dalam konteks penanganan

sampah program tersebut merupakan inisiatif dari PT. Systemic untuk

meminimalisir penggunaan sampah plastik dan mencegah pencemaran plastik di

Asia Tenggara.

Penanganan sampah membutuhkan biaya yang cukup besar. Sehingga

diperlukan kolaborasi antara pemerintah dan swasta dapat mendorong pelaksanaan

program penanganan sampah agar tidak berdampak besar bagi lingkungan maupun

kesehatan masyarakat. Karena dalam hal ini pihak swasta dituntut untuk

bertanggung jawab terhadap lingkungan, khususnya dalam mengurangi limbah

yang berbahan plastik yang berasal dari hasil produksi.

Upaya penanganan dibutuhkan biaya yang cukup besar. Tapi kegagalan

dalam pengelolaan sampah akan memberikan dampak yang lebih besar bagi

lingkungan dan kesehatan masyarakat. Adapun bentuk pelaksanaan program

tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 2.4 Jumlah bank sampah dan TPS 3R


No Tahun Lokasi Unit Sarana Prasarana
1 2017 Desa Martopuro, Kec. 1 TPS 3R
Purwosari
2 2018 Desa Glagahsari, Kec. 1 Bank sampah
Sukerejo
6 TPS 3R
3 2020 Desa Sumberdawesari, 1 Pusat Daur Ulang
Kec. Gempol Sampah (PDUS)
Sumber: Situs Resmi Kabupaten Pasuruan (https://www.pasuruankab.go.id/), 2020

Kolaborasi pemerintah dan swasta dapat mendorong penyelesaian

masalah tersebut. Saat ini dunia usaha pun dituntut untuk lebih bertanggung jawab,

77
khususnya dalam pengurangan plastik dari barang kemasan yang diproduksi.

Pemerintah Kabupten Pasuruan memiliki program SDSB (Satu Desa Satu Bank

Sampah). Dimana Pemkab sebagai inisiator kebijakan memiliki sumber anggaran

dengan tujuan menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Dalam hal ini,

peran Kepala Desa diharapkan mampu menjadi pelaksanaan keberhasilan

kolaborasi untuk mengajak dan mengedukasi masyarakat Desa supaya tidak

membuang sampah di lautan.

3.2 Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pasuruan

Dinas Lingkungan Hidup merupakan organisasi pemerintahan sebagai

unsur pelaksana urusan pemerintahan khususnyadi bidang lingkungan hidup

sebagaimana dikepalai oleh seorang kepala dinas yang memiliki kedudukan di

bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Peraturan

Bupati Pasuruan Nomor Tahun 2016 menetapkan tentang kedudukan, susunan

organisasi, tugas dan fungsi serta kerja Dinas Lingkungan Hidup kabupaten

pasuruan. Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pasuruan memiliki uraian tugas

pokok dan fungsi antara lain:

a. Melaksanakan dan membantu penyelenggaraan urusan pemerintahan yang

menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten di bidang Lingkungan Hidup

b. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsi

di bidang lingkungan hidup sebagai berikut :

c. Merumuskan, melaksanakan, dan evaluasi atau pelaporan kebijakan di

lingkungan hidup

d. Melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai yang diberikan oleh Bupati

78
Struktur organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pasuruan terdiri

atas Sekretariat dan terdiri dari empat bidang yang meliputi, Bidang Tata

Lingkungan, Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah B3 dan Non B3, Bidang

Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup, dan Bidang Penaatan

dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup yang masing-masing bidang terdiri

dari beberapa sub-bidang yang memiliki tugas, pokok, dan fungsi sebagai berikut:

