1. Analisis Lingkungan
P = Politik
Sosiolog dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Drajat Tri Kartono menjelaskan,
terdapat beberapa alasan mengapa masyarakat masih membuang sampah di sembarang
tempat. Bagi sebagian orang, sampah adalah sisa yang tidak memiliki nilai sehingga tidak
berguna dan tidak berarti bagi dirinya. Padahal, ada jenis-jenis sampah tertentu apabila diolah
dengan cermat dapat memiliki nilai ekonomi yang menguntungkan bagi masyarakat.
E = Ekonomi
Bisnis daur ulang sampah telah berlangsung sejak lama dan merupakan bisnis besar yang
dijalankan secara sistematis. Untuk menjadi pebisnis daur ulang plastik, seorang perlu
membangun sistem pengumpulan sampah yang baik, menjalin kerjasama dengan pemulung,
memiliki fasilitas pengolahan sampah, serta mengenal pangsa pasar produk daur ulang plastik
yang diproduksinya. Meskipun tetap menggunakan plastik sebagai bahan baku utama, bisnis
kreasi sampah plastik yang penulis tawarkan tidak sekompleks bisnis daur ulang plastik yang
bercorak industrial dan bisnis ini dapat dilakukan secara mandiri. Sebagai produk kreatif,
karya kreasi sampah plastik memiliki nilai komersial yang menjanjikan. Produk ini memiliki
daya jual yang dapat menghasilkan keuntungan bisnis kreasi sampah plastik dapat menjadi
salah satu gerakan pelatihan . Hal ini merupakan salah satu kekuatan produk yang dapat
dikomunikasikan pada konsumen. Proses produksi yang dilakukan melibatkan banyak pihak,
mulai dari warung kopi, penjahit, tenaga administratif, dan lain lain. Menjalankan bisnis
sampah plastik berarti menambah lapangan pekerjaan dan membuka kemungkinan
peningkatan kesejahteraan masyarakat
S = Sosial Budaya
Di negara Indonesia masih bergantung pada plastik lain halnya dengan negara jepang yang
sudah sadar akan bahaya plastik dan beralih pada kertas yang tidak mudah sobek, serta dapat
diolah dengan mudah. Pada akhirnya daur ulang sampah plastiklah yang harus kita lakukan.
Tidak hanya menyelamatkan lingkungan dari pemanasan global, tetapi juga dapat
mendatangkan keuntungan ekonomi.
T = Teknologi
Dengan pendekatan teknologi tepat guna, plastik punya manfaat luar biasa. Mulai dijadikan
bahan bakar, pupuk, hingga bisa dipakai sebagai campuran aspal. Tak heran, bagi mereka
yang berpikir visioner, juga mampu melihat sisi positif, plastik dapat diolah menjadi rupiah.
Sudah banyak contoh, sampah plastik asal dikelola dengan tepat, dapat dijadikan bisnis
dengan keuntungan menggiurkan. Di negara-negara maju, recycling rate-nya diatas 60
persen. Karena menggunakan teknologi. Contoh Amerika dan Eropa, setiap minggu
mengirimkan ribuan kontainer sampah plastik ke China untuk di daur ulang. Namun sekarang
China tutup pintu, karena juga kewalahan. China pun sadar mulai mengolah sampah plastik
dalam negeri agar memiliki nilai ekonomi.
2. Siapa Stakeholdernya?
Pada tahap ini, tentukan stakeholder siapa yang bisa dihubungi atau bekerjasama, bisa
mencakup sebagai sponsor, pemasok, profesional, manajer, kepala daerah, kepala Desa, dll.
Isi berdasarkan format berikut ini:
a. Stakeholder :
Rencana Komunikasi :
b. Stakeholder:
Rencana Komunikasi :
3. Analisis SWOT
Pada tahap ini, analisis kondisi lingkungan anda berdasarkan analisis SWOT berikut:
Strenght :
o Masyarakat sering membuat sampah sembarangan terutama sampah yang masih bisa
untuk didaur ulan kembali.
o Produk yang ingin di daur ulang mudah untuk didapatkan
o Produk dapat diolah menjadi berbagai kerajinan
Weakness :
o Banyak masyarakat dilingkungan tersebut yang kurang tertarik dalam mengolah
sampah bekas menjadi kerajinan
o Kurangnya modal untuk mengolah sampah bekas tersebut menjadi kerajinan yang
indah/bagus
Opportunities :
o Hasil produk nantinya akan memiliki daya jual yang tinggi
o Pemerintah mendukung pelatihan ini demi menjaga kebersihan lingkungan
o Sampah akan berkurang dan masyarakat tidak akan membuang sampah sembarangan
Treats :
o Kurangnya minat masyarakat untuk membeli karena lebih suka terhadap produk yang
bukan berdasarkan daur ulang
..................
Pekerjaan ..................
..................
KISI-KISI INSTRUMEN
Topik/ tema : mengelolah sampah plastik menjadi suatu kerajinan dalm meningkatkan
ekonomi masyarakat dan mengurangi pembuangan sampah.
Program Pelatihan : pengelolaan sampah plastik menjadi kerajinan
PEDOMAN OBSERVASI
PENGELOLAAN SAMPAH PLASTIK MENJADI BAHAN BAKAR MINYAK
Keterangan
Hasil Pengamatan Dokumentasi (Kondisi yang
No Aspek yang diamati ditemukan)
Tidak
Ada
Ada
Lingkungan SDA
1 Kondisi sungai, tidak Ada
tercemar sampah
2 Kondisi sungai, tidak Ada
berbau dan bewarna
3 Terdapat upaya Ada
masyarakat untuk
menjaga hutan
4 Terdapat peraturan Ada
setempat untuk
menjaga hutan
5 Terdapat sawah yang Ada
dikelola masyarakat
6 Sawah sudah tercemar Tidak ada
limbah
7 Upaya masyarakat Ada
menjaga agar sawah
tetap produktif
Lingkungan Non Ada
SDA
1 Terdapat industri Tidak ada
dilingkungan sekitar
masyarakat
2 Masyarakat sekitar Tidak ada
bekerja di industri
tersebut
3 Limbah industri Tidak ada
mencemari
lingkungan
4 Pengelolaan limbah Ada
plastik industri