Anda di halaman 1dari 11

3.1.

Kondisi Wilayah Studi


Kabupaten Kulon Progo secara geografis terletak antara 70 38'42" – 70 59'3"
Lintang Selatan dan 1100 1'37" – 1100 16'26" Bujur Timur, merupakan bagian wilayah
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak di bagian paling barat serta dibatasi
oleh :
Sebelah Barat : Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah.
Sebelah Timur : Kabupaten Sleman dan Bantul, D.I. Yogyakarta
Sebelah Utara : Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah.
Sebelah Selatan : Samudera Hindia.

Luas area Kabupaten Kulon Progo adalah 58.628,311 Ha yang meliputi 12


kecamatan dengan 87 desa, 1 kelurahan dan 917 pedukuhan. Kecamatan terluas adalah
Samigaluh dan Kokap, masing-masing yaitu 12% dari total wilayah Kabupaten,
sedangkan wilayah terkecil adalah Kecamatan Wates. Dari luas total kabupaten, 24,89 %
berada di wilayah Selatan yang meliputi Kecamatan Temon, Wates, Panjatan dan Galur,
38,16 % di wilayah tengah yang meliputi Kecamatan Lendah, Pengasih, Sentolo, Kokap,
dan 36,97 % di wilayah utara yang meliputi Kecamatan Girimulyo, Nanggulan,
Kalibawang dan Samigaluh.
Menurut Perda RTRW No. 1 Tahun 2012 , rencana sistem pusat kegiatan wilayah
Kabupaten Kulon Progo meliputi sistem perkotaan dan sistem perdesaan. Dalam sistem
pusat kegiatan, pusat permukiman adalah kawasan perkotaan yang merupakan pusat
kegiatan sosial ekonomi masyarakat, baik pada kawasan perkotaan maupun pada
kawasan perdesaan. Dalam sistem internal perkotaan, pusat permukiman adalah pusat
kegiatan perkotaan.

Laporan Akhir - Kajian Timbulan Sampah Harian Permukiman Kulon Progo 3-1
Gambar 3.1 Peta Administrasi Kabupaten Kulon Progo

Laporan Akhir - Kajian Timbulan Sampah Harian Permukiman Kulon Progo 3-2
Pengembangan sistem kegiatan untuk mengembangkan sistem perkotaan di Kabupaten
Kulon Progo, meliputi:
a. Pengembangan PKWp berada di Perkotaan Wates;
Kota atau perkotaan yang diklasifikasikan sebagai PKW termasuk PKWp pada
hirarki perkotaan berfungsi sebagai pusat kegiatan dalam lingkup wilayah Provinsi
DIY. Selain itu daerah yang diarahkan berfungsi sebagai PKW adalah daerah-daerah
yang potensial atau daerah-daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan relatif tinggi.
b. Pengembangan PKL meliputi:
1) Perkotaan Temon;
2) Perkotaan Brosot;
3) Perkotaan Sentolo;
4) Perkotaan Nanggulan; dan
5) Perkotaan Dekso.
Kota atau perkotaan yang diklasifikasikan sebagai PKL berfungsi sebagai pusat
pelayanan pada lingkup lokal, yaitu pada lingkup satu atau lebih kabupaten.
c. Pengembangan PPK meliputi:
1) Perkotaan Panjatan;
2) Perkotaan Lendah;
3) Perkotaan Kokap;
4) Perkotaan Girimulyo;
5) Perkotaan Kalibawang; dan
6) Perkotaan Samigaluh.
Kota atau perkotaan yang diklasifikasikan sebagi PPK berfungsi untuk melayani
kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa.  