1. Sekretariat

Sekretaris mempunyai tugas di bidang perencanaan, pelaksanaan,

pengkoordinasian dan mengendalikan kegaiatan penyusunan kegiatan

penyusunan program dan pelaporan terkait dengan administrasi umum,

kepegawaian dan keuangan. Untuk melaksanakan tugas sekretariat memiliki

fungsi sebagai berikut:

a. Pelaksanaan koordinasi dalam rangka penyusunan tata laksana program,

pengelolaan surat-surat maupun kearsipan, pelaporan serta melakukan

pengelolaan administrasi umum mengenai kepegawaian dan keuangan

b. Menyelenggarakan koordinasi tugas pada masing-masing bidang

c. Pelaksanaan fungsi-fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

Dalam melaksanakan tugasnya sekretaris terbagi menjadi 3 sub bagian yang

terdiri dari Sub-bagian penyusunan program dan pelaporan, Sub-bagian umum

dan kepegawaian, Sub-bagian keuangan.

2. Bidang Tata Lingkungan

Bidang tata lingkungan mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan

kebijakan teknis pada bidang perencanaan, kajian dampak lingkungan dan

79
pemeliharaan lingkungan dalam pengelolaan lingkungan hidup. Sedangkan

untuk melaksanakan tugas bidang tata lingkungan mempunyai fungsi:

a. Melakukan pengumpulan data terkait informasi sumber daya alam,

menyusun, melaksanakan serta evaluasi terhadap perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup, dan mengkoordinasikan dan sinkronisasi

pemuatan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam RPJMD

b. Melakukan koordinasi terkait penyusunan instrumen pencegahan

pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup mengenai Analisa

Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), Upaya Pengelolaan

Lingkungan/Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL/UPL), Surat

Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL), izin lingkungan, Audit

Lingkungan Hidup, Analisis resiko Lingkungan Hidup serta melakukan

evaluasi terhadap dokumen lingkungan terkait Analisa Mengenai Dampak

Lingkungan (AMDAL) dan Upaya Pengelolaan Lingkungan/Upaya

Pemantauan Lingkungan (UKL/UPL)

c. Menyusun tim kajian dokumen lingkungan hidup yang transparan (komisi

penilai, tim pakar dan konsultan) serta pelaksanaan terkait prosess izin

lingkungan

d. Sebagai perencanaan maupun pelaksana upaya pencegahan inventarisasi,

pemanfaatan, dan pengawasan terhadap perlindungan lingkungan hidup.

e. Melaksanakan penyusunan laporan hasil kegiatan dari pelaksanaan fungsi-

fungsi lain terkait dengan lingkungan hidup yang diberikan oleh Kepala

Dinas.

80
Terdapat tiga seksi dalam bidang tata kelola lingkungan hidup yang meliputi

seksi perencanaan dan evaluasi lingkungan hidup, seksi kajian dampak lingkungan,

dan seksi pemeliharaan lingkungan hidup.

3. Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan

Non Berbahaya dan Beracun (B3)

Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

dan Non Berbahaya dan Beracun (B3) dipimpin oleh Kabid (Ketua Bidang)

yang nantinya bertangung jawab kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup yang

memiliki tugas dan fungsi sesuai dengan bidangnya masing-masing. Adapun

tugas dalam fungsi Dinas Pengelolaan Sampah, Limbah Bahan Berbahaya dan

Beracun (B3) dan Non Berbahaya dan Beracun (B3) sebagai berikut :

a. Penyusunan, perumusan, pelaksanaan serta pembinaan dan pengawasan

kebijakan terkait pengelolaan sampah

b. Penyediaan fasilitas pengelolaan sampah

c. Perumusan penyususan kebijakan perizinan, pelaksanaan, pengawasan,

dan pemulihan pencemaran akibat limbah B3 dan limbah non B3.

Dalam Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah Bahan Berbahaya dan

Beracun (B3) dan Non Berbahaya dan Beracun (B3) terbagi menjadi 3 seksi

yang terdiri dari seksi pengurangan sampah, seksi penanganan sampah, seksi

pengelolaan limbah B3 dan non B3.

