Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MATA KULIAH

SATUAN OPERASI 2

Disusun Oleh:
Ramdhani Andriansyah Ahmad
19204133002

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-IHYA KUNINGAN
TAHUN 2020/2021
Jalan Mayasih No. 11 Cigugur Kuningan, Jawa Barat
A. Jenis Produk Pangan, Bahan, Fungsi dan Umur Simpan
1. Produk Susu (Ultra Milk)
Produk susu Ultra Milk merupakan salah satu produk susu cair segar berkualitas
tinggi yang mengandung keseimbangan nutrisi baik dari protein, karbohidrat,
vitamin, mineral seperti kalsium, magnesium dan fosfor. Susu segar ini
diproduksi dan disterilkan dalam proses Ultra High Temperature (UHT) dimana
bahan baku ini berupa susu dipanaskan dalam suhu tinggi mencapai 140oC
dalam waktu 4 detik, hal ini dilakukan untuk mengeliminasi seluruh bakteri
pathogen serta meminimalisir hilangnya kandungan nutrisi dan menjaga
kesegarannya.

Gambar 1. Produk Minuman Susu (Ultra Milk)

Produk minuman susu (Ultra Milk) dikemas dengan menggunakan jenis


kemasan karton tetra pak, yang terdiri dari 6 lapis pengemasan dari lapisan luar
hingga dalam denga urutan polietilen- kertas- polietilen- aluminium foil-
adhesive polymer-polietilen. Lapisan pengemasan tersebut memiliki fungsi
masing-masing diantaranya sebagai berikut:
1. Lapisan terluar polietilen memiliki fungsi untuk melindungsi dari
kelembaban luar serta melindungi cetakan;
2. Kertas yang memiliki fungsi untuk memberi stabilitas dan kekuatan dari
kemasan;
3. Jenis plastik polietilen yang memiliki fungsi sebagai lapisan perekat untuk
merekatkan alufo pada kertas;
4. Aluminium foil yang berfungsi untuk melindungi minuman dari oksigen,
melindungi rasa, aroma dan cahaya
5. Adhesive polymer yang berfungsi sebagai lapisan perekat dan barrier air;

2
6. Polietilen berfungsi sebagai sealing atau penyegelan atau untuk menutup
kotak dalam lingkungan bahan pangan cair.

Gambar 2. Jenis Lapisan Kemasan Susu Ultra Milk

Bahan utama kemasan karton Tetra Pak adalah kertas karton (berdasarkan berat,
rata-rata 70%), dibuat dari kertas yang dihasilkan dari serat kayu. Persentase
kertas sekitar 75%, polietilen 20% serta aluminium 5%. Kemasan tetra pak
memiliki sifat yang aman, awet serta tidak mereduksi nutrisi yang terkandung
dalam produk minuman/ makanan. Berdasarkan umur simpannya, produk susu
dengan jenis pengemasan karton tetra pak memiliki umur simpan maksimum 10
bulan dalam suhu kamar atau sekitar 25oC. Produk tersebut sebaiknya disimpan
dalam keadaan kering dan tempat yang sejuk. Serta apabila kemasan telah
dibuka maka produk perlu dihabiskan dalam waktu maksimal 7 hari.

2. Produk Minuman Berkarbonasi (Coca-Cola)

Coca-Cola merupakan produk minuman berkarbonasi yang diinjeksi dengan gas


CO2. Bahan utama yang terkandung dalam minuman Coca-Cola diantaranya
berupa air, gula, CO2 serta konsentrat, dimana konsentrat ini diimpor langsung
dari Coca-Cola Company. 

3
Gambar 3. Produk Minuman Berkarbonasi (Coca-Cola)

Coca-Cola memiliki jenis pengemasan dengan menggunakan kemasan bahan


plastik jenis PET (Poly Ethylene Terephthalate) yang masih setengah jadi
(preform) sehingga perlu adanya pengolahan preform hingga menjadi botol.
PET itu sendiri banyak digunakan sebagai (pelapisan), terutama untuk bagian
luar suatu kemasan sehingga kemasan memiliki daya tahan yang lebih baik
terhadap kikisan dan sobekan. PET juga digunakan sebagai kantong makanan
yang memerlukan perlindungan, seperti makanan beku dan permen.

Pada jenis bahan plastik PET (Poly Ethylene Terephthalate) ini biasanya pada
bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur ulang dengan angka 1 di
tengahnya dan tulisan PETE atau PET (Poly Ethylene Terephthalate). Dalam
hal tersebut menandakan bahwa botol dengan jenis bahan ini direkomendasikan
hanya sekali pakai, apalagi jika digunakan untuk menyimpan air hangat hingga
panas akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh
dan mengeluarkan zat karsinogenik yang dapat memicu terjadinya kanker.
Bahan dari jenis plastik PET ini dibuat dengan antimony trioksida yang
memiliki sifat:

 Tembus pandang, bersih dan jernih.


 Permeabilitas uap air dan gas sangat rendah.
 Memiliki sifat beradaptasi terhadap suhu tinggi (300°C) yang sangat baik.
 Tahan terhadap pelarut organic, seperti asam-asam dari buah-buahan,
sehingga dapat digunakan untuk mengemas produk sari buah.
 Tidak tahan terhadap asam kuat, fenol dan benzyl alkohol.
 Kuat, tidak mudah sobek. Botol plastik yang menggunakan PET mampu
menahan tekanan yang berasal dari minuman berkarbonat.

4
Gambar 4. Logo Jenis Bahan Plastik PET
(Poly Ethylene Terephthalate)

Fungsi dari jenis plastik ini biasanya cocok digunakan untuk kemasan botol
minuman, botol minuman, minyak goreng, selai peanut butter, kecap, sambal
dan traybiskuit. Berdasarkan hasil penelitian yang terdapat pada beberapa jurnal,
minuman berkarbonasi (Coca Cola) yang menggunakan bahan pengemas
dengan jenis bahan plastik PET (Poly Ethylene Terephthalate) ini mempunyai
barrier yang kurang bagus terhadap gas maupun uap air sehingga CO2 dapat
keluar yang mengakibatkan level karbonasi menjadi berkurang dan oksigen bisa
masuk seiring dengan waktu (Steen, at.al, 2006).

Bruterean dan Perju (2005) menyebutkan bahwa 30% kehilangan gas CO 2 pada
plastik PET terdisrtibusi melalui tutup botol (erat tidaknya penutup-capping-
pada saat proses pengisian) dan 60% melalui dinding botol. Sehingga
berdasarkan volume gas CO2, pendugaan waktu paruh produk yang dikemas
dengan menggunakan plastik PET pada suhu ruang 25oC memiliki waktu
penyimpana selama 104 hari atau 3,5 bulan.

3. Produk Makanan Mie Cup Instan (Pop Mie)

Produk makanan “Pop Mie” merupakan mie instan dalam bentuk kemasan
praktis berupa cup. Produk pangan berupa mie instan ini memiliki kandungan
lemak, karbohidrat, protein berupa serat pangan serta natrium dimana komposisi
bahannya terdiri dari tepung terigu, minyak sayur, tepung tapioka, garam,
pengemulsi dan pemantap nabati, pengatur keasaman, antioksidn (TBHQ), serta
pewarna (tatrazin).

5
Gambar 5. Produk Mie Instan Cup “Pop Mie”

Produk pop mie memiliki dua jenis pengemasan diantaranya menggunakan


styrofoam yang terbuat dari bahan polystyrene yang tidak mengandung CFC
(Chloro Fluoro Carbon) Kemasan polystyrene mempunyai sifat yang kaku,
mudah patah, buram, akan berubah bentuk pada suhu 95oC, serta mudah larut
dalam lemak maupun pelarut lain.
Dalam hal ini, fungsi styrofoam dalam pengemasan karena terdiri dari butiran-
butiran dengan tingkat kerapatan yang rendah, beratnya ringan, ada ruang antar
butiran berisi udara, tidak dapat menghantarkan panas sehingga dapat
membuatnya menjadi insulator panas yang baik. Selain itu, Styrofoam memiliki
sifat yang tidak mudah bocor serta ringan.

Gambar 5. Produk Mie Instan Cup “Pop Mie” Menggunakan Styrofoam

Selain itu, untuk saat ini jenis pengemasan produk pop mie sudah ada dalam
bentuk paper cup, dimana kemasan paper cup lebih cepat dan mudah
didegradasu oleh lingkungan karena jenis material paper yang mana merupakan
material biodegradable (secara biologis dapat terurai). Selain itu paper cup ini
juga dapat memperpanjang umur simpan produk karena memiliki karakteristik
yang lebih baik untuk melindungi produk yaitu memiliki pori-pori yang lebih
kecil dari ada styrofoam. Menurut Pujadi (2013), kemasan paper cup yang
digunakan sebagai kemasan cup noodle terdiri atas dua jenis material yaitu kraft

6
paper dan Low Density Polyethylene (LDPE). Umur simpan produk Pop Mie
yang menggunakan bahan paper ini memiliki umur simpan 8 bulan, sedangkan
produk Pop Mie yang menggunakan kemasan styrofoam hanya memiliki umur
simpan 6 bulan. Hal tersebut karena kemasan paper cup memiliki sifat tidak
mengalami perubahan bila terjadi perubahan kelembaban (RH) dan tahan
terhadap lemak, air dan tidak dapat ditumbuhi kapang. Dari karakteristik
tersebut yang membuat kemasan paper cup ini dapat membuat produk memiliki
umur simpan yang lebih panjang

Gambar 6. Produk Mie Instan Cup “Pop Mie” Menggunakan Paper Cup

7
DAFTAR PUSTAKA

Hariyadi, P. (2010). Sterilisasi UHT dan Pengemasan Antiseptik. In R. Werdhani, S.


Bardosono, R. Saogih, M. Astawan, & P. Hariyadi, Susu Sebagai Nutrisi
Pertumbuhan Anak (pp. 55-67). Bogor : Yayasan Penerbitan IDI.
Simanjuntak, B., Adawiyah, D., & Purnomo, E. (2016). Stabilitas Gas Karbondioksida
pda Minuman Berkarbonasi Selama Penyimpanan . ISSN 2355-5017, 45-49.
Sucipta, N., Suriasih, K., & Kencana, P. (2017). Pengemasan Pangan (Kajian
Pengemasan yang Aman, Nyaman, Efektif dan Efisien). Denpasar-Bali: Penerbit
Unud.

Anda mungkin juga menyukai