Rencana fungsi pusat pelayanan sistem perkotaan meliputi:


a. PKWp Perkotaan Wates dengan fungsi pelayanan pusat pemerintahan,
pendidikan, kesehatan, olahraga, perdagangan, dan jasa;
b. PKL Perkotaan Temon dengan fungsi pelayanan sebagai kawasan
pertanian, pariwisata, industri, perkebunan, dan agropolitan;

Laporan Akhir - Kajian Timbulan Sampah Harian Permukiman Kulon Progo 3-3
Gambar 3.2 Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Kulon Progo

Laporan Akhir - Kajian Timbulan Sampah Harian Permukiman Kulon Progo 3-4
Gambar 3.3 Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Kulon Progo

Laporan Akhir - Kajian Timbulan Sampah Harian Permukiman Kulon Progo 3-5
c. PKL Perkotaan Brosot dengan fungsi pelayanan sebagai kawasan
pariwisata, industri, dan pertambangan;
d. PKL Perkotaan Sentolo dengan fungsi pelayanan sebagai kawasan
industri, perkebunan, dan peternakan;
e. PKL Perkotaan Nanggulan dengan fungsi pelayanan sebagai kawasan
perikanan, pertanian, dan agropolitan; dan
f. PKL Perkotaan Dekso dengan fungsi pelayanan sebagai kawasan
pertanian, perkebunan, dan agropolitan.

Penduduk Kabupaten Kulon Progo berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2017


sebanyak 416.200 jiwa yang terdiri atas 204.180 jiwa penduduk laki-laki dan 212.020 jiwa
penduduk perempuan. Dibandingkan dengan proyeksi jumlah penduduk tahun 2016,
penduduk Kulon Progo mengalami pertumbuhan sebesar 0,87 persen dengan masing-
masing persentase pertumbuhan penduduk laki-laki sebesar 0,89 persen dan penduduk
perempuan sebesar 0,85 persen. Sementara itu besarnya angka rasio jenis kelamin tahun
2017 penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan sebesar 96.
Kepadatan penduduk di Kabupaten Kulon Progo tahun 2017 mencapai 710
jiwa/km2. Kepadatan Penduduk di 12 kecamatan cukup beragam dengan kepadatan
penduduk tertinggi terletak di Kecamatan Wates dengan kepadatan sebesar 1.496
jiwa/km2 dan terendah di Kecamatan Samigaluh sebesar 377 jiwa/km2.

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Kulon Progo 2015-2017


Laju Pertumbuhan
Jumlah Penduduk (ribu) Penduduk per
No Kecamatan Tahun
2015 2016 2017 2000 - 2010
1 Temon 26.048 26.343 26.634 0,81
2 Wates 46.824 47.354 47.877 0,81
3 Panjatan 35.353 35.715 36.071 0,70
4 Galur 30.524 30.777 31.024 0,51
5 Lendah 38.515 38.897 39.271 0,67
6 Sentolo 47.299 47.817 48.327 0,77
7 Pengasih 48.084 48.631 49.169 0,81
8 Kokap 31.805 31.908 32.003 -0,57
9 Girimulyo 22.447 22.532 22.615 -0,24
10 Nanggulan 28.801 29.089 29.372 0,68
11 Kalibawang 27.517 27.633 27.741 0,10
12 Samigaluh 25.730 25.915 26.096 0,05
Kulon Progo 408.947 412.611 416.200 0,48
Sumber : Kabupaten Kulon Progo Dalam Angka 2017

Laporan Akhir - Kajian Timbulan Sampah Harian Permukiman Kulon Progo 3-6
Tabel 3.2 Kepadatan Penduduk Kabupaten Kulon Progo 2017
Kepadatan
Luas wilayah Jumlah
No Kecamatan Penduduk per
(km2) Penduduk
km2
1 Temon 36,30 26.634 734
2 Wates 32,00 47.877 1496
3 Panjatan 44,59 36.071 809
4 Galur 32,91 31.024 943
5 Lendah 35,59 39.271 1103
6 Sentolo 52,65 48.327 918
7 Pengasih 61,66 49.169 797
8 Kokap 73,80 32.003 434
9 Girimulyo 54,90 22.615 412
10 Nanggulan 39,61 29.372 742
11 Kalibawang 52,96 27.741 524
12 Samigaluh 69,29 26.096 377
Kulon Progo 586,26 416.200 710
Sumber : BPS, Kabupaten Kulon Progo Dalam Angka 2017

3.2. Kondisi Pengelolaan Sampah


3.2.1 Timbulan Sampah
Pelayanan pengelolaan sampah di Kabupaten Kulon Progo sudah melingkupi
seluruh kecamatan kecuali Kecamatan Girimulyo. Unit yang bertanggung jawab terhadap
pengelolaan sampah adalah UPTD Kebersihan dan Pertamanan di bawah koordinasi
Dinas Pekerjaan Umum. Sumber timbulan sampah yang dikelola oleh UPTD Kebersihan
dan Pertamanan berasal dari warga/pemukiman, taman dan penyapuan jalan, pasar,
terminal, industri, rumah sakit, perkantoran dan sekolah.
Volume sampah yang tertanggani sebesar 84,76 m3/hari (10,39 %) dari total
timbulan sampah setiap harinya sebesar 815,81 m3/hari, sedangkan rerata tingkat
pelayanan sampah di 12 Kecamatan adalah 8,31 %. Timbulan sampah tertinggi di
Kecamatan Pengasih (94,95 m3/hari), dan terendah di Kecamatan Girimulyo (46,01
m3/hari). Daerah yang tertinggi pelayanan sampahnya adalah Kecamatan Wates yaitu
volume sampah terlayani sebesar 57,17 m3/hari dan pelayanan terendah pada
Kecamatan Kalibawang (sampah terlayani 0,15 m3/hari) dan Kecamatan Girimulyo yang
belum terlayani sama sekali.

Laporan Akhir - Kajian Timbulan Sampah Harian Permukiman Kulon Progo 3-7
Tabel 3.3 Pelayanan Sampah di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2014

Sumber : Penyusunan DED Persampahan (PTMP dan DED) Kabupaten Kulon Progo 2014

Hasil survei primer menunjukkan timbulan sampah Kabupaten Kulon Progo adalah
2,06 liter/org/hari, dan data sekunder menunjukkan tingkat pertumbuhan penduduk
sebesar 0,71 % dan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,16 % per tahun. Berdasarkan hal
tersebut, timbulan sampah diprediksikan akan mengalami kenaikan dari 2,06 lt/org/hr
(sekarang) hingga 4,86 lt/org/hari atau sebesar 2.394 m3/hari pada tahun 2034 dengan
densitas sampah untuk kota kecil/sedang sebesar 300 kg/m3.
Sesuai dengan jumlah penduduknya, timbulan sampah terbesar terdapat pada
Kecamatan Pengasih, Sentolo dan Wates. Timbulan sampah yang terdata merupakan
sampah yang sudah dilakukan pengelolaan (pewadahan) melalui TPS yang disiapkan
oleh pemerintah (DPU) maupun oleh non pemerintah (masyarakat dan
perusahaan/swasta). Selain pengelolaan tersebut diatas maka timbulan sampah tidak
dilakukan pendataan (timbulan sampah liar). Berikut ini timbulan sampah berdasarkan
sumber sampah yang diangkut menuju ke TPA Banyuroto.

Laporan Akhir - Kajian Timbulan Sampah Harian Permukiman Kulon Progo 3-8
Tabel 3.4 Timbulan Sampah Berdasarkan Sumber Sampah di Kulon Progo

Laporan Akhir - Kajian Timbulan Sampah Harian Permukiman Kulon Progo 3-9
Sumber : Penyusunan DED Persampahan (PTMP dan DED) Kabupaten Kulon Progo 2014

3.2.2 Komposisi Sampah


Komposisi sampah di Kabupaten Kulon Progo didominasi oleh materi organik
dengan prosentase terbesar sebesar 67.18%. Bila ditilik dari komposisi keseluruhan
sesuai konsep pemakaian kembali dan daur ulang pengelolaan sampah yang dapat
dilakukan sebesar 29.73% yang merupakan penjumlahan prosentase komponen kertas,
kaca, plastik, dan logam. Komposisi persampahan Kabupaten Kulon Progo dapat dilihat
pada Tabel 3.5.

Laporan Akhir - Kajian Timbulan Sampah Harian Permukiman Kulon Progo 3 - 10


Tabel 3.5 Komposisi Sampah di Kabupaten Kulon Progo

Sumber : Penyusunan DED Persampahan (PTMP dan DED) Kabupaten Kulon Progo 2014

Laporan Akhir - Kajian Timbulan Sampah Harian Permukiman Kulon Progo 3 - 11

Anda mungkin juga menyukai