4. Bidang Pengendalian dan Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup

Bidang tersebut memiliki tugas sebagaimana disesuaikan dengan bidang

yang terkait yakni merumuskan dan mealaksanakan kebijakan pada bidang

pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan pencemaran serta kerusakan

81
lingkungan hidup. Dalam melaksanakan tugasnya bidang pengendalian dan

pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup memiliki beberapa fungsi antara

lain:

a. Mentetapkan dan mensosialisasikan mengenai baku mutu lingkungan

dengan mengembangkan dampak, potensi, hingga pemberian informasi

atas peringatan pencemaran

b. Melaksanakan pembinaan dan monitoring evaluasi pembuangan limbah

cair ke sumber-sumber air penerima sesuai dengan persyaratan teknis yang

ditentukan.

c. Menetapkan kebijakan atas regulasi penanggulangan, pelaksanaan,

pemulihan pencemaran kerusakan lingkungan serta menindaklanjuti hasil

evaluasi kebijakan tersebut

d. Pelaksanaan sosialisasi kepada masyarakat dan pihak terkait hasil

pemulihan pencemaran lingkungan; dan

e. Pelaksanaan fungsi-fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

Bidang Pengendalian dan Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup

terbagi menajdi 3 seksi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya yakni adalah

seksi pencegahan pencemaran dan kerusakan lingkungan, seksi

penanggulangan pencemaran dan kerusakan lingkungan, seksi pemulihan

pencemaran dan kerusakan lingkungan.

5. Bidang Penataan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup

Pada bidang tersebut memiliki tugas dalam merumuskan dan melaksanakan

kebijakan khususnya di bidang pembinaan, pengawasan, pengaduan,

82
penegakkan hukum dan peningkatan kapasitas lingkungan hidup. Untuk

melaksanakan tugas bidang ini memiliki beberapa fungsi antara lain:

a. Menyusun kebijakan tentang mekanisme pelayanan pengaduan dan

penyelesaian pengaduan masyarakat serta memverifikasi atas

pengaduan serta melaksanakan pengawasan terhadap usaha yang telah

memiliki izin lingkungan dan perlindungan dan pengelolaan lingkungan

b. Melaksanakan penegakan hukum atau sanksi atas pelanggaran

pencemaran

c. Menyusun laporan hasil kegiatan pelaksanaan tugas yang telah

diamanatkan sesuai fungsinya, dan

d. Pelaksanaan fungsi-fungsi dan tugas lain yang diberikan oleh Kepala

Dinas.

Terdapat tiga seksi dalam tersebut yang meliputi seksi pengaduan dan

penyelesaian sengketa lingkungan, seksi penegakan hukum lingkungan, dan

seksi peningkatan kapasitas lingkungan hidup.

6. Dinas Lingkungan Hidup memiliki wewenang membantu Bupati daam

pelaksanaan urusan lingkungan hidup. Adapun struktur organisasi Dinas

Lingkungan Hidup Kabupaten Pasuruan yang dikepalai oleh seorang Kepala

Dinas. Dalam pelaksanaan administrasi umum secara terpadu baik mengenai

keuangan, kepegawaian program lingkungan hidup menjadi tugas sekretariat

yang berada di bawah Kepala Dinas. Untuk membantu pelaksanaan program

lingkungan hidup dalam pembantuan tugas kepala dinas terbagi menjadi

beberapa bidang yaitu Bidang Tata Lingkungan, Bidang Pengelolaan Sampah

B3 dan Non B3, Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

83
Hidup, Bidang Penaatan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup, dan

UPTD Laboratorium Lingkungan yang bertugas menetapkan tugas dan dungsi

sesuai dengan kompetensi masing-masing jabatan fungsional dan melakukan

monev terhadap standar kualitas pengujian kuaitas lingkungan. Adapun

struktur organisasi Dinas Lingkungan dapat diketahui melalui gambar bagan

organisasi di bawah ini :

