Anda di halaman 1dari 37

19

BAB II

GAMBARAN UMUM WILAYAH

2.1 Profil Wilayah

2.1.1 Geografis

Secara geografis Kabupaten Banyumas terletak di sebelah Barat

Daya dan merupakan bagian dari Propinsi Jawa Tengah. Terletak di antara

garis Bujur Timur 108° 39` 17`` sampai 109° 27` 15`` & di antara garis

Lintang Selatan 7° 15` 05`` sampai 7° 37` 10`` yang berarti berada di

belahan selatan garis khatulistiwa. Luas wilayah Kabupaten Banyumas

sekitar 1.327,60 km² atau setara dengan 132.759,56 ha, dengan keadaan

wilayah antara daratan & pegunungan dengan struktur pegunungan terdiri

dari sebagian lembah Sungai Serayu untuk tanah pertanian, sebagian

dataran tinggi untuk pemukiman dan pekarangan, dan sebagian

pegunungan untuk perkebunan dan hutan tropis terletak dilereng Gunung

Slamet sebelah selatan. Batas-batas Kabupaten Banyumas adalah :

Sebelah Utara : Gunung Slamet, Kabupaten Tegal dan Kabupaten


Pemalang.

Sebelah Selatan : Kabupaten Cilacap

Sebelah Barat : Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Brebes

Sebelah Timur : Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Kebumen dan


Kabupaten Banjarnegara
20

Kabupaten Banyumas memiliki pusat pemerintahan di Kota

Purwokerto yang berada di jalur transportasi yang sangat strategis karena

selain dilalui jalur selatan Jawa Tengah yang menghubungkan

Yogyakarta-Bandung, juga dilalui jalan penghubung antara jalur selatan

dengan jalur pantura Jateng serta jalur tengah Jateng antara Secang

Banyumas. Selain itu, Purwokerto juga berada di perlintasan jalur kereta

api antara Yogyakarta-Jakarta dan termasuk dalam wilayah kerja PT.

Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 5 Purwokerto. Posisi tersebut

menjadikan Purwokerto dikenal sebagai kota jasa dan termasuk salah

satu sudut Segitiga Emas Jateng di samping Semarang dan Solo

(Semarang–Solo-Purwokerto).

2.1.2 Batas Administratif

Menurut pembagian administrasi, Kabupaten Banyumas terdiri

atas 27 kecamatan, yang dibagi atas 301 desa 30 kelurahan, yaitu :

1. Cilongok, dibagi menjadi 20 desa.

2. Ajibarang, dibagi menjadi 15 desa.

3. Sumpiuh, dibagi menjadi 14 desa.

4. Purwokerto Selatan, dibagi menjadi 7 desa.

5. Sokaraja, dibagi menjadi 18 desa.

6. Purwokerto Timur, dibagi menjadi 6 desa.

7. Wangon, dibagi menjadi 12 desa.


21

8. Sumbang, dibagi menjadi 19 desa.

9. Purwokerto Barat, dibagi menjadi 7 desa.

10. Pekuncen, dibagi menjadi 16 desa.

11. Purwokerto Utara, dibagi menjadi 7 desa.

12. Kembaran, dibagi menjadi 16 desa.

13. Kemranjen, dibagi menjadi 15 desa.

14. Karanglewas, dibagi menjadi 13 desa.

15. Banyumas, dibagi menjadi 12 desa.

16. Jatilawang, dibagi menjadi 11 desa.

17. Kedung Banteng, dibagi menjadi 14 desa.

18. Rawalo, dibagi menjadi 9 desa.

19. Patikraja, dibagi menjadi 13 desa.

20. Kalibagor, dibagi menjadi 12 desa.

21. Tambak, dibagi menjadi 12 desa.

22. Gumelar, dibagi menjadi 10 desa.

23. Baturaden, dibagi menjadi 12 desa.

24. Lumbir, dibagi menjadi 10 desa.

25. Purwojati, dibagi menjadi 10 desa.

26. Somagede, dibagi menjadi 9 desa.

27. Kebasen, dibagi menjadi 12 desa.

Gambar 2.1
Peta Administasi Kabupaten Banyumas
22

Sumber : Kantor Pertanahan Kab. Banyumas 2013

2.1.3. Jarak dari Kabupaten Banyumas ke Beberapa Kota/Kabupaten

Lainnya

Purbalingga 64 km Banjarnegara 65 km
Cilacap 53 km Kebumen 85 km

Tegal 114 km Yogyakarta 177 km

Brebes 127 km Solo 233 km

Pemalang 100 km Semarang 219 km

Surabaya 531 km Bandung 277 km


23

2.1.4. Penggunaan Lahan

Kabupaten Banyumas dengan luas wilayah administrasi sekitar

1.327,60 km² atau setara dengan 132.759,56 ha mempunyai penggunaan lahan

yang bervariasi. Berdasarkan Tabel 2.1 maka diketahui bahwa penggunaan

lahan terbanyak pada tahun 2013 di Kabupaten Banyumas adalah Lahan

Bukan Pertanian yaitu seluas 38.913 Ha. Sedangkan yang paling sempit

adalah kawasan lahan sawah yaitu seluas 32.255 Ha.


