Anda di halaman 1dari 19

PERENCANAAN PARTISIPATIF – WEEK 4

z
Stakeholders dan
Konsep Pelibatan
Masyarakat
z

Pengertian

 Stakeholder dapat diartikan sebagai segenap pihak yang


terkait dengan isu dan permasalahan yang sedang diangkat.

 Misalnya bilamana isu perikanan, maka stakeholder dalam hal


ini adalah pihak-pihak yang terkait dengan isu perikanan, seperti
nelayan, masyarakat pesisir, pemilik kapal, anak buah kapal,
pedagang ikan, pengolah ikan, pembudidaya ikan, pemerintah,
pihak swasta di bidang perikanan, dan sebagainya.

 Stakeholder dalam hal ini dapat juga dinamakan pemangku


kepentingan.
z

Definisi

 Freeman (1984) yang mendefenisikan stakeholder sebagai kelompok


atau individu yang dapat memengaruhi dan atau dipengaruhi oleh suatu
pencapaian tujuan tertentu.

 Biset (1998) secara singkat mendefenisikan stekeholder merupakan


orang dengan suatu kepentingan atau perhatian pada permasalahan.

 Stakeholder ini sering diidentifikasi dengan suatu dasar tertentu


sebagimana dikemukakan Freeman (1984), yaitu dari segi kekuatan dan
kepentingan relatif stakeholder terhadap issu,

 Grimble and Wellard (1996), dari segi posisi penting dan pengaruh yang
dimiliki mereka.
z

Stakeholders Internal Dan Eksternal

 Pihak berkepentingan internal adalah orang dalam dari suatu


perusahaan, orang atau instansi yang secara langsung terlibat
dalam kegiatan perusahaan, seperti pemegang saham,
manajer, dan karyawan.

 Pihak berkepentingan eksternal adalah orang luar dari suatu


perusahaan, orang atau instansi yang tidak secara langsung
terlibat dalam kegiatan perusahaan, seperti para konsumen,
masyarakat, pemerintah, lingkungan hidup.
z

Kategori Stakeholder

 Berdasarkan kekuatan, posisi penting, dan pengaruh


stakeholder terhadap suatu issu stakeholder dapat
diketegorikan kedalam beberapa kelompok.

 ODA (1995) mengelompkkan stakeholder kedalam yaitu


stakeholder primer, sekunder dan stakeholder kunci .
z

Stakeholder Utama (Primer)

 Stakeholder utama merupakan stakeholder yang memiliki kaitan


kepentingan secara langsung dengan suatu kebijakan, program, dan
proyek. Mereka harus ditempatkan sebagai penentu utama dalam proses
pengambilan keputusan.
 Masyarakat dan tokoh masyarakat : Masyarakat yang terkait dengan proyek,
yakni masyarakat yang di identifkasi akan memperoleh manfaat dan yang akan
terkena dampak (kehilangan tanah dan kemungkinan kehilangan mata
pencaharian) dari proyek ini. Tokoh masyarakat : Anggota masyarakat yang
oleh masyarakat ditokohkan di wilayah itu sekaligus dianggap dapat mewakili
aspirasi masyarakat
 Pihak Manajer publik : lembaga/badan publik yang bertanggung jawab dalam
pengambilan dan implementasi suatu keputusan.
z
Stakeholder Pendukung (Sekunder)
 Stakeholder pendukung (sekunder) adalah stakeholder yang tidak memiliki kaitan
kepentingan secara langsung terhadap suatu kebijakan, program, dan proyek, tetapi
memiliki kepedulian (consern) dan keprihatinan sehingga mereka turut bersuara dan
berpengaruh terhadap sikap masyarakat dan keputusan legal pemerintah.
 Lembaga (Aparat) pemerintah dalam suatu wilayah tetapi tidak memiliki tanggung jawab langsung.

 Lembaga pemerintah yang terkait dengan issu tetapi tidak memiliki kewenangan secara langsung
dalam pengambilan keputusan.

 Lembaga swadaya Masyarakat (LSM) setempat : LSM yang bergerak di bidang yang bersesuai
dengan rencana, manfaat, dampak yang muncul yang memiliki “concern” (termasuk organisasi
massa yang terkait).

 Perguruan Tinggi: Kelompok akademisi ini memiliki pengaruh penting dalam pengambilan
keputusan pemerintah.

 Pengusaha(Badan usaha) yang terkait.


z

Stakeholder Kunci

 Stakeholder kunci merupakan stakeholder yang memiliki kewenangan


secara legal dalam hal pengambilan keputusan. Stakeholder kunci yang
dimaksud adalah unsur eksekutif sesuai levelnya, legisltif, dan instansi.
Misalnya, stekholder kunci untuk suatu keputusan untuk suatu proyek level
daerah kabupaten.
 Pemerintah Kabupaten
 DPR Kabupaten
 Dinas yang membawahi langsung proyek yang bersangkutan.
z
KATEGORI STAKEHOLDER DALAM
PEMBANGUNAN

 Stakeholder yang berwenang mengambil/ membuat kebijakan :


a. Eksekutif, seperti Bappenas, Kementerian PU
b. Legislatif, seperti DPR, DPRD I, DPRD II
c. Yudikatif

 Stakeholder yang terkena dampak dari kebijakan :


a. Orang per orang
b. Kelompok warga setempat
c. Warga sesuai dengan kelompok kegiatannya

3. Konsep peran serta/pelibatan masyarakat


• Stakeholder
z yang mengawasi kebijakan :
DPR, DPRD I dan DPRD II, LSM, Pers/Media
massa, Forum Warga, Partai Politik, Asosiasi
Profesi, Perguruan Tinggi.
• Stakeholder kelompok Interest dan Presure Group
yang terkait kebijakan :
Partai Politik, LSM, pengusaha, Forum Warga,
Asosiasi Profesi, Perguruan Tinggi, Kelompok
Mediasi.
• Stakeholder yang mempunyai kepentingan agar
kegiatan atau kebijakannya berjalan :
a. Presure Group
b. Kelompok Pendukung
KONSEP MASYARAKAT
z
 Opposite (partnernya) Pemerintah, jadi termasuk
Swasta dan Pers, bisa individu maupun kelompok
 Pada TK Nas-Lembaga/Asosiasi Nas, TK Prop-
Lembaga/Asosiasi Prop, TK Kab/Kot/Rinci –
Lembaga/Asosiasi Kab/Kot, Pokmasy, Individu
 Untuk lebih memahami keterhubungan antara
Pemerintah (fasilitator) dan Masyarakat (termasuk swasta
sebagai Pelaku Utama) dalam pembangunan perlu
diperkenalkan konsep stakeholder.

 Komponen stakeholder dalam pembangunan adalah:


 Pemerintah, PemProp, PemKab/PemKot
 Masyarakat
 Swasta (dan Pers –bisa masuk kategori
Masyarakat)
STAKEHOLDERS PEMBANGUNAN
z

SWASTA

MASYARAKAT
z KONSEP PELIBATAN MASYARAKAT

Mendorong masyarakat untuk menuntut hak dan


melakukan kewajibannya dengan cara menciptakan kondisi
yang kondusif untuk mewujudkan yang telah disepakati oleh
semua pihak (resources serta lingkungan yang sustain dan
lestari). Basis utama pendekatan ini adalah community
driven planning.

Konsep tersebut bisa dijabarkan kedalam prinsip-prinsip


dan tujuan peran/pelibatan masyarakat yang harus dijadikan
acuan dalam implementasinya.
z
PRINSIP PELIBATAN MASYARAKAT

 Menempatkan masyarakat sebagai pelaku yang menentukan dalam


proses penataan ruang.
 Memposisikan pemerintah sebagai fasilitator dalam proses penataan
ruang.
 Menghormati hak yang dimiliki masyarakat serta menghargai kearifan
lokal dan keberagaman sosial budayanya.
 Menjunjung tinggi keterbukaan dengan semangat tetap menegakkan
etika (Good Governance).
 Memperhatikan perkembangan teknologi dan profesional.
z
TUJUAN PELIBATAN MASYARAKAT
 Menumbuhkembangkan semangat akuntabilitas atau kesadaran
atas hak dan kewajiban masyarakat dan stakeholder lainnya dalam
memanfaatkan ruang sesuai dengan rencana tata ruang yang telah
ditetapkan.

 Meningkatkan kesadaran kepada pelaku pembangunan bahwa


masyarakat bukanlah obyek pemanfaatan ruang, tetapi justru
merekalah pelaku dan pemanfaat utama yang seharusnya terlibat
dari proses awal sampai akhir dalam memanfaatkan dan
mengendalikan ruang.

 Mendorong masyarakat dan civil society organization atau lembaga


swadaya masyarakat untuk lebih berperan dan terlibat dalam
memanfaatkan dan mengendalikan ruang.
3. KONSEP PERAN SERTA/ PELIBATAN
MASYARAKAT
z

KONSEP PERAN SERTA/PARTISIPASI - keikutsertaan

 hanya merupakan cara/metode untuk mencapai


tujuan.Yang penting adalah tujuannya sendiri (tujuan taru)

Pemerintah Masyarakat (dan swasta)


VS
(fasilitator) (Pelaku Utama)

Agar tujuan tercapai keputusan harus berada


ditangan pelaku utama
z

Jadi peran Pemerintah dalam pembangunan adalah menciptakan


kondisi (infrastruktur, environment, perundangan, kelembagaan dsb)

Lalu dimana posisi PENGENDALIAN-nya?


-seperti wasit, misal keluarkan KARTU KUNING, MERAH dsb (ini
tugas Pemerintah)

Apakah masyarakat SIAP?


Disinilah perlunya pemberdayaan pada sebagian besar masyarakat
saat ini
z 4. KENDALA UTAMA PERAN/
PELIBATAN MASYARAKAT

 Rendahnya pendidikan, pemahaman, kesadaran implementatif,


konsistensi, dan komitmen di kalangan masyarakat akan peran
(hak dan kewajiban) yang seharusnya dapat dilakukan.
 Kebijakan Pemerintah yang belum sepenuhnya berorientasi kepada
masyarakat dan belum tingginya kesungguhan Pemerintah dalam
mendukung dan mengalokasikan resources dalam perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan sehingga masyarakat tidak terlibat
langsung dalam pembangunan.
 Kurang terbukanya para pelaku pembangunan (masih adanya gap
feeling) dalam menyelenggarakan proses penataan ruang yang
menganggap masyarakat sekedar obyek pembangunan.
z KENDALA UTAMA PELIBATAN
MASYARAKAT
 Masih rendahnya upaya-upaya pemerintah dalam memberikan
informasi (sosialisasi dan kampanye publik) tentang akuntabilitas dari
program penataan ruang yang diselenggarakan sehingga masyarakat
merasa pembangunan yang dilaksanakan tidak memperhatikan
aspirasinya.

 Walaupun pengertian partisipasi masyarakat sudah menjadi


kepentingan bersama (common interest), akan tetapi dalam
prakteknya masih terdapat pemahaman yang tidak sama.

 Masih sedikitnya produk pengaturan yang mengacu paradigma yang


menempatkan komunitas sebagai subyek atau pelaku pembangunan.

Anda mungkin juga menyukai