Gambar 2.2 Struktur Bagan Organisasi DLH Kabupaten Pasurunan

DINAS LINGKUNGAN
HIDUP

KELOMPOK SEKRETARIAT
JABATAN
FUNGSIONAL

SUB.BAG SUB.BAG SUB.BAG


PENY PROG UMUM & KEUANGA
&PLPRAN KPGAWAIAN N

BIDANG BIDANG
PNGNDALN BIDANG
BIDANG TATA PENGELLN
PENAATAN &
LINGKUNGAN SAMPAH,LIMB PNCMARAN & PENINGKATAN
AH B3 DAN KERUSAKAN KAPASITAS LH
NON B3 LH

SEK. SEK. SEK.


PERENCANA SEK.
PENGURANG PNCGAHAN PENGADUAN
AN & PNCMARAN & & PNYELESN
EVALUASI AN SAMPAH
KRSAKAN LH SENGKETA
LH
LINGKUNGAN

SEK. SEK.
SEK. KAJIAN SEK.
PENGGLNGAN PENEGAKAN
DAMPAK PENANGN
PNCMRN& HUKUM
LINGKUNGAN SMPAH
KRSKN LH LINGK

SEK. SEK. SEK. SEK.


PEMELIHARAA PENGLLN PEMULIHAN PENINGKATA
N LH LIMBH B3 PNCMRN & N KAPASITAS
DAN NON B3 KRSKN LH LH

UPTD

SUB BAG
TATA USAHA

Sumber: diperoleh dari Perbup Pasuruan No 8 Tahun 2016

84
3.3 Kecamatan Beji

Kecamatan Beji merupakan salah satu Kecamatan yang berada di wilayah

Kabupaten Pasuruan yang terletak diantara Kecamatan Gempol dan Kecamatan

Bangil. Kecamatan Beji memiliki luas wilayah sebesar 42,34 km² yang terletak

pada 7,30’- 8,30’ LS dan 112,30’-113,30’ BT. Secara umum wilayah Kecamatan

Beji Kabupaten Pasuruan terdiri dari 14 Desa atau Kelurahan dan terdapat 73 Dusun

yang terbagi menjadi 11 Rukun Warga (RW) dan 390 Rukun Tetangga (RT).

Adapaun wilayah Kecamatan Beji diproyeksikan melalui gambar peta berikut:

Gambar 2.3 Peta Kecamatan Beji

Sumber: BPS Kabupaten Pasuruan dalam Kecamatan Beji, 2018

Kecamatan Beji memiliki bentangan alam dan memiliki posisi strategis

dimana wilayah Kecamatan Beji termasuk dataran rendah yang memiliki ketinggian

85
0-25 mdpl dengan kondisi permukaan tanah 0 sampai 2 persen. Batas-batas wilayah

Kecamatan Beji adalah sebagai berikut:

a) Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Sidoarjo

b) Sebelah Timur : berbatasan dengan Kecamatan Bangil

c) Sebelah Barat : berbatasan dengan Kecamatan Gempol

d) Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kecamatan Pandaan

Selain itu terdapat beberapa Sungai yang melintasi beberapa Desa yang

berada di Kecamatan Beji dapat dilihat melalui tabel di bawah ini:

Tabel 2.4 Nama dan Panjang Sungai yang Melintasi Desa


No Nama Sungai Panjang Sungai (km)

1 Kali Wrati 5

2 Kali Panggang Lele 2,5

3 Kali Tanggul 3

4 Kali Pagak 4

5 Kali Selorawan 3

6 Kali Kendal 2

Sumber: PPL Pengairan Kecamatan Beji dalam BPS Kabupaten Pasuruan


Kecamatan Beji. 2018

Berdasarkan data di atas menunjukkan sungai terpanjang adalah Sungai Wrati

yang memiliki panjang 5 km. Hal ini dibuktikan bahwa Sungai Wrati bermuara

langsung ke Sungai Kedung Larangan yang terletak di Kecamatan Bangil.

Jumlah penduduk total Kecamatan Beji adalah 82.759 jiwa dengan

komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa jumlah

penduduk laki-laki sebesar 41, 272 jiwa sedangkan perempuan sebesar 42.872 jiwa

dengan jumlah sex ratio sebesar 99,5

86
Tabel 2.5 Jumlah Penduduk Kecamatan Beji Berdasarkan Jenis Kelamin
No Desa Laki-laki Perempuan Jumlah Rasio Jenis
Kelamin

1 Baujeng 3.214 3.355 6.569 96

2 Ngembe 1.892 1.941 3.833 97

3 Kenep 1.394 1.399 2.793 100

4 Sidowayah 1.714 1.800 3.514 95

5 Gajahbendo 1.718 1.654 3.372 104

6 Beji 5.546 5.531 11.077 100

7 Gunungsari 2.427 2.068 4.495 117

8 Wonokoyo 3.488 3.491 6.979 100

9 Gunung Gangsir 5.764 5.934 11.698 97

10 Cangkring 4.745 4.718 9.463 101


Malang

11 Kedungringin 4.042 4.264 8.306 95

12 Pagak 2.344 2.458 4.802 95

13 Kedungboto 1.064 1.050 2.114 101

14 Glanggang 1.920 1.924 3.744 105

Jumlah Total 41.272 41.487 82.759 99.5

Sumber: BPS Kabupaten Pasuruan, Hasil Listing Sensus Penduduk 2010

3.4 Desa Gununggangsir

Desa Gununggangsir memiliki luas wilayah kurang lebih sebesar 469.777 Ha

yang membentang dari arah barat ke arah timur. Adapun wilayah Desa Gunung

Gangsir dapat dilihat melalui peta di bawah ini:

87
Gambar 3.3 Peta Desa Gunung Gangsir

Sumber: Dokumentasi gambar peta Desa Gunung Gangsir, 2021

Pada awalnya Desa Gununggangsir merupakan Desa dengan potensi

pertanian yang kini berkembang menjadi daerah perindustrian, sehingga banyak

pendatang dari luar daerah untuk bekerja dan tinggal di Desa Gununggangsir. Desa

Gununggangsir terdiri atas 13 Dusun dan 13 Rukun Warga (RW) serta terdapat 49

Rukun Tetangga (RT) dengan jumlah penduduk sebesar 12.936 jiwa. Berikut

adalah data penduduk berdasarkan jenis kelamin tahun 2020 sebagaimana

tercantum pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.6 Jumlah Penduduk Desa Gunung Gangsir Tahun 2018


Dusun Jumlah Jumlah Jumlah (Laki-laki
Laki-laki Perempuan dan Perempuan)

Kedungturi 276 258 543

Sugihwaras 528 500 1.028

Talun 523 561 1.084

Wagir 456 434 890

Kesemi 389 354 743

Gununggangsir 740 742 1.482

Sumbertumpuk 784 779 1.563

Banggle 396 392 788

88
Selokambang 483 490 973

Keboncandi 233 243 476

Dermo 778 777 1.555

Pajejeran 437 405 842

Kepuhrejo 499 479 978

Jumlah 6.522 6.414 12.936

Sumber: Dokumen Desa Gunung Gangsir, 2020

3.5 Desa Cangkringmalang

Secara geografis Desa Cangkingmalang merupakan daerah dataran rendah

yang terletak di wilayah Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan yang memiliki luas

wilayah sebesar 386,44 Hektar.

a) Sebelah utara berbatasan dengan Desa Kedungringin dan Kecamatan Jabon

b) Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Beji

c) Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Gununggangsir

d) Sebelah barat berbatasan dengan Desa Legok yang terletak di Kecamatan

Gempol

Berdasarkan letak geografis Desa Cangkringmalang, terdapat Dusun dengan

jumlah 13 Dusun dengan jumlah RT sebanyak 50 RT dengan jumlah masing-

masing RW adalah 13 RW. Desa Cangkringmalang memiliki batas-batas sebagai

berikut sebagaimana diproyeksikan melalui gambar peta berikut ini:

89
Gambar 3.4 Peta Desa Cangkring Malang

Sumber : Dokumen Desa Cangkring Malang, 2018


Pada mulanya Desa Cangkringmalang merupakan desa dengan potensi

pertanian, namun seiring dengan berjalnnya waktu kini potensi Desa

Cangkringmalang menjadi daerah perindustrian. Hal ini dikarenakan semakin

banyaknya jumlah industri yang berdiri di Desa ini. Sehingga mata pancaharian

penduduk Desa Cangkringmalang beraneka ragam diantaranya sebagai petani,

peternak, pedagang, karyawan swasta, wirausaha, dan PNS, POLRI, TNI. Apabila

jumlah penduduk dikategorikan menurut profesi dapat diproyeksikan sebagai

berikut:

Tabel 2.7 Jumlah Penduduk Desa Cangkring Malang berdasarkan Profesi


Profesi Jumlah Penduduk

Swasta 5.209 jiwa

Petani 2016 jiwa

PNS 112 jiwa

POLRI 38 jiwa

TNI 42 jiwa

Guru 94 jiwa

90
Pensiunan 64 jiwa

Nelayan 3 jiwa

Belum/Tidak bekerja 2.299 jiwa

Dan lain-lain 3.163 jiwa

Sumber: Dokumen Desa Cangkring Malang, 2018

Dari jumlah total luas wilayah 386,44 Ha, Desa Cangkringmalang memiliki

jumlah penduduk sebanyak 13.040 jiwa dengan jumlah Kartu Keluarga (KK) 3.951

KK dan dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin dengan penjelasan melalui tabel

berikut:

Tabel 2.8 Jumlah Penduduk Desa Cangkring Malang Menurut Jenis


Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Penduduk

Laki-laki 6.689 jiwa

Perempuan 6.351 jiwa

Total 13.040 jiwa

Sumber: Dokumen Desa Cangkring Malang 2018

91
3.6 PT. Mega Marine Pride

PT. Mega Marine Pride termasuk dalam bidang hukum perusahaan Perseroan

Terbatas (PT) dengan bidang usaha industri pengolahan ikan yang didirikan pada

tahun 1984 berdasarkan visi dan misi perusahaan untuk menyediakan produk

makanan laut dengan menerapkan fokus produk seafood yang berkualitas secara

ketat dengan tujuan menjadi produsen makanan yang diakui secara nasional sesuai

dengan peraturan keamanan pangan dan standar kualitas dengan pemrosesan yang

mematuhi HACCP dan GMP.

Secara umum PT. Mega Marine Pride merupakan eksportir perusahaan unit

pengolahan ikan beku dengan beberpa produk yang dihasilkan antara lain froozen

cooked shrimp, frozen froglegs, frozen shrimp, froozen fish, froozen high added

value shrimp, frozen crab, dan frozen mariana yang diekspor ke beberapa negara

tujuan yakni Korea, Rusia, dan Kanda.

Menurut letak administratif, PT. Mega Marine Pride terletak di Desa

Wonokoyo, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan. Adapun Kegiatan operasional

PT. Mega Marine Pride dilakukan secara penuh selama 24 jam setiap hari. Karena

apabila terjadi pemberhentian mesin akan mempengaruhi seluruh proses produksi

yang berlangsung. Untuk proses pelaksanaan produksi pihak manajemen

perusahaan membagi kegiatan operasional perusahaan menjadi 3 shift antara lain:

1. Shift I : dimulai pukul 07.00 WIB - 15.00 WIB

2. Shift II : dimulai pukul 15.00 WIB - 23.00 WIB

3. Shift III : dimulai pukul 23.00 WIB - 07.00 WIB.

92

Anda mungkin juga menyukai