24

Tabel 2.1

Luas Wilayah Kabupaten Banyumas Menurut Penggunaan Tanah

Penggunaan Lahan Luas (Ha)

(1) (2)

1. Lahan Sawah 32,255


1. Lahan Sawah Irigasi 24,752
2. Lahan Sawah Tadah Hujan
3. Lahan Sawah Rawa Pasang -
Surut
4. Lahan Sawah Rawa Lebak -

2. Lahan Pertanian Bukan Sawah 61,590


1. Tegal/kebun 23,489
2. Ladang/Huma 2,430
3. Perkebunan 8,026
4. Ditanami pohon/hutan rakyat 12,689
5. Padang rumput 42
6. Sementara tidak diusahakan 21
7. Lainnya 14,893

3. Lahan Bukan Pertanian 38,913


1. Lahan Bukan Pertanian 38,913

Jumlah 132, 758

Sumber : BPS Kabupaten Banyumas, 201


25

Gambar 2.2

Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Banyumas Tahun 2014

Sumber : Kantor Pertanahan Kab. Banyumas, 2014

2.1.5. Iklim

Sebagaimana musim di Indonesia pada umumnya, di Kabupaten

Banyumas hanya dikenal musim kemarau dan penghujan. Pada bulan Juni

sampai dengan September arus angin berasal dari Australia dan dan tidak

banyak mengandung uap air, sehingga menyebabkan musim kemarau.

Sebaliknya pada bulan Desember sampai dengan Maret arus angin banyak

mengandung uap air yang berasal dari Asia dan Samudera Pasifik, sehingga

terjadi musim penghujan. Keadaan seperti itu berganti setiap setengah tahun
26

setelah melewati masa peralihan pada bulan April – Mei dan Oktober –

November.

Menurut Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kabupaten

Banyumas, selama tahun 2015 di wilayah Banyumas telah terjadi sebanyak

166 kali hari hujan dengan curah hujan antara 1,00 mm³ sampai dengan

493,40 mm³. Jumlah hari hujan terbanyak terjadi di bulan Desember,

sementara curah hujan tertinggi juga terjadi pada bulan Desember, seperti

yang ditunjukkan pada Tabel 2.2

Tabel 2.2

Rata-rata Curah Hujan dan Jumlah Hari Hujan Menurut Bulan di


Kabupaten Banyumas Tahun 2015

Bulan/Month Curah Hujan Hari Hujan (Rainy


Precipitation (mm³) Days)

(1) (2) (3)


Januari 319, 00 18

Februari 297, 40 20

Maret 468, 80 23

April 276, 20 21

Mei 177, 00 18

Juni 113, 25 9

Juli 13, 50 3

Agustus 1, 00 1

September 6, 00 1
27

(1) (2) (3)

Oktober 0, 00 0

November 456, 50 25

Desember 493, 40 27

Sumber : BPS Kabupaten Banyumas, 2015

2.1.6. Demografi

Tabel 2.3
Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Menurut Kecamatan di
Kabupaten Banyumas, Tahun 2015

Kecamatan Jenis Kelamin Rasio Jenis


Laki-Laki Perempuan Jumlah Kelamin

(1) (2) (3) (4) (5)

Lumbir 21 841 22 348 44 189 97, 73

Wangon 37 598 37 693 75 291 99, 75

Jatilawang 29 102 29 588 58 690 98, 36

Rawalo 23 435 23 472 46 907 99, 84

Kebasen 28 976 28 600 57 576 101, 31

Kemranjen 32 701 32 530 65 231 100, 53

Sumpiuh 25 664 25 511 51 175 100, 60

Tambak 21 455 21 288 42 743 100, 78

Somagede 16 330 16 680 33 010 97, 90


28

(1) (2) (3) (4) (5)

Kalibagor 24 202 23 808 48 010 101, 65

Banyumas 23 183 23 337 46 520 99, 34

Patikraja 26 695 26 727 53 422 99, 88

Purwojati 15 805 15 937 31 742 99, 17

Ajibarang 47 377 46 816 94 193 101, 20

Gumelar 23 305 22 743 46 048 102, 47

Pekuncen 32 633 33 347 65 980 97, 86

Cilongok 58 354 57 465 115 819 101, 55

Karanglewas 31 529 30 741 62 270 102, 56

Kedungbanteng 27 537 26 525 54 062 103, 82

Baturaden 25 278 40 184 50 824 98, 95

Sumbang 40 460 39 480 80 644 100, 69

Kembaran 39 686 41 693 79 166 100, 52

Sokaraja 41 478 37 974 83 171 99, 48

Purwokerto Selatan 37 590 26 436 75 564 98, 99

Purwokerto Barat 25 456 29 743 51 892 96, 29

Purwokerto Timur 28 503 32 314 58 246 95, 83

Purwokerto Utara 31 210 63 524 96, 58

Banyumas 817 383 818 526 1 635 909 99, 86

Sumber : BPS Kabupaten Banyumas, 2015

Berdasarkan Tabel 2.3 maka diketahui bahwa jumlah penduduk

Kabupaten Banyumas pada tahun 2015 tercatat sebanyak 1.635.909 jiwa yang
29

terdiri dari 817.383 penduduk laki-laki dan 818.526 penduduk perempuan.

Jumlah penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Cilongok yaitu 115.819

jiwa, sedangkan jumlah penduduk yang paling sedikit adalah Kecamatan

Purwojati sebanyak 31.742 jiwa.

2.2 Profil Wilayah Kecamatan Jatilawang

Secara geografis kecamatan Jatilawang terletak di sebelah selatan

Banyumas berjarak ±20 km dari pusat kota. Terdiri dari 11 desa yaitu Adisara,

Bantar, Gentawangi, Gunung Wetan, Karanganyar, Karanglewas,

Kedungwringin, Margasana, Pekuncen, Tinggarjaya, dan Tunjung. Jumlah

penduduknya sekitar 58.690 jiwa dan luas wilayahnya 48,16 km². Jumlah

penduduk terbanyak di Kecamatan Jatilawang terdapat di Desa Tinggarjaya

yaitu 9.294 jiwa, sedangkan jumlah penduduk yang paling sedikit terdapat di

Desa Margasana yaitu 2.100 jiwa. Sebagian besar lahan di Kecamatan

Jatilawang merupakan tanah pesawahan. Terkenal dengan kesenian kentongan,

kerajinan batu bata, dan hasil buminya seperti hasil pertanian sayur mayurnya.

Kecamatan Jatilawang merupakan daerah yang subur dengan ketinggian 18 –

21 m dari permukaan laut, dengan curah hujan 2.272 mm/tahun. Sebagian

besar penduduknya bermatapencaharian sebagai Petani, Buruh Petani,

Pedagang dan Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Adapun batas wilayah Kecamatan Jatilawang sebagai berikut :

Utara : Kecamatan Purwojati Timur : Kecamatan Rawalo

Barat : Kecamatan Wangon Selatan : Kabupaten Cilacap


30

Gambar 2.3

Peta Kecamatan Jatilawang

Sumber : Pemkab Banyumas, 2006

Tabel 2.4
Jumlah Bidang Tanah Terdaftar/ Bersertipikat di Kecamatan Jatilawang
Tahun 2015
No Desa Terdaftar ( Bidang Tanah)

(1) (2) (3)

1 Adisara 291

2 Bantar 278

3 Gentawangi 509

4 Gunung Wetan 205

5 Karanganyar 380
31

(1) (2) (3)

6 Karanglewas 239

7 Kedungwringin 514

8 Margasana 378

9 Pekuncen 228

10 Tinggarjaya 1483

11 Tunjung 993

Sumber : kkp.bpn.go.id, Tanggal 17 April 2017

Berdasarkan pada tabel 2.4 dapat diketahui bahwa desa yang

bidang tanahnya paling banyak telah terdaftar adalah Desa Tinggarjaya dengan

jumlah 1483 bidang tanah terdaftar, sedangkan desa yang bidang tanahnya paling

sedikit terdaftar bidang tanahnya adalah Desa Gunung Wetan dengan jumlah 205

bidang tanah yang telah terdaftar.

2.3 Profil Wilayah Desa Tinggarjaya

Desa Tinggarjaya terletak di Kecamatan Jatilawang Kabupaten

Banyumas. Desa Tinggarjaya merupakan daerah dataran rendah terletak ±27 km

arah barat dari ibu kota Kabupaten Banyumas dan berjarak ±3 Km ke arah barat

dari kantor Kecamatan Jatilawang, dengan luas wilayah 598,750 ha, yang terbagi

atas tanah sawah seluas 353,266 ha dan tanah kering 245,484 ha. Jumlah

penduduk di Desa Tinggarjaya setiap tahunnya mengalami peningkatan,

pertambahan tersebut dikarenakan beberapa faktor yaitu bertambahnya angka


32

kelahiran bayi, tenaga kerja (Buruh Kerja), selain itu dengan berdirinya

permukiman baru di wilayah Desa Tinggarjaya juga cukup memberikan dampak

yang signifikan terdapat pertambahan jumlah penduduk. Menurut Informasi dari

Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyumas Tahun 2015, Jumlah penduduk Desa

Tinggarjaya sebesar 10.664 jiwa yang terdiri dari laki-laki 5.314 jiwa dan

perempuan 5.350 jiwa. Kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa Tinggarjaya

dipengaruhi oleh keadaan mata pencaharian masyarakat Desa Tinggarjaya yang

beragam yaitu Buruh tani, petani pemilik sawah, pedagang, buruh pabrik,

Peternak, Pegawai Negeri Sipil (PNS), dll.

Tabel 2.5
Data Mata Pencaharian Penduduk di Desa Tinggarjaya
NO Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa)

(1) (2) (3)

1 Buruh Tani 263

2 Petani Pemilik Sawah 310

3 Pedagang 178

4 Buruh Pabrik 122

5 Peternak ( Kerbau, Ayam, Bebek ) 65

6 Pegawai Negeri Sipil 86

7 Wiraswasta 652

JUMLAH 1676

Sumber : BPS Kabupaten Banyumas, 2015


33

Dari tabel 2.5 dapat disimpulkan bahwa dari jumlah penduduk di

Desa Tinggarjaya yaitu 10.664 jiwa, mata pencaharian sebagian besar

penduduknya adalah Merantau, Karyawan/Wiraswasta yaitu 652 jiwa, sedangkan

mata pencaharian paling sedikit yaitu Peternak (Kerbau, Ayam, Bebek) yaitu 65

jiwa. Sisanya yaitu penduduk usia tidak produktif (di bawah usia 15 tahun dan

usia 65 tahun ke atas) dan ibu rumah tangga yaitu 89.88 jiwa.

Batas wilayah Desa Tinggarjaya adalah sebagai berikut :

Utara : Desa Gerduren Purwojati (Sungai Tajum)

Selatan : Desa Bantar

Timur : Desa Tunjung

Barat : Desa Klapagading Wangon

Penggunaan lahan terbesar di Desa Tinggarjaya digunakan untuk

Tanah Sawah yaitu sebesar 598, 750 ha, sedangkan penggunaan lahan terkecil di

Desa Tinggarjaya digunakan untuk Sawah Tadah Hujan yaitu sebesar 3, 510 ha,

seperti yang ditunjukkan pada tabel 2.6


34

Tabel 2.6

Penggunaan Lahan di Desa Tinggarjaya

NO PENGGUNAAN LAHAN LUAS (Ha)


(1) (2) (3)

1. Tanah Sawah 598, 750

2. Sawah Irigasi Teknis 349, 755

3. Sawah Tadah Hujan 3, 510

4. Tanah Kering/Darat 89, 030

5. Permukiman 142, 185

6. Lain-lain (Jalan, Pemakaman, 14, 270


Lapangan, Sungai, dsb)

Sumber : http://tinggarjaya.jatilawangkec.banyumaskab.go.id, Tanggal 04 April

2017

Menurut Kantor Pertanahan Kabupaten Banyumas, Jumlah

penduduk Desa Tinggarjaya yang telah mendaftarkan tanahnya dan memperoleh

sertifikat hak atas tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten Banyumas tahun 2015

berjumlah 1.483 jiwa yang melalui proses rutin maupun Prona yang dilaksanakan

pada tahun 2015. Adapun jenis hak atas tanahnya bermacam-macam yaitu; Hak

Guna Bangunan, Hak Pakai, dan sebagian besarnya merupakan Hak Milik.
35

2.4 Profil Kantor Pertanahan Kabupaten Banyumas

2.4.1 Letak Gedung Kantor

Kantor Pertanahan Kabupaten Banyumas beralamat di Jl. Jenderal

Soedirman No. 356 Purwokerto – Jawa Tengah. Gedung Kantor Pertanahan

Kabupaten Banyumas dibangun pada tahun 1997 dari biaya APBN, berlantai 2

dan berdiri di atas tanah Hak Pakai No. 67 Kelurahan Kranji Kecamatan

Purwokerto Timur, dengan luas 1.930 m2. Bangunan Kantor Pertanahan

Kabupaten Banyumas terdiri dari Bangunan Permanen Gedung tempat kerja

Permanen 1 unit (2 lantai), Tempat Parkir Karyawan 2 unit (Parkir Motor dan

Mobil), Pos Keamanan 1 unit, Ruang Arsip dan Mushola 1 unit (2 lantai).

2.4.2 Motto, Visi – Misi, dan Agenda Kebijakan di Kantor Pertanahan

Kabupaten Banyumas

a. Motto

“Tanah Untuk Kesejahteraan Rakyat”

b. Visi

“Terwujudnya tertib pertanahan di Kabupaten Banyumas melalui

pelayanan yang profesional dan menjadi kantor pertanahan dari yang

baik.”
36

c. Misi

1. Mewujudkan pegawai kantor pertanahan yang professional;

2. Meningkatkan kualitas pelayanan pada masyarakat;

3. Meningkatkan suasana menjadi kantor yang ber “Tarif” (Transparan,

Akuntabel, Responsif, Independent, Fairness);

4. Meningkatkan Sinergitas dalam pemberdayaan masyarakat;

5. Mewujudkan komitmen bersama dalam penegakan hukum dalam

pelayanan setipikat.

d. Agenda Kebijakan

Untuk mencapai sasaran strategis yang ditetapkan, maka mengacu pada

visi dan misi BPN – RI 2007 – 2009 ditetapkan Sebelas Agenda Kebijakan

sebagai berikut :

1. Membangun kepercayaan masyarakat pada Badan Pertanahan Nasional

Republik Indonesia;

2. Meningkatkan pelayanan dan pelaksanaan pendaftaran tanah serta

sertifikasi tanah secara menyeluruh di Indonesia;

3. Memastikan penguatan hak-hak rakyat atas tanah;

4. Menyelesaikan persoalan pertanahan di daerah-daerah korban bencana

alam dan daerah-daerah konflik diseluruh tanah air;

5. Menangani dan menyelesaikan perkara, masalah, sengketa dan konflik

pertanahan secara sistematik;


37

6. Membangun Sistem Informasi dan Manajemen Pertanahan Nasional

(SIMTANAS) dan Sistem Pengamanan Dokumen Pertanahan di

Seluruh Indonesia;

7. Menangani masalah Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) serta

meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat.

8. Membangun database penguasaan dan pemilik tanah skala besar;

9. Melaksanakan secara konsisten semua peraturan perundang-undangan

pertanahan yang telah ditetapkan;

10. Menata kelembagaan BPN – RI;

11. Membangun dan memperbarui politik, hukum dan kebijakan

pertanahan.

2.4.3 Arti dan Makna Lambang Badan Pertanahan Nasional

Badan Pertanahan Nasional (BPN) adalah lembaga Non

Pemerintahan Departement yang berada dan bertanggung jawab pada

Kementrian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.

Badan Pertanahan Nasional mempunyai tugas melaksanakan tugas

pemerintah dibidangg pertanahan secara nasional, regional dan sektoral.

Gambar 2.3
Bentuk Lambang Kementrian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia
38

Lambang Badan Pertanahan Nasional adalah bentuk suatu kesatuan gambar dan

tulisan terdiri dari:

 Gambar 4 (empat) butir padi melambangkan Kemakmuran dan kesejahteraan.

Memaknai atau melambangkan 4 (empat) tujuan Penataan Pertanahan yang

akan dan telah dilakukan BPN RI yaitu kemakmuran, keadilan, kesejahteraan

sosial dan keberlanjutan.

 Gambar lingkaran bumi melambangkan sumber penghidupan manusia.

Melambangkan wadah atau area untuk berkarya bagi BPN RI yang

berhubungan langsung dengan unsur-unsur yang ada didalam bumi yang

meliputi tanah, air dan udara.


39

 Gambar sumbu melambangkan poros keseimbangan. 3 (tiga) Garis Lintang dan

3 (tiga) Garis Bujur Memaknai atau melambangkan pasal 33 ayat 3 UUD 45

yang mandasari lahirnya Undang-undang Pokok Agraria (UUPA) nomor 5

tahun 1960.

 Gambar 11(sebelas) bidang grafis bumi memaknai atau melambangkan 11

(Sebelas) agenda pertanahan yang akan dan telah dilakukan BPN RI. Bidang

pada sisi sebelah kiri melambangkan bidang bumi yang berada diluar

jangkauan wilayah kerja BPN RI.

 Warna Coklat melambangkan bumi, alam raya dan cerminan dapat dipercaya

dan teguh.

 Warna Kuning Emas melambangkan kehangatan, pencerahan, intelektual dan

kemakmuran.

 Warna Abu-abu melambangkan kebijaksanaan, kedewasaan serta keseimbangan.


40

2.4.4 Kedudukan, Tugas, dan Fungi Kantor Pertanahan Kabupaten

Banyumas

a. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2006 tentang Badan

Pertanahan Nasional (BPN) adalah Lembaga Non Departemen yang

berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden dan dipimpin

oleh Kepala Badan Pertanahan Nasional mempunyai tugas melaksanakan

tugas pemerintah dibidang pertanahan secara nasional, regional, dan

sektoral. Kantor Pertanahan merupakan instansi vertikal Badan Pertanahan

Nasional di Kabupaten/Kota yang berada dan bertanggung jawab kepada

Kepala Badan Pertanahan Nasional melalui Kepala Kantor Wilayah Badan

Pertanahan Nasional Propinsi, kantor Pertanahan dipimpin oleh seorang

Kepala. Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional

Republik Indonesia Nomor : 4 Tahun 2008 Kantor Pertanahan mempunyai

tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Badan Pertanahan Nasional

di Kabupaten / Kota yang bersangkutan.

b. Tugas Kantor Pertanahan Kabupaten Banyumas adalah melaksanakan

sebagian tugas dan fungsi Badan Pertanahan Nasional di Kabupaten / Kota

yang bersangkutan.

c. Dalam menjalankan tugasnya, Kantor Pertanahan mempunyai fungsi

sebagai berikut :

1. Penyusunan rencana, program dan penganggaran dalam rangka

pelaksanaan tugas pertanahan;

2. Pelayanan perijinan dan rekomendasi dibidang pertanahan;


41

3. Pelaksanaan Survei, pengukuran dan pemetaan dasar,

pengukuran dan pemetaan bidang, pembukuan tanah, pemetaan

tematik dan survey potensi tanah;

4. Pelaksanaan penggunaan tanah, landreform, konsolidasi tanah

dan penataan pertanahan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil,

perbatsand an wilayah tertentu;

5. Pengusulan dan pelaksanaan penetapan hak tanah, pendaftaran

hak tanah, pemeliharaan data pertanahan dan administrasi tanah

asset pemerintah;

6. Pelaksanaan pengendalian pertanahan, pengelolaan tanah

negara, tanah terlantar dan tanah kritis, peningkatan partisipasi

dan pemberdayaan masyarakat;

7. Penanganan konflik, sengketa dan perkara pertanahan;

8. Pengkoordinasian pemangku kepentingan penggunaan tanah;

9. Pengelolaan Sistem Informasi Manajemen Pertanahan Nasional

(SIMTANAS);

10. Pemberiaan penerangan dan informasi pertanahan kepada

masyarakat, pemerintah dan swasta;

11. Pengkoordinasian penelitian dan pengembangan;

12. Pengkoordinasian pengembangan sumberdaya manusia

pertanahan;
42

13. Pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan, sarana

dan prasarana, perundang-undangan serta pelayanan

pertanahan;

d. Susunan Organisasi Kantor Pertanahan Kabupaten Banyumas

1. Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Banyumas

2. SubBagian Tata Usaha

3. Seksi Survei, Pengukuran dan Pemetaan

4. Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan

5. Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan Masyarakat

6. Seksi Sengketa Konflik dan Perkara

Penjelasan :

1. Kepala Kantor Pertanahan mempunyai tugas :

(1) Memimpin Kantor Pertanahan Kabupaten Banyumas sesuai

dengan tugas dan fungsi Pertanahan Kabupaten Banyumas

agar berdaya guna dan berhasil.

(2) Menentukan kebijakan teknis pertanahan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(3) Membina dan melaksanakan kerjasama dibidang

pertanahan dengan Departement dan Lembaga Pemerintah

lain dengan baik.

2. Sub bagian Tata Usaha Subbagian

Tata Usaha terdiri dari:


43

a. Urusan Perencanaan dan Keuangan

Urusan Perencanaan dan Keuangan mempunyai

tugas menyiapkan penyusunan rencana, program dan

anggaran serta laporan akuntabilitas kinerja pemerintah,

keuangan dan penyiapan bahan evaluasi.

1. Menyampaikan saran-saran dan atau pertimbangan-

pertimbangan kepada Kepala Subbagian Tata Usaha

tentang tindakan yang perlu diambil dalam menyiapkan

penyusunan rencana, program dan anggaran serta

laporan akuntabilitas kinerja pemerintah, keuangan dan

penyiapan bahan evaluasi;

2. Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-

undangan, kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis

serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan

bidang tugasnya sebagai pedoman dan landasan kerja;

3. Membuat rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

oleh Urusan Perencanaan dan Keuangan sebagai

pedoman pelaksanaan tugas serta melaksanakan

monitoring pelaksanaannya;

4. Mempersiapkan bahan-bahan dalam rangka penyusunan

pedoman dan petunjuk teknis dalam menyiapkan

penyusunan rencana, program dan anggaran serta


44

laporan akuntabilitas kinerja pemerintah, keuangan dan

penyiapan bahan evaluasi;

5. Mengumpulkan, menghimpun dan mensistimatisasikan/

mengolah data dan informasi yang berhubungan dengan

menyiapkan penyusunan rencana, program dan

anggaran serta laporan akuntabilitas kinerja pemerintah,

keuangan dan penyiapan bahan evaluasi;

6. Menyiapkan bahan dalam rangka musyawarah

perencanaan pembangunan di tingkat kabupaten/kota;

7. Menyiapkan bahan penyusunan Rencana Kerja

Anggaran Kementerian Lembaga (RKAKL) Kantor

Pertanahan serta bahan-bahan pendukungnya (Term of

Reference/TOR dan Rincian Anggaran Belanja/RAB);

8. Menyiapkan pengantar pengiriman usulan RKAKL

Kantor Pertanahan ke Kanwil BPN;

9. Menerima Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

satuan kerja yang bersangkutan;

10. Menyiapkan konsep Petunjuk Opersional Kegiatan

(POK) untuk ditetapkan oleh Kuasa Pengguna

Anggaran (KPA) dan usulan revisi DIPA ke Kanwil

serta konsep revisi POK untuk ditetapkan oleh KPA dan

penetapan kinerja Kantor Pertanahan;


45

11. Menyiapkan konsep SK pengelola keuangan

(bendaharawan penerimaan, pengeluaran, penggunaan

nonDIPA, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK),

Pemegang Uang Muka (PUM), Pejabat Penguji dan

Perintah Pembayaran (P.4)/ Surat Perintah Membayar

(SPM), Pembuat Daftar Gaji (PDG) dan Atasan

Langsung pengguna non-DIPA) Kantor Pertanahan;

12. Menyiapkan tindak lanjut hasil pemeriksaan internal

dan eksternal (Inspektorat Utama, BPK dan BPKP); n.

menyiapkan daftar gaji, pembayaran gaji;

13. Menyiapkan usulan biaya pindah, mutasi dan pensiun

ke Kanwil BPN;

14. Menyiapkan dan memproses Surat Permintaan

Pembayaran (SPP) dan SPM;

15. Menyiapkan bahan penyusunan Sistem Akuntasi

Instansi (SAI);

16. Melaksanakan sistem akuntansi keuangan bedasarkan

target yang ditetapkan;

17. Menyampaikan laporan keuangan berkala Unit

Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran-Kantah

(UAPPA-K) dan Arsip Data Komputer (ADK) ke Unit

Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA);


46

18. Melakukan rekonsiliasi data realisasi anggaran Surat

Perintah Pencairan Dana (SP2D) dengan Kantor

b. Urusan Kepegawaian Umum

Urusan Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas

melakukan urusan surat menyurat, kepegawaian,

perlengkapan, rumah tangga, sarana dan prasarana,

koordinasi pelayanan pertanahan serta pengelolaan data dan

informasi.

1. Menyampaikan saran-saran dan atau pertimbangan-

pertimbangan kepada Kepala Subbagian Tata Usaha

tentang tindakan yang perlu diambil dalam

melakukan urusan surat menyurat, kepegawaian,

perlengkapan, rumah tangga, sarana dan prasarana,

koordinasi pelayanan pertanahan serta pengelolaan

data dan informasi;

2. Menghimpun dan mempelajari peraturan

perundang-undangan, kebijakan, pedoman dan

petunjuk teknis serta bahan-bahan lainnya yang

berhubungan dengan bidang tugasnya sebagai

pedoman dan landasan kerja;

3. Membuat rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

oleh Urusan Umum dan Kepegawaian sebagai


47

pedoman pelaksanaan tugas serta melaksanakan

monitoring pelaksanaannya;

4. Mempersiapkan bahan-bahan dalam rangka

penyusunan pedoman dan petunjuk teknis dalam

melakukan urusan surat menyurat, kepegawaian,

perlengkapan, rumah tangga, sarana dan prasarana,

koordinasi pelayanan pertanahan serta pengelolaan

data dan informasi;

5. Mengumpulkan, menghimpun dan

mensistimatisasikan/ mengolah data dan informasi

yang berhubungan dengan urusan surat menyurat,

kepegawaian, perlengkapan, rumah tangga, sarana

dan prasarana, koordinasi pelayanan pertanahan

serta pengelolaan data dan informasi pertanahan;

6. Mengumpulkan, menghimpun dan

mensistimatisasikan/ mengolah data dan informasi

pertanahan yang mencakup data pengukuran bidang

tanah, data potensi tanah, data penetapan hak atas

tanah, data pendaftaran tanah, data penguasaan,

pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah, data

landreform, data konsolidasi tanah, data pengolahan,

pengendalian dan pemberdayaan


48

masyarakat, data sengketa, konflik dan perkara

pertanahan serta warkah pertanahan;

7. Melakukan urusan administrasi kesejahteraan

pegawai, meliputi penyelesaian jaminan hari tua

(TASPEN), asuransi kesehatan, BAPPERTARUM;

8. Menyiapkan usulan formasi kebutuhan pegawai

dilingkungan Kantor Pertanahan untuk disampaikan

ke Kantor Wilayah BPN.

9. Menyiapkan usulan peserta calon tugas belajar

pendidikan dan latihan serta calon peserta ujian

dinas bagi pegawai dilingkungan Kantor Pertanahan

serta menyiapkan usulan rencana pengembangan

karier pegawai ke Kantor Wilayah BPN

10. Membuat daftar nominatif pegawai yang memenuhi

persyaratan untuk kenaikan pangkat dan

menyiapkan usulan kenaikan pangkatnya

3. Seksi Survei, Pengukuran dan Pemetaan

Seksi Survei, Pengukuran dan Pemetaan terdiri dari :

a. Subseksi Pengukuran dan Pemetaan

Subseksi Pengukuran dan Pemetaan mempunyai

tugas menyiapkan perapatan kerangka dasar orde-4,

penetapan batas bidang tanah dan pengukuran bidang

tanah, batas kawasan/wilayah, kerjasama teknis


49

surveyor berlisensi pembinaan surveyor berlisensi dan

memelihara peta pendaftaran, daftar tanah, peta bidang

tanah, surat ukur, gambar ukur dan daftar-daftar lainnya

di bidang pengukuran.

b. Subseksi Tematik dan Potensi Tanah

Subseksi Tematik dan Potensi Tanah mempunyai

tugas menyiapkan survei, pemetaan, pemeliharaan dan

pengembangan pemetaan tematik, survei potensi tanah,

pemeliharaan peralatan teknis komputerisasi dan

pembinaan pejabat penilai tanah.

4. Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah

a. Subseksi Penetapan Hak Tanah

Subseksi Penetapan Hak Tanah mempunyai tugas

menyiapkan pelaksanaan pemeriksaan, saran dan

pertimbangan mengenai penetapan hak milik, hak guna

bangunan dan hak pakai, perpanjangan jangka waktu,

pembaharuan hak, perijinan, peralihan hak atas tanah;

penetapan dan atau rekomendasi perpanjangan jangka

waktu pembayaran uang pemasukan dan atau pendaftaran

hak tanah perorangan

b. Subseksi Pengaturan Tanah Pemerintah

Subseksi Pengaturan Tanah Pemerintah mempunyai

tugas menyiapkan pelaksanaan pemeriksaan, saran dan


50

pertimbangan mengenai penetapan hak milik, hak guna

bangunan, hak pakai dan hak pengelolaan bagi instansi

pemerintah, badan hukum pemerintah, perpanjangan jangka

waktu, pembaharuan hak, perijinan, peralihan hak atas

tanah; rekomendasi pelepasan dan tukar-menukar tanah

pemerintah.

c. Subseksi Pendaftaran Hak

Subseksi Pendaftaran Hak mempunyai tugas

menyiapkan pelaksanaan pendaftaran hak atas tanah,

pengakuan dan penegasan konversi hak-hak lain, hak milik

atas satuan rumah susun, tanah hak pengelolaan, tanah

wakaf, data yuridis lainnya, data fisik bidang tanah, data

komputerisasi pelayanan pertanahan serta memelihara

daftar buku tanah, daftar nama, daftar hak atas tanah, dan

warkah serta daftar lainnya di bidang pendaftaran tanah.

d. Subseksi Peralihan, Pembebanan Hak dan PPAT

Subseksi Peralihan, Pembebanan Hak dan PPAT

mempunyai tugas menyiapkan pelaksanaan pendaftaran,

peralihan, pembebanan hak atas hak tanah, pembebanan

hak tanggungan dan bimbingan PPAT serta sarana daftar

isian di bidang pendaftaran tanah.


51

5. Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan

a. Subseksi Penatagunaan Tanah dan Kawasan Tertentu

Subseksi Penatagunaan Tanah dan Kawasan Tertentu

mempunyai tugas menyiapkan bahan penyusunan rencana

persediaan, peruntukan, pemeliharaan dan penggunaan

tanah, rencana penataan kawasan, pelaksanaan koordinasi,

monitoring dan evaluasi pemeliharaan tanah, perubahan

penggunaan dan pemanfaatan tanah pada setiap fungsi

kawasan/zoning, penerbitan pertimbangan teknis

penatagunaan tanah, penerbitan ijin perubahan penggunaan

tanah, penyusunan neraca penatagunaan tanah, penetapan

penggunaan dan pemanfaatan tanah, penyesuaian

penggunaan dan pemanfaatan tanah, serta melaksanakan

pengumpulan dan pengolahan dan pemeliharaan data

tekstual dan spasial, menyiapkan zonasi dan penataan

pemanfaatan zonasi serta penetapan pembatasan

penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan

tanah.

b. Subseksi Landreform dan Konsolidasi Tanah

Subseksi Landreform dan Konsolidasi Tanah

mempunyai tugas menyiapkan bahan usulan

penetapan/penegasan tanah menjadi obyek landreform;

penguasaan tanah-tanah obyek landreform; pemberian ijin


52

peralihan hak atas tanah dan ijin redistribusi tanah luasan

tertentu; usulan penerbitan surat keputusan redistribusi

tanah dan pengeluaran tanah dari obyek landreform;

monitoring dan evaluasi redistribusi tanah, ganti kerugian,

pemanfaatan tanah bersama dan penertiban administrasi

landreform serta fasilitasi bantuan keuangan/permodalan,

teknis dan pemasaran; usulan penegasan obyek penataan

tanah bersama untuk peremajaan permukiman kumuh,

daerah bencana dan daerah bekas konflik serta permukiman

kembali; penyediaan tanah dan pengelolaan sumbangan

tanah untuk pembangunan; pengembangan teknik dan

metode; promosi dan sosialisasi; pengorganisasian dan

pembimbingan masyarakat; kerja sama dan fasilitasi;

pengelolaan basis data dan informasi; monitoring dan

evaluasi serta koordinasi pelaksanaan konsolidasi tanah.

6. Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan

a. Subseksi Pengendalian Pertanahan

Subseksi Pengendalian Pertanahan mempunyai

tugas menyiapkan pengelolaan basis data, dan melakukan

inventarisasi dan identifikasi, penyusunan saran tindak dan

langkah penanganan, serta menyiapkan bahan koordinasi

usulan penertiban dan pendayagunaan dalam rangka

penegakan hak dan kewajiban pemegang hak atas tanah;


53

pemantauan, evaluasi, harmonisasi dan pensinergian

kebijakan dan program pertanahan dan sektoral dalam

pengelolaan tanah negara, penanganan tanah terlantar dan

tanah kritis

b. Subseksi Pemberdayaan Masyarakat

Subseksi Pemberdayaan Masyarakat mempunyai

tugas menyiapkan bahan inventarisasi potensi, asistensi,

fasilitasi dalam rangka penguatan penguasaan, dan

melaksanakan pembinaan partisipasi masyarakat, lembaga

masyarakat, mitra kerja teknis dalam pengelolaan

pertanahan, serta melakukan kerjasama pemberdayaan

dengan pemerintah kabupaten/kota, lembaga keuangan dan

dunia usaha, serta bimbingan dan pelaksanaan kerjasama

pemberdayaan.

7. Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara

a. Subseksi Sengketa dan Konflik Pertanahan

Subseksi Sengketa dan Konflik Pertanahan

mempunyai tugas menyiapkan pengkajian hukum, sosial,

budaya, ekonomi dan politik terhadap sengketa dan konflik

pertanahan, usulan rekomendasi pembatalan dan

penghentian hubungan hukum antara orang dan atau badan

hukum dengan tanah, pelaksanaan alternatif penyelesaian


54

sengketa melalui mediasi, fasilitasi, dan koordinasi

penanganan sengketa dan konflik.

b. Subseksi Perkara Pertanahan

Subseksi Perkara Pertanahan mempunyai tugas

menyiapkan penanganan dan penyelesaian perkara,

koordinasi penanganan perkara, usulan rekomendasi

pembatalan dan penghentian hubungan hukum antara orang

dan atau badan hukum dengan tanah sebagai pelaksanaan

putusan lembaga peradilan.

2.4.5 Tata Kerja

Tata Kerja Badan Pertanahan Nasional baik Kantor Wilayah Badan

Pertanahan Nasional, maupun Kantor Pertanahan Kabupaten / Kota diatur

dalam Pasal 56 Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik

Indonesia Nomor 4 Tahun 2006 dimana disebutkan bahwa di dalam

pelaksanaan tugas kesehariannya, semua unsur baik di lingkungan Kantor

Wilayah maupun Knator Pertanahan Kabupaten wajib menerapkan prinsip

koordinasi, integrasi dan sinkronasi baik dalam lingkungan Kantor

Wilayah maupun Kantor Pertanahan Kabupaten / Kota sendiri maupun

dalam hubungan antar instansi pemerintahan di daerah.

a. Setiap pemimpin suatu organisasi di lingkungan Kantor Wilayah Badan

Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan wajib melaksanakan sistem


55

pengendalian intern dilingkungan masing-masing yang memungkinkan

terlaksananya mekanisme uji silang.

b. Setiap pemimpin suatu organisasi dilingkungan Kantor Wilayah Badan

Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan bertanggung jawab

memimpin dan mengkoordinasikan bawahan masing-masing dan

memberikan pengarahan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan.

c. Setiap pemimpin suatu organisasi di lingkungan Kantor Wilayah Badan

Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan wajib mengikuti dan

mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab pada atasan masing-masing

serta menyampaikan laporan secara berkala tepat pada waktunya.

Anda mungkin juga